UJI BENIH
A. Tinjauan Umum
Uji benih merupakan instrumen untuk mengetahui kualitas fiologis benih
dengan menilai viabilitas benih dan vigor benih.
Viabilitas benih: ratio antara jumlah kecambah normal dengan jumlah
benih yang dikecambahkan dikalikan seratus persen.
Dengan demikian viabilitas merupakan persentase benih yang mampu
berkecambah normal, dan nilainya dicantumkan dalam sertifikat benih.
Vigor benih: kemampuan benih untuk berkecambah secana normal pada
kondisi lingkungan yang mendukung maupun pada lingkungan yang tidak
mendukung.
Walau nilai vigor tidak dicantumkan dalam sertifikat benih, tapi memiliki
arti penting yang menunjukkan performa dan keseragaman kecambah
(Note: ada 3 kualitas benih yang merupakan syarat untuk benih bermutu,
yaitu kualitas genetis, kualitas fisik dan kualitas fisiologis)
Tujuan:
Untuk menilai mutu benih sebelum digunakan atau dipasarkan, dengan
mengamati viabilitas dan vigor benih.
Sebagai dasar penghitungan kebutuhan benih untuk tujuan budidaya (uji
viabilitas)
B. Uji Viabilitas
Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menguji viabilitas benih:
1. Uji media kertas:
Yaitu pengujian benih dengan cara mengecambahkan pada substrat
kertas yang lembab. Jenis kertas yang digunakan bisa kertas merang,
kertas koran atau kertas yang higroskopis dan mampu menahan air.
Teknik peletakan benih bervariasi: a) diletakkan di permukaan kertas
(UDK), b) diletakkan di antara kertas (UAK), dan c) diletakkan di antara
kertas teris digulung dan didirikan (UKDD).
TEKBEN
VIII - 1
TEKBEN
VIII - 2
TEKBEN
VIII - 3
C. Uji Vigor
Konsep dasar vigor adalah, bahwa persentase perkecambahan dari dua
lot benih bisa sama tetapi akan berbeda dalam daya berkecambahnya.
Artinya perkecambahan lot yang satu lebih cepat dari lot yang lain.
Ada beberapa kriteria vigoritas, yaitu:
Kecambah yang vigor (greater vigor)
kecambah yang muncul dari benih dan mampu tumbuh terus dalam
kondisi lingkungan yang mendukung maupun tidak mendukung.
Less vigor
kecambah mampu muncul dari benih tetapi tidak dapat melanjutkan
pertumbuhannya, atau tumbuh abnormal.
Non- vigor
kecambah yang tidak mampu muncul dari benih atau benih tidak
mampu berkecambah.
Benih mati
benih yang embrionya mati sehingga tidak dapat berkecambah.
Metode pengujian vigor benih terdiri atas dua kelompok, yaitu pengujian
langsung (direct method) dan pengujian tak langsung (indirect method).
(baca: Dasar-dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih; Hendarto
Kuswanto, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2006)
TEKBEN
VIII - 4