Anda di halaman 1dari 85

Infeksi Menular

Seksual
Minor

Viral

Bakterial

Herpes genitalis

NSU / NSGI

Kondiloma akuminatum

Bakterial Vaginosis

Hepatitis A&B
AIDS

Etiologi
IMS Minor
Infestasi Parasit
Pedikulosis pubis

Jamur
Kandidiasis vulvovaginalis
Tinea kruris

Skabies

Protozoa
Trikomoniasis

Discharge uretra
Uretritis GO

NSGI
Bakterial Vaginosis
Trikomoniasis
KVV
Servisitis GO

Fluor Albus

NSU

Ulkus Genital

Ulkus durum S I
Ulkus Mole
LGV
Granuloma inguinale
Ulkus herpes genitalis

Bubo Inguinal

Sifilis
Ulkus Mole
LGV
Granuloma inguinale
Herpes genitalis

Sindrom IMS
Pembengkakan Skrotum
Uretritis GO
Inf klamidia

Tumor Genital
Nyeri Perut Bag Bwh ()
Servisitis GO
Inf klamidia

Kondiloma akuminatum Konjungtivitis neonaturum


Moluskum kontagiosum
Kondiloma lata
GO
Inf klamidia

Herpes Genitalis
Definisi :
- infeksi akut pada genitalia karena virus herpes simpleks
- gejala khas vesikel berkelompok dg dasar eritem dan rekuren
Etiologi :
- Virus herpes hominis tipe I atau tipe II (HSV-1/ HSV-2)
- HSV-2 >>
Epidemiologi :
- Kosmopolitan
- Insidens : =

Gambaran Klinis :
Infeksi primer
> lama ( 3 minggu )
> berat
Bisa asimtomatik ( 50 70 % )
Gejala sistemik (+)
Masa inkubasi 3 7 hari
GK : rasa terbakar, lesi awal mukokutan, nyeri
Lesi kulit : vesikel berkelompok, dasar eritem, vesikel mudah
pecah erosi multipel
Pembesaran kelenjar getah bening ( + )
Lesi pada uretra disuria retensi urine

Infeksi laten
- Gejala klinis ( - )
- Pada ganglion dorsalis

Infeksi rekuren
- 7 10 hari
- Gejala lebih ringan
- Gejala klinis bisa ( + ) / ( - )

Lokasi lesi :
- preputium, glans penis, batang penis, uretra, anal,
skrotum
- labia mayor, minor, klitoris, introitus vagina, serviks

Komplikasi :

Infeksi sekunder
Retensi urin
Inf sistemik : pada neonatus, meningitis, ensefalitis
Gelisah, depresi
Ca serviks

HG Primer. Tampak vesikel bergerombol dg dsr kulit yg eritem. Ulkus dangkal


akibat erosi vesikel. Penderita biasanya mengeluh sgt nyeri, rasa terbakar, disuria.

Pemeriksaan pembantu :
Tes Tzanck
Biakan jaringan sulit
Deteksi Ag : Elisa, imunoperoksidase
Deteksi Ab : IgM / IgG anti HSV-2; Elisa
IgM (+); IgG (-) Inf primer
IgM (-); IgG(+) sdh pernah terinfeksi; subklinis
IgM (+); IgG (+) eksaserbasi / rekuren

Penentuan DNA virus : PCR


Pemeriksaan Ab monoklonal dari kerokan lesi (mikroskop
elektron indirek)

Terapi (MMWR 2006)


1. Tx Spesifik
a. Lesi Primer

Infeksi berat rawat asiklovir 5-10 mg/kg BB/8 jam IV ( 27hr / klinis membaik) diteruskan asiklovir oral 3 x 400mg/hr
atau 5 x 200mg hingga hr ke-10 total tx.
Infeksi primer asiklovir 5 x 200 mg atau 3 x 400mg (7-10hr)

b. Lesi Rekuren

Asiklovir 5 x 200mg / 3 x 400mg (5 hari)


Srg timbul (~>6x/th) Tx supresif kronik
asiklovir 2 x 400mg sampai 1 tahun

2. Pengobatan non spesifik


-

Rasa nyeri analgetik


Hindari pakaian ketat
Psikoterapi
Mengeringkan lesi, cegah inf.IIer povidon iodin topikal,
kotrimoksazol oral

3. Pencegahan
-

Kondom
Abstinensia
Hindari faktor pencetus

Prognosis :
- Infeksi primer dini yang segera diobati
prognosis baik
- Infeksi rekuren hanya dapat dibatasi
frekuensi kekambuhannya

NSU / NSGI

Definisi :
infeksi uretra lab sederhana etio ??
dpt ditemukan pd - ( NSGI :
Non Spesifik Genital Infection )
Etiologi :
- Chlamydia trachomatis (L.IV-L.V) : 30 50 %
- Ureaplasma urealyticum
: 30 50 %
- Tidak diketahui
: 20 %

Gejala klinis :
- Masa inkubasi 1 5 minggu
- Sekret pada uretra : jernih sedikit keruh,
sering pagi hari
- Disuria : pada pangkal muara uretra
- Gatal : sepanjang saluran uretra
- Polakisuria
- Gejala sistemik : demam, nyeri kelenjar
inguinal

Komplikasi : inf asenderen


Pd
Epididimitis
Prostatitis
Proktitis
Striktur uretra

Pd
Servisitis
Endometritis
Salfingitis
Oovoritis
Striktur salfing

Infertilitas

Laboratorium :
- Tak ditemukan T. vaginalis & C. albicans (pada
preparat basah)
- Tak ditemukan diplococcus gonore (pada
pemeriksaan gram)
- Kultur GO, T. vaginalis, C. albicans : ( - )

Kriteria uretritis :
a. Sekret uretra (pengecatan gram)
~ leukosit PMN > 5 dg pembesaran 1000x
b. Sedimen urin
~ Leukosit PMN >15 dg pembesaran 400x

Diagnosis :
GK
Lab menyingkirkan etio lain : Gram, native, KOH

Pengobatan :
Azitromisin 1g SD
Doksisiklin : 2 x 100 mg/ hr ( 7 hari )
Tetrasiklin : 4 x 500 mg/hr ( 7 hari )
Eritromisin basa : 4 x 500 mg/hr ( 7 hari )

Pencegahan :
- Selama pengobatan jangan hub. sexual
- Pengobatan terhadap mitra sexual

Trikomoniasis

Definisi :
Infeksi protozoa T. vaginalis,
Penularan : hub. sexual
Menyerang traktus UG distal -

Epidemiologi :
- Jarang pada soial ekonomi tinggi
- >> usia seksual aktif ( 16-35 thn )
- >

Gamb. klinik :
- Masa tunas ( 4 28 hari )
- Asimtomatik
- Duh tubuh vaginal >> & berbau apek
- Klasik : duh tubuh kuning kehijauan, berbau
(10-35 % )
- Rasa gatal dan perih pada vulva
- Dispareunia
- Perdarahan pasca hub seksual
- Inspekulo: - strawberry cervix

Penunjang diagnosis :
1. Pemeriksaan sediaan langsung
(dengan NaCl 0,9%) hasil (+) 47-77%
2. Biakan : kultur media Feinberg-Whittington,
hasil (+) 92-93%
Pengobatan :
- Metronidazol 2 gr oral dosis tunggal,
- Alternatif : metronidazol 2 x 500 mg oral (7
hari )

Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV)

Def inf. dgn berbagai manifestasi klinis yang


disebabkan Candida, khususnya C. albicans & ragi
(yeast) lain dr genus candida.
Etiologi :
C. albicans
C. glabrata
Ragi lain

: 81%
: 16%
: 3%

Faktor Predisposisi :
1. Me kadar karbohidrat (pe glikogen vagina) pd
kehamilan & pemakai pil KB
2. Pe pH
3. Lingkungan yang hangat & lembab
4. D.M.
5. Pemakai AB / kemoterapi

Gamb. Klinis
masa tunas 5 21 hari
:
gatal pada vulva
duh tubuh : >>, putih ~ susu pecah,
nyeri, panas selama senggama, disuria.
PF: vulva / vagina eritem, udem, fisura, kdg erosi, ulserasi.
Khas : pseudomembran (+), duh tubuh mucoid atau cair
dengan butir-butir gumpalan keju (cottage cheeses).

Makula dan papul eritem, lesi satelit di daerah


vulva dan lipat paha

Cottage Cheeses

Fluor albus melekat pd ddg


vagina, pseudomembran

: eritem difus, vesikopustul mudah pecah


erosi + skuama putih di tepi (koloret) terutama glans
penis / preputium.

Laboratorium :
- Prep native
- KOH
- Gram
Balanoptosis dan balanitis Candida

Terapi
1. Golongan imidazol topikal
2. Flukonazol 150mg SD
3. KVV rekuren: diulang stlh 3 hr maintenance: flukonazol 100150mg SD/mgg slm 6bln

Bakterial Vaginosis
(BV)

Etiologi :
- Hemophiilus vaginalis (Gardnerella vaginalis),
- Mycoplasma hominis, Bacteroides spp.

Epidemiologi :
- 50% pd wanita aktif seksual
- 50% pd pemakai AKDR
- 86 % bersama dg inf. trikomonas.

Gejala klinis :
- duh tubuh vagina sedikit/ sedang
- bau amis(fishy odor), lebih bau setelah senggama
- iritasi daerah vagina & sekitarnya gatal, rasa

terbakar.

- 20% kasus kemerahan, udem vulva


- 50% asimtomatik
- duh tubuh abu abu homogen, melekat pada dinding vagina
- eritem vagina & vulva.

Pemeriksaan pembantu :
- Lab : clue cell (+) sel epitel vagina diliputi kokobasil
- Tes amin (sekret vagina + 1 tetes KOH 10% bau amis)
- pH. Vagina

: 4,5 5,5

Biakan

: agar Casman

Kromatografi

Tes biokimia : rx oksidasi, indol, urea (-)

Kriteria Dx BV

Duh tubuh putih abu2, homogen, bau amis


pH vagina > 4,5
Tes Amin (+)
Clue cells (+)

Terapi
Metronidazol 2 x 500mg (7hr)
Metronidazol 2g SD
Klindamisin 2 x 300mg (7hr)

Kondiloma
Akuminatum

Epidemiologi
>> 17 33 tahun
Pd pasangan seksual yang berganti-ganti.

Etiologi : virus papilloma humanus (HPV)


Penularan : kontak langsung :
- Autoinokulasi (kontak seksual), kissing.
- Masa inkubasi 3 minggu 8 bulan.

Manifestasi klinis :
1. Kondiloma akuminata

- pd frenulum, sulkus koronarius


- papul multipel, merah muda, lembab, bersatu
menjadi massa besar.

: introitus vagina posterior, labia minora, klitoris

2. Giant Kondiloma Busche Louwenstein kondiloma besar, lokal


invasif, tidak metastasis.
3. Papulosis Bowenid : papul multipel, kecil, merah kehitaman. Bila
bergabung spt cobble stone surface papule .

Identifikasi partikel virus dengan :


1. Mikroskop elektron
2. Ag virus dg tehnik peroksidase
3. DNAvirus dg metode hibridasi
Penatalaksanaan :
1. Umum :
- jaga kebersihan genital untuk mencegah infeksi
sekunder.
- cari kemungkinan PMS lain
- pemeriksaan pasangan seksual
- abstinensia

2. Kemoterapi :
- Podofilin 20 25%, seminggu 2x
- asam triklor asetat 50%
- 5 fluorourasil 1 5%
- Podofiloyoksin 0,5%
3. Interferon
4. Bedah skalpel
5. Bedah listrik
6. Bedah beku
7. Laser CO2
8. Imunoterapi
9. Radioterapi

Moluskum
Kontagiosum

Def

peny. yang disebabkan oleh pox virus


papul2 yg pd perm. tdp
lekukan delle, berisi massa yg mengandung
badan moluskum.

Epidemiologi : banyak pd anak2 & orang dewasa.


Penularan : kontak langsung, autoinokulasi.

Gejala klinis :
- massa inkubasi : 1 - 6 minggu
- Papul milier, kdg2 lentikuler, putih spt lilin, bentuk kubah yg
ditengahnya ada lekukan (delle)
- bila dipijat keluar massa putih spt nasi (elementary bodies)
- lokasi : wajah, badan, ekstremitas (anak2), pubis, genitalis
eksterna (dewasa)
- Koebner phenomen (+)

Terapi
mengeluarkan massa yg mengandung bdn moluskum dg
ekstraktor komedo dg jarum suntik & kuret
1.
2.
3.
4.

Ekspresi dengan forsep


Ekskokleasi
Elektro kauterisasi
Bedah beku dengan CO2, N2

Skabies

Etiologi : Sarcoptes scabiei var.hominis


Epidemiologi :
- sos-ek rendah & higiene buruk
- hubungan seksual yang promiskuitas
Penularan :
- kontak langsung
- kontak tidak langsung (melalui benda, pakaian, handuk,
sprei, bantal)

Gejala Klinis : 4 tanda kardinal


1. Gatal terutama pd malam hari
2. Distribusi gatal : sela2 jari, lipatan siku,ketiak, bwh
payudara, sekitar pusat, sekitar kelamin daerah
lembab mudah ditembus Sarcoptes.
3. Infeksi keluarga
4. Kunikuli.
Diagnosis tersangka : 3 dr kriteria diatas
Diagnosis ideal : ditemukan Sarcoptes / paling tidak telur /
kotorannya ( hanya 10% positif).

Bentuk Skabies Atipik :


1.S. in a clean :
2.S. incognito :
3.S. nodularis :
4.S. pada bayi :

pd orang bersih
oleh krn kortikosteroid
nodul pd tempat2 tertutup
seluruh tubuh

5. Skabies yg ditularkan melalui hewan (babi, kambing, kucing)


6.Skabies pada penderita sifilis
7.Skabies Norwegia (penuh krusta)
Pengobatan :
Topikal :
1. Sulfur presipitatun 4 20% krim salf.
2. Zalf 2 - 4
(2% asam salisilat, 4% sulfur presipatum.
3. Emulsi benzil benzoat 20 25%

4.

Gameksan 1% cr / losio (tak boleh pada anak 20


berumur
kurang dr 6 th oleh krn toksik terhadap

5.

Krotamiton 10% cream (Permetrin), dpt


bayi usia > 3 bln.

Komplikasi :
1. Skabies dg aksematisasi
2. Skabies impetiginosa
3. GNA
4. Intoksikasi pada ginjal
5. Skabies fobi

Prognosis : baik.

ssp.
diberikan pd

Pedikulosis Pubis

Def : inf. yg menyerang rambut pubis dan rambut


disekitar anus yg disebabkan Pthirus pubis.
Epidemiologi : menyerang orang dewasa yg kebersihan
buruk, pada anak : alis, bulu mata.

21

Cara penularannya :
- kontak langsung
- kontak tidak langsung : melalui alat-alat
Gejala klinis :
- gatal di daerah pubis & sekitarnya,
abdomen,
dada.
- bercak abu2 kebiruan makula serulae
- patognomonik : black dot : bercak hitam pd
celana dlm waktu bangun tidur.
- kdg2 inf. Sekunder dg pembesaran kelenjar
getah bening regional.

Pembantu diagnosis : cari telur & bentuk dws


Pengobatan :
1.

Gameksan cr. 1%

2.

Emulsi benzil benzoat 25%

3.

Scabimite cream

4.

Rambut kelamin dicukur

5.

Pakaian direbus, disetrika

6.

Mitra seksual diperiksa dan diobati

Prognosis : baik

22

10.

TINEA KRURIS

Def : peny. Jamur yang ditularkan melalui


hubungan seksual.
Etiologi : Trichophyton & Epidermophyton.
Gejala klinik :
- gatal pada lipat paha
- tepi lesi meradang, bag. tengah tenang
- bentuk lesi bulat, batas tegas
- bagian tepi lesi tdp vesikel

Laboratorium : KOH 10 20% dr kerokan lesi


dijumpai elemen jamur / hifa.
Pengobatan :
1. Derivat imidazol
- Klotrimazol
- Mikonazol
- Ekonazol
- Isokonazol

23

2. Tolsiklat : baik untuk etiologinya


E. floccosum
3. Tolnaftat 1% cr / powder
4. Kombinasi obat jamur topikal dengan obat
lain + ks jk pendek, bila ada
peradangan
+ AB untuk inf. (b)
5. Lamisil cr

HEPATITIS
Dpt ditularkan mll hub seksual terutama
homosek.
Hepatitis tdp 3 btk:
1. Hepatitis A
2. Hepatitis B
3. Hepatitis non A non B
Prevalensi di Indonesia : 12,5 19%

GEJALA
Bisa akut, kronis aktif, persisten, 5-10%
carier.
Rasa mual, perut kanan atas nyeri tekan
Kulit dan sklera warna kuning spt the
Urine coklat, tinja putih

HEPATITIS A
= Hepatitis epidemika
Masa inkubasi 30 hari
Etiologi: virus hepatitis A= gol. Virus RNA
Penularan : melalui makanan yg
terkontaminasi faeces/ urin mengandung
virus hepatitis A
( penularan mll
hub.seksual oroanal)

HEPATITIS B
= Hepatitis serum
Masa inkubasi 75 hari
Virus DNA
Penularan: mll transfusi, suntikan, vaksinasi
dgn alat / bhn yg terkontaminasi; mll
transplasental; mll hub seks;
homoseks>heteroseks

HEPATITIS B
Klinis : dpt asimtomatis sampai tjd
komplikasi
Komplikasi:
Hepatitis kronis
Sirosis hepatis
Hepatoma

HEPATITIS NON A & NON B


Etiologi belum diketahui
Masa inkubasi 50 hari
Penularan secara parenteral

PENATALAKSANAAN
A. Pengobatan spesifik blm ada, hanya
bersifat suportif
B. Pencegahan:
Memperbaiki higiene & sanitasi
lingkungan
Mencegah penularan: alat-alat disposibel
Pend.kes.ttg kebersihan, penularan,
pencegahan

Melakukan hub seks yg aman (kondom)


Imunisasi: sejak bayi; WTS,
homoseks:cek HBsAg tiap 6-12 bulan

AIDS= Acquired Immuno Defisiensi


Syndrome
Berbahaya oleh karena:
Mematikan
Blm ada obat / vaksin
Gejala terlihat sesudah 5-10 tahun
Penyebaran cepat & bersifat pandemi

Penyebab:
Retro virus bersifat limfositofatikHIV
Sifat :
Mudah mati dlm alam bebas
Mati pada suhu 50-60 C/ 30 menit
Timbulkan keganasan sarkoma kaposi

Penularan:
Kontak seksual
Jarum suntik/ alat lainnya
Transfusi darah / produk darah
Bumil (HIV) anak dlm kandungan
Yang tertular:
Dahulu: kelompok risiko tinggi, homo/bisek, WTS/
PTS, pecandu obat bius ( IVDV), penderita
talasemi, bayi dng ibu menderita HIV.
Sekarang : semua orang

Faktor-faktor yg memudahkan
infeksi AIDs di Indonesia
1. Kel. Perilaku seksual berisiko tinggi:
- prostitusi kel. PSK, pelanggan
- bukan prostitusi pelaut, istri
pelanggan PSK, dll
2. Kualitas pelayanan kesehatan
3. Kualitas dan kuantitas penyuluhan
kesehatan atau AIDS belum menyeluruh.
4. Pemakaian kondom masih rendah

5. Kurangnya kesadaran masy & decision


maker ( pengambilan keputusan) terhadap
bahaya AIDS.
6. Tingginya angka penularan penyakit
seksual
7. Meningkatnya jumlah migrasi penduduk.

PENULARAN HIV PADA DEWASA SECARA


GLOBAL KLASIK & KUMULATIF ( AWAL TH
1992)
Cara penularan

Peluang
terjangkit

Presentasi
global

Transfusi darah

>90%

4-6

Hub.seksual

0,1 10%

80-90

Suntikan obat
bius

0,5-10%

5-10

Alat kedokteran
tdk steril

< 0,5%

<0,1

PERJALANAN KLINIK
2-6 bulan

1-20 bulan

26 bulan

Infeksi
Antibodi (+)
(Window
period)

Antibodi (+)

Klinis AIDS (+)

( fase laten)

GAMBARAN INFEKSI HIV


1. Sind. Inf. Primer akut
2. Inf. Asimtomatis
3. Limfadenitas persisten generalisata
(PGL)
4. Infeksi HIV simtomatis (AIDS)

INFEKSI HIV SIMTOMATIS


Sub grup A:
1. Demam > 1 bulan
2. BB > 10%
3. Diare > 1 bulan
4. Keringat malam hari
5. Badan lemah
6. Pembesaran kel. Limfe
7. Infeksi ringan

Sub grup B: Peny. Neurologi


Sub grup C: Peny. Inf.sekunder termasuk
infeksi kulit
Sub grup D: kanker sekunder
Sub grup E: kondisi-kondisi lain

DIAGNOSIS AIDS ( WHO )


Fasilitas diagnosis terbatas:
Pada orang dewasa: 2 gejala mayor dengan
minimal 1 gejala minor dengan tidak
ditemukan penyebab lain supresi imun
tubuh

GEJALA MAYOR
1. Penurunan BB > 10%
2. Diare kronik > 1 bulan
3. Demam berkepanjangan > 1 bulan

GEJALA MINOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Batuk menetap > 1 bulan


Pruritus / dermatitis yang luas
H. zoster rekuren
Kandidosis orofaring
H. simplek klinik progresif & luas
PGL ( virus bersifat limfotropik)

DIAGNOSIS AIDS PADA ANAK


Diduga minimal terdapat 2 gejala mayor dan
2 gejala minor dengan penyebab supresi
imun yang lain disingkirkan.

GEJALA MAYOR
1. Penurunan BB yang menyolok /
pertumbuhan abnormal
2. Diare kronik > 1 bulan
3. Demam > 1 bulan

GEJALA MINOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.

PGL
Kandidosis orofaring
Infeksi umum yg berulang
Batuk 1 bulan
Dermatitis generalisata
Konfirmasi ibu terinfeksi HIV

GEJALA GEJALA AIDS


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kelelahan
Demam panas > 38 C > 1 bulan
BB drastis ( > 10%)
Mencret > 1 bulan
Sesak nafas & batuk kering
Sariawan lama
Sarkoma kaposi

DIAGNOSIS LABORATORIUM
1. LANGSUNG: deteksi antigen virus
PCR
2. TIDAK LANGSUNG: respon zat anti
spesifik elisa, Western Blot, IFA, RIPA

Yang lazim dipakai :


1. ELISA : - sensitivitas pos. 2-3
bln setelah infeksi.
- (+) harus dikonfirmasi
dng Western Blot
2. Western Blot : spesifisitas , mahal
3. PCR

OBAT-OBATAN
1.
2.
3.
4.
5.

Zidovudin (ZDV)
Didanosin ( DDI)
Dideoxycytidine ( DDC)
Derivat HEPT dan TIBO
Kombinasi :
Triple: Sanquinavir, ZDV,DDC
Double: DDC + ZDV
DDC + Saquinavir

Anda mungkin juga menyukai