Anda di halaman 1dari 42

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 4

Gelombang

Gelombang (1)
Gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh:

Angin (gelombang angin)


Gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut)
Letusan gunung berapi atau gempa di laut (tsunami)
Kapal bergerak, dlsb

Dalam perencanaan Pelabuhan, bentuk gelombang


yang diperhitungkan adalah akibat:
Angin
Pasang surut

Data gelombang diperlukan dalam merencanakan


bangunan-bangunan pelabuhan, seperti:
Pemecah gelombang
Studi ketenangan di pelabuhan, dan
Fasilitas-fasilitas pelabuhan lainnya

Gelombang (2)
Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan
besar ukuran dan jenis kapal
Ukuran Kapal

Ukuran Tinggi
Gelombang

Barang
Padat
Umum

Kapal : 1.000 DWT


Kapal : (1.000 - 3.000) DWT
Kapal : (1.300 - 1.500) DWT
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off)

Maks. 0,2 M
Maks. 0,6 M
Maks. 0,8 M
Maks. 0,2 M

Barang
Cair/Gas

Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT)

Maks. 1,2 M

Barang
Khusus

LASH (Lighter Aboard Ship)


Kapal Peti Kemas
BACAT (Barge Aboard Catamaran)

Maks. 0,6 M

Gelombang (3)
Hubungan antara kecepatan angin dengan tinggi gelombang

Kecepatan
Gelombang
Rata-rata

Tinggi
Gelom
bang
Signifi
kan

Waktu
Gelom
bang
Signifi
kan

Kecepatan
Gelombang
Signifikan

Tinggi
Gelom
bang
Maksi
mum

Fetch*)

Minimum

Lama
Gelombang
Minimum

(knots)

(m/det)

(m)

(det)

(m/det)

(m)

(km)

(jam)

10
20
30
40
50

5,1
10,2
15,3
20,4
25,5

1,22
2,44
5,79
14,33
16,77

5,5
7,3
12,5
18,0
21,0

8,58
11,39
19,50
28,00
32,75

2,19
4,39
10,43
25,79
30,19

129
240
1.017
2.590
2.775

11
17
37
65
100

*) Fetch minimum dan lama angin minimum adalah jarak dan waktu
yang diperlukan merupakan faktor pembatas dalam
pembentukan gelombang

Gelombang (4)
Bermacam-macam teori gelombang:

Teori Airy
Teori Stokes
Teori Gerstner
Teori Mich
Teori Knoidal
Teori Gelombang Tunggal

Teori gelombang Airy

Diperkenalkan Airy tahun 1845


Lazim dipakai, karena paling sederhana, menganalogikan
gelombang dengan bentuk linier dan amplitudo kecil

1. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(1)
Profil Muka Air merupakan fungsi ruang (x) dan waktu (t) yang
mempunyai bentuk persamaan, sebagai berikut:

H
( x, t )
cos(kx t )
2
Profil Muka Air karena adanya gelombang

5. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(2)
Cepat rambat dan panjang gelombang, dihitung dengan
persamaan berikut:
a. Cepat rambat

gT
2d
gT
C
tanh

tanh kd
2
L
2
b. Panjang gelombang

gT 2
2d
gT 2
L
tanh

tanh kd
2
L
2
Jika kedalaman air dan periode gelombang diketahui, maka
dengan cara iterasi akan didapat panjang gelombang L

5. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(3)
Klasifikasi gelombang menurut kedalaman relatif:
Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara
kedalaman antara air d dan panjang gelombang L, (d/L),
gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Gelombang di laut dangkal jika
d/L < 1/20
2. Gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L <
3. Gelombang di laut dalam jika
d/L < 1/2
Apabila kedalaman relatif d/L adalah lebih besar dari 0,5; nilai
tanh (2d/L) = 1,0, maka cepat rambat dan panjang gelombang di
laut dalam:
b. Panjang gelombang
a. Cepat rambat

gT
CO
1,56 T
2

gT 2
LO
1,5 6T 2
2

5. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(4)
Apabila kedalaman relatif d/L kurang dari 1/20, nilai tanh (2d/L)
= (2d/L), maka cepat rambat dan panjang gelombang di laut
dangkal:
a. Cepat rambat

gd

b. Panjang gelombang

gd T

Di laut transisi, cepat rambat dan panjang gelombang di laut,


dihitung menggunakan rumus berikut:
a. Cepat rambat

gT
2d gT
C
tanh

tanh kd
2
L
2

b. Panjang gelombang
gT 2
2d gT 2
L
tanh

tanh kd
2
L
2

1. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(5)
Apabila kedalaman relatif d/L kurang dari 1/20, nilai tanh (2d/L)
= (2d/L), maka cepat rambat dan panjang gelombang di laut
dangkal:
a. Cepat rambat

gd

b. Panjang gelombang

gd T

Di laut transisi, cepat rambat dan panjang gelombang di laut,


dihitung menggunakan rumus berikut:
a. Cepat rambat

gT
2d gT
C
tanh

tanh kd
2
L
2

b. Panjang gelombang
gT 2
2d gT 2
L
tanh

tanh kd
2
L
2

2. Refraksi Gelombang (1)


Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut.
Gambar dibawah menunjukkan contoh refraksi gelombang di daerah
pantai dengan garis kontur dasar laut dan garis pantai tidak teratur

2. Refraksi Gelombang (2)


Refraksi gelombang pada kontur lurus dan sejajar

3.Difraksi Gelombang (1)

Apabila gelombang datang terhalang oleh


suatu rintangan seperti pemecah
gelombang atau pulau, maka gelombang
tersebut akan membelok di sekitar ujung
rintangan dan masuk di daerah terlindung
dibelakangnya, fenomena ini dikenal
sebagai Difraksi Gelombang

Dalam difraksi gelombang terjadi transfer


energi dalam arah tegak lurus penjalaran
gelombang menuju daerah terlindung

3.Difraksi Gelombang (2)


Difraksi Gelombang di belakang rintangan

3.Difraksi Gelombang (3)

Apabila terdapat dua pemecah gelombang


dengan celaan (bukaan) diantaranya, dan
lebar celah sama dengan lima kali panjang
gelombang atau lebih, maka difraksi oleh
kedua ujung pemecah gelombang tidak
saling mempengaruhi

Untuk keperluan praktis, sudut datang


gelombang diasumsikan dengan
menggunakan proyeksi lebar celah
imaginer

3.Difraksi Gelombang (4)


Gelombang datang membentuk sudut terhadap celah

4. Gelombang Laut Dalam


Ekivalen(1)

Analisis transformasi gelombang sering


dilakukan dengan konsep gelombang laut dalam
ekivalen
Pemakaian gelombang ini bertujuan untuk
menetapkan tinggi gelombang yang mengalami
refraksi, difraksi dan transformasi lainnya,
sehingga perkiraan transformasi dan deformasi
gelombang dapat dilakukan dengan lebih mudah

Konsep tinggi gelombang lau dalam ekivalen


digunkan dalam analisis gelombang pecah,
kenaikan (runup) gelombang, limpasan
gelombang dan proses lain

4. Gelombang Laut Dalam


Ekivalen(2)
Tinggi gelombang laut dalam ekivalen dihitung
dengan formula :

HO = K Kr HO
Dengan :

HO

= tinggi gelombang laut dalam ekivalen

HO

= tinggi gelombang laut dalam

= koefisien difraksi

Kr

= koefisien refraksi

5. Refleksi Gelombang(1)
Gelombang yang mengenai/membentur
suatu bangunan akan dipantulkan sebagian
atau seluruhnya
Refleksi gelombang di dalam pelabuhan
akan menyebabkan ketidaktenangan
didalam perairan pelabuhan
Untuk mendapatkan ketenangan di kolam
pelabuhan maka bangunan-bangunan yang
ada dipelabuhan harus bisa
menyerap/menghancurkan gelombang

5. Refleksi Gelombang(2)
Suatu bangunan yang mempunyai sisi
miring dan terbuat dari tumpukan batu
akan bisa menyerap energi gelombang
lebih banyak dibanding dengan bangunan
tegak dan masif
Pada bangunan vertikal, halus dan dinding
tidak elastis, gelombang akan dipantulkan
seluruhnya

5. Refleksi Gelombang (3)


Profil muka air didepan bangunan vertikal

5. Refleksi Gelombang(4)
Besar kemampuan suatu benda
memantulkan gelombang diberikan oleh
koefisien refleksi (diestimasi berdasarkan
test model), yaitu perbandingan antara
tinggi gelombang refleksi Hr dan tinggi
gelombang datang Hi

Hr
X
Hi

5. Refleksi Gelombang (3)


Koefisien refleksi

6. Gelombang Pecah(1)

Jika gelombang menjalar dari tempat yang


dalam menuju tempat yang makin lama makin
dangkal, pada suatu lokasi tertentu
gelombang tersebut akan pecah

Kondisi gelombang pecah tergantung pada


kemiringan dasar pantai dan kecuraman
gelombang

Sudut datang gelombang pecah diukur


berdasarkan gambar refraksi pada
kedalaman dimana terjadi gelombang pecah

6. Gelombang Pecah(2)
Tinggi gelombang pecah dapat dihitung dengan
rumus:

Hb
1

1
H 'o
3,3 ( H 'o / Lo ) 3
Dengan:
Hb
= tinggi gelombang pecah
Ho
Lo

= tinggi gelombang laut dalam ekivalen


= panjang gelombang di laut dalam

6. Gelombang Pecah(3)
Kedalaman air dimana gelombang pecah dihitung
dengan rumus:

db
1

2
H b b (aH b / gT )
Dengan:
Hb
=
db
=
a, b
=
T
=
g
=

tinggi gelombang pecah


kedalaman air pada saat gelombang pecah
fungsi kemiringan pantai
perioda gelombang
percepatan gravitasi

6. Gelombang Pecah(4)
Notasi a dan b merupakan fungsi kemiringan
pantai m, dihitung dengan persamaan berikut:

a 43,75 (1 e

19 m

1,56
b
(1 e 1 9, 5 m )
Dengan:
a, b = fungsi kemiringan pantai
m

= kemiringan dasar laut

6. Gelombang Pecah(5)
Gelombang pecah dapat dibedakan menjadi spilling,
plunging atau surging yang tergantung pada cara
pecahnya
Spilling terjadi apabila gelombang dengan kemiringan
kecil menuju pada pantai yang sangat datar
Gelombang tipe plunging terjadi apabila kemiringan
gelombang dan dasar laut besar sehingga gelombang
pecah dengan puncak gelombang akan terjun
kedepan

Gelombang pecah tipe surging terjadi pada pantai


dengan kemiringan yang sangat besar seperti yang
terjadi pada pantai berkarang

7. Gelombang Alam(1)
Gelombang yang ada di alam adalah sangat kompleks
yang terdiri dari suatu deretan/kelompok gelombang
dimana masing-masing gelombang di dalam kelompok
tersebut mempunyai tinggi dan periode berbeda
Gambar berikut menunjukkan suatu pencatatan
gelombang sebagai fungsi waktu di suatu tempat

7. Gelombang Alam(2)
Pengukuran gelombang di suatu tempat memberikan
pencatatan muka air sebagai fungsi waktu

Pengukuran dilakukan dalam waktu yang cukup


panjang, sehingga data gelombang akan sangat
banyak
Mengingat kekompleksan dan besarnya jumlah data
yang terkumpul, maka gelombang alam dianalisa
secara statistik untuk mendapatkan bentuk
gelombang yang bermanfaat
Dalam bidang teknik sipil, parameter gelombang yang
banyak digunakan adalah tinggi gelombang

7. Gelombang Alam(3)
Jarak antara kedua titik pada garis nol tersebut adalah periode
gelombang pertama (T1)
Jarak vertikal antara titik tertinggi dan terendah diantara kedua
titik tersebut adalah tinggi gelombang pertama (H1)
Untuk keperluan perencanaan bangunan-bangunan pantai perlu
dipilih tinggi dan periode gelombang tunggal yang dapat mewakili
suatu spektrum gelombang
Apabila tinggi gelombang dari suatu pencatatan diurutkan dari
nilai tertinggi ke terendah atau sebaliknya, maka akan dapat
ditentukan tinggi Hn yang merupakan rerata dari n persen
gelombang tertinggi
Untuk menentukan periode signifikan, maka diambil tinggi rerata
sebesar 1/3 (H33) dari nilai tertinggi pencatatan gelombang

7. Gelombang Alam(4)

Dalam pengukuran gelombang, ada dua metode untuk menentukan


gelombang yaitu zero upcrosing method dan zero downcrossing method

Penerapan metode ini, dengan menetapkan elevasi rerata dari


permukaan air yang dianggap sebagai garis nol berdasarkan
fluktuasi muka air pada waktu pencatatan
Kemudian kurva gelombang ditelusuri dari awal sampai akhir
Pada metode zero upcrossing, diberi tanda titik perpotongan
antara kurva naik dan garis nol, dan titik tersebut ditetapkan
sebagai awal dari suatu gelombang
Mengikuti naik-turunnya kurva, penelusuran dilanjutkan untuk
mendapatkan perpotongan antara kurva naik dan garis nol
berikutnya
Titik tersebut ditetapkan sebagai akhir dari gelombang pertama
dan awal dari gelombang kedua

8. Pembangkitan Gelombang(1)

Angin yang berhembus diatas permukaan air


yang semula tenang, akan menyebabkan
gangguan pada permukaan air , dengan
timbulnya riak gelombang kecil diatas permukaan
air
Apabila kecepatan angin bertambah, riak
tersebut akan menjadi semakin besar, apabila
angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk
gelombang
Semakin lama dan semakin kuat angin
berhembus, semakin besar gelombang yang akan
terbentuk

8. Pembangkitan Gelombang(2)

Tinggi dan perioda gelombang yang dibangkitkan


dipengaruhi oleh kecepatan angin U, lama
hembus angin D, dan fecth F yaitu jarak pada
mana angin berhembus
Didalam peramalan gelombang, perlu diketahui
beberapa parameter berikut:
Kecepatan rerata angin U di permukaan laut
Arah angin
Panjang daerah pembangkitan gelombang, dimana
angin mempunyai kecepatan dan arah angin konstan

(fetch)

Lama hembus angin pada fetch

8. Pembangkitan Gelombang(3)
1. Kecepatan Angin

Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di dalam


rumus-rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan
adalah yang ada di atas permukaan laut
Sehingga diperlukan transformasi dari data angin di atas daratan
yang terdekat dengan lokasi studi ke data angin di atas permukaan
laut
Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan
terdekat diberikan oleh RL = UW/UL
Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang
mengandung variabel UA, yaitu faktor tegangan angin yang dapat
dihitung dengan kecepatan angin
Kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan
menggunakan persamaan

UA = 0,71 U1,23
dimana U adalah kecepatan angin dalam m/d

8. Pembangkitan Gelombang(4)
Hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat

8. Pembangkitan Gelombang(5)
2. Fetch

Fetch adalah panjang daerah pembangkitan gelombang dimana


angin mempunyai kecepatan dan arah konstan
Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi
oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut
Di daerah pembentukan gelombang , gelombang tidak hanya
dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga
dalam berbagai sudut terhadap arah angin
Fetch rerata efektif diberikan oleh persamaan berikut
Xi cos
Feff =
cos
Feff
Xi

= fetch rerata efektif


= panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung
fetch

= deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan
6 sampai sudut sebesar 42 pada kedua sisi dari arah angin

8. Pembangkitan
Gelombang(4)
Fetch
Fetch

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai