Anda di halaman 1dari 8

UPAYAKASATRESKRIMDALAM

MEWUJUDKANKINERJASATUANYANG
PROFESIONAL,HUMANIS,TRANSPARAN,
AKUNTABELDANMENJUNJUNGTINGGI
HAKASASIMANUSIA
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya menjaga dan menciptakan masyarakat yang aman, tertib
dan nyaman, Polri telah mencanangkan program Grand Strategi Polri
yang meliputi Tahap I : TRUST BUILDING (2005 - 2010), dimana
keberhasilan Polri dalam menjalankan tugas memerlukan dukungan
masyarakat dengan landasan kepercayaan(trust). Tahap II :
PARTNERSHIP BUILDING (2011 - 2015), yang merupakan kelanjutan
dari tahap pertama, di mana perlu dibangun kerjasama yang erat
dengan berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan Polri. Kemudian
Tahap III : STRIVE FOR EXCELLENCE (2016 - 2025), yaitu
membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya
masyarakat. Dengan demikian kebutuhan masyarakat akan pelayanan
Polri yang optimal dapat diwujudkan. Pada tahun anggaran 2013
merupakan tahun keempat tahap ke II pelaksanaan Renstra Polri 2010
2014 yang merupakan kelanjutan dari Renstra sebelumnya dengan
titik sentral pada membangun sinergitas dengan seluruh komponen dan
masyarakat yang kemudian disebut dengan Partnership / Networking.
Untuk mendukung pelaksanaan tahap yang ke dua dari Grand Strategi
Polri tersebut, langkah yang baik dilakukan Polri dalam hal ini Satuan
Reskrim adalah dengan mengintensifkan penyidikan yang professional
dan bermuara pada pencapaian Partnership Building serta dalam
rangka melanjutkan strategi Trust Building. Hal tersebut dapat tercapai
apabila ada sinergitas dari semua lini dan para kasubsatker, yang
diwujudkan dalam pelaksanaan tugas yang professional dan akuntabel
serta konsisten. Semuanya bermuara kepada terwujudnya pelayanan
kamtibmas prima yang didukung program revitalisasi Polri.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung
merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap situasi
kamtibmas. Pola hidup yang sangat tergantung dari hasil pertambangan
timah yang merupakan mata pencaharian favorit, sedangkan lahan
pertambangan sudah sangat sempit, menyebabkan penambangan
beralih ditempat-tempat yang terlarang. Hal ini mewajibkan petugas
untuk melakukan penertiban dan penindakan terhadap pertambangan
timah. Ditambah lagi dengan adanya kelangkaan BBM jenis solar,
penyalahgunaan BBM subsidi yang dipergunakan para penambang
timah, menjadi atensi yang memerlukan perhatian khusus bagi semua

pihak.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kunjungan
wisata, juga daerah tujuan para tenaga kerja pertambangan dari luar
daerah. Wilayahnya mudah dijangkau baik melalui perairan maupun
udara penerbangan dari / menuju Jakarta dalam satu hari ada 12 (dua
belas) kali, penerbangan ke/dari Palembang 2 (dua) kali, penerbangan
ke/dari Tanjungpandan (Belitung) 1 (satu) kali, penerbangan ke/dari
Tanjungpinang (Batam) 1(satu) kali ke/. Hal ini merupakan salah satu
akses yang potensial bagi pintu masuknya barang-barang haram
( narkoba ) sehingga terbukanya peluang untuk Propinsi Kep Bangka
Belitung dijadikan sasaran peredaran narkoba. Begitu juga masalah
minuman keras termasuk arak yang dengan mudah dapat dibeli
membuat banyak remaja yang mabuk-mabukan.
Tingkat kepercayaan masyarakat atas kinerja Polri saat ini masih
dirasakan kurang, sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan
adanya kesan yang kuat dalam masyarakat bahwa Polri masih lamban,
tidak tanggap, diskriminatif dan kurang profesional dalam menangani
laporan pengaduan masyarakat serta masih adanya oknum yang
mempunyai sikap prilaku belum santun, tidak terpuji dalam pelayanan.
Keragaman budaya, suku, agama, dan etnis yang di tambah dengan
pergeseran nilai-nilai luhur Pancasila dalam prikehidupan sebagian
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, menjadi potensi
terciptanya konflik social. Hal itu dapat mengganggu ikatan persatuan
dan kesatuan antar masyarakat yang sudah terjalin baik di Propinsi Kep
Bangka Belitung.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
dengan banyaknya media massa dan situs jejaring social yang sering
mempertontonkan kekerasan, pornografi, hingga glamorisasi tentunya
berdampak pada perkembangan sikap mental remaja yang masih labil,
sehingga akan meniru budaya-budaya yang tidak sesuai dengan
budaya kita serta akan mempengaruhi perilakunya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menulis
tentang program kerja seorang kasat reskrim sebagai upaya
dalam mewujudkan kinerja satuan yang professional, humanis,
transparan, akuntabel dan menjunjung tinggi HAM guna
memberian pelayanan prima kepada masyarakat di wilayah Polda
Kepulauan Bangka Belitung.
B. Perumusan Permasalahan
Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu pokok
permasalahan yaitu bagaimana visi dan misi kasat reskrim dalam
rangka mewujudkan kinerja satuan yang professional, humanis,
transparan dan akuntabel untuk dapat memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat. Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apa visi seorang kasat reskrim dalam rangka mewujudkan kinerja

satuan yang professional, humanis, transparan dan akuntabel untuk


dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat ?
2. Apa misi yang akan dilaksanakan oleh kasat reskrim dalam rangka
mewujudkan kinerja satuan yang professional, humanis, transparan dan
akuntabel untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat ?
3. Apa upaya atau tujuan yang ingin dicapai oleh kasat reskrim dalam
rangka mewujudkan visi dan misi tersebut?
II.
A.

PEMBAHASAN
Analisa SWOT

Beberapa factor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas Kepolisian,


dalam rangka melaksanakan fungsi keamanan, dianalisa dari factorfaktor lingkungan intern maupun ekstern melalui analisa SWOT, yaitu :
1. Kekuatan (Strenght)
a. Komitmen yang kuat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan masyarakat dengan memperkuat / memperbanyak
penugasan personil di Polres ( Polres Besar } dan Polsek-Polsek
( Polsek kuat ).
b. Adanya reformasi struktural antara lain, paradigma baru pada pola
organisasi Polri sebagai postur kekuatan Polri yang mengandalkan
Polres dan Polsek sebagai pintu gerbang pelayanan kepolisian kepada
kepada masyarakat .
c. Pelaksanaan reformasi birokrasi Polri dengan program unggulan
Quick Wins sudah menjadi komitmen bersama untuk dilaksanakan
secara berkesinambungan baik dari segi organisasi dan manajemen
maupun dalam hal pelayanan publik.
d. Adanya pembenahan manajemen keuangan dan budget dengan
sistem penganggaran berbasis kinerja, dukungan anggaran yang
cukup memadai, diharapkan akan dapat mendukung kegiatan
Kepolisian dalam pelayanan masyarakat dan menjaga kamtibmas.
e. Reformasi kultural yang sehat dimulai dari system rekrutmen,
pendidikan, sistem jalur karier sampai pada sistem personil berseragam
dan tidak berseragam.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Pelaksanaan tugas belum terdukung sepenuhnya sarana dan
prasarana Kepolisian yang ada.
b. Masih belum terpenuhinya DSP baik anggota Polri maupun PNS
baik ditingkat Polres maupun Polsek Jajaran, sehingga dapat
menghambat dalam pelaksanaan tugas.
c. Peran masyarakat untuk menciptakan kepatuhan terhadap hukum
dan partisipasi dalam mewujudkan perpolisian masyarakat belum
maksimal.
d. Terbatasnya personil Polri yang memiliki kompetensi/kemampuan

sebagai penyidik sesuai dengan bidang tugasnya, khususnya dalam


menangani kasus kejahatan.
e. Kesejahteraan anggota Kepolisian yang rendah sering membuka
peluang perilaku perilaku tidak patuh hukum dari anggota Polisi
dalam pelaksanaan tugas Kepolisian.
3. Peluang (Opportunitas)
a. Makin aktifnya kontrol eksternal dan partisipasi masyarakat dalam
memotivasi kinerja Polri.
b. Perkembangan otonomi daerah dan sistem desentralisasi serta
pemekaran wilayah dapat mendorong Polri berusaha mewujudkan
kesatuan yang tangguh sebagai jajaran yang dekat dengan
masyarakat.
c. Adanya komitmen dari pemerintah dan Instansi terkait lainnya,
dalam mendukung penegakan hukum guna menciptakan situasi
kamtibmas seperti yang diharapkan.
d. Partisipasi dari masyarakat dalam mendukung / membantu tugas
Kepolisian.
e. Situasi dan kondisi kehidupan masyarakat yang agamis dan bersifat
kekeluargaan dapat mendorong terpeliharanya toleransi antar umat
beragama maupun golongan.
4. Ancaman ( Threats )
a. Turbulensi gangguan keamanan dapat terjadi disetiap waktu dan
tempat dengan ancaman meningkatnya empat jenis kejahatan
(konvensional, transnational, kejahatan yang berimplikasi kontijensi dan
kejahatan terhadap kekayaan negara).
b. Peningkatan suhu politik menjelang pemilu 2014 akan mengancam
gangguan kamtibmas dan persatuan bangsa, akibat terjadinya
perbedaan dan perselisihan dampak dari Pemilu Kada/Pemilu.
c. Sumber daya manusia Polri khususnya Polda Kepulauan Bangka
Belitung masih memiliki paradigma bahwa Polisi adalah penguasa yang
dengan mudah meminta sesuatu pada masyarakat.
d. Perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi
disamping berdampak positif, juga berdampak negatif, dimanfaatkan
oleh pelaku kejahatan dalam melakukan kejahatan.
e. Kondisi geografis Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan
penyebaran penduduk yang tidak merata, yang dapat menjadi
Kerawanan Keamanan yang bersifat multidimensi.
f. Tambang timah masih merupakan tumpuan pekerjaan dan
penghasilan favorit bagi masyarakat di Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung, dengan adanya penertiban dari aparat penegak hukum
merupakan salah satu aspek timbulnya kesalah pahaman antara
masyarakat dengan Polri sebagai salah satu aparat penegak hukum.
g. Penanggulangan kejahatan di area pertambangan dan kehutanan
apabila tidak diikuti penertiban internal instansi terkait maka tidak akan
berjalan efektif dan efisien.

B.
Identifikasi Masalah
Setelah mempelajari beberapa aspek kehidupan yang mempengaruhi
kondisi dan situasi keamanan di wilayah hukum Polda Kepulauan
Bangka Belitung, selanjutnya dianalisa melalui analisa SWOT, maka
dapat diidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul adalah sebagai
berikut :
1. Kekurangan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
penyelidikan dan penyidikan.
2. Kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan Polisi kepada
masyarakat diwilayah Polda Kepulauan Bangka Belitung dirasakan
masih belum maksimal.
3. Banyaknya pertambangan timah tanpa izin, lahan pertambangan
yang sudah sempit / habis, masyarakat penambang telah resah karena
dampak dari penindakan dan penegakan hukum.
4. Penduduk yang heterogen dari berbagai suku dapat memicu
terjadinya perpecahan dan konflik antar golongan.
5. Masih terbatasnya jumlah penyidik/penyidik pembantu Polda
Kepulauan Bangka Belitung dengan kemampuan dan keterampilan
anggota yang belum memadai mengakibatkan pencapaian kinerja
anggota belum mencapai hasil yang maksimal.
C.
Visi dan Misi Satuan Reskrim
1. Visi Satuan Reskrim
Sebagai penjabaran dari Visi Polri dan Visi Polda Kepulauan Bangka
Belitung, serta dengan mempertimbangkan analisa SWOT yang di
jelaskan di atas, maka penulis membuat Visi Satuan Reskrim yaitu
terselenggaranya penegakan hukum yang professional, humanis,
transparan, akuntabel dan selalu menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia guna mewujudkan pelayanan prima penyidikan kepada
masyarakat di wilayah hukum Polda Kepulauan Bangka Belitung.
2. Misi Satuan Reskrim
Berdasarkan uraian Visi sebagai mana tersebut diatas, selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk misi sebagai berikut :
a. Memaksimalkan upaya pengungkapan dan penyelesaian kasus
kasus menonjol dan melanjutkan upaya pemberantasan kejahatan
konvensional seperti premanisme, kejahatan jalanan, perjudian,
sebagai kunci menciptakan rasa aman masyarakat.
b. Melanjutkan pembenahan Reserse berupa peningkatan kompetensi
penyidikan melalui pelatihan dan gelar perkara.
c. Meningkatkan dan memaksimalkan upaya membangun kerjasama
komponen Criminal Justice System (CJS) guna terciptanya sinergitas
antara aparat penegakan hukum dalam mengatasi kejahatan terhadap
kekayaan negara dan trans national crime yang meliputi illegal logging,
illegal mining, illegal fishing, narkoba dan tindak pidana korupsi.
d. Memacu perubahan mind set dan culture set Polri terutama dalam
hal penyidikan guna mencegah dan mengantisipasi timbulnya sikap dan
perilaku negatif dan arogan anggota polri serta memberikan

penghargaan dan hukuman (reward and punisment) untuk menciptakan


harmonisasi dan rasa keadilan dilingkungan kerja Polri sehingga akan
menimbulkan optimalisasi kerja sekaligus menghilangkan perilaku yang
melanggar kode etik profesi kepolisian maupun undang-undang lainnya.
e. Terwujudnya kepercayaan Publik melalui Program Quick Wins
dengan sasaran :
1) Membangun sistem komunikasi Polri berbasis teknologi mulai dari
kecepatan respon terhadap setiap panggilan dan bantuan dari
masyarakat, komunikasi persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa
kejahatan, dengan perlindungan dan pengayoman guna memberikan
respon cepat terhadap setiap panggilan dan permintaan bantuan dari
masyarakat tentang adanya kejadian tindak pidana.
2) Memperhatikan hakhak tersangka yang berlandaskan pada asas
Praduga tak bersalah sehingga secara berkala menyampaikan kepada
keluarga tersangka tentang perkembangan hasil penyidikan.
f. Terwujudnya pelayanan prima secara mudah, responsif dan tidak
diskriminasi khususnya terhadap korban tindak kejahatan agar proses
penegakan hukum dapat berjalan secara objektif.
g. Bersinergi dengan Sat Intelkam untuk mendapatkan informasi dini
guna mencegah dan menanggulangi setiap pelanggaran hukum berupa
kejahatan konvensional maupun kejahatan transnasional dan kejahatan
lainnya yang berakibat terganggunya sektor pembangunan saat ini,
seperti narkoba, korupsi, illegal mining, illegal loging, dan illegal fishing
secara profesional dan proporsional.
h. Menyelenggarakan dan mewujudkan manajemen secara efektif dan
terbuka dalam organisasi Satuan Reskrim agar tercapai tujuan
organisasi (Visi dan Misi).
i. Membuat terobosan / inovasi dalam pelaksanaan tugas, guna
menciptakan nilai lebih Polda Kep. Bangka Belitung.
3. Kegiatan / Tujuan Jangka Menengah
Dengan memperhatikan dan mempedomani visi dan misi yang telah di
buat, guna meningkatkan dan memelihara situasi kamtibmas serta
penegakan hukum yang professional dan akuntabel, maka beberapa
kegiatan yang akan di lakukan sebagai tujuan jangka menengah Satuan
Reskrim adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kinerja Sat Reskrim yang tercermin dengan
menurunnya
angka
kriminalitas
pelanggaran
hukum
serta
meningkatnya penyelesaian perkara, dan terlaksananya penegakan
hukum yang murah, mudah dan transparan untuk menciptakan rasa
aman bagi masyarakat.
b. Membangun kemitraan dan kerjasama (pathnership Building)
dengan instansi penegak hukum lainnya (Criminal Justice System),
serta berbagai institusi lembaga pemerintahan maupun swasta yang
terkait dengan fungsi Kepolisian dalam memaksimalkan kinerja
penyidikan dalam rangka penegakan hukum dan menciptakan rasa
aman di masyarakat.

c. Mewujudkan kemitraan dengan masyarakat sebagai implementasi


dari community policing (Perpolisian masyarakat) dengan memanfatkan
Website Reskrim untuk pelayanan SP2HP, Situs Jejaring Sosial
(Facebook dan Twitter) guna mengakomodir informasi dari masyarakat
dan mengcounter informasi public yang berindikasi pidana, efektifitas
Kring Serse dalam mempercepat informasi pidana yang terjadi di
masyarakat.
d.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Penyidikan dengan
mengusulkan penyidik pembantu untuk mengikuti pendidikan/pelatihan
guna memperoleh kemampuan penyidikan sesuai yang diharapkan
guna optimalisasi pencapaian kinerja yang maksimal.
e. Memaksimalkan kegiatan pengawasan penyidikan (wasdik) secara
rutin dan terprogram terhadap kegiatan penyidikan guna mengurangi
dan meniadakan penyalahgunaan kewenangan penyidikan yang
dilakukan personil satuan reskrim melalui kegiatan gelar perkara dan
mengaktifkan buku kontrol penyidik.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat di ambil antara lain:
1. Terbentuknya Visi Satuan Reskrim yaitu terselenggaranya
penegakan hukum yang professional, humanis, transparan, akuntabel
dan selalu menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia guna mewujudkan
pelayanan prima penyidikan kepada masyarakat .
2. Misi Satuan Reskrim berupa memaksimalkan penyelesaian kasus
kasus menonjol dan kejahatan konvensional; peningkatan kompetensi
penyidikan melalui pelatihan dan gelar perkara; membangun kerjasama
komponen Criminal Justice System (CJS) guna terciptanya sinergitas;
memacu perubahan mind set dan culture set Polri terutama dalam hal
penyidikan; terwujudnya kepercayaan Publik dengan membangun
sistem komunikasi Polri berbasis teknologi, dan memperhatikan hak
hak tersangka yang berlandaskan pada asas Praduga tak bersalah;
terwujudnya pelayanan prima terhadap korban tindak kejahatan;
bersinergi dengan Sat Intelkam guna mencegah dan menanggulangi
kejahatan konvensional maupun kejahatan transnasional; mewujudkan
manajemen secara efektif dan terbuka dalam organisasi Satuan
Reskrim; dan membuat terobosan / inovasi dalam pelaksanaan tugas,
guna menciptakan nilai lebih Polda Kep. Bangka Belitung.
3. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi
tersebut antara lain melalui meningkatkan kinerja Sat Reskrim melalui
peningkatan penyelesaian perkara, membangun kemitraan dan
kerjasama (Pathnership Building) dengan instansi penegak hukum
lainnya (Criminal Justice System), serta berbagai institusi lembaga
pemerintahan maupun swasta yang terkait, mewujudkan implementasi
community policing (Perpolisian masyarakat) dengan memanfatkan
media teknologi informasi dan komunikasi, memaksimalkan kegiatan

pengawasan penyidikan (wasdik) secara rutin.


B. Saran
Beberapa saran yang dapat di sampaikan untuk dapat mewujudkan
kinerja satuan reskrim yang professional, humanis, transparan,
akuntabel dan menjunjung tinggi HAM, maka perlunya meningkatkan
kinerja Sat Reskrim yang tercermin dengan menurunnya angka
kriminalitas pelanggaran hukum serta meningkatnya penyelesaian
perkara, membangun kemitraan dan kerjasama (pathnership Building)
dengan instansi penegak hukum lainnya (Criminal Justice System),
serta berbagai institusi lembaga pemerintahan maupun swasta yang
terkait, mewujudkan implementasi community policing (Perpolisian
masyarakat) dengan memanfatkan Website Reskrim untuk pelayanan
SP2HP, Situs Jejaring Sosial (Facebook dan Twitter), memaksimalkan
kegiatan pengawasan penyidikan (wasdik) secara rutin dan terprogram
terhadap kegiatan penyidikan.
Demikian tulisan ini disusun dalam rangka Uji Kompetensi di Polda
Kepulauan Bangka Belitung dan sebagai acuan dalam pelaksanaan
tugas di lapangan nantinya, serta untuk mendukung terwujudnya Visi
dan Misi Polri pada Tahun 2013.
Pangkalpinang,
Juli 2012
PENULIS
(SETIADI, SH, SIK)

Anda mungkin juga menyukai