OLEH :
ASKAR YUSUF
K211 14 017
KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan
biokimia dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan
objektif
daripada
menilai
konsumsi
pangan
dan pemeriksaan
lain.
1 Sirajuddin, Saifuddin dkk.. 2015. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara
Antropometri dan Biokimia
sementara pada pria dapat lebih awal. Faktor makanan yang berpengaruh
terhadap kolesterol darah adalah low density lipoprotein (LDL), lemak total,
lemak jenuh, dan energi total. Untuk menghindari timbulnya penyakit jantung
koroner, kadar kolesterol darah dipertahankan kurang dari 200 mg/dl4.
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyakit
seperti serangan jantung dan penyempitan pembuluh darah. Kuning telur
puyuh memiliki kadar lemak dan kolesterol yang tinggi, hal ini dapat
menyebabkan ketakutan konsumen untuk mengkonsumsinya, sehingga
diperlukan suatu produk alternatif dari kuning telur puyuh yang rendah
kolesterol. Upaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam kuning telur
2Supariasa, I Nyoman Dewa dkk.. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
antara lain dapat dilakukan dengan cara memanipulasi pakan ayam, ekstraksi
superkritikal menggunakan karbondioksida, dan ekstrasi menggunakan pelarut
organik5.
Menurut Sastroamidjojo (2000), perubahan pola hidup meliputi pola
makan. Aktifitas dan kebiasan hidup seperti merokok dan stress merupakan
faktor resiko untuk terjadinya penyakit pembuluh darah (2). Aterosklerosis,
sebagai gangguan pada pembuluh darah koroner merupakan akibat
penimbunan plaque lipida dalam dinding arteri. Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya Aterosklerosis adalah adanya peningkatan
kadar lipid darah seperti peningkatan kadar LDL (Low Density Lipoprotein)
darah, Kolesterol total dan Trigliserida darah serta penurunan HDL (High
Density Lipoprotein) darah6.
Sekitar tiga perempat bagian seng (Zn) yang terkandung dalam tubuh
terdpat dalam tulang rangka. Konsentrasi seng yang cukup tinggi juga terdapat
pada kulit dan rambut. Di dalam darah, seng terdapat dalam sel darah putih,
platetet, serta serum darah. Sekitar sepertiga bagian seng dalam tubuh terikat
kuat pada protein (makroglobulin), sedangkan sisanya terikat lemah pada
protein albumin atau asam amino histidin dan sistin7.
Menurut Formiga, penelitian terakhir menujukkan prevalensi
dislipidemia, dan faktor resiko prevalensi kardiovaskuler tidak lebih rendah di
antara orang-orang yang sudah lanjut usia. Semua itu terjadi karena sebuah
efek yang menyangkut perbedaan epidemiologi, sebuah studi menyatakan
bahwa pada populasi orang dewasa, rendahnya kadar serum HDL kolestrol
(high density lipoprotein) yang menyebebkan kuatnya faktor resiko penyakit
kardivaskuler pada orang-orang dewasa. Dan juga angka harapan hidup yang
lebih baik pada orang-orang dewasa terdapat pada yang memiliki kadar HDL
yang lebih tinggi dilaporkan hidup lebih sehat dan lebih penuh semangat
dibanding orang-orang dewasa yang memiliki kadar HDL yang lebih rendah8.
86 Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta.7Tsalissavrina, Iva dkk.. 2006.
Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Karbohidrat Dibandingkan Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar
Trigliserida Dan HDL Darah. Malang: Ilmu Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
Formiga, F., A. Ferrer, D. Chivite, X. Pinto, T. Badia, G. Padros, R. Pujol. 2012. Serum HighDensity Lipoprotein Cholesterol Levels Correlate Well With Functional But Not With Cognitive
Statusin 85-Year-Old Subjects
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
juta
orang
meninggal
disebabkan
penyakit
kardiovaskuler.
merupakan
salah
satu
Tingginya
faktor
kolesterol
resiko
plasma
terbesar
yang
koroner
(PJK).
Penyakit
jantung
dewasa
ini
hewani
dengan
lemak
tinggi,
menyebabkan
kolesterol
inilah
yang
dapat
memacu
109Berawi, Khairun nisa dan Nyimas Annissa Mutiara Andini.2013. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Etanol Kulit Pisang Ambon Dan Kulit Pisang Kepok Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih
Jantan Galur Sprague Dawley. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.10 Almatsier.
Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
tetap
normal.
Tidak
banyak
yang
mengetahui
bahwa
1311Ariantari Ni Putu dkk.. 2010. Uji Aktivitas Penurunan Kolesterol Produk Madu Herbal Yang
Beredar Di Pasaran Pada Tikus Putih Diet Lemak Tinggi. Volume 4. Nomor 1. Bali: Jurusan
Farmasi FMIPA Universitas Udayana12Sukeksi, Andri dan Herlisa Anggraini. 2010. Kadar
Kolesterol Darah Pada Penderita Obesitas Di Kelurahan Korpri Sambiroto Semarang. Semarang:
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang.
13
Murray, Robert K., 2009. Biokimia Harper.
1515Tukiainen, T., dkk.. 2012. Mild Cognitive Impairment Associates with Concurrent
Decreases in Serum Cholesterol and Cholesterol-Related Lipoprotein Subclasses. The
Journal of Nutrition, Health & Aging, Volume 16 Nomor 7 Page 631-635.
1616 Jacobs, Eric, dkk.. 2012 Plasma Total, LDL, And HDL Cholesterol And Risk Of
Aggressive Prostate Cancer In The Cancer Prevention Study II Nutrition Cohort
1818 David, Et Al. 2007. Direct Comparison Of A Dietary Portfolio Of CholesterolLowering Foods With A Statin In Hypercholesterolemic Participants
2119Witradharma, Tetes Wahyu dkk.. 2010. Pengaruh Konsumsi Berbagai Jenis Asam Lemak
Terhadap Indikator Kejadian Aterogenesis Pada Tikus Jantan Strain Wistar. Padang: Program Studi
Ilmu Biomedik Universitas Andalas. 20Rukmanasari, Refilia. 2010. Efek Ekstrak Kulit Terong Ungu
(Solanum Melongena L.) Terhadap Kadar Ldl Dan Hdl DarahTikus Putih. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
21
Gardjito, Fajar Bagaskoro. 2009. Korelasi Kolesterol-HDL dengan IMT pada Penderita Penyakit
Jantung Koroner di RSUD Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
2220Rukmanasari, Refilia. 2010. Efek Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L.)
Terhadap Kadar Ldl Dan Hdl DarahTikus Putih. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret.22Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2009. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh, dan
Asam LemakTrans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2 Nomor 4.
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
23
Syahrullah, Rizky R. dkk.. 2013. Gambaran Kadar High Density Lipoprotein Darah Pada LakiLaki Berusia 40-59 Tahun Dengan Indeks Massa Tubuh 23 Kg/M2. Manado: Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
pengembangan
events.
peningkatan
HDL
kolesterol
koroner
dengan
menunjukkan
perlindungan
efisiensi
terhadap
transportasi
PJK
kolesterol
telah
balik
dikaitkan
untuk
terlibat
dalam
HDL, berarti mengurangi risiko infark miokard sebesar 53 persen. Dari hasil
penelitian jantung Framingham, dilaporkan bahwa orang-orang dengan
konsentrasi triasilgliserol/trigliserida terutama kolesterol HDL rendah
(<1.03 mmol/L) mempunyai angka penyakit arteri koroner yang secara
bermakna lebih tinggi daripada orang-orang dengan konsentrasi kolesterol
HDL tinggi27.
Hormon tiroid memiliki efek signifikan pada sintesis, mobilisasi dan
metabolisme lipid. Hipotiroidisme jelas dikaitkan dengan peningkatan yang
signifikan dalam konsentrasi LDL-Kolesterol total yang mengarah ke
penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia disukai karena defisit hormon
dan aktivitas penurunan lipoprotein lipase.4,5 Dislipidemia adalah
perkumpulan yang diakui dari hipotiroidisme dan biasanya terdiri dari
peningkatan kadar kolesterol total, apolipoprotein B, trigliserida, low
density lipoprotein (LDL) kolesterol, dan kadar high density lipoprotein
(HDL) kolesterol. Hypothyroidism terutama dikaitkan dengan dislipidemia
yang meningkatkan risiko hipertensi, disfungsi endotel, dan penyakit
kardiovaskular28.
Dewasa ini kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi.
Masyarakat membutuhkan bahan pangan asal hewani khususnya unggas
dengan kandungan rendah lemak seperti kolesterol. Sacher et al. (2004)
mengemukakan bahwa kolesterol terdapat di dalam darah bersama dengan
trigliserida, fosfolipid, dan apoprotein membentuk lipoprotein. Lipoprotein di
dalam darah, yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low
2726Das, Biswajit dan Trinath Mishra. 2012. Role of HDL-C in health and disease. Volume 13.
Nomor 03. Orissa: Department of Cardiology, Sriram Chandra Bhanj (SCB) Medical College
and Hospital, Cuttack-753 007, Orissa.27Tuminah, Sulistyowati. 2009. Peran Kolesterol HDL
Terhadap Penyakit Kardiovaskuler Dan Diabetes Mellitus.
28
Sushma, Maram dkk.. 2014. Lipid profile alterations and fasting blood glucose levels in primary
hypothyroidism. Volume 02. Nomor 04. India: Department of Biochemistry, Narayana Medical
College, Chintareddypalem, Nellore- 524003, Andhra Pradesh, India.
3131 Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
penyakit
pembuluh
darah
perifer,
koroner
dan
serebrovaskular32.
3232 Sabrida, Oktalia, dkk.. 2014. Hubungan Kadar LDL dan HDL Serum Ibu Hamil Aterm
dengan Berat Lahir Bayi. Jurnal Kesehatan Andalas, Volume 3, Number 3. Padang: Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.2Supariasa, I Nyoman Dewa, dkk.. 2012. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
33
Colpo, Anthony. 2005. LDL Cholesterol:.Bad. Cholesterol, or Bad Science?. Volume 10. Nomor
03. Journal of American Physicians and Surgeons
miolisis sebagai efek dari statin menyebabkan beberapa pasein menarik diri
dari pengobatan ini35.
Obesitas disertai dengan peningkatan Body Mass Index (BMI) dan profil
lipid buruk. Sebuah interaksi dari dua faktor ini dapat mengakibatkan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler yang berasal dalam penurunan
Kualitas kesehatan terkait dengan kehidupan. Meskipun, obesitas tidak
mempengaruhi kapasitas aerobik maksimal, hal itu dapat menurunkan tingkat
kebugaran fisik dan pengaruh HRQOL. Telah terbukti bahwa aerobik dan
latihan kekuatan memiliki efek positif tidak hanya pada tingkat BMI dan WC,
tetapi juga pada serum TC, dan LDL-C kadar serta dapat menambah sebuah
tingkat kebugaran fungsional antara osteopenic wanita pascamenopause34.
Kolesterol LDL (low density lipoprotein) mempunyai kemampuan
menembus dinding arteri dan mulai menyumbat pembuluh darah bila telah
mengalami oksidasi. Salah satu hasil oksidasinya adalah radikal bebas.
Dengan sendirinya jika tidak terjadi oksidasi, LDL (low density lipoprotein)
tidak akan mampu membentuk plak dan sumbatan arteri. Maka oksidasi ini
harus dicegah. Untuk itu diperlukan antioksidan. Vitamin C, vitamin E dan
betakaroten merupakan zat-zat gizi yang memiliki kemampuan antioksidan31.
Hipothyroidisme didefinisikan sebagai defisiensi aktivitas tiroid, yang
hasilnya mengurangi sekresi baik T3 dan T4 terlepas dari penyebabnya.
kekurangan hormon yang paling umum patologis di antara gangguan
endokrin. Hipotiroidisme mungkin karena penyakit utama kelenjar tiroid itu
sendiri atau kurangnya hipofisis TSH. Hormon tiroid memiliki efek signifikan
pada sintesis, mobilisasi dan metabolisme lipid. Hipotiroidisme jelas
dikaitkan dengan peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi yang
beredar total LDL Kolesterol yang mengarah ke penyakit arteri koroner.
Hiperkolesterolemia disukai karena defisit hormon dan aktivitas penurunan
lipoprotein lipase.4,5 Dislipidemia adalah perkumpulan yang diakui dari
3535Xu Tao, dkk.. 2012. Antiatherogenic and Anti-Ischemic Properties of Traditional
ChineseMedicine Xinkeshu via Endothelial Protecting Function. Evidence-based
Complementary and Alternative Medicine. 34Trabka, Bartosz dkk.. 2014. Effect of a MAST
Exercise Program on Anthropometric Parameters, Physical Fitness, and Serum Lipid Levels in
Obese Postmenopausal Women. Polandia: Jdrzej niadecki Academy of Physical Education and
Sport, Gdask, Poland.
31
Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3836Sushma, Maram dkk.. 2014. Lipid profile alterations and fasting blood glucose levels in
primary hypothyroidism. Volume 02. Nomor 04. India: Department of Biochemistry, Narayana
Medical College, Chintareddypalem, Nellore- 524003, Andhra Pradesh, India. 38 Jenkins, David
J.A., dkk.. 2005. Direct Comparison of A Dietary Portfolio of Cholesterol-Lowering Foods with
A Statin in Hypercholesterolemic Participants. The American Journal of Clinical Nutrition, Page
81-380.
Lipid adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksana, kloroform, dan
dietil eter. Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus
meninjau banyak gugus fungsi yang beragam. Senyawa yang termasuk
kelompok lipid ini adalah trigliserida. Trigliserida adalah triester dari asam
lemak dan gliserol. Asam lemak adalah karboksilat berantai panjang, yang
umumnya memiliki jumlah atom karbon genap, jarak yang bercabang, dan
dapat memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua (tidak jenuh). Sifat fisik
maupun sifat kimia dari trigliserida sangat ditentukan oleh jenis asam lemak
pembentuknya. Tingkat kejenuhan dan ketidakjenuhan dari asam lemak
menentukan titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya39.
Sebagian besar lemak dan minyak dalam alam terdiri atas 98-99%
trigliserida. Berat jenis lemak lebih rendah daripada air, oleh karena itu
mengapung ke atas dalam campuran airdan minyak atau cuka dan minyak.
Sifat fisik trigliserida ditentukan oleh proporsi dan struktur kimia asam lemak
yang membentuknya. Titik cair, dengan demikian tingkat kepadatannya
meningkat dengan bertambah panjangnya rantai assam lemak dan tingkat
kejenuhannya. Semakin banyak mengandung asam lemak rantai pendek dan
ikatan tidak jenuh, semakin lunak dan cair lemak tersebut. sifat trigliserida
juga ditentukan oleh omega dan posisi asam lemak pada molekul gliserol2.
Trigliserida atau lemak netral atau lazim kuda disbut lipida yang tersusun dari
bahan-bahan lemak, diketahui juga adanya senyawa lipida-lipida atau
compount lipids, yang merupakan ester asam lemak, alkohol, dan lain-lain
bahan radikal, serta bahan-bahan yang termasuk derivat lipida. Triasilgliserol
adalah gliserolipid netral yang juga dikenal sebagai trigliserida. Dalam
triasilgliserol, ada tiga gugus hidroksil dari gliserol yang telah teresterifikasi
3937Widyaningsih, Wahyu. 2011. Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temugiring (Curcuma Heyneana
Val) Terhadap Kadar Trigliserida. Volume 01. Nomor 01. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta39Usman, Hanapi, dkk.. 2013. Kimia Organik. Makassar:
Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin.
gangguan
transportasi
chylomicron
limfatik,
yang
bereaksi
dengan
gliserol
akan
menghasilkan
4342Marten, Berit dkk.. 2006. Medium-chain triglycerides. Jerman: Institute of Physiology and
Biochemistry of Nutrition, Federal Research Centre of Nutrition and Food 43Madani, Sihem,
dkk.. 2003. VLDL Metabolism in Rats Is Affected by the Concentration and Source of Dietary
Protein. The Journal of Nutrition.volume 133, Page 4102-4106.
4444Idapola, Sara Sofia Jennifer. 2009. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Keadaan Biokimia
Darah pada Karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 39Usman, Hanapi, dkk.. 2013. Kimia Organik.
Makassar: Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin.
efeknya pada profil lipid kedua dalam uji klinis dan eksperimental yang
kurang. Penelitian ini karena itu bertujuan untuk memeriksa kadar serum
trigliserida, HDL, VLDL, LDL dan kolesterol pada tikus albino
mengikuti asupan madu untuk 22weeks dan implikasinya dalam
kardiovaskular47
II.5 Tinjauan Umum tentang Glukosa
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya
dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua
jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang
dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati.
Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul
glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan LGlukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi
gugus hidrogen (-H) dan alkohol (OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa
yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh
sistim tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat
memanfaatkan D-Glukosa48.
Karbohidrat (dalam hal ini pati dan gula atau glikogen) merupakan zat
gizi sumber energi paling penting bagi makhluk hidup karena molekulnya
menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel. Secara kimia,
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton dari
alkohol polihidrik (karena mengandung gugus hidroksi lebih dari satu, atau
sebagai senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis6.
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa
bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa
memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu
hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta
sebagian besar otak dan sistem saraf. Salah satu fungsi utama hati adalah
4848 Irawan, Anwari. 2007. Glukosa Dan Metabolisme Energi6 Muchtadi, Deddy. 2009.
Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta.
glikogen (pati hewan) dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak.
Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali
menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak
simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak
secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Glukosa bila diperlukan dapat
dibentuk kembali dari piruvat10.
Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang
normal akan cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (secara
bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif
bergerak. Peningkatan kadar gula darah pada orang-orang tersebut setelah
makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin
sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan
menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan50.
Glukosa dan galaktosa diserap ke dalam sel-sel mukosa oleh transpor
aktif, proses yang membutuhkan energi dan keterlibatan reseptor tertentu.
Glukosa-galaktosa pembawa telah ditetapkan transporter glukosa 1-natrium
(SGLT1). Ini adalah kompleks protein tergantung pada Na+/ Pompa K+ATPase, yang, dengan mengorbankan ATP, melengkapi energi untuk
pengangkutan gula melalui sel mukosa. Glukosa atau galaktosa tidak dapat
melampirkan ke operator sampai pembawa telah dimuat dengan Na +. Satu
molekul glukosa dan dua ion natrium diangkut ke mukosa sel pada waktu
yang sama. Mutasi pada gen SGLT1 dikaitkan dengan malabsorpsi galaktosaglukosa. Energi tersebut
protein pembawa (SGLT1) pemuatan pada sisi lumen usus sel mukosa dan
melepaskannya di dalam sel. Glukosa meninggalkan sel mukosa di
basolateral permukaan dengan tiga rute. Sekitar 15% bocor kembali melintasi
5010 Almatsier. Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.50 Sediaoetama. Achmad Djaeni. 2010.
Ilmu Gizi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.
perbatasan brush border ke dalam lumen usus, sekitar 25% berdifusi melalui
membran basolateral ke dalam sirkulasi, dan bagian utama (~ 60%) diangkut
dari sel ke dalam sirkulasi oleh carrier, GLUT2 (dibahas pada bagian
selanjutnya dalam bab ini), di selaput serosa. Sebagian kecil dari glukosa
yang tersedia mungkin digunakan oleh sel mukosa untuk kebutuhan energi51.
Selain sebagai sumber energi bagi tubuh, tingginya kadar glukosa dalam
tubuh dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Termasuk obesitas dan
diabetes. Menurut Charlotte Heppenstall dalam penelitiannya mengatakan,
obesitas pada umumnya bersamaan dalam diabetes tipe dua dan merupakan
kontributor utama dalam peningkatan menurunnya angka harapan hidup dan
tingginya
angka
kematian.
Obesitas
merupakan
hasil
dari
glikemia,
meskipun
penyakit
ini
memiliki
etiopathogeny
mellitus. Puasa glikemia lebih dari 110 mg / dL, tetapi lebih rendah dari 126
mg / dL mendefinisikan gangguan glukosa puasa; puasa glikemia <126 mg /
dL bersama-sama dengan tingkat glukosa darah dari 140-199 mg / dL pada 2
jam selama TTGO mendefinisikan gangguan toleransi glukosa. Ketiga
diabetes mellitus didefinisikan baik dengan berpuasa glikemia lebih dari 126
mg / dL, atau dengan glikemia lebih dari 200 mg / dL pada 2 jam selama
TTGO. Klasifikasi klinis tahap ini meliputi: diabetes tergantung insulin
mellitus, kebutuhan insulin untuk kontrol klinis yang baik dari penyakit, atau
insulin diabetes mellitus independen54.
Diabetes dan obesitas berhubungan erat dalam peningkatan prevalensi
dan berpengaruh pada kualitas kesehatan di negara-negara maju maupun di
negara-negara berkembang. Budaya makan dan gaya hidup diasumsikan
sebagai alasan utama pada endemik ini. Badan-badan resmi kesehatan
merekomendasikan melakukan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat
meskipun hal ini tidak efektif dalam mencegah penyakit kardiovaskuler yang
kemudian mempengaruhi angka harapan hidup dan angka kematian55.
Rekomendasi nasional mengenai penurunan berat badan secara sehat,
berfokus pada strategi yang di dalamnya terdapat restriksi kalori dan
peningkatan aktiitas fisik. Selanjutnya, beberapa orang sebenarnya
telah
mengikuti aturan dalam penurunan berat badan ini. Melihat banyaknya akibat
yang ditimbulkan oleh kadar glukosa yang tidak sesuai dengan kebutuhan,
maka banyak pula penelitian yang dilakukan terkait penyakit-penyakit
tersebut. Salah satu di antaranya adalah penelitian yang di lakukan oleh Ririn
Chairunnisa mengenai pengaruh jumlah pasta tomat terhadap penurunan
kadar gula darah56.
5654Miulescu, Rucsandra Dnciulescu dkk.. 2009. Optimizing Lifestyle Improves Glycemic Profile
In Patients At Risk For Diabetes Mellitus. Volume 24. Nomor 03. Journal of Physical Education
an Sport.55 Mller, Jrgen E, Dagmar Strater-Muller, Hans-Joachim Marks. 2011. Carbohydrate
Restricted Diet In Conjunction With Metformin And Liraglutide Is An Effective Treatment In
Patients With Deteriorated Type 2 Diabetes Mellitus: Proof-Of-Concept Study
56
Lowndes, Joshua. 2012. The Effects of Four Hypocaloric Diets Containing Different Levels of
Sucrose or High Fructose Corn Syrup on Weight Loss and Related Parameter. Volume 11.
Nutritional Journal.
untuk
pertumbuhan
dan
pembelahan
sel,
anti-oksidan,
badan, indeks massa tubuh dan variabel luas permukaan tubuh yang 0,46,
0,42, 0,37 dan 0,47, masing-masing. Perkiraan ARS dan Populasi Referensi
Intakes (PRI) untuk seng yang disediakan untuk tingkat asupan phytate dari
300, 600, 900 dan 1 200 mg / hari, yang mencakup rentang rata-rata atau
asupan phytate median diamati pada populasi Eropa. ARS sebagai acuan
berkisar 6,2-10,2 mg / hari untuk wanita dengan berat badan referensi dari
58,5 kg dan 7,5-12,7 mg/hari untuk pria dengan berat badan 68,1 kg. PRI
untuk orang dewasa diperkirakan sebagai persyaratan seng individu dengan
berat badan di persentil 97,5 untuk acuan berat badan untuk pria dan wanita,
masing-masing, dan jangkauan 7,5-12,7 mg / hari untuk wanita dan 9,4-16,3
mg / hari untuk pria58.
Penelitian tentang penatalaksanaan diare yang menggunakan preparat
Seng maupun penelitian yang menggunakan preparat probiotik secara
terpisah telah banyak dilakukan di berbagai negara, dan dari penelitianpenelitian tersebut membuktikan bahwa baik preparat Seng maupun probiotik
secara terpisah mampu menurunkan lama diare. Tetapi penelitian tentang
penatalaksanaan diare yang diterapi dengan kombinasi Seng dan probiotik
belum banyak dilakukan60.
Penyebab defisiensi zinc disebakan oleh dua kategori utama yaitu
penyebab gizi seperti konsumsi makanan dengan kadar seng rendah atau
bentuk tidak tersedia seng, dan defisiensi, kedua berhubungan
dengan
penyakit dan kerusakan genetik yang terganggu penyerapan usus dan / atau
meningkatkan kehilangan seng di usus. Berbagai faktor yang dapat
berkontribusi terhadap kekurangan seng. Bagi kebanyakan orang terutama di
6060 Meneng, Putri. 2009. Bukti Baru dari Indonesia: Perbedaan Lama Diare Pada Penderita
Diare Akut yang Diterapi dengan Seng dan Probiotik Dibanding Probiotik di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Volume 1. Nomor 1. Surakarta: Jurnal Kedokteran Indonesia. 61Nriagu,
Jerome. 2007. Zinc Deficiency in Human Health. School of Public Health, University of
Michigan.
63
Bhandari, Nita dkk.. 2002. Effect of routine zinc supplementation on pneumonia in children aged
6 months to 3 years: randomised controlled trial in an urban slum. Volume 324. India:
Department of Paediatrics, All India Institute of Medical Sciences,
penurunan
imunologi
dan
pertahanan
lainnya
yang
pada darah. Nilai normal yang paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm/ml
untuk pria dan 12-16 gm/dl untuk wanita. Gram/100 ml sering disingkat
dengan gm % atau gm/dl. Beberapa literatur lain menunjukkan nilai yang
lebih rendah, terutama pada wanita, sehingga mungkin pasien tidak dianggap
menderita anemia sampai
Muchtadi,
: hemoglobin fetus
Hb S
Hb
: Memphis.
Nilai normal yang paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm/100ml
untuk pria dan 12-16 gm/100ml untuk wanita (gram/100 ml sering disingkat
gm% atau gm/dl). Beberapa literature menunjukkan nilai yang lebih rendah,
terutama pada wanita, sehingga mungkin pasien tidak dianggap menderita
anemia sampai Hb kurang dari 13 gm/100 ml pada pria dan 11 gm/100 ml
pada wanita2.
Ahmed, dkk (2005) dalam studinya mengatakan bahwa lebih dari satu
milyar orang di seluruh dunia mendarita anemia. Penyebab lain anemia selain
defesiensi zat besi adalah adanya malaria, cacingan, chronicinfection, dan
diefesiensi mikronutrien seperti asam folat, riboflavin, vitamin A, vitamin C,
dan B1288.
Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah satu
permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar Hb yang
kurang dari 11 g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia
pada ibu hamil meningkat-kan resiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), risiko perdarahan sebelum dan saat persalin-an, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita
anemia berat. Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan besar terhadap
8888 2Supariasa, I Nyoman Dewa, dkk.. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.88Ahmed,
Faruk, dkk.. 2005. Effecacy of Twice-Weekly Multiple Micronutrient Supplementation for
Improving thr Hemoglobin and Micronutrient Status of Anemic Adolescent Schoolgirls in
Bangladesh. American Journal of Clinical Nutrition, Volume 82, Page 829-35.
89
Setiawan, Anggi dkk.. 2013. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan
Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
pada anak ESRD dapat meningkatkan disfungsi jantung dan toleransi latihan
dan mengurangi hipertrofi ventrikel kiri92.
Terdapat korelasi yang erat antara anemia pada saat kehamilan dengan
kematian janin, abortus, cacat bawaan, berat bayi lahir rendah, cadangan zat
besi yang berkurang pada anak atau anak lahir dalam keadaan anemia gizi.
Kondisi ini menyebabkan angka kematian perinatal masih tinggi, demikian
pula dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu. Selain itu, dapat
mengakibatkan perdarahan pada saat persalinan yang merupakan penyebab
utama (28%) kematian ibu hamil/bersalin di Indonesia93.
9290K. Yekti Wirawanni. 2014. Perbedaan Kadar Hemoglobin Berdasarkan Status Obstetrikus
Ibu. Volume 02. Nomor 02. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.91Adam, Ishag, Samah Ahmed, Mahmoud H Mahmoud, dkk.. 2012. Comparison Of
Hemocue Hemoglobin-Meter And Automated Hematology Analyzer Meansurement Of
Hemaglobin Level In Prgnant Women At Khartoum Hospital. Diagnostic Pathology
92
Chavers, Blanche M., dkk.. 2004. Prevalence of Anemia in Erythropoietin-treated Pediatric as
Compared to Adult Chronic Dialysis Patient. Kidney Internasional, Volume 65, Pp: 266-273.
93
Fatimah, St. 2013. Pola Konsumsi Dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Kabupaten
Maros, Sulawesi Selatan. Volume 15. Nomor 02. Makassar: Bagian Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanudin.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Biofisik FKM
Universitas Hasanuddin pada tanggal 10 Desember 2015 jam 13.00-17.00.
III.2 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Tabung reaksi,
Mikropipet 10 L , Makropipet/Dispenser 1,0 ml, Penangas 370C, Semi
Chemistry Photometer Analyzer 492-546 nm Centrifuge, Spoit tanpa jarum
5 ml, beaker gelas, alkohol 70%, hemocue, tisu dan sabun.
III.3 Responden
Adapun responden adalah kelompok 2 Mahasiswa Program Studi Ilmu
Gizi FKM Universitas Hasanuddin.
III.4 Prosedur Kerja
A. Prosedur Pemeriksaan Kolesterol
Adapun langkah-langkah pemeriksaan kolesterol, yaitu:
1) Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dilakukan pemeriksaan kolesterol menggunakan metode enzimatik
trinder.
3) Dimasukkan 10 l serum atau plasma ke dalam tabung tes.
4) Dimasukkan 10 l larutan standar ke dalam tabung standar.
5) Dimasukkan masing-masing 1 mL larutan kerja ke dalam tabung
blanko, standar dan tes.
gelombang
505-546
nm
dengan
menggunakan
alat
spektofometer.
B. Prosedur Pemeriksaan HDL
Adapun langkah-langkah pemeriksaan HDL, yaitu:
1) Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dilakukan pemeriksaan HDL menggunakan metode triender PEG.
3) Dipipet serum darah 300 l dalam tabung.
4) Ditambahkan 1 tetes HDL pereaksi reagen kolesterol.
5) Didiamkan selama 5 menit.
6) Dimasukkan kedalam sentrifus dengan kecepatan 1500-3000 rpm
selama 5 menit
7) Setelah di sentrifus diamkan selama 2 menit.
8) Dipipet supernatan sebanyak 10 l.
9) Didiamkan supernatan dan reagen kolesterol selama 5-10 menit dan
lihat perubahan warnanya.
10) Dihomogenkan dan dibiarkan pada suhu 37C selama 10 menit.
11) Dibaca absorbansi test dan absorbansi standar terhadap blanko pada
panjang
gelombang
505-546
nm
dengan
menggunakan
alat
spektofometer.
C. Prosedur Pemeriksaan LDL
Adapun langkah-langkah pemeriksaan LDL, yaitu:
1) Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dilakukan pemeriksaan LDL menggunakan metode triender PEG.
3) Dipipet serum darah 200 l dalam tabung.
4) Ditambahkan 3 tetes LDL pereaksi reagen kolesterol.
5) Didiamkan selama 2 menit.
6) Dimasukkan kedalam sentrifus dengan kecepatan 1500-3000 rpm
selama 5 menit
gelombang
505-546
nm
dengan
menggunakan
alat
spektofometer.
D. Prosedur Pemeriksaan Trigliserida
Adapun langkah-langkah pemeriksaan trigliserida, yaitu:
1) Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dilakukan pemeriksaan trigliserida menggunakan metode GPO dan
enzimatik.
3) Dimasukkan 10 l serum atau plasma ke dalam tabung tes.
4) Dimasukkan 10 l larutan standar ke dalam tabung standar.
5) Dimasukkan masing-masing 1 mL larutan kerja ke dalam tabung
blanko, standar dan tes.
6) Dicampur sampai merata dan dibiarkan pada suhu kamar selama 10
menit atau pada suhu 37C selama 10 menit.
7) Dibaca absorbansi tes dan absorbansi standar terhadap blanko pada
panjang
gelombang
505-546
nm
dengan
menggunakan
alat
spektofometer.
E. Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah
Adapun langkah-langkah pemeriksaan glukosa darah, yaitu:
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Pemeriksaan kadar albumin menggunakan metode enzimatik trinder.
3) Dimasukkan serum atau plasma dengan tes 10 l.
4) Dimasukkan reagent masing-masing 1 mL pada tabung reaksi.
5) Dicampur atau dihomogenkan dan diinkubasi selama 5-10 menit.
6)
gelombang
505-546
nm
dengan
menggunakan
alat
spektofometer.
F. Prosedur Pemeriksaan Seng
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1) 2,5 ml ZnSO4 disemprotkan ke dalam mulut responden dengan
menggunakan alat suntik tanpa jarum.
2) Cairan dibiarkan dalam mulut selama beberapa saat, kemudian
dibuang.
3) Ditanyakan apa yang dirasakan oleh responden.
Responden dibagi ke dalam 4 kategori :
1) Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa walaupun telah
ditunggu 10 detik.
2) Mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi dalam
beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis.
3) Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai
menyakitkan atau mengganggu rasa tersebut makin lama makin
kuat.
4) Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga responden
langsung meringis.
Responden yang termasuk kategori 1 dan 2 adalah yang
menderita defisiensi seng. Sedangkan yang termasuk kategori 3 dan 4
adalah normal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil
A. Kolesterol
Pada pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah yang dilakukan oleh
kelompok 2 pada tanggal 10 Desember 2015 di Laboratorium Kimia
Biofisik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
ditunjukkan pada tabel IV.2 di bawah ini:
Tabel IV.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Pada Kelompok 2
Tahun 2015
Sampel
Warna
awal
Warna
akhir
Merah
muda
Sumber: Data Primer, 2015.
Kolesterol
Bening
Nilai
Hasil
Normal
118
mg/dl
140-250
mg/dl
Ket.
Tidak
Normal
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Hasanuddin
Warna
awal
Warna
akhir
Bening
Merah
HDL
kekuninga
muda
n
Sumber: Data Primer, 2015.
Nilai
Hasil
Normal
242
mg/dl
<50
mg/dl
Ket.
Tidak
Normal
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Hasanuddin
Warna
awal
Warna
akhir
Bening
Merah
LDL
kekuninga
oranye
n
Sumber: Data Primer, 2015.
Nilai
Hasil
561
mg/dl
Normal
<150
mg/dl
Ket.
Tidak
Normal
Warna
awal
Warna
akhir
Hasil
Normal
Trigliserida Bening
Oranye
122 mg/dl
30-200
mg/dl
Sampel
Ket.
Normal
Warna
awal
Warna
akhir
Glukosa
Bening
Merah
muda
Nilai
Hasil
Normal
167 mg/dl
<180
mg/dl
Ket.
Norma
l
Kategori Status Zn
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
3
1
3
1
Keterangan
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Normal
Defisiensi
Normal
Defisiensi
G. Hemoglobin (Hb)
Adapun hasil praktikum pemeriksaan Hemoglobin yang dilakukan
oleh kelompok 2 pada tanggal 10 Desember 2015 di laboratorium
ditunjukkan pada tabel IV.9 di bawah ini:
Tabel IV.7 Hasil Pemeriksaan Hemoglobin pada Praktikan kelompok
2 pada Tahun 2015
Nama Responden
Kadar Hb
(g/dl)
Keterangan
Askar Yusuf
14,1
Normal
Asseriani Timah
11,4
Anemia
Maryulni Grace
13,2
Normal
Muthmainnah
11,4
Anemia
Zulfitrawati
12,8
Normal
11,6
Anemia
Monica Bedy
13,7
Normal
Hardiyanti
12,8
Normal
Nurhikmah Ahmad
11,5
Anemia
Silvana Herman
12,6
Normal
Sumber: Data Pr
imer, 2015.
Adapun keadaan Hemoglobin semua anggota kelompok 2 yaitu 6
responden berkeadaan normal, dan 4 responden berkeadaan anemia. Hal
tersebut menunjukkan dari 10 responden rata-rata memiliki kadar
Hemoglobin yang normal.
IV.2 Pembahasan
A. Kolesterol
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol yang
terdapat dalam darah. Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
serum dari darah salah satu mahasiswa yang bernama Trikurrniya M.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu kadar
kolesterol dalam serum darah sebesar 118 mg/dl, hasil tersebut berada di
bawah batas normal dimana nilai normal dari kolesterol yaitu 140-250
mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam darah
praktikan tidak normal.
Salah satu cara pemeriksaan biokimia adalah dengan mengukur
kadar kolesterol. Menurut Joki, dkk (2003) kolesterol adalah molekul
lemak penting bagi sel manusia karena merupakan prekursor hormon
steroid, vitamin D metabolit, dan asam empedu dan juga penting bagi
myelinization saraf dan pertumbuhan otak. Karena itu kolesterol sangat
penting bagi anak yang sedang tumbuh. Kolesterol endogen yang
disintesis dalam hati dari asetil-CoA melalui jalur enzimatik kompleks
Pada bayi, kegiatan enzim hati yang diperlukan untuk sintesis kolesterol
mungkin belum matang64.
Kadar kolesterol dalam darah selalu berubah-ubah di setiap waktu,
meskipun perubahan ini tidak seberapa bedanya. Banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama faktor genetik, umur, seks dan lingkungan.
Kadar kolesterol cenderung meningkat terutama pada orang-orang
gemuk kurang berolahraga, stress dan perokok berat. Pola makan seharihari tidak bisa diabaikan begitu saja sebab diet merupakan salah satu
lingkungan yang mempengaruhi proses aterosklerosis. Kolesterol
6413 Murray, Robert, dkk.. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Cholesterol Precursors and Plant Sterols in Children with Food Allergy.
64
kardiovaskular
kardiovaskular
terutama
harus
dapat
hipertensi,
mengobati
faktor
intoleransi
risiko
glukosa,
dengan
mensintesis
lebih
sedikit.
Urut-urutan
Oleh sebab itu perlu diperhatikan faktor resikonya dan intervensi dini.
Dislipidemia dan perubahan serum lipid diidentifikasi sebagai faktor
penurun resiko dan faktor demensia. Namun masih terdapat ambiguitas
terkait perubahan lipid dan perubahan serum kolestrol total70.
Pedoman dari Program Pendidikan Kolesterol Nasional
menunjukkan penurunan berat badan dan manajemen diet sebagai
alternatif pilihan untuk menurunkan kolesterol dan mengelola penyakit
jantung. Pembatasan perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan
seperti obat-obatan statin merupakan cara yang efektif, meskipun
beberapa orang mengalami gejala negatif akibat kontraindikasi dari
penggunaannya. Dengan demikian, penyelidikan terus-menerus untuk
solusi alternatif dibenarkan71.
Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kolesterol agar tetap normal
yaitu mengkonsumsi makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan,
makanan seimbang adalah makanan yang terdiri dari 60% kalori berasal
dari karbohidrat, 15% kalori berasal dari protein, 25% kalori berasal dari
lemak, kalori dari lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10%. Menurunkan
asupan lemak jenuh dan menurunkan asupan kolesterol. Kolesterol
terutama banyak ditemukan pada lemak dari hewan, jeroan, kuning telur,
serta seafood (kecuali ikan). Sebaiknya mengkonsumsi lebih banyak
serat dalam menu makanan sehari-hari. Serat banyak ditemukan pada
buah-buahan (misalnya apel, pir yang dimakan dengan kulitnya) dan
sayur-sayuran. Serat yang dianjurkan adalah sebesar 25-40 gr/hari.
Kadar kolestrol per 10 gram makanan pada jeroan sapi= 380 mg,
kuning telur ayam= 2000 mg, seafood (udang dan kerang = 160 mg,
7070 Muharrami, Laila Khamsatul. 2011. Penentuan Kadar Kolesterol dengan Metode
Kromatografi Gas.
kepiting= 150 mg). makanan yang mengandung serat banyak pada sayursayuran dan buah-buahan.
Jika dihubungkan dengan teori di atas, maka sesuai hasil yang
diperoleh, praktikan tersebut tidak beresiko terkena penyakit defisiensi
maupun kelebihan kolesterol.
B. HDL
Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yaitu kadar
HDL dalam serum responden adalah 242 mg/dL. Dari hasil tersebut
dikatakan bahwa kadar HDL berada pada keadaan tinggi, dengan kadar
standar normal kolesterol adalah > 50 mg/dL.
HDL adalah lipoprotein heterogen yang diproduksi dalam liver dan
usus halus. HDL terutama terdiri dari fosfolipid dan protein (70%),
dengan sedikit sekali trigliserida (5%) dan sejumlah kolesterol (25%),
yang mewakili hampir 25% kolesterol dalam darah. Salah satu fungsi
HDL adalah sebagai alat angkut utama kelebihan kolesterol dari jaringan
ekstrahepatik dan sel pembersih (scavenger cells), untuk kemudian
dikeluarkan melalui empedu. Selain itu HDL juga berfungsi untuk
meningkatkan sintesis reseptor LDL pada hepatosit sehingga gangguan
atau penurunan kadar HDL akan berakibat pada penurunan sintesis
reseptor LDL, yang berakibat terjadinya penumpukan remnant VLDL,
remnant kilomikron dan LDL di dalam plasma dan jaringan ekstraseluler
lain. Peningkatan kadar ini akan berpengaruh terhadap proses
pembentukan plak (aterogenesis)21.
Bukti epidemiologis menunjukkan bahwa peningkatan kadar
kolesterol HDL berarti juga memperkecil rasio kolesterol total: kolesterol
HDL secara bermakna. Setiap penurunan satu unit rasio kolesterol total:
kolesterol HDL, berarti mengurangi risiko infark miokard sebesar 53
2121Gardjito, Fajar Bagaskoro. 2009. Korelasi Kolesterol-HDL dengan IMT pada
Penderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
berkorelasi
dengan
inflamasi
periodontal.
Infeksi
akan ikut difagosit oleh makrofag sehingga menghasilkan sel busa (foam
cell) yang menjadi awal pembentukan lesi ateroma. Penelitian terdahulu
menyatakan bahwa inokulasi per oral bakteri periodontitis dalam jangka
waktu lama dapat menjadikan kadar LDL meningkat sehingga bersifat
proaterogenik. Produk dari bakteri berupa lipopoli sakarida (LPS) dapat
berpengaruh pada endotel dan akan menyebabkan kerusakan pembuluh
darah secara langsung. Hal ini juga berpengaruh pada metabolisme lipid,
monosit
dan
makrofag
[7].
Meskipun
beberapa
penelitian
Hal ini
mengakibatkan
suatu
keadaan
yang
disebut
dengan
Hal ini
2222Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2009. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh, dan
Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2
Nomor 4. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 75Nurchaeni,
Ati. 2008. Pengaruh Pemberian Jus Buah Pare ( Momordica Charantia ) Dosis Bertingkat
Terhadap Kenaikan Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Galur Wistar Yang Diberi Pakan
Tinggi Lemak. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
efisien untuk
Selain
7676 Situmorang, Rimbun. 2013. Perbedaan Perubahan Kadar Trigliserida Setelah Pemberian
Ekstrak Dan Rebusan Daun Salam (Eugenia Polyantha) Pada Tikus Sprague Dawley Yang Diberi
Pakan Tinggi Lemak. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
4141Wulandari, Rohmah Retno. 2008. Profil Kolesterol dan Trigliserida Darah Serta Respon
Fisiologis Tikus yang Diberi Ransum Mengandung Sate Daging Sapi. Skripsi. Bogor: Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. 21Gardjito, Fajar Bagaskoro. 2009. Korelasi Kolesterol-HDL
dengan IMT pada Penderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Moewardi Surakarta. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
77
Nishino, Naonabu, Yoshikazu Tamori, dan Masato Kasuga. Insulin Efficiently Stores
Triglycerides in Adipocytes by Inhibiting Lipolysis and Repressing PGC-1 Induction.
darah
juga
dipengaruhi
oleh
Tsalissavrina, Iva, dkk.. 2006. Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Karbohidrat Dibandingkan Diet
Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Dan Hdl Darah Pada Rattus Novergicus Galur
Wistar. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 22. No. 2.
77Tsalissavrina, Iva, dkk.. 2006. Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Karbohidrat Dibandingkan
Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Dan Hdl Darah Pada Rattus Novergicus Galur
Wistar. Volume 22. Nomor 2. Malang: Jurnal Kedokteran Brawijaya.
7878 Rachmat, Chytra dkk.. 2015. Pengaruh Senam Poco-Poco Terhadap Kadar
Trigliserida Darah. Volume 03. Nomor 01. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi.79Wijaya, Vian Graha, Ismoyowati, dan Dadang Mulyadi Saleh. 2013. Kajian
Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Berbagai Jenis Itik Lokal yang Pakannya
Disuplementasi Dengan Probiotik. Jurnal Ilmiah Petrenakan. Halaman 661-668.
80
Julyasih, Sri Marhaerani. 2013. Tepung Rumput Laut Menurunkan Kadar LDL (Low Dencity
Lipoprotein) Plasma Tikus Wistar Hiperkolesterolemia. Volume 01. Nomor 02. Surabaya:
Jurusan Agrotekologi Fakultas Pertanian UPN.
memecah lemak bermolekul besar menjadi substrat yang lebih kecil dan
mudah dicerna. Bakteri probiotik juga mempunyai kemampuan dalam
mensintesis enzim esterase bersamaan dengan enzim lipase yang
merubah asam lemak bebas menjadi bentuk ester yang berbeda dari
trigliserida pada saluran pencernaan. Selain itu probiotik bisa
menurunkan trigliserida karena kemampuannya memfermentasikan
karbohidrat dan menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam saluran
pencernaan79.
Sedangkan peningkatan trigliserida darah atau hipertrigliserida
dipengaruhi oleh faktor gen dan konsumsi makanan seperti Karbohidrat,
lemak, dan alkohol. Karena itu untuk menurunkan kadar trigliserida
darah selain lemak makanan, karbohidrat juga diperhitungkan. Selain itu,
kadar trigliserida darah juga dipengaruhi oleh aktivitas enzim LPL
(Lipoprotein Lipase) yang berfungsi untuk menghidralisis trigliserida
menjadi asam lemak dan gliserol. Rendahnya aktifitas LPL ini akan dapat
meningkatkan kadar trigliserida darah80.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hasil pemeriksaan darah salah
satu peserta praktikum yang tergolong normal jika dibandingkan dengan
kadar normalnya tidak beresiko terkena penyakit akibat kekurangan
maupun kelebihan kadar trigliserida dalam darah. Akan tetapi, kadar
normal tersebut bisa saja berubah apabila gaya hidup dan pola makannya
tidak dijaga.
E. Glukosa
Pada pemeriksaan glukosa dalam darah salah satu peserta praktikum
diperoleh hasil sebesar 167 mg/dl. Jika dibandingkan dengan nilai
normalnya yaitu <180 mg/dl maka kadar glukosanya tergolong normal.
Kadar glukosa di dalam darah diatur secara otomatis oleh sel-sel
hati. Kalau kadar glukosa meningkat, maka sel hati akan mengubahnya
sebagian menjadi glikogen dan disimpan di dalam sel-sel tersebut,
sehingga kadar glukosa darah menurun kembali mencapai kadar normal
80-100 mg%. Sebaliknya bila kadar glukosa darah menurun, sebagian
hipermagnesia,
hiperpostamia,
elektrolit seperti
dan
hiperkalemi.
rumah sakit dengan angka kematian 1,0 sampai 10 pasien untuk 100
pasien yang menjalani rawat inap. Diperkirakan 1 sampai 15% pasien
penyakit ginjal kronik yang di rumah sakit mengalami komplikasi
hiperkalemia. Selanjutnya dua puluh delapan persen dari pasien yang
memiliki kadar kalium di atas 7 mEq/L meninggal82.
Sejumlah mekanisme berfungsi mempertahankan kadar glukosa
darah dalam jumlah konstan 70-100 mg/100 ml dalam keadaan puasa.
Pada saat glukosa dalam darah masuk ke jaringan, glikogen hati terus
menerus diubah ke glukos (glikoneogenesis) dan dialirkan ke dalam
darah. Glikogen otot hanya digunkaan untuk kebutuhan energi oleh otot
dan tidak dapat dikembalikan ke dalam darah sebagai glukosa; akan
tetapi, asam laktat yang diproduksi dari oksidasi glikogen otot diangkut
ke hepar, dimana dapat diubah ke glukosa dan glikogen (Siklus Cori).
Apabila glukosa tidak mencukupi, seperti pada puasa atau penggunaan
energi tinggi dalam waktu lama, asam amino diubah ke glukosa melalui
proses glukoneogenesis7.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Heidi et al (2007) para
peneliti melaporkan bahwa pelatihan ketahanan meningkatkan toleransi
glukosa dan insulin pada orang tua. Pelatihan ketahanan mengurangi
massa lemak dan meningkatkan massa lemak bebas, keduanya terkait
dengan perubahan positif dalam kontrol glukosa darah. Meskipun
pelatihan resistensi kronis sering meningkatkan baik komposisi tubuh
dan kontrol glukosa, suatu pertarungan akut pelatihan resistensi juga
meningkatkan kontrol glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
lain selain komposisi tubuh mempengaruhi resistensi pelatihan-diinduksi
peningkatan toleransi glukosa. Otot reseptor insulin rangka dan isi Akt
meningkat dengan resistensi leg pelatihan tunggal pada pria yang lebih
8282Karamanlis, Angela, dkk. 2007. Effects of Protein on Glycemic and Incretin Responses and
Gastric Emptying After Oral Glucose in Healthy Subjects. American Journal of Clinical Nutrition,
Volume 86 Page 13648. 7Tsalissavrina, Iva, dkk.. 2006. Pengaruh Pemberian Diet Tinggi
Karbohidrat Dibandingkan Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Dan Hdl Darah
Pada Rattus Novergicus Galur Wistar. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 22. No. 2.
5757Panggabean, Imelda. 2011. Hubungan Pemberian Seng dengan Hitung Limfosit dan Lama
Rawat Inap pada Anak dengan Infeksi Virus Dengue di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
Kedokteran Indonesia, Volume 2, Nomor 1. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret.
8484 Huwae, Frans Johanins. 2006. Hubungan Antara Kadar Seng (Zn) Dengan
Memori Jangka Pendek Pada Anak Sekolah Dasar.85Sugeng Maria Widijanti dkk..2013.
Hubungan Serum Seng Dengan Jumlah CD4 Pada Lansia Di Panti Jompo. Volume 02. Nomor 01.
Jurnal Gizi Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga.
5959 Lowe, Nicola M., dkk.. 2009. Methods of Assessment of Seng Status in Humans: A
Systematic Review. American Journal of Clinical Nutrition, volume 89 Page 1S-12S. 61Nriagu,
Jerome. 2007. Zinc Deficiency in Human Health. School of Public Health, University of
Michigan
seng
rambut.
Analisis
kadar
seng
rambut
lebih
tepat
kondisi malnutrisi yang sudah berlangsung lama. Kadar seng serum tidak
selalu menggambarkan secara tepat kadar seng tubuh karena tergantung
pada kadar albumin. Selain itu, pengambilan sampel seng rambut akan
menghindari risiko invasif yang mungkin terjadi pada pengambilan
serum seng. Penelitian seng rambut pada balita masih terbatas dan jarang
dilakukan. Sementara itu penelitian kadar seng rambut pernah dilakukan
pada anak sekolah dasar usia 6-9 tahun oleh Arindha 2012 yang
menyatakan ada hubungan kadar seng rambut dengan derajat stunting
yang ditentukan berdasarkan z-score TB/U. Z-score TB/U meningkat
dengan meningkatnya kadar seng rambut86.
Kelompok yang paling rentan terhadap defisiensi seng adalah anak
dalam masa pertumbuhan, masa produktif dan masa penyembuhan.
Gambaran klinis defisiensi seng pada manusia sangat bervariasi,
tergantung pada beberapa hal.Usia mulai terjadi defisiensi, derajat dan
lamanya defisiensi, penyakit dan kelainan yang merupakan latar
belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan seng dan
interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan62.
G. Hemoglobin
Berdasarkan hasil percobaan, diketahui dari delapan responden ada 3
responden yang rendah adar hemoglobinnya, sedangkan 4 responden
lainnya memiliki kadar hemoglobin yang normal. Responden ke 5,
dengan kadar hemoglobin 12,5 adalah tergolong normal, dimana rentang
normal kadar hemoglobin untuk wanita adalah 12-14 g/dl.
Responden yang memiliki kadar hemoglobin normal artinya resiko
untuk penyakit anemia dan penyakit lainnya akibat rendahnya kadar
hemoglobin adalah beresiko rendah. Hal ini dikarenakan konsumsi zat
besi yang cukup, dimana zat besi merupakan salah satu komponen
6286Susilo, Mursid Tri. 2013. Hubungan Kadar Seng (Zn) Rambut Dengan Z-Score Panjang
Badan Menurut Umur (Pb/U) Balita Usia 12-24 Bulan. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.62 Linder, Maria C. 2006. Biokimia Nutrisi Dan
Metabolisme
Kandungan
hemoglobin
yang
rendah
dengan
demikian
Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi13Murray, Robert, dkk.. 2009. Biokimia
5 90K. Yekti Wirawanni. 2014. Perbedaan Kadar Hemoglobin Berdasarkan Status Obstetrikus
Ibu. Volume 02. Nomor 02. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro91Adam, Ishag, Samah Ahmed, Mahmoud H Mahmoud, dkk.. 2012. Comparison Of
Hemocue Hemoglobin-Meter And Automated Hematology Analyzer Meansurement Of
Hemaglobin Level In Prgnant Women At Khartoum Hospital. Diagnostic Pathology.
92
Chavers, Blanche M., dkk.. 2004. Prevalence of Anemia in Erythropoietin-treated Pediatric as
Compared to Adult Chronic Dialysis Patient. Kidney Internasional, Volume 65, Pp: 266-273.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Kadar kolesterol responden adalah 118 mg/dl atau berada pada keadaan
yang rendah atau tidak mencukupi batas normal yakni 140-250 mg/dl.
2. Kadar HDL responden adalah 242 mg/dL atau berada pada keadaan yang
tinggi atau melebihi batas normal yakni 50 mg/dl.
3. Kadar LDL responden adalah 561 mg/dl atau berada pada keadaan yang
tinggi atau melebihi batas normal yakni <150 mg/dl.
4. Kadar trigliserida responden adalah 122 mg/dl atau berada pada keadaan
yang normal dengan batas normal yakni 30-200 mg/dl.
5. Kadar glukosa responden adalah 167 mg/dl atau berada pada keadaan
yang normal dengan batas normal yakni <180 mg/dl.
6. Semua responden tergolong kategori mengalami defisiensi zinc (Zn).
V.2 Saran
1. Untuk Dosen
Sebaiknya dosen mata kuliah PSG mengawasi proses praktikum yang
sedang berlangsung.
2. Untuk Asisten
Sebaiknya asisten menguasai hal-hal yang akan dipraktekan, serta
memperhatikan praktikan dalam setiap praktikum, agar menghindari halhal yang tidak diinginkan seperti tumpahnya reagen.
3. Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat praktikum yang digunakan saat praktikum dilengkapi
untuk melancarkan kegiatan praktikum.