Anda di halaman 1dari 36

Gangguan Preferensi Seksual

Martiana Helena
11 2015 011

Parafilia
Bahasa Yunani, para = pada sisi lain, philos

= mencintai
Gangguan seksual yang ditandai oleh
khayalan seksual yang khusus dan desakan
serta praktek seksual yang kuat, biasanya
berulang kali dan menakutkan.
termasuk dalam gangguan preferensi
seksual adalah parafilia (F 65.0),
sedangkan masalah yang menyangkut
dengan orientasi seksual (F 66.0) tidak
termasuk dalam gangguan preferensi
seksual.
Pada umumnya egois, antagonistik, dan

Epidemiologi
Sering pada laki-laki
pedofilia adalah jauh lebih sering

dibandingkan yang lainnya.


20% wanita dewasa telah menjadi sasaran
orang dengan ekshibisionisme dan
voyeurisme
Masokisme seksual, sadisme seksual serta
zoofilia merupakan kasus yang jarang.
Parafilia memuncak pada usia antara 15
dan 25 tahun, dan selanjutnya menurun
Parafilia jarang terjadi pada pria umur 50
tahun

Etiologi
Faktor Biologis

74 % pasien dengan kadar hormone


abnormal, 27 % dengan tanda neurologi
yang ringan atau berat, 24 % dengan
kelainan kromosom, 9 % dengan kejang, 9
% dengan disleksia, 4 % dengan EEG
abnormal, 4 % dengan gangguan jiwa
berat, 4 % dengan cacat mental.
Faktor Psikososial
seseorang dengan parafilia adalah orang
yang gagal untuk menyelesaikan proses
perkembangan normal ke arah
penyesuaian heteroseksual

Teori Kelakuan

- proses conditioning
- dorongan positif dan negatif
Teori Transmisi Gen
dipengaruhi oleh lingkungan dan genetik
Teori Darwin
- kuantitas
- kualitas
- 12- 19 tahun memikirkan seks 20 kali/jam atau
1 kali dan 3 menit
- 30 -39 tahun memikirkan seks 4 kali/jam

Klasifikasi
Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorder

Edisi Revisi IV (DSM-IV-TR) :

- Ekshibisionisme
- Fetishisme
- Froteurisme
- Pedofilia
- Masokisme Seksual
- Sadisme Seksual
- Voyeurisme
- Fetishisme Transvestik
- Parafilia Lain yang Tidak Ditentukan (NOS : Not
Oherwise Specified) contoh : Zoofilia

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia

Edisi III (PPDGJ III) dan International Statistical


Classification of Diseases and Related Health Problems
(ICD-10) :
- Fetihisme
- Tranvetisme Fetihistik
- Ekshibisionisme
- Voyeurisme
- Pedofilia
- Sadomasokisme
- Gangguan Preeferensi Seksual Multipel
- Gangguan Preferensi Seksual Lainya
- Gangguan Preferensi Seksual YTT

Gejala Klinis
dorongan, fantasi, dan rangsangan yang

terjadi berulang-ulang dan ada kaitannya


dengan obyek-obyek yang bukan manusia
(sepatu, baju dalam, bahan kulit)
menyakiti diri sendiri
Menyakiti individu-individu yang tidak
diperbolehkan menurut hukum (anak-anak,
orang yang tidak berdaya atau
pemerkosaan).

Diagnosis
Eksibisionisme
Penyebab :

- psikologis
- pandangan behavioral dan kognitif
- biologis

Pedoman Diagnostik
Ekhibisionisme menurut PPDGJ-III
Kecenderungan yang berulang atau

menetap untuk memamerkan alat kelamin


kepada asing (biasanya lawan jenis
kelamin) atau kepada orang banyak di
tempat umum, tanpa ajakan atau niat
untuk berhubungan lebih akrab.
Ekshibisionisme hampir sama sekali
terbatas pada laki-laki heteroseksual yang
memamerkan pada wanita, remaja atau
dewasa, biasanya menghadap mereka
dalam jarak yang aman di tempat umum.
Apabila yang menyaksikan itu terkejut,
takut,atau terpesona, kegairahan penderita

Pada beberapa penderita, ekshibisionisme

merupakan satu-satunya penyaluran


seksual, tetapi pada penderita lainnya
kebiasaan ini dilanjutkan bersamaan
(stimultaneously) dengan kehidupan
seksual yang aktif dalam suatu jalinan
hubungan yang berlangsung lama,
walaupun demikian dorongan menjadi lebih
kuat pada saat menghadapi konflik dalam
hubungan tersebut.
Kebanyakan penderita ekshibisionisme
mendapatkan kesulitan dalam
mengendalikan dorongan tersebut dan

Kriteria Diagnosik Eksibisionisme menurut DSM-IV

Selama waktu sekurangnya 6 bulan,

terdapat khayalan yang merangsang


secara seksual, dorongan seksual, atau
perilaku yang berulang dan kuat berupa
memamerkan alat kelaminnya sendiri
kepada orang yang tidak dikenal dan tidak
menduga.
Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku

menyebabkan penderitaan yang bermakna


secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.

Fetihisme

Penderita akan terangsang dan terpuaskan


secara seksual jika:
- Memakai pakaian dalam milik lawan
jenisnya
- Memakai bahan karet atau kulit
- Memegang, atau menggosok-gosok atau
membaui sesuatu, misalnya sepatu
bertumit tinggi.

Pedoman Diagnostik Fetihisme


menurut PPDGJ III
Mengandalkan pada beberapa benda mati

(non-living object) sebagai rangsangan


untuk membangkitkan keinginan seksual
dan memberikan kepuasan seksual.
Kebanyakan benda tersebut (object fetish)
adalah ekstensi dari tubuh manusia, seperti
pakaian atau sepatu
Diagnosis ditegakkan apabila object fetish
benar-benar merupakan sumber yang
utama dari rangsangan seksual atau
penting sekali untuk respon seksual yang
memuaskan.

Fantasi fetihistik adalah lazim, tidak

menjadi suatu gangguan kecuali apabila


menjurus kepada suatu ritual yang begitu
memaksa dan tidak semestinya sampai
menggangu hubungan seksual dan
menyebabkan bagi penderitaan individu.
Fetihisme terbatas hampir hanya pada pria
saja

Kriteria Diagnostik Fetihisme


menurut DSM-IV
1. Selama waktu sekurangnya 6 bulan terdapat

khayalan yang merangsang secaraseksual, dorongan


seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa
pemakaian benda-benda mati (misalnya, pakaian dalam
wanita)
2. Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku yang
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lainnya.
3. Objek fetish bukan perlengkapan pakaian wanita
yang digunakan pada cross-dressing (berpakaian
lawan jenis) seperti pada fetishisme transvestik atau
alat-alat yang dirancang untuk tujuan stimulasi taktil
pada genital, misalnya sebuah vibrator.

Frotteurisme
Kriteria Diagnosik Frotteurisme menurut DSM-

IV
- Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat
khayalan yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan
kuat berupa memegang dan menggosok-gosokkan
alat kelaminnya sendiri kepada orang yang tidak
dikenal dan tidak menduga.
- Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lainnya.

Pedofilia
DSM-IV-TR mensyaratkan para pelakunya

minimal berusia 16 tahun dan minimal 5


tahun lebih tua dari si anak
Pedofilia bisa heteroseksual atau
homoseksual, bisa perempuan atau lakilaki.

Kriteria Diagnosik Pedofilia


menurut DSM-IV
Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat

khayalan yang merangsang secara seksual,


dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan
kuat berupa aktivitas seksual dengan anak-anak
yang belum mencapai pubertas atau anak-anak
dengan usia 13 tahun atau lebih muda.
Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
Pelaku setidaknya berusia 16 tahun dan setidaknya
5 tahun lebih tua dari anak-anak di kriteria 1.

Kriteria Diagnostik Pedofilia


menurut PPDGJ - III
Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya

prapubertas atau awal masa pubertas, baik lakilaki maupun perempuan.


Pedofilia jarang ditemukan pada perempuan.
Preferensi tersebut harus berulang dan menetap.
Termasuk laki-laki dewasa yang mempunyai
preferensi partner seksual dewasa, tetapi karena
mengalami frustasi yang kronis untuk mencapai
hubungan seksual yang diharapkan, maka
kebiasaan nya beralih kepada anak-anak sebagai
pengganti.

Sadomasokisme

adanya dorongan seksual yang kuat, berulang,


terjadi dalam periode minimal 6 bulan, fantasi,
serta tindakan yang dilakukan oleh oranglain
untuk menerima rasa sakit atau rasa
direndahkan.
Aktivitas masokisme seksual yang paling
berbahaya adalah hipoksifilia, dimana partisipan
terangsang secara seksual dengan dikurangi
konsumsi oksigennya.
Masokis sendiri dapat disebabkan karena adanya
trauma di masa lalu

Kriteria Diagnosik Masokisme


Seksual menurut DSM-IV
Selama waktu sekurangnya 6 bulan,

terdapat khayalan yang merangsang


secara seksual, dorongan seksual, atau
perilaku yang berulang dan kuat berupa
perilaku (yang nyata bukan simulasi) akan
dihina, dipukuli, diikat, atau sebaliknya
dibuat menderita.
Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku

menyebabkan penderitaan yang bermakna


secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.


Kriteria Diagnosik Sadisme Seksual menurut
DSM-IV

Selama waktu sekurangnya 6 bulan,

terdapat khayalan yang merangsang


secara seksual, dorongan seksual, atau
perilaku yang berulang dan kuat berupa
perilaku (yang nyata bukan simulasi)
dimana penderitaan psikologis atau fisik
korban menarik seseorang secara seksual.
Seseorang yang bertindak dengan

dorongan seksual kepada orang lain atau


adanya dorongan seksual atau fantasi
tersebut menyebabkan penderitaan
terhadap seseorang.

Kriteria Diagnostik Sadomasokisme


menurut PPDGJ III
Preferensi terhadap aktivitas seksual yang melibatkan

pengikatan atau penimbulan rasa sakit atau


penghinaan (individu yang lebih suka untuk menjadi
resipien dari perangsangan demikian disebut
masochism, sedangkan pelaku disebut sadism)
Seringkali individu mendapatkan rangsangan seksual
dari aktivitas sadistic maupun masokistik.
Kategori ini hanya digunakan apabila aktivitas
sadomasokistik merupakan sumber rangsangan yang
penting untuk pemuasan seks
Harus dibedakan dari kebrutalan dalam hubungan
seksual atau kemarahan yang tidak berhubungan
dengan erotisme.

Tranvetisme Fetihistik
Pedoman Diagnostik Tranvetisme Fetihistik

menurut PPDGJ III


- Mengenakan pakaian dari lawan jenis dengan
tujuan pokok untuk mencapai kepuasaan seksual.
- Gangguan ini harus dibedakan dari fetihisme
(F65.0) dimana pakaian sebagai objek fetish bukan
hanya sekedar dipakai, tetapi juga untuk
menciptakan penampilanseorang dari lawan jenis
kelaminya. Biasanya lebih dari satu jenis barang
yangdipakai dan seringkali suatu perlengkapan yang
menyeluruh, termasuk rambut palsu dan tata rias
wajah.

Transvetisme fetihistik dibedakan dari

trasvetisme transsexual oleh adanya


hubungan yang jelas dengan bangkitnya
gairah seksual dan keinginan/hasrat yang
kuat untuk melepaskan baju tersebut
apabila orgasme sudah terjadi dan
rangsang seksual menurun.
Adanya riwayat transvetisme fetihistik
biasanya dilaporkan sebagai suatu fase
awal oleh para penderita transeksualisme
dan kemungkinan merupakan suatu
stadium dalam perkembangan

Kriteria Diagnostik Fetishisme


Transvestik menurut DSM-IV
Selama waktu sekurangnya 6 bulan, pada

laki-laki heteroseksual, terdapat khayalan


yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang
berulang dan kuat berupa cross dressing
Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku
menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis dan gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.

Voyeurisme
kata Prancis berarti melihat, mengacu pada

keinginan untuk memandang tindakan dan


ketelanjangan hubungan seks
juga dikenal sebagai skopofilia
Sebagian besar pelaku voyeurisme ialah
dari golongan pria.

Pedoman Diagnostik
Voyeurisme menurut PPDGJ-III
Kecenderungan yang berulang atau

menetap untuk melihat orang yang sedang


berhubungan seksual atau berperilaku
intim seperti sedang menanggalkan
pakaian.
Hal ini biasanya menjurus kepada

rangsangan seksual dan mastrubasi, yang


dilakukan tanpa orang yang diintip
menyadarinya.

Kriteria Diagnostik Voyeuisme


menurut DSM-IV
Selama waktu sekurangnya 6 bulan,

terdapat khayalan yang merangsang


secara seksual, dorongan seksual, atau
perilaku yang berulang dan kuat berupa
mengamati orang telanjang yang tidak
menaruh curiga, sedang membuka
pakaian, atau sedang melakukan hubungan
seksual.
Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku

menyebabkan penderitaan yang bermakna


secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosil, pekerjaan, atau fingsi penting lainnya

Gangguan Preferensi Seksual


Multipel
Kombinasi yang paling sering adalah

fetihisme, transvestisme dan


sadomasokisme.

Parafilia Lain yang Tidak


Ditentukan (NOS)
Telepon dan komputer skatologia
Necrophilia
Partialism
Zoofilia
Coprophilia dan Klismaphilia
Urophilia
Masturbasi
Hypoxyphilia

Penatalaksanaan
Konseling dan Psikoterapi

= Cognitive Behavioral Therapy, baik


sendiri maupun kelompok
Pendekatan farmakologis

- antipsikotik, antidepresan
- antiandrogen
= cyproterone acetate dan
medoxyprogesterone acetate

Prognosis
Bergantung pada :

- adanya hanya satu jenis macam parafilia


- kemampuan inteligen yang noral,
- ketidakadanya pengaruh obat-obatan
- ketidakadanya kepribadian antisosial
- adanya perkembangan normal menuju
kedewasaan

Kesimpulan
Parafilia yang dialami oleh seseorang dapat

merupakan parafilia dengan kebiasaan


mendekati normal sampai kebiasaan yang
merusak atau menyakiti diri sendiri
ataupun diri sendiri dan pasangan, dan
pada akhirnya menjadi kebiasaan yang
dianggap merusak dan mengancam
komunitas yang lebih luas.
kesembuhan dari parafilia merupakan
sebuah tantangan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai