Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERTANIAN ORGANIK
Pengaruh Pupuk Kandang dan Crotalaria juncea L.
pada Tanaman Jagung (Zea Mays)
Disusun Oleh:
Basa Uli Simanjuntak
125040101111166
Kelas A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia,
karena semua orang perlu makan setiap hari. Pangan organik adalah pangan
yang diproduksi tanpa pupuk kimia atau artifisial dan atau pestisida sintetis,
tetapi menggunakan pupuk organik seperti menur dari kotoran dan feses
ternak, yang dikenal sebagai pupuk kandang serta kompos. mengonsumsi
makanan sehat atau makanan berbasis material-material organik kini menjadi
pilihan sejumlah orang. Kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh
pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian menjadikan pertanian organik
menarik perhatian baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Kebanyakan konsumen akan memilih bahan pangan yang aman bagi
kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga mendorong meningkatnya
permintaan produk organik. Pola hidup sehat yang akrab lingkungan telah
menjadi trend baru
Prinsip-prinsip
tersebut
menyangkut
bagaimana
manusia
perbandingan
pertumbuhan
tanaman
jagung
dengan
pentingnya
bagi
kelansungan
hidup
manusia
dan
lingkungannya.
6. Mengetahui secara teori dan praktik dalam aplikasi dalam bertani secara
organik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
Genus
: Zea
Spesies
Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn
ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di
Indonesia. Hal ini disebabkan jagung manis memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan jagung biasa, sehingga jagung manis banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Rasa manis pada biji jagung manis disebabkan
oleh tingginya kadar gula pada endosperm biji jagung manis yang berkisar
1314% sedangkan kadar gula jagung biasa hanya 23% (Palungkun dan
Budiarti, 1991).
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit
biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam
tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999).
Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif
terhadap perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat
tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays.
Tidak seperti tanaman biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya
tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah (Belfield dan Brown,
2008).
Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah dengan curah hujan
300 mm perbulan. Jika kurang dari 300 mm perbulan akan mengakibatkan
kerusakan pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari kelembapan
tanah juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan Brown,
2008).
2.2 Peran Crotalaria Juncea bagi Tanah dan Tanaman
Crotalaria juncea L. ialah tanaman Leguminoceae yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau.
Selain itu tanaman tersebut dapat menghasilkan biomassa dengan cepat,
tinggi kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga
dapat memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Sutejo, 2002).
Selain itu Crotalaria juncea L. ialah tanaman dapat menjadi sumber N
yang berasal dari bagian vegetatif tanaman dan hasil fiksasi N2 udara maupun
N dalam tanah oleh bintil akar tanaman yang bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobium sp. sehingga diharapkan mampu menambah kandungan N dalam
tanah. Kandungan nitrogen maksimum dalam tanaman orok orok terjadi
pada saat sebelum awal masa pembungaan (Anonymous, 2002).
Pada umur 14 hari setelah tanam, tanaman orok orok mengandung
5.25% N dan 69.55% bahan organik, pada umur 30 hari setelah tanam
mengandung 4.29% N dan 66.85% bahan organik, sedangkan pada saat umur
42 hari setelah tanam mengandung 2.49% N dan 66.78% bahan organik
(Noviastuti, 2006).
Hasil penelitian Raihan et.al., (2001) menyatakan bahwa pupuk hijau
dari jenis C. juncea L. menghasilkan tinggi tanaman jagung yang tertinggi
dibanding bahan organik lain. Pengaplikasian pupuk hijau ada dua cara yaitu
dengan membenamkan dan dipakai sebagai mulsa. Aplikasi dengan
pembenaman lebih efektif daripada dengan cara dimulsakan, karena dapat
mengurangi terjadinya evaporasi pada bahan organik. Pembenaman pupuk
hijau yang segar lebih baik daripada pembenaman pupuk hijau yang dicabut
lapisan
pelindung
dan
mengurangi
penjerapan
P, (4)
untuk
pertumbuhan akar maupun pada bagian atas tanaman seperti batang dan daun.
Manfaat lain fosfor yaitu untuk memacu pertumbuhan akar, merangsang
pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman,
memacu pertumbuhan bunga dan pemasakan buah, memperbesar prosentase
terbentuknya bunga menjadi buah dan biji dan menambah daya tahan
terhadap hama penyakit (Reksohadiprodjo, 1985).
Unsur kalium (K) berguna untuk menambah sintesa dan translokasi
karbohidrat, sehingga mempercepat ketebalan dinding sel dan kekuatan
tangkai (Reksohadiprodjo, 1985). Apabila terjadi defisiensi kalium maka akan
tampak daun yang hangus pada sebagian tanaman (Susetyo, 1985).
Pemberian
pupuk
kandang
dapat
memperbaiki
kondisi
lingkungan
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan dilaksanakan setiap minggu yaitu pada hari
Rabu atau hari Sabtu pada pukul 06.00 pada tanggal 27 September sampai 10
November. Praktikum dilakukan di kebun yang sudah disediakan oleh
Universitas Brawijaya sebagai lokasi Praktikum matakuliah Pertanian
Organik di Sengkaling, Kecamatan Dau, Kota Batu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
-
Cangkul
Ember
Penggaris
alat tulis
Bahan:
-
tanah
air
Persiapan Lahan
Membuat bedengan
Menyiram bedengan
Membuat lubang sebanyak 15 di kiri dan kanan bedengan, dengan jarak antar lubang 20
Menanam benih jagung, tiap lubang 2 benih dan menutup lubangnya kembali
Penyulaman
Membongkar bagian larik tanah yang benihnya tidak tumbuh
Pemupukan
Membenamkan pupuk anorganik kira 5 cm dari tanaman jagung
engamati pertumbuhan tanaman dengan menggunakan paramater tinggi tanaman, jumlah daun, da
Dokumentasi
Pengolahan tanah
Penyiraman tanah
Penyulaman
Pemupukan
Pembibitan
Tanaman jagung
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Grafik Perbandingan Hasil Pengamatan Pertumbuhan
Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung pada Semua Perlakuan
Tinggi Tanaman
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Jumlah Daun
8
7
6
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
4
3
2
1
0
Kontrol
C.Juncea
Luas Daun
350
300
250
Minggu 1
Minggu 2
200
Minggu 3
150
100
50
0
Kontrol
C.Juncea
memnghasilkan
jumlah
daun
yang
lebih
banyak
daun-daunan,
meningkatkan
berkembangnya
mikro-
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kebutuhan dan efisinesi pemupukan ditentukan oleh faktor yang
saling berkaitan antara ketersediaan hara dalam tanah dengan kebutuhan hara
tanaman. Pemupukan yang kurang dari keperluan tanaman akan menjadikan
tidak optimalnya produksi. Kelebihan pemupukan juga berarti pemborosan,
yang dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan hama penyakit,
dan dalam jangka lama dapat menyebabkan terjadinya pecemaran lingkungan,
seperti populasi nitrat dalam air minum yang tercemar.
Pupuk hijau Crotalaria juncea mempunyai potensi yang lebih baik
untuk dijadikan sumber unsur hara N dan P, selanjutnya Crotalaria juncea
mampu meningkatkan ketersediaan N total tanah. Interaksi antara pupuk hijau
Crotalaria juncea dengan pemupukan organik dan anorganik serta tanpa
perlakuan menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih tinggi.
Pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki kondisi lingkungan
pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil
produksi suatu tanaman. Bahan organik selain dapat memperbaiki fisik dan
kimia tanah, juga dapat meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme
tanah.
5.2 Saran
Perlu adanya peelitian lebih lanjut dengan kombinasi pupuk organik,
anorganik serta Crotalaria juncea L. yang berbeda yaitu diakukan
peningkatan terhadap dosis pupuk organik dan Crotalaria juncea L. pada
umur yang sesuai yakni 28 hari serta pengurangan dosis pupuk anorganik
yang dapat memberikan masukan bagi penerapan pertanian organik yang
menuju pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
DAFTAR PUSTAKA
Allison, F.E., 1973. Soil Organic Matter and Its Role in Crop Production. Elsevier
Sientific Publishing Co., Amsterdam VI + 637p.
Anonymous.
2002.
Tropic
sun,
Sunn
Hemp
Crotalaria
juncea
L.
http://www2.ctahr.hawaii.edu/sustainag/greenmanures/tropicsunnhemp.asp.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A
Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.
Fahdiana, M.A. Nawir. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung
Melalui Pemberian N-urea dan Pupuk Organik. Prosiding, Seminar dan
Lokakarya Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Halvin, J.L. , S.M. Tisdale., W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1999. Soil Fertility
and Fertilizer. An Introduction to Nutrient Management. Prentice Hall, Inc.
499 p.
Hsieh, S.C. and C. F. Hsieh. 1990. The use of organic matter in crop production.
Paper Presented at Seminar on The Use of Organic Fertilizer in Crop
Production at Soweon, South Korea, 18-24 June 1990.
H.B. Jumin. 2002. Agronomi. Raja Grafindo Persada.
Karama A.S. 1990. Penggunaan pupuk dalam produksi pertanian. Makalah
disampaikan pada Seminar Puslitbang Tanaman Pangan, 4 Agustus 1999 di
Bogor.
Marsuni, Zubir, dkk. 2013. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Dengan Pemberian Pupuk Hijau Crotalaria juncea dan Calopogonium
Muconoides Disertai Pemupukan N Dan P. Seminar Nasional Srealia.
McWilliams, D.A., D.R. Berglund, and G.J. Endres. 1999. Corn growth and
management quick guide.www.ag.ndsu.edu.
Noviastuti, E.T. 2006. Pengaruh jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang
tanam pada pertumbuhan dan hasil tanaman orok-orok (Crotalaria juncea
L.) Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. pp. 24
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
Subaedah, St. 2006. Pengaruh Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Nitrogen.
Prosiding, Seminar dan Lokakarya Nasional. Pusat Penelitian dan
LAMPIRAN
Perhitungan Pupuk
Diketahui luas 1 bedeng 3 m x 1 m
=3m
Luas 5 bedeng 3 m x 5 m
= 15 m
Luas lahan
= 1 ha
= 20 ton/ ha
luas 1 bedeng
luas lahan
Kebutuhan pupuk =
3m
1 ha
x 20 ton/ha
luas 1 bedeng
luas lahan
Kebutuhan pupuk =
15 m
1 ha
x 20 ton/ha