Anda di halaman 1dari 19

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISITE

LAPORAN HOME VISITE DOKTER KELUARGA


Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Candi

No. RM:

Tanggal kunjungan pertama kali 13 april 2016


Nama pembina keluarga pertama kali : I Gede Bagus Arya maharta, S.ked.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga
Alamat lengkap

: Ny. T
: Perumahan Cabean Asri blok D 2 no 16 Candi Sidoarjo

Bentuk Keluarga

: Nuclear Family (keluarga inti)

Tabel. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No

Nama

Kedudukan

L/

dalam

keluarga
1
Ny. T
KK
P
Sumber : Data Primer, April 2016

Umur

Pendidikan Pekerjaan
Terakhir

55

SMP

Pasien

Ket

Klinik
Swasta

(Y/T)
T

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
Laporan ini diambil berdasarkan kasus dislipidemia yang berada di sekitar
wilayah kerja Puskesmas Candi, Kabupaten Sidoarjo. Dislipidemia merupakan suatu
gangguan keesehatan akibat kelainan lemak dalam darah. Pada dilipidemia terjadi
peningkatan LDL kolesterol dan trigliserida. Sebaliknya Peningkatan tersebut dapat
menimbulkan koroner jantung, gagal ginjal dan stroke. Oleh karena maka penting kiranya
bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermati faktor-faktor yang mempengaruhinya
untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi dislipidemia?
1.3 TUJUAN
1. Umum
Mengidentifikasi faktor faktor apa saja yang mempengaruhi Dislipidemia.
2. Khusus
Mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan fungsi
keluarga dan menyusun usulan penatalaksaannya secara holistik dan

komprehensif.
Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui genogram
Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan
Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial ekonomi, dan lain sebagainya)

1.4 MANFAAT
Manfaat dari home visit yang dilakukan adalah
1. Pasien dan keluarganya
Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan keluarganya.
2. Pelayanan kesehatan
Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien. Serta meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarganya.
3. Puskesmas
Menerapkan fungsi puskesmas sendiri dan menyusun usulan penatalaksaannya secara
holistik dan komprehensif.

BAB 2
HASIL KUNJUNGAN
2.1 Identifikasi Pasien
A. Identitas Pasien

Nama

Ny. T

Umur

57 tahun

Jenis kelamin

Perempuan

Pekerjaan

Swasta

Pendidikan

SD

Agama

Islam

Alamat

Perumahan Cabean Asri blok D 2 no 16 Candi Sidoarjo

Suku

Jawa

Tanggal periksa

13 April 2016

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
: Nyeri kedua lutut
2. Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien datang ke Puskesmas candi sidoarjo dengan keluhan nyeri pada
kedua lutut sejak sejak 1 hari yang lalu. Selain nyeri pasien juga mengeluh
bengkak pada kedua lutut. Nyeri dirasakan pada saat sehari setelah
mengkonsumsi kikil sapi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:

Sering pegal linu terutama pada saat mengkonsumsi makanan berlemak


Hipertensi (-)
Diabetes melitus (-)

5. Riwayat Kebiasaan

Kebiasaan makan makanan berlemak


Jarang berolah raga
Merokok (-)
Minum alkohol (-)

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan istri dari almarhum Tn. S, Pasien memili 3 orang anak.
1 anak laki-laki, 2 anak perempuan dan semuanya sudah berkeluarga . Pasien
sekarang hidup sendiri di daerah Sidoarjo seorang diri. Pasien bekerja sebagai
penjual mainan yang setiap harinya mengantar mainan ke daerah Surabaya.
Penghasilan rata-rata perharinya berkisar antara rp. 70.000 hingga 80.000

tergantung mainan yang terjual. Untuk membantu keuangan listrik dan air pasien,
pasien biasanya di bantu oleh anak laki-lakinya.
7. Riwayat Gizi
Pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak seperti santan, kikil, kulit
ayam dll. Biasanya setelah pasien mengkonsumsi makanan berlemak badan pasien
terasa pegal-pegal dan kesemutan terutama daerah lutut dan bahu. Pasien kurang
menyukai makanan seperti sayur dan buah-buahan sejak kecil. Pada saat ini
pasien memiliki berat badan 70 kg dengan tinggi badan 150 cm.
C. Pemeriksaan Fisik
Status presen :
Keadaan umum : cukup
- Kesadaran
: Compos mentis
- a/i/c/d
: -/-/-/- tensi
: 110/70 mmHg
- nadi
: 88 x/menit
- suhu
: 36,60C
- pernapasan
: 16 x/menit
- BB
: 70 kg
- TB
: 150 cm
- Status gizi
: Lebih

Kepala :
- bentuk : simetris
- tumor (-)
- rambut : bersih, hitam, tidak mudah rontok.
- Mata :
Conjunctiva : anemis (-)
Sklera
: ikterus (-)
Pupil
: bulat (+), isokor (+)
- Telinga dan hidung : dalam batas normal
- Mulut :
Gigi sakit (-)
Lidah tumor (-)
Hipersalivasi (-)
- Struma : (-)
- Bendungan vena (-)
Thorax
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor
:
I
: ictus cordis tak tampak
P
: ictus cordis tak kuat angkat

: batas kiri atas : SIC II 1cm lateral LPSS,

batas kanan atas: SIC II LPSD, batas kiri bawah :


SIC V 1 cm lateral LMCS, batas kanan bawah :
SIC IV LPSD (batas jantung kesan tidak melebar)
A
: BJ III intensitas normal, regular, bising
-

(-)
Statis (depan dan belakang)
I
: pengembangan dada

Pulmo :

kanan

sama

dengan kiri
P
: fremitus raba kiri sama dengan kanan
P
: sonor/sonor
A
: suara dasar vesikuler (+/+)
Dinamis (depan dan belakang)
I
: pergerakan dada kanan sama dengan
kiri
P
P
A

: fremitus raba kiri sama dengan kanan


: sonor/sonor
: suara dasar vesikuler (+/+)

Abdomen
I
: dinding perut sejajar dengan dinding dada,venektasi (-)
P
: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P
: timpani seluruh lapang perut
A
: peristaltik (+) normal
Ekstremitas
:
- Edem Lutut :+/+
- Nyeri tekan lutut: +/+
- Akral hangat : +/+
D. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif

: dalam batas normal

Fungsi Sensorik

: dalam batas normal

Fungsi motorik

SDE SDE

RF

RP

E. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan
: sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran
: kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek
: appropriate

Psikomotor
: normoaktif
Proses pikir : bentuk : realistic
isi
: waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)
arus
: koheren
Insight
: baik
F. Pemeriksaan Penunjang
Kholesterol
: 262
HDL
: 62
LDL
: 140
Trigliserida
: 155
Uric Acid
: 8,78
G. Diagnosa
Dislipidemia
H. Penatalaksanaan

Non medikamentosa
a. Terapi Nutrisi Medis
Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi
makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa
sering keduanya dimakan. Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk
menilai asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang biasanya
membutuhkan bantuan ahli gizi .Asupan karbohidrat, alkohol dan lemak perlu
dikurangi pada pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi (Anwar, 2004).
Aktivitas Fisik
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan
kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan
sensitivitas dan meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan
LDL, dan menurunkan berat badan (Azwar, 2004).
Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap :
1. Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit
2. Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung
maksimal ( 220 - umur ) selama 20-30 menit .
3. Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan - lahan, selama
5-10 menit. Frekuensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama latihan
seperti diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/ minggu dengan lama
latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik.
Pada prinsipnya pasien dianjurkan melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan
kondisi dan kemampuan pasien agar aktivitas ini berlangsung terus-menerus

(Anwar, 2004).
Medikamentosa

Setelah 6 minggu terapi non farmakologis, dilakukan evaluasi ulang. Bila


belum mencapai kadar kolesterol LDL sasaran yang diharapkan, perlu
ditingkatkan/intensifikasi terapi non-farmakologis. Disamping itu, tentu harus
dicari pula penyebab dislipidemia sekunder. Bila 6 minggu berikutnya kadar
kolesterol LDL masih belum mencapai sasaran, ditambahkan terapi
farmakologis dengan tetap melanjutkan terapi non-farmakologis.

Saat

ini

didapat beberapa golongan obat yaitu golongan resin, asam nikotinat, golongan
statin, derivat asam fibrat, ezetimibe, dan lain-lain namun obat lini pertama
yang danjurkan oleh NCEP-ATP III adalah HMG-CoA reductase inhibitor
(Azwar, 2004). Apabila ditemukan kadar trigliserida >400mg/dl maka
pengobatan dimulai dengan golongan asam fibrat untuk menurunkan
trigliserida. Menurut kesepakatan kadar kolesterol LDL merupakan sasaran
utama pencegahan penyakit arteri koroner sehingga ketika telah didapatkan
kadar trigliserida yang menurun namun kadar kolesterol LDL belum mencapai
sasaran maka HMG-CoA reductase inhibitor akan dikombinasikan dengan
asam fibrat. Selain itu, terdapat obat kombinasi dalam satu tablet (Niaspan
yang merupakan kombinasi lovastatin dan asam nikotinik) yang jauh lebih
efektif dibandingkan dengan lovastatin atau asam nikotinik sendiri dalam dosis
tinggi (Anwar, 2004).
Kategori
Resiko

Target
LDL

PJK
atau
yang
disamakn
PJK
Faktor resiko
2
Faktor resiko
0-1

< 100

Kadar LDL
untuk mulai
PGH
100

< 130

130

< 160

160

Kadar LDL untuk mulai terapi


farmakologis
130
(100-129 pemberian obat opsional)
10 tahun risiko 10-20% : 130
10 tahun risiko <10% : >160
190
(160-189 pemberian obat
opsional)

Terapi hiperkolesterolemia untuk pencegahan primer, dimulai dengan statin


atau sekuestran asam empedu atau nicotic acid. Pemantauan profil lipid
dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah tercapai, pemantauan dilanjutkan

setiap 4-6 bulan. Bila setelah 6 minggu terapi target belum tercapai,
intensifkan/naikkan dosis statin atau kombinasi dengan yang lain (PDT, 2009).

KLASIFIKASI OBAT-OBAT HIPOLIPIDEMIK


Penghambat
HMGCoA
Reduktase

Sekueastra
n Asam
Empedu

Asam
Nikotinat

Asam
Fibrat

Simvastatin
Lovastatin
Pravastatin
Fluvastatin
Atorvastatin
Rosuvastatin

Kolestiramin
Kolestipol

Asam
Nikotinat

Bezafibrat
Fenofibrat
Gemfibrozil

Penghamb
at
Absorpsi
Kolesterol
Ezetimibe

2.2 Apgar Score


A. Adaptation
Selama ini dalam menghadapi masalah Ny. T sering berkomunikasi dengan anak
laki-lakinya. Ny. T jarang memeriksakan keluhannya ke dokter kecuali sakit yang
diderita Ny. T terlalu berat. Biasanya Ny. T membeli obat-obat sendiri di warung.
B. Partnership
Anak laki-lakinya sangat membantu Ny. T dalam memeriksakan penyakitnya.
Biasanya jika Ny. T sakit ringan anak laki-lakinya akan membantu Ny. T.
C. Growth
Ny. T tidak merasa terganggu maupun terbebani dengan keluhannya saat ini. Ny. T
tetap beraktivitas seperti biasa. Ny. T tetap bekerja setiap harinya.
D. Affection
Ny.T merasa hubungannya dengan keluarga maupun tetangga sangat baik. Sehingga
Ny.T merasa mendapatkan support untuk memeriksakan penyakitnya kedokter.
E. Resolve
Ny.T merasa sangat diperhatikan oleh anak laki-lakinya.

APGAR Ny. T Terhadap Keluarga

Sering Kadang
/selalu -kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan


saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya


untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan


merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama


Total poin 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik

Jarang/tidak

APGAR An. T Terhadap Keluarga

Sering Kadang Jarang/tidak


/selalu -kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan


saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya


untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan


merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama


Total poin 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Total poin APGAR keseluruhan dari keluarga Tn.A adalah 18, sehingga rata-rata APGAR
dari keluarga adalah 9 yang menunjukkan hubungan keluarga pasien dalam keadaan baik.
2.3 SCREEM
SUMBER
Sosial
Cultural

PATHOLOGY
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga dan
juga masyarakat
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini

KET
+
+

Religius
Ekonomi

Edukasi
Medical

dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam


keluarga maupun di lingkungan.Menggunakan bahasa
jawa, tata krama dan kesopanan santun
Pasien menganut Agama Islam, pasien dan keluarganya
mengaku taat dalam menjalankan Sholat .
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah, tapi
semua kebutuhan primer keluarga masih dapat dipenuhi
dengan mengirit sehingga kebutuhan nutrisi pasien kadang
belum terpenuhi
Tingkat pendidikan keluarga kurang,
Jika salah satu dari anggota keluarga sakit biasanya
mereka pergi kepuskesmas. Keluarga jarang pergi ke
praktek umum, akan tetapi sejauh ini hanya pasien saja
yang pernah berobat ke puskesmas, anggota keluarga lain
belum pernah sakit sampai harus ke puskesmas.

+
-

2.4 Genogram
Alamat lengkap

: Perumahan Cabean Asri blok D 2 no 16 Candi Sidoarjo

Bentuk keluarga : Nuclear family


Diagram 1. Genogram Keluarga An. Ny.K

Tn. S

Ny. T

Tn. J

Tn. S

Ny. S

Keterangan:
Tn. S : suami pasien
Ny. T : pasien
Tn. J

: anak pasien yang pertama

Tn. S : anak pasien yang kedua


Ny. S : anak pasien yang ketiga

2.5 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


A. Faktor Pelayanan Kesehatan
Menurut pasien, pasien belum pernah mendapat penyuluhan tentang dislipidemia.
mengenai apa itu yang dimaksud dengan dislipidemia, faktor-faktor penyebab dan
penanganannya.

B. Perilaku pasien
1. Faktor Perilaku Keluarga
Pasien adalah seorang wanita tinggal di rumah seorang diri. Pendidikan teakhir
penderita adalah SD dan setamat SD pasien bekerja bersama orang tua untuk berjualan.
Kemudian beberapa tahun kemudian pasien menikah, lalu hingga sekarang hanya bekerja
sebagai penjual mainan. Pekerjaannya hanya mengantar mainan kedaerah surabaya untuk di
jual. Karena sibuk bekerja, pasien terkadang sering merasa kelelahan dan sering makan
makanan berlemak. Pasien memang sangat menyukai makanan berlemak dan jarang
makan sayur dan buah-buahan. Pasien jarang berolahraga, keseharian pasien hanya
mengendari motor. Pasien belum mengetahui apa penyebab dari badannya sering pegalpegal dan kesemutan hingga akhirnya pasien merasa nyeri dan bengkak pada kedua
lututnya.
Menurut pasien yang dimaksud sehat adalah keadaan terbebas dari sakit, yaitu
yang menghalangi aktivitas sehari-hari. Pasien juga menyadari bahwa kesehatan sangat
penting untuk dirinya sendiri. Pasien meyakini bahwa penyakit yang dideritanya adalah
penyakit yang gawat karena penderita tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti
halnya berjalan.
Pasien menjaga kebersihan lingkungan rumahnya agar tetap bersih. Pasien
sudah memiliki fasilitas jamban di kamar mandinya. Sedangkan untuk melakukan
kegiatan mencuci dan mandi pasien menggunakan air dari pompa air yang ada di rumah.
2. Faktor Non Perilaku
Dilihat dari segi ekonomi pasien ini termasuk menengah kebawah, terlebih
kondisi rumah yang kurang sehat. Dimana tiap ruangan rumah dan kamar tidur belum
dikeramik, kamar tidur yang sempit namun cukup tertata rapi, ventilasi dan penerangan
sudah cukup, dan kamar mandi yang cukup bersih. Walaupun pasien ini sangat tahu
artinya kesehatan tapi jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai maka
kesehatan itu sendiri mungkin tidak dapat tercapai dengan sempurna.
C. Faktor Lingkungan Pasien
1. Gambaran Lingkungan
Pasien tinggal di sebuiah rumah yang memiliki ukuran 4x6 meter. Rumah ini
memiliki ruang tamu, 2 kamar tidur, sebuah kamar yang digunakan untuk menjemur
baju, 1 kamar mandi dan ruangan untuk dapur.

Lantai rumah terbuat dari semen.Ventilasi dan penerangan rumah kurang. Setiap
kamar tidur terdapat 1 jendela berukuran 60 cm x 30 cm. Atap tersusun dari genteng dan
tertutup langit-langit. Dinding rumah terbuat dari batako. Sumber air untuk kebutuhan
sehari-hari pasien menggunakan pompa air untuk keperluan mencuci dan mandi, serta
menggunakan air yang dimasak untuk keperluan air minum dan memasak.
Belakang, samping kiri dan samping rumah pasien adalah rumah tetangga
pasien, sedangkan depan rumah pasien adalah sawah hijau. Jika ingin ke rumah pasien
kendaraan bisa ditaruh didepan rumah pasien. Secara keseluruhan kebersihan rumah
masih kurang, namun dari segi penataan rumah cukup rapi. Sehari-hari pasien memasak
menggunakan kompor gas.
2. Denah Rumah

kamar
mandi
kamar tidur pasien

dap
ur
kamar tidur
tambahan

ruang
jemuran

pintu masuk

2.6 Diagram Permasalahan Pasien


(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktorfaktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Faktor Genetik:
tidak ada hubungan
Faktor Pelayanan
Kesehatan:
- Pengetahuan pasien yang
kurang
mengenai
Dislipidemia
- penyuluhan
tentang
Dislipidemia

Pasien Ny. T

Faktor Perilaku:
- Suka
makan
berlemak
- Jarang
berolahraga

Faktor Lingkungan:
- Ekonomi yang kurang

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Permasalahan yang ditemukan
1. Masalah aktif :
a. Dislipidemia
Penyelesaian :
Pemberian simvastatin 1x 20mg malam
Pemberian allupurinol 1x100mg malam
Pasien harus melakukan pola makan sehat, 4 sehat 5 sempurna
Pasien harus mengurangi makanan berlemak
Pasien berperilaku hidup sehat.
Pasien harus rajin berolah raga.
2. Faktor resiko :
a. Ekonomi yang kurang
Penyelesaian :
Membuka usaha di rumah seperti warung, untuk biaya tambahan
b. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai dislipidemia
Penyelesaian :
Pasien diberi penyuluhan mengenai dislipidemia. Mulai dari pengertian, faktor
resiko dan komplikasi yang terjadi.
c. Penyuluhan tentang dislipidemia yang kurang
Penyelesian :
Pemerintah setempat memberikan penyuluhan tentang dilipidemia.
d. Suka makan makanan berlemak
Penyelesaian :
Mulai membiasakan diri untuk membatasi makanan berlemak
e. Jarang berolahraga
Penyelesaian :
Pasien harus lebih sering berolah raga
3.2 Intervensi dalam bentuk Giant Charrt
Tabel Prioritas Jalan Keluar
No

Masalah

Efektivitas

Efesiensi

Hasil

1.
2.

3.
4.
5.

Suka
makan
makanan berlemak
Pengetahuan
pasien yang kurang
mengenai
dislipidemia
penyuluhan tentang
dislipidemia
Ekonomi
yang
kurang
Jarang berolah raga

33,3

30

18

24

P=

Keterangan :
P
: Prioritas jalan keluar
M
: Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan
I
V
C

(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)


: Implementasi, kelanggengan selesainya masalah
: Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
: Cost, biaya yang diperlukan

Rencana Kegiatan Penyuluhan Mengenai Dislipidemia


No.

Kegiatan

Sasaran

Target

Pembentukan
Tim

Terbentuknya
panitia
penyuluhan
Dislipidemi
a

Penyusunan

Perawat,
dokter
umum,
dokter
spesialis
gizi
Panitia
kegiatan

Pelaksanaan

Ibu dan
bapak
beserta
muda

Meningkatka 60 menit
n
pengetahuan
bapak
dan

Penetapan
penyusunan
kegiatan
penyuluhan
Dislipidemi
a

Volume
Kegiatan
60 menit

Rincian
Lokasi
Kegiatan
Pelaksanaan
- Pembentukan Puskesmas
panitia
Candi
- Perencanaan
jenis
kegiatan

Tenaga
Pelaksanaan
Kepala
puskesmas,
staff
puskesmas
terkait

60 menit

- Perencanaan
anggaran
- Perencanaan
rincian
kegiatan

Puskesmas
Candi

Kepala
puskesmas,
panitia
kegiatan

- Pembagian
souvenir
kegiatan
- Penyuluhan

Balai desa

Dokter
pelaksana,
perawat,
panitia

Jadw
al

Kebutuhan
Pelaksanaan
- Papan tulis
- Spidol
- Buku kegiatan
- Pulpen

- Papan tulis
- Spidol
- Buku kegiatan
- Pulpen
- Data anggaran
puskesmas
- Power
point
tentang kegiatan
penyuluhan
dislipidemia
- Power
point
tentang kegiatan
penyuluhan
Dislipidemia

Evaluasi

mudi di
sekitar
wilayah
kerja
Puskesm
as candi
Kepala
puskesm
as,
panitia
kegiatan,
staff
terkait

ibu beserta
muda mudi
mengenai
dislipidemia
dan faktorfaktornya
Tercapainya
60 menit
kegiatan
penyuluhan
Dislipidemi
a

mengenai
Dislipidemi
a

- Evaluasi
kegiatan
penyuluhan
Dislipidemi
a
- Penentuan
anggaran
akhir
- Penentuan
kelanjutan
kegiatan
- Makan sehat
bersama

Puskesmas
candi

pelaksana

- Materi
mengenai
Dislipidemia
- Souvenir

Panitia
kegiatan

- Papan tulis
- Spidol
- Pulpen
- Buku kegiatan
- Data anggaran
kegiatan
- Data anggaran
puskesmas
- Catering
makanan rendah
lemak

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
2.1 Kesimpulan
1. Segi Biologis:
-

Ny T 57 tahun, dengan dislipidemia.

Riwayat kebiasaan suka makanan berlemak dan jarang olah raga

Status gizi Ny T lebih

Rumah dan lingkungan sekitar NY. T cukup sehat

2. Segi Psikologis:
-

Hubungan antara anggota keluarga terjalin dengan baik, begitu pula hubungan
dengan masyarakat.

Pengetahuan akan resiko makan makanan berlemak masih kurang

Pengetahuan mengenai dislipidemia masih kurang

3. Segi Sosial atau Ekonomi :


-

Problem ekonomi tidak menjadi kendala pada pasien ini, walaupun pasien tidak
mengukuti program pemerintah (BPJS) tapi pasien sudah memiliki uang simpanan
dan uang bantuan dari anak- anaknya

4. Segi fisik:
-

Lingkungan rumah pasien tidak padat


Kondisi rumah pasien dengan ventilasi dan penerangan yang kurang belum
memenuhi kriteria rumah sehat

4.2 SARAN
Harus meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas petugas kesehatan untuk melakukan
kunjungan rumah pasien agar proses pelayanan kesehatan dapat berlangsung lebih
baik dan lancar.
Sosialisasi tentang pelaksanaan kunjungan rumah kepada petugas kesehatan dan
masyarakat harus lebih ditingkatkan agar tercapai pelaksanaan pelayanan yang
holistik.
Saran untuk Dinas Kesehatan Sidoarjo agar menambah alokasi dana untuk programprogram puskesmas yang masuk dalam prioritas.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Bahri. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan :
FK USU.
PDT. 2009. Standar Pelayanan Medis RSUD AW Sjahrannie SMF IPD. Samarinda : RSUD
AW Sjahrannie SMF IPD.

Anda mungkin juga menyukai