Anda di halaman 1dari 176

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI


KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
DI KABUPATEN CILACAP)

BUILDING MAINTENANCE SYSTEM VIEWED FROM


RELIABILITY OF THE BUILDING
(CASE STUDY: SIMPLE FLAT RENTAL BUILDINGS IN
CILACAP DISTRICT)

TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Magister Teknik

Disusun oleh:

ROSALINA
S 940809109
MAGISTER TEKNIK SIPIL
KONSENTRASI
TEKNIK REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2 0 11

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI


KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
DI KABUPATEN CILACAP)

Disusun oleh:

ROSALINA
S 940809109

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing


Tim Pembimbing :
Jabatan

Pembimbing I

Pembimbing II

Nama

Tanda Tangan

Tanggal

S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D


NIP. 196905011995121001

Widi Hartono, ST, MT


NIP. 197307291999031001

Mengetahui :
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms


NIP. 194804221985032001

commit to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI


KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
DI KABUPATEN CILACAP)

Disusun oleh:

ROSALINA
S 940809109

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis


Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2011

Dewan Penguji :
Jabatan
Ketua

Seketaris

Penguji I

Penguji II

Nama

Tanda Tangan

Kusno Adi Sambowo,S.T,M.Sc,Ph.D.


NIP. 196910261995031002

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms


NIP. 194804221985032001

S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D


NIP. 196905011995121001

....

Widi Hartono, ST, MT


NIP. 197307291999031001

Mengetahui :
Direktur Program
Pascasarjana

Ketua Program Studi


Magister Teknik Sipil

Prof. Drs. Suranto, Msc, Phd


NIP. 195708201985031004

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms


NIP. 194804221985032001

commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rosalina
NIM : S940908109
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul :

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI


KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI
KABUPATEN CILACAP)
Adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis
dalam tesis tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011


Yang membuat pernyataan

Rosalina

commit to user
iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan

mengucap

syukur

Alhamdulillah,

akhirnya

penulis

dapat

menyelesaikan tesis dengan judul Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari


Keandalan Bangunan Gedung Studi Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa
di Kabupaten Cilacap dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.

Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS. Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Dr. Ir. Ary Setyawan, M.Sc.(Eng). Sekertaris Program Studi Magister Teknik
Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Pembimbing Akademis.

5.

S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Utama.

6.

Widhi Hartono, ST, MT, selaku Pembimbing Pendamping.

7.

Segenap Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.

8.

Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (PUSBITEK), Badan


Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Kementrian PekerjaanUmum
yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis.

9.

Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, yang telah


memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.

10. Ir. A. Ristiyanto, MT, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah
Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan memberikan ijin Tugas
Belajar bagi penulis.
11. Adi Prabowo, SH, ST, Kepala Bidang Perumahan dan Tata Bangunan Dinas
Cipta Karya Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan
memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.

commit to user
v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12. Kepala UPTD Rusunawa Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah
Kabupaten Cilacap dan segenap Staf yang telah telah mendukung penulis dalam
memperoleh data mengenai Rusunawa Cilacap.
13. Suamiku tercinta, Lulu Mardiyanto, ST dan anakku tersayang Lilian Mutiara,
Kedua orangtuaku Imam Suyono dan Eny Nuryanti, yang terus memberikan
doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materiil dalam menyelesaikan
pendidikan ini.
14. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Bangunan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang selama ini menjadi
teman seperjuangan.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga tesis ini dapat memberi sumbangan ilmiah bagi civitas akademika,
praktisi di bidang bangunan gedung, dan bermanfaat bagi masyarakat luas pada
umumnya. InsyaAllah, Amin.

Surakarta,

Januari 2011

Penulis,

Rosalina

commit to user
vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan
pemberlakuan sertifikat laik fungsi (SLF) pada tahun 2010 bagi setiap bangunan gedung
publik di kota metro dan besar. SLF juga harus diterapkan paling lambat pada tahun 2020
untuk semua kota sedang dan kecil. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sebagai
bangunan publik harus memenuhi SLF. Dalam memenuhi SLF untuk gedung Rusunawa
diperlukan suatu sistem pendukung. Sistem tersebut diharapkan dapat memberikan penilaian
serta memberikan sistem pemeliharaan dan perbaikan yang menunjang keandalan bangunan
gedung Rusunawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem pemeliharaan gedung
Rusunawa yang ditinjau dari keandalan bangunan gedung. Obyek yang menjadi studi kasus
adalah Gedung A dan D pada kompleks Rusunawa Cilacap.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis diskriptif. Tahapan
penelitian dimulai dengan mencari kriteria sistem penilaian keandalan gedung. Acuan yang
digunakan adalah kriteria dalam SLF gedung yang disesuaikan dengan kondisi Rusunawa.
Setelah dibuat sistem penilaian keandalan kemudian disusun sistem pemeliharaan gedung.
Sistem pemeliharaan tersebut berfungsi untuk menunjang keandalan bangunan gedung
Rusunawa. Setelah Sistem tersebut tersusun, dibuat sebuah program yang menunjang
aplikasi sistem pada obyek studi kasus. Program Penilaian Keandalan dan Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa disebut dengan SLF Rusunawa. SLF Rusunawa kemudian
diaplikasikan pada obyek studi kasus untuk mengetahui apakah program tersebut sudah
dapat memberikan penilaian keandalan gedung dan sudah memberikan sistem pemeliharaan
yang sesuai.
Berdasar penelitian, telah berhasil disusun Sistem Penilaian Keandalan dan
Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Sistem tersebut didukung dengan Program yang disebut
SLF Rusunawa. Berdasar aplikasi SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan
bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian dan sistem pemeliharaan
bangunan gedung Rusunawa. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa
Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91). Hal
tersebut disebabkan kurang andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi
keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung. Hasil program SLF
Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung
termasuk tidak andal (70,99). Hal tersebut dikarenakan tidak andalnya komponen Utilitas
dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan
Gedung.
Kata Kunci: keandalan bangunan gedung, pemeliharaan, rusunawa.

commit to user
vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
In accordance with the mandate of PP 36 of 2005, the Government requires the
implementation of certificate-worthy function (SLF) in 2010 for every public building in
metro and large cities. SLF also be applied no later than 2020 for all medium and small
cities. Simple flats rental building (Rusunawa) as a public building must fulfill the criteria of
SLF. In fulfilling of the SLF of the Building, Rusunawa necessary needs for a building
support system. The system is expected to provide an assessment as well as providing
maintenance and repair systems that support the reliability of Rusunawa building. The
purpose of this research is to create a building maintenance system in terms of reliability of
Rusunawa building. The Object of the case study is Building A and D in the complex of
Rusunawa Cilacap.
Research conducted using descriptive analysis method. Stages of the research starts
from the search criteria for rating the reliability of building systems. The reference used is
the criteria in the SLF building and adapted to the conditions of Rusunawa building.After a
system of reliability of the building assessment is made, then researchers construct a
maintenance system of the building. Maintenance system of the building is functioning to
support the reliability of Rusunawa. After the system was ready then researchers create a
program that support the application of the system in the object of the case study.
Assessment Program Reliability and Maintenance of Building Systems Rusunawa called
SLF Rusunawa. SLF Rusunawa applied to the object of the case study. It aims to determine
whether the program can provide an assessment of the reliability of the building and already
provide an appropriate maintenance system.
Based on the study, researchers have successfully developed a System Reliability
Assessment and Maintenance of Rusunawa Building. The system is supported with a
program called SLF Rusunawa. The results of the SLF Rusunawa program on Building A of
Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is less reliable (76.91). The
cause of the lack of reliability is due to the lack reliability of Utilities and Accessibility
components of the building. To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building
Maintenance System has been created.. The results of the SLF Rusunawa program on
Building D of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is not reliable
(70.99). The cause of the unreliability is due to the unreliability of Utilities and Accessibility
components of the building. To fulfill the reliability of the building, To fulfill of the
reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created.
Keywords: maintenance, reliability of the building, simple flats rental building.

commit to user
viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung Studi
Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa di Kabupaten Cilacap. Tesis ini
sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Pascasarjana
pada bidang keahlian Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tesis ini mengangkat permasalahan tentang Teknik Pemeliharaan Gedung,
khususnya mengenai Penilaian Keandalan Bangunan Gedung serta Sistem
Pemeliharaan dan Rehabilitasi Bangunan Gedung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah khasanah keilmuan.

Surakarta, Januari 2011

Rosalina

commit to user
ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN

ii

HALAMAN PENGESAHAN

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS.

iv

UCAPANTERIMA KASIH

ABSTRAK.

vii

KATA PENGANTAR....

ix

DAFTAR ISI..

DAFTAR TABEL..

xii

DAFTAR GAMBAR..

xv

DAFTAR LAMPIRAN..

xvii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah..

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian.

1.4. Manfaat Penelitian

1.5. Lingkup Pembahasan

STUDI PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka.....

2.2. Landasan Teori.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV

3.1. Obyek Penelitian.....

22

3.2. Langkah Penelitian...

24

3.3. Bagan Alir Penelitian...

27

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. Data Fisik Obyek Penelitian

30

4.2.Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa..

36

4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa...

59

commit to user
x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa..


4.5. Langkah Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa..
4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus.
BAB V

123
131
138

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan...

158

5.2. Saran

159

Daftar Pustaka...

160

Lampiran...

LA-1

commit to user
xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1

Fungsi Ruang Gedung A.

33

Tabel 4.2

Fungsi Ruang Gedung B.

34

Tabel 4.3

Fungsi Ruang Gedung C.

34

Tabel 4.4

Fungsi Ruang Gedung D.

34

Tabel 4.5

Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa...

37

Tabel 4.6

Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen


Ruang Dalam..
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%).
Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen
Ruang Luar..
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)
Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen
Struktur Bawah
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)..
Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen
Struktur Atas...
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Atas (60%).
Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen
Struktur Pelengkap..
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)
Analisis Kesesuaian Aspek Utilitas.

Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17

39
40
41
42
42
43
43
44
44
45
45

Tabel 4.18

Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa


Aspek Utilitas ( 100%)
Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas.

46
47

Tabel 4.19

Analisis Kesesuaian Aspek Aksesibilitas

48

Tabel 4.20
Tabel 4.21

Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung


Rusunawa Aspek Aksesibilitas ( 100%).
Kefungsian Komponen Aksesibilitas..

49
50

Tabel 4.22

Analisis Kesesuaian Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan.

53

Tabel 4.23

Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

53

commit to user
xii

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabel 4.31
Tabel 4.32
Tabel 4.33
Tabel 4.34
Tabel 4.35
Tabel 4.36

digilib.uns.ac.id

Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan (100%).


Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung .
Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Bangunan Gedung
Rusunawa
Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF
Gedung)
Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas Total (File
Aksesibilitas SLF Gedung)
Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File
Aksesibilitas SLF Gedung)
Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF
Gedung)
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur
Sub.Aspek Ruang Dalam (80%).
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur
Sub.Aspek Ruang Luar (20%)
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur
Sub.Aspek Struktur Bawah (25%).
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur
Sub.Aspek Struktur Atas (60%).
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur
Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%).
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas

54
55
58
58
58
58
60
61
62
63
64
66

Tabel 4.39

Sistem
Pemeliharaan
Gedung
Rusunawa
Aspek
Aksesibilitas.
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Kesesuaian
Dengan Dokumen Rencana Kota
Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung
Rusunawa.
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

72
125

Tabel 4.40

Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap...

139

Tabel 4.41

Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks


Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur...
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Struktur..
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas..
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan
Lingkungan.
Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A
di Kompleks Rusunawa Cilacap ....
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur...

Tabel 4.37
Tabel 4.38

Tabel 4.42
Tabel 4.43
Tabel 4.44
Tabel 4.45

Tabel 4.46
Tabel 4.47

commit to user
xiii

68
70

146
147
147
148

149
149
154

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.48

Tabel 4.49
Tabel 4.50
Tabel 4.51

Tabel 4.52

digilib.uns.ac.id

Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks


Rusunawa Cilacap Komponen Struktur..
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas...
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan
Lingkungan.
Hasil Program SLF Rusunawa Keandalan Total Gedung D
di Kompleks Rusunawa Cilacap .

commit to user
xiv

155

156
156
157

157

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Gambar.2.1

Gambar 3.1

Skema
Perawatan
dan
Pemeliharaan
Gedung
(Juwana,2009)..
Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung
(Juwana,2009)..
Peta Provinsi Jawa Tangah (www. google map. Com)

10
21

Gambar 3.2

Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com).

22

Gambar 3.4

Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan Gedung


Rusunawa..
Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap..
Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari
Keandalan Bangunan Gedung..
Photo Tampak Depan Kompleks Rusunawa Kabupaten
Cilacap..
Photo Tampak Belakang Kompleks Rusunawa Kabupaten
Cilacap.
Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap..

Gambar.2.2

Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar. 4.6

Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung


Rusunawa.
Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Gambar 4.8

Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan


Gedung Rusunawa
Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan
Gedung Rusunawa
Form Data Umum Program SLF Rusunawa

Gambar 4.9

Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan

Gambar. 4.7

27
28
29
31
32
33
57
124
126
131
132

Rusunawa

133

Gambar 4.10

Form Arsitektur SLF Rusunawa

134

Gambar 4.11

Form Kesesuaian Ruang Komponen Arsitektur SLF

135

Rusunawa.
Gambar 4.12

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen


Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa...

136

Gambar 4.13

Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap

138

Gambar 4.14

Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama

141

commit to user
xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4.15

Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)

142

Gambar 4.16

Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

143

Gambar 4.17

Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap.

143

Gambar 4.18

Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap.

144

Gambar 4.19

Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

144

Gambar 4.20

Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap.

144

Gambar 4.21

Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap.

145

Gambar 4.22

Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama

150

Gambar 4.23

Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)

150

Gambar 4.24

Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

151

Gambar 4.25

Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap.

151

Gambar 4.26

Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap.

152

Gambar 4.27

Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

152

Gambar 4.28

Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap.

152

Gambar 4.29

Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap.

153

commit to user
xvi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

Form SLF Gedung..

Lampiran B

Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung A Kompleks


Gedung Rusunawa Cilacap.
Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung D Kompleks
Gedung Rusunawa Cilacap.
Form Tabel Analisis Gedung Rusunawa .

Lampiran C
Lampiran D
Lampiran E

Form Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung


Rusunawa

commit to user
xvii

LA-1
LB-1
LC-1
LD-1
LE-1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user
xviii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2005 pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk
memenuhi kebutuhan prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, Nelayan,
Buruh Migran, dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program 1000
Tower tersebut merupakan program pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
atau Rusunawa. Rusunawa yang direncanakan dalam program tersebut memiliki
karakteristik struktur yang hampir sama dengan desain tipikal.
Rusunawa sebagai bangunan publik yang mengakomodir fungsi tempat
tinggal sudah selayaknya diperhatikan keandalan dan kelaikan bangunannya.
Keandalan bangunan diperlukan untuk menjamin keselamatan pengguna bangunan
sedangkan kelaikan bangunan akan menjamin kenyamanan pengguna bangunan.
Selain harus diperhatikan keandalan serta kelaikan bangunan,sebagai
bangunan publik maka pemeliharaan bangunan harus diperhatikan. Pemeliharaan
Bangunan Gedung bertujuan untuk menjaga supaya Bangunan Gedung tersebut bisa
mencapai umur layan yang sudah diperhitungkan.
Bangunan Gedung Rusunawa merupakan gedung bertingkat yang berfungsi
sebagai hunian. Gedung bertingkat

harus memiliki keandalan secara arsitektur,

struktur, utilitas, aksesibilitas maupun tata ruang dan lingkungan. Untuk menjamin
terwujudnya bangunan gedung yang andal harus memenuhi persyaratan teknis
administratif bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. Diperlukan adanya suatu
pernyataan bahwa bangunan gedung tersebut memang sudak layak untuk digunakan
sesuai dengan fungsinya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung.
Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung telah diterbitkan
sejak 9 Agustus 2007 lalu melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
25/PRT/M/2007 yang bertujuan untuk terwujudnya keandalan bangunan gedung
secara administratif dan teknis. Pedoman tersebut meliputi; kesesuaian Bangunan

commit to user
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

Gedung dengan fungsinya serta kesesuaian Bangunan Gedung dengan tata bangunan
dan lingkungan.
Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan
pemberlakuan Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF Gedung) pada tahun 2010 bagi
setiap Bangunan Gedung Publik di kota metro dan besar. SLF Gedung juga harus
diterapkan paling lambat pada tahun 2020 di semua kota sedang dan kecil. Saat ini
hampir semua Bangunan Gedung (BG) belum sesuai dengan kaidah bangunan
konstruksi yang benar seperti yang diatur dalam UU No 20 tahun 2002. Untuk
memenuhi kriteria dalam SLF Gedung tersebut hendaknya Pengelola Bangunan
Gedung Publik harus sudah mempersiapkan diri.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah Sistem Penilaian dan
Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang ditinjau dari Keandalan Bangunan Gedung.
Parameter yang digunakan adalah pemenuhan kriteria SLF Gedung. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat mempersiapkan Gedung Rusunawa dan pengelolanya
untuk lebih siap memenuhi kriteria keandalan gedung yang sesuai dengan SLF
Gedung.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diteliti dalam kajian ini meliputi:
1. Bagaimana Membuat Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa
yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam
SLF Gedung.
2. Bagaimana membuat program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian
dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
3. Bagaimana Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan
Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung
Rusunawa Cilacap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Memperoleh Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang
menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam SLF.
2. Memperoleh program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian dan
Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
3. Mengetahui Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan
Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung
Rusunawa Cilacap.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Manfaat teoritis ; Memberikan tambahan informasi dalam khasanah ilmu


terutama di bidang Penilaian dan Pemeliharaan Gedung serta Keandalan
Bangunan Gedung.

2.

Manfaat praktis ; Hasil kajian diharapkan dapat memberi masukan bagi stake
holder yang terkait mengenai Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Bangunan
Gedung Rusunawa yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung.

1.5. Batasan Masalah


1. Bahasan dalam penelitian hanya pada permasalahan kondisi fisik Gedung
dan Administrasi yang berkaitan dengan kondisi fisik saja.
2. Pemeriksaan kondisi struktur gedung melalui kondisi visual dan tidak
dilakukan uji lapangan dan uji laboratorium.
3. Standar keandalan bangunan didasarkan pada keterangan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat
Laik Fungsi Bangunan Gedung.
4. Bangunan yang menjadi obyek penelitian adalah Gedung Rusunawa
Kabupaten Cilacap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.Tinjauan Pustaka
Pemeliharaan gedung merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik
atau pengelola gedung untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengguna
gedung. Pemeliharaan gedung merupakan faktor yang penting guna menjaga
keberlanjutan gedung di kemudian hari. Dalam membuat sistem manajemen
pemeliharaan gedung adalah penting untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi
pada gedung tersebut terlebih dahulu. Dalam Penelitian terhadap Gedung Asrama
Kampus Teknik dan Kampus Kedokteran di sebuah universitas di Malaysia diketahui
bahwa pemeliharaan gedung yang ada belum maksimal dan kurang terencana..
(Hardiman, Zakaria, 2009).
Pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung hampir selalu diabaikan walaupun
sudah jelas dinyatakan dalam kontrak. Terkadang kerusakan bangunan tidak segera
mendapat penanganan yang sesuai. Hal itu berpengaruh pada kegagalan bangunan
dan menyebabkan masalah yang lebih serius di kemudian hari. Desain dan pemilihan
material yang sesuai dengan fungsi gedung dan lingkungannya merupakan hal yang
sangat

penting.

Langkah-langkah

preventif

perlu

diambil

dalam

rangka

meminimalkan terjadinya ketidak sesuaian dan hal tersebut akan mendukung


pekerjaan pemeliharaan gedung di kemudian hari. Kebijakan pemeliharaan praktis
merupakan

sebuah

peraturan

yang

penting

dalam

pemeliharaan

guna

mempertahankan keandalan komponen-komponen gedung. (Sarman, Makinda,


2009).
Penilaian struktur beton perlu dilakukan untuk menjaga keandalan bangunan.
Metode penilaian harus direncanakan secara efektif sehingga tindakan perbaikan
dapat dilakukan dengan tepat. Kondisi setiap komponen penyusun struktur dapat
dijadikan penilaian numeric (dalam angka). Penilaian numeric tersebut dibuat
berdasar kondisi struktur dan

efek yang ditimbulkan. Peran masing-masing

komponen dan kerusakannya pada struktur juga menjadi bahan pembobotan evaluasi

commit to user
4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
5

numeric. Salah satu sistem yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi struktur
beton yang rentan terhadap iklim tropis adalah metode Indeks Kondisi (Condition
Indeks/CI). Metode tersebut pertama kali dikembangkan oleh U.S Army corps of
Engineers. Penilaian didasarkan pada kerusakan fisik yang terukur. CI diwakili oleh

peringkat kuantitatif antara 0 dan 100. Indeks berfungsi sebagai pedoman untuk
tindakan perbaikan segera dan evaluasi lebih lanjut. Perhitungan nilai CI merupakan
metode yang cukup dekat dengan nilai pendapat pakar. Sistem penilaian kondisi
dengan metode CI akan memberikan penanganan yang efisien. Metode tersebut telah
digunakan untuk memantau keadaan struktur tepi pantai di Malaysia (Ayop, Zin,
Ismail, 2006).
Dua kota penting yaitu Ibadan dan Lagos diambil sebagai studi kasus dalam
penelitian mengenai penyebab dan solusi yang tepat untuk kerusakan gedung-gedung
yang lazim terjadi di Nigeria. Quesioner-quesioner dicatat untuk mengetahui arsitek
yang dipilih, perancang kota, ahli konstruksi, dan klien dalam area studi kasus dan
juga tinjauan lapangan bertujuan untuk memilih area-area guna melihat kerusakan
yang lazim terjadi pada gedung-gedung tersebut. Data sekunder didapatkan dari
Nigerian Institute of Building (NIOB), dan beberapa media properti. Penelitian
menghasilkan bahwa seluruh partisipan dalam industri konstruksi, meliputi; klien,
arsitek, ahli konstruksi, pejabat setempat (perencana kota), dan kontraktor
berkontribusi terhadap kerusakan gedung dalam dimensi yang berbeda. Selain itu,
negara akan kehilangan sumber daya manusia serta sumber daya material setiap kali
terjadi kegagalan bangunan. Kerusakan yang lazim terdapat pada gedung-gedung
tersebut diantaranya adalah; keretakan dinding, spalling pada dinding, penurunan
pondasi, bucling pada kolom, dll. Profesional yang kompeten dan pengawasan yang
sesuai terhadap kode etik dan standar-standar akan mengurangi dan meminimalkan
permasalahan-permasalahan yang telah d2dentifikasi (Ayininuola, Olalusi, 2004).
Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang cenderung meningkat
menimbulkan permintaan terhadap perumahan. Pemerintah sebagai penanggung
jawab pembangunan berupaya mengatasi, salah satunya dengan penyediaan rumah
susun. Akan tetapi rumah susun yang semula dimaksudkan untuk mengatasi
kekumuhan kawasan secara horizontal tanpa disadari telah mengubah wujud menjadi
kawasan kumuh vertikal. Rusunawa Cengkareng merupakan kawasan rumah susun

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

sederhana sewa yang dikelola oleh dua lembaga yaitu Pemerintah (Perumnas) dan
lembaga non profit (Yayasan Budha Tzu Chi). Berdasarkan pengamatan, lingkungan
permukiman rumah susun swasta ini dianggap cukup baik. Keberhasilan pengelolaan
lingkungan fisik dan non fisik ini tentunya tidak terlepas dari peran pengelola dan
pelibatan masyarakat penghuni permukiman itu sendiri (Subkhan, 2008).
Berbagai jenis bangunan gedung banyak muncul di kota-kota besar dengan
beragam model berikut kelengkapan fasilitasnya. Tak kalah juga beragam material
juga menempel erat menghiasai seluruh sisi bangunan sehingga nampak indah.
Keindahan memang sangat berarti bagi para perancang bangunan, namun satu hal
yang tidak boleh dilupakan yaitu bagaimana merawat bangunan tersebut.
Berdasarkan meningkatnya keragaman bentuk dan jenis material tersebut kiranya
penting dipikirkan bagaimanakah cara merawatnya sehingga setelah habis umur
ekonomis

bangunan

tersebut

pemenuhan

spesifikasi

masih

dapat

dicapai

(Ervianto, 2007).
Sertifikat Laik Fungsi atau SLF merupakan standar keandalan gedung yang
dikeluarkan oleh pemerintah. SLF mulai tahun 2010 akan menjadi dokumen yang
wajib dimiliki setiap bangunan gedung, baik yang baru ataupun yang sudah lama
berdiri. Ketentuan tentang SLF yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2002 ini,
dikeluarkan pemerintah demi memastikan keselamatan pengguna bangunan.
Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung sendiri, telah diterbitkan
sejak 9 Agustus 2007 lalu, melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
25/PRT/M/2007.
Sertifikat akan diberikan oleh tim ahli yang akan segera dibentuk oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). "Sertifikat Laik Fungsi
ini wajib dimiliki oleh pengelola gedung baru. Gedung lama juga wajib memiliki
sertifikat pada saat memperbarui izin lima tahunan ke Pemda. Sertifikat ini
merupakan puncak dari semua perizinan yang ada di pemerintah pusat dan daerah.
Hingga kini, baru 19 pemerintah kabupaten/kota yang sudah memberikan respons
mengenai rencana pemberlakuan sertifikat tersebut, sedangkan 16 Pemda lainnya
tengah membahas bersama legislatif. Pemda yang lebih siap memberlakukan
Sertifikat Laik Fungsi ini terutama daerah perkotaan yang memiliki banyak
bangunan bertingkat (LPJK, 2009 )

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
7

2.2. Landasan Teori


2.2.1. Bangunan Gedung
Bangunan Gedung (BG) adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air. BG berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (Anonim, 2002).
Struktur Bangunan Gedung adalah bagian dari bangunan yang tersusun dari
komponen-komponen yang dapat bekerja sama secara satu kesatuan. Struktur
Bangunan Gedung harus mampu berfungsi menjamin kekakuan, stabilitas,
keselamatan dan kenyamanan bangunan gedung terhadap segala macam beban.
Struktur harus dapat menahan beban terencana maupun beban tak terduga. Struktur
juga harus mampu menahan bahaya lain dari kondisi sekitarnya seperti tanah
longsor, intrusi air laut, gempa, angin kencang, tsunami, dan sebagainya
(Anonim, 2007a).
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung meliputi persyaratan; Keselamatan,
Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan. Dalam rangka memenuhi kriteria dalam
kaidah keandalan gedung maka pemerintah menerbitkan peraturan mengenai
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung atau SLF. SLF Bangunan Gedung adalah
sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Untuk bangunan gedung fungsi
khusus SLF Gedung diterbitkan oleh Pemerintah pusat. SLF Gedung berfungsi
untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif
maupun teknis, sebelum pemanfaatannya. SLF Bangunan Gedung dimaksudkan
untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah, khususnya instansi teknis pembina
penyelenggaraan bangunan gedung dalam menetapkan kebijakan operasional
Bangunan Gedung (Anonim, 2007b).
2.2.2. Perencanaan Pemanfaatan Bangunan Gedung
Proses hidup bangunan tidak berhenti saat pemakaian bangunan saja, tetapi
proses pembangunan-pemanfaatan-dan pembongkaran merupakan suatu kesatuan
yang perlu direncanakan dari mulai proses desain. Kriteria-kriteria syarat teknis
maupun administratif harus dipenuhi sebuah gedung baik sebelum maupun setelah

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

pemanfaatanya. Kriteria teknis administrative gedung berupa; IMB, SLF-1, SLF-n,


PF/PBB, RTB, PB, KT, KI. SLF atau Sertifikat Laik Fungsi Gedung merupakan
suatu tolak ukur dalam penentuan kelaikan gedung sehingga tidak membahayakan
penghuni/pengguna dari gedung. SLF tersebut perlu dikaji secara berkala guna
menjamin keandalan gedung.
Daur hidup bangunan merupakan suatu siklus hidup bangunan yang dimulai
dari proses prakonstruksi, proses konstruksi, hingga pasca konstruksi. Proses Pra
Konstruksi terdiri dari; Pengumpulan data, Analisa, Rancangan Skematik, Konsep
Rancangan, Gambar Prarencana, Pengembangan Rancangan dan Gambar Kerja,
Dokumen Konstruksi, Persiapan Pelelangan. Sedangkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam proses Pra Konstruksi tersebut meliputi; Perencanaan Ruang
Mekanikal dan Elektrikal, Aksesibilitas, Orientasi Bangunan, Pemilihan Bahan,
Analisa Resapan Air, Analisa Dampak Lalu Lintas, Pemilihan Perlengkapan/
Peralatan Bangunan, Pengkondisian Udara, Pengolahan Limbah & Air, Instalasi
Listrik & Air, Analisa Dampak Lingkungan.
Proses Konstruksi terdiri dari; Perhitungan volume dan biaya pekerjaan,
Analisa waktu pekerjaan, Analisa kebutuhan tenaga kerja dan peralatan, Mengajukan
penawaran

biaya pelaksanaan

kegiatan,

Pelaksanaan

pekerjaan

konstruksi,

Melakukan pemeliharaan konstruksi sampai masa serah terima kedua. Sedangkan


hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Konstruksi meliputi; Mutu,waktu dan
biaya, Keselamatan Kerja, As Built Drawing, Technical Audit, Konsep Manual
Pemeliharaan.
Proses Pasca Konstruksi terdiri dari; Melakukan pendataan, Perencanaan dan
penjadwalan perawatan dan pemeliharaan, pelaksanaan pekerjaan perawatan dan
pemeliharaan , Membuat laporanperawatan pemeliharaan dan pengoperasian
bangunan gedung. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Pasca
Konstruksi meliputi; Manual pemeliharaan, Pembersihan berkala, Pemeriksaan
berkala, Pemeliharaan berkala, Perawatan berkala, Penggantian suku cadang,
Perbaikan, Renovasi, Latihan penanggulangan bahaya, Latihan evakuasi, Pelaporan,
Peningkatan mutu SDM.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

Konsep pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi; Aktivitas


pengelolaan yang terdiri dari pengelolaan harta benda dan pengelolaan lainya.
Sedangkan pengelolaan harta benda terdiri dari pengelolaan pemeliharaan/perawatan
dan pengelolaan properti. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan
dalam Gambar 2.1.

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN

PENCEGAHAN
(preventive)

LANGSUNG

TAK LANGSUNG

PERBAIKAN
(corrective)

PENINGKATAN

DARURAT

Gambar.2.1. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)


Dalam skema

tersebut

digambarkan

bahwa

dalam perawatan

dan

pemeliharaan bangunan terdiri dari dua tindakan, yaitu tindakan pencegahan dan
tindakan perbaikan. Dalam tindak pencegahan dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Dalam tindak perbaikan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
maupun tindakan darurat yang bersifat sementara.
Tujuan dari pengoperasian dan pemeliharaan gedung merupakan tujuan
bersama dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait. Pihak
terkait merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap kelaikan gedung yang
menjamin keselamatan pengguna,dalam hal ini Pemda (regulator). Tujuan
Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan dalam Gambar 2.2.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

IMAGE
ASET TERPELIHARA
R.O.I
BIAYA EKONOMIS

KEINGINAN
PEMAKAI
GEDUNG

KEINGINAN
PEMILIK
GEDUNG

AMAN
AVAILABILITY
NYAMAN
PRESTIGE

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN GEDUNG

GOOD OPERATED&
MAINTAINED
SPAREPART &
MATERIAL
STANDARD

TUNTUTAN
FASILITAS
GEDUNG

KEINGINAN
PEMDA

AMAN
AVAILABILITY

Gambar.2.2. Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)

Dalam pengoperasian dan pemeliharaan gedung diharapkan tujuan bersama


dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait (Pemda sebagai
regulator), bisa terakomodir secara keseluruhan.
2.2.3. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
Dalam sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sesuai dengan
pelatihan SLF tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Perawatan
Bangunan Indonesia,meliputi;
1. Komponen Arsitektural
Komponen Arsitektural terdiri dari Komponen Eksterior Bangunan
dan Komponen Interior Bangunan.
a) Komponen Eksterior meliputi; Dinding luar, Pintu dan jendela luar,
Penutup atap, Listplank dan talang. Kerusakan yang sering dijumpai pada
bangunan

diantaranya;

Atap

bocor,

Dinding

retak,

Dinding

berlumut/berjamur, Pintu jendela rusak/lapuk, Listplank lapuk, Talang


tersumbat/bocor, Cat memudar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

b) Komponen Interior meliputi; Dinding & partisi, Penutup lantai, Langitlangit, Penutup dinding, Peralatan sanitair, Elemen dekorasi. Kerusakan
yang sering dijumpai pada bangunan diantaranya; Dinding retak, Cat
memudar,

Lantai

rusak,

Langit-langt

rusak,

Peralatan

sanitair

berkapur/berkarat, Peralatan tidak berfungsi.


2. Komponen Struktural
Komponen Struktural meliputi; Kolom dan Dinding geser, Balok dan
plat lantai, Rangka atap/plat atap. Hal-hal buruk yang mempengaruhi
komponen struktural meliputi; Pelaksanaan yang keliru, Pelaksanaan tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis, Pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur
baku, Pengaruh bencana alam ataupun kebakaran.
Kerusakan yang sering dijumpai di lapangan diantaranya adalah;
Penurunan pondasi, Pondasi miring, Kerusakan pondasi akibat akar pohon,
Kerusakan pondasi akibat penurunan yang tidak sama (diferensial setlement),
Kerusakan beton akibat cetakan bergeser, Kerusakan beton akibat korosi,
Kerusakan kayu akibat kembang susut maupun makhluk hidup( rayap dan
jamur),(Juwana, 2009).
3. Komponen Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas
Fungsi perawatan adalah untuk; Menjaga unjuk kerja sistem, mesin
dan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada, Memperpanjang umur
kegunaan, Menjamin keselamatan pengguna, Menghemat biaya. Aktifitas
perawatan meliputi; Pemeriksaan, Perbaikan dan Overhaul yang ketiga hal
tersebut merupakan riwayat pemeliharaan.
Tipe

pemeliharaan

terdiri

dari;

Pemeliharaan

breakdown,

Pemeliharaan preventive, Pemeliharaan corrective, Pemeliharaan predictive.


Dalam pemeliharaan breakdown perbaikan tidak dilakukan sampai sebuah
mesin/peralatan gagal untuk berfungsi. Pemeliharaan preventive merupakan
program pemeliharaan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya kerusakan. Dalam pemeliharaan corrective perawatan yang
dilakukan untuk mengoreksi masalah yang ada. Pemeliharaan predictive
merupakan pencegahan kegagalan peralatan, sistem, melalui pemantauan
kondisi peralatan menggunakan data-data sinyal getaran, infra merah, ultra

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

sound, oli pelumas, sehingga dapat ditemtukan kebutuhan perawatan


paralatan.
Komponen dalam Perawatan Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas
gedung meliputi;
a) Perawatan sistem penyediaan air bersih
b) Perawatan sistem pembuangan air kotor
c) Perawatan instalasi listrik
d) Perawatan lift
e) Sistem pemadam kebakaran
f)

Perawatan AC

(Didik Djoko Susilo, 2009)


4. Komponen Ruang Luar
Komponen tata ruang luar meliputi; Jalan setapak/jalan lingkungan,
Areal parkir, Pertamanan, Pintu gerbang & pagar, Selokan/drainase,
Penerangan luar.
Kerusakan yang sering ditemui pada jalan setapak/jalan lingkungan
dan Arel parkir diantaranya; Permukaan retak, Permukaan bergelombang
atau tidak rata, Permukaan ambelas, Permukaan mencuat, Lapisan luar
terkikis, Rambu-rambu rusak/hilang. Elemen dalam pertamanan meliputi;
Softscape, Hardscape, Landscape, dan Furniture. Hal-hal yang sering
dijumpai adalah; rumput tidak terawat, pohon layu dan tidak subur, taman
penuh kotoran atau sampah, permukaan plaza amblas, permukaan plaza
mencuat, lapisan luar terkikis, tempat sampah dan tempat duduk rusak,
penunjuk arah rusak.
5. Komponen Aksesibilitas
Meliputi jalan masuk, jalan keluar, hubungan hirizontal antar ruang,
hubungan vertikal dalam bangunan gedung dan sarana transportasi vertikal,
serta penyediaan akses evakuasi bagi pengguna bangunan gedung, termasuk
kemudahan mencari, menemukan, dan menggunakan alat pertolongan dalam
keadaan darurat bagi penghunu dan terutama bagi penyandang cacat, lanjut
usia, dan wanita hamil, terutama untuk bangunan gedung pelayanan umum.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

6. Sistem Manajemen Tata Graha


Manajemen Tata Graha disebut juga House Keeping merupakan suatu
manajemen perawatan rumah atau gedung yang bertujuan untuk menjaga
kebersihan, keindahan, kesehatan, ketertiban dan keamanan.
Lingkup

pekerjaan

dalam

manajemen

tata

Graha

meliputi;

pemeliharaan eksterior bangunan, Interior bangunan, Perabot dan sanitair,


serta pengendalian hama pengganggu.
Lingkup pelayanan pekerjaan kebersihan dalam sistem manajemen
tata Graha sesuai dengan pelatihan SLF tahun 2009, yang disampaikan oleh
Ketua Badan Sertifikasi Keahlian Himpunan Ahli Perawatan Bangunan
Indonesia meliputi; Pekerjaan rutin, Pekerjaan pembersihan khusus,
Pembersihan umum, Pembersihan harian, Pembersihan segera, Pembersihan
berkala/periodik.
Daftar simak ( Cheklist) Perawatan Bangunan, meliputi; Kualitas
udara dalam gedung, Pengendalian debu, Pembersihan lantai, Saluran
pembuangan air, Kelembaban, kebocoran dan limpasan, Kemungkinan
kebakaran dan ledakan, Pencegahan hama (Harahap, 2009).
2.2.4. Persyaratan Bangunan Gedung
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung diperlukan pedoman teknis dan
standar teknis. Pedoman teknis adalah acuan teknis yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Peraturan Pemerintah ini dalam bentuk ketentuan teknis penyelenggaraan
bangunan gedung Standar teknis adalah standar yang dibakukan sebagai standar tata
cara, standar spesifikasi, dan standar metode uji baik berupa Standar Nasional
Indonesia maupun standar internasional yang diberlakukan dalam penyelenggaraan
bangunan gedung.
2.2.4.1. Persyaratan Administratif
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang
meliputi:
1. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah,
2. Status kepemilikan bangunan gedung.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
14

3. Izin mendirikan bangunan gedung


2.2.4.2. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan gedung (UU RI NO. 28 tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung):
1. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas
bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian
dampak lingkungan, meliputi;
a) Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung meliputi
persyaratan keruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas
bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan. Yang
meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan
(KLB), dan Ketinggian Bangunan Gedung (KDH).
b) Persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi persyaratan penampilan
bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan
adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap
penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.
c) Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku
bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan.
2. Persyaratan keandalan bangunan gedung adalah kondisi keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis
oleh kinerja bangunan gedung yang meliputi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan:
a) Persyaratan

keselamatan

bangunan

gedung

meliputi

persyaratan

kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta


kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan bahaya petir
b) Persyaratan

kesehatan

bangunan

gedung

sebagaimana

meliputi

persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan


bahan bangunan gedung.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
15

c) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang


gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan,
serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
d) Persyaratan kemudahan sebagaimana meliputi kemudahan hubungan ke,
dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan
sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung, kemudahan hubungan ke,
dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang
cacat dan lanjut usia, kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan
gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang
cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat
parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.
2.2.5. Laik fungsi Gedung
2.2.5.1. Pengertian Laik Fungsi Gedung
Yang dimaksud laik fungsi, yaitu berfungsinya seluruh atau sebagian dari
bangunan gedung yang dapat menjamin dipenuhinya persyaratan teknis dan
administrative gedung. Persyaratan laik fungsi meliputi persyaratan tata bangunan,
persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung
sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.
Suatu bangunan gedung dinyatakan laik fungsi apabila telah dilakukan
pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh persyaratan teknis bangunan gedung,
Pemerintah Daerah mengesahkannya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan
gedung.
Bangunan gedung yang dinyatakan tidak laik fungsi tetapi masih dapat
diperbaiki maka pemilik dan/atau pengguna diberikan kesempatan untuk
memperbaikinya sampai dengan dinyatakan laik fungsi. Jika pemilik tidak mampu
memperbaiki maka dilakukan tindakan penaggulangan. Untuk rumah tinggal apabila
tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki serta membahayakan keselamatan
penghuni atau lingkungan maka bangunan tersebut harus dikosongkan. Apabila
bangunan

tersebut

membahayakan

kepentingan

pembongkarannya dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

commit to user

umum,

pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
16

2.2.5.2. Persyaratan Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan Gedung


Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan oleh pemerintah
daerah, oleh Pemerintah dan pemerintah provinsi untuk bangunan gedung fungsi
khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung meliputi:
1. Penerbitan SLF untuk pertama kali.
2. Perpanjangan SLF selanjutnya.
SLF bangunan gedung diberikan untuk bangunan gedung yang telah selesai
dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai
syarat untuk dapat dimanfaatkan. Persyaratan penertiban SLF Bangunan Gedung
meliputi:
1. Pemenuhan persyaratan administratif
a) Pemeriksaan pada proses penerbitan SLF bangunan gedung.
b)

Pemeriksaan pada proses perpanjangan SLF bangunan gedung.

2. Pemenuhan persyaratan teknis


a) Pemeriksaan dan pengujian pada proses penerbitan SLF bangunan gedung
untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis meliputi:
1) Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung termasuk as built drawings,
pedoman pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan bangunan
gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan elektrikal
bangunan gedung (manual), dan dokumen ikatan kerja.
2) Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk
kriteria keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, pada
struktur, peralatan, dan perlengkapan bangunan gedung, serta
prasarana bangunan gedung pada komponen konstruksi atau peralatan
yang memerlukan data teknis yang akurat
3) Pengujian/test dilakukan sesuai dengan pedoman teknis dan tata cara
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
b) Pemeriksaan dan pengujian pada proses perpanjangan SLF bangunan
gedung untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
17

Penilaian dalam Laik Fungsi Gedung dibuat dalam suatu Form yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Sedangkan masa berlaku SLF pada
bangunan gedung seperti tersebut di atas adalah:
1. Masa berlaku SLF untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal
sederhana dan rumah deret sederhana tidak dibatasi (tidak ada ketentuan
untuk perpanjangan SLF).
2. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah
tinggal tunggal, dan rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai ditetapkan
dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
3. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah
tinggal tidak sederhana, bangunan gedung lainnya pada umumnya, dan
bangunan gedung tertentu ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
2.2.6. Rumah Susun Sewa
Undang-Undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun atau Rusun
menyebutkan bahwa Rumah Susun adalah: bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian Bersama,
benda bersama, dan tanah bersama.
Rusun sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak
bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah. Memerlukan standar perencanaan
Rusun sebagai dasar pembangunannya. Standar perencanaan Rusun ini diperlukan
agar harga jual/sewa Rusun dapat terjangkau oleh kelompok sasaran yang dituju,
tanpa mengurangi asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, keserasian Rusun
dengan tata bangunan dan lingkungan kota.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
18

2.2.6.1. Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan.


Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
1) Kepadatan Bangunan
Dalam

mengatur

kepadatan

(intensitas)

bangunan

diperlukan

perbandingan yang tepat meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan,


Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar
bangunan dengan luas lahan/persil, tidak melebihi dari 0.4;
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antara luas lantai
bangunan dengan luas tanah, tidak kurang dari 1,5;
c. Koefisien Bagian Bersama (KB) adalah perbandingan Bagian Bersama
dengan dengan luas bangunan, tidak kurang dari 0,2.
2) Lokasi
Rusun dibangun di lokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata
bangunan dan lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta dengan
mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.
3) Tata Letak
Tata letak Rusun harus mempertimbangkan keterpaduan bangunan,
lingkungan, kawasan dan ruang, serta dengan memperhatikan faktor-faktor
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan keserasian.
4) Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian
Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan
terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara secara alami,
kenyamanan, serta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.
5) Jenis Fungsi Rumah Susun
Jenis fungsi peruntukkan Rusun adalah untuk hunian dan dimungkinkan
dalam satu Rusun/ kawasan Rusun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan
fungsi usaha.
6) Jenis Fungsi Rumah Susun
Luasan Satuan Rumah Susun Luas sarusun minimum 21 m2, dengan
fungsi utama sebagai ruang tidur/ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar
mandi dan dapur.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
19

7) Kelengkapan Rumah Susun


Rusun harus dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas yang menunjang
kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari.
8) Transportasi Vertikal
a) Rusun bertingkat rendah dengan jumlah lantai maksimum 6 lantai,
menggunakan tangga sebagai transportasi vertikal;
b) Rusun bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 6 lantai, menggunakan
lift sebagai transportasi vertikal. 2.2.7.2. Pengelola Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa)
Dalam Peraturan Pemerintah No.4 tahun 1988 tentang rumah susun disebutkan
mengenai dibentuknya organisasi Unit Pengelola Teknis (UPT) dalam pengelolaan
rumah susun.
Secara umum organisasi UPT dibedakan dalam dua model, yaitu;
1) Model Swakelola, yaitu pengelola operasional merupakan bagian dari
organisasi pemilik atau yang mewakili pemilik rusunawa, yaitu UPT atau
Badan

Usaha

Milik

Negara

(BUMN/

BUMD)

atau

perhimpunan

penghuni/pemilik rusunawa atau perusahaan swasta pengembang rusunawa.


2) Model kerjasama operasional yaitu pengelolaan operasional merupakan pihak
ketiga, terdiri dari konsultan properti, koperasi dan perhimpunan penghuni,
yang bermitra dengan pemilik/yang mewakili pemilik/pemegang hak
pengelolaan

aset

rusunawa

untuk

melaksanakan

tugas

pengelolaan

operasional rusunawa dalam jangka waktu yang ditentukan dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Stuktur organisasi unit pengelola dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan lingkup pengelolaannya atau setidak-tidaknya
mempunyai bidang-bidang yang mengelola administrasi dan keuangan, teknis
serta persewaan, pemasaran dan pembinaan penghuni yang masing-masing
dipimpin oleh seorang asisten manajer.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
20

2.2.6. Penelitian diskriptif


Penelitian
menggambarkan

deskriptif
dan

merupakan

menginterpretasi

metode
objek

penelitian

sesuai

yang

dengan

berusaha

apa

adanya

(Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada


penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.
Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan
antar

variabel,

menguji

hipotesis,

mengembangkan

generalisasi,

dan

mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping


itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk
mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan
kejadian sekarang. (Hartoto,2009).
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti
berikut:
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian atau hipotesis.
6. Mendesain

metode

penelitian

yang

hendak

digunakan

diantaranya;

menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,


mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan,

mengorganisasikan,

dan

menganalisis

data

dengan

menggunakan teknik statistika yang relevan.


8. Membuat laporan penelitian
Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam
penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu self-report,
studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.
1. Self-Report research
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan
teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan
dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
21

untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan


penelitian.

Dalam

penelitian

self-report,

peneliti

juga

dianjurkan

menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya


dengan menggunakan perlengkapan seperti catatan, kamera, dan rekaman.
Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika peneliti
harus menjaring data dari lapangan.
2. Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal
dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi
yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian
peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan
perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik
secara cross-sectional atau logiotudinal.
3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status
responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan.
Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun
evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima suatu program.

Jenis penelitian yang menunjang analisis mengenai Sistem Pemeliharaan


Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung ( Studi Kasus : Rusunawa
Cilacap) adalah penelitian diskriptif. Sedangkan menurut proses pengumpulan data
maka penelitian mengenai Sistem Keandalan bangunan Gedung merupakan Followup study dari SLF Gedung yang sudah ada. Penerapan Sistem yang telah dibuat pada
obyek studi kasus Bangunan Gedung di Kompleks Rusunawa Cilacap memerlukan
teknik observasi secara langsung sehingga termasuk dalam Self-Report research.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B
BAB III
MET
TODOLO
OGI PEN
NELITIA
AN
3.1
1. Obyek Penelitian
P
Obyek yang menjadi penelitiian adalah Kompleks Rusunawa Kabupaten
Cilaacap yang berada
b
di proovinsi Jawa Tengah. Ru
usunawa Cillacap meruppakan salah
satuu perwujudaan program
m 1000 tow
wer yang diccanangkan oleh
o
pemerinntah mulai
tahu
un 2005. Daalam program
m tersebut seluruh Rusuunawa direnccanakan denngan desain
dan
n spesifikasi yang tipikaal. Dengan m
mengambil Rusunawa
R
C
Cilacap
sebaagai Obyek
studdi kasus sud
dah cukup meemberi gambbaran teknis Rusunawa ppada umumnnya.
Pengam
mbilan Rusunnawa Cilacaap sebagai Obyek
O
Studii juga bertujjuan untuk
men
ngetahui apakah Sistem
m Pemeliharraan Gedungg Rusunawaa dapat di aplikasikan.
a
Apllikasi Sistem pada Obyek
O
penellitian diharaapkan dapaat memberi informasi
keaandalan Rusuunawa serta Sistem Pem
meliharaan yaang sesuai.
Lokasi dari
d obyek penelitian
p
dittunjukkan daalam gambarr 3.1. dan 3.2
2.

wa Tangah (www.
(
googlle map. Com
m)
Gambbar 3.1. Peta Provinsi Jaw

commit to user
22

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
23

PETA KABUPATEN CILACAP

Ket : Key map, Unscale

LOKASI RUSUNAWA CILACAP

400FT
200M

Gambar 3.2. Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
24

3.2. Langkah Penelitian


Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode Analisis
Diskriptif Kuantitatif dengan mengolah data deskriptif dan data kuantitatif. Data
deskriptif berupa; dokumen pendukung, catatan lapangan, foto serta wawancara.
Data kuantitatif berupa; hitungan, angka ukuran, pencatatan yg dikuantifikasikan.
Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tema : Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari Keandalan
Bangunan Gedung, dengan studi kasus Bangunan Gedung pada Kompleks
Rusunawa Cilacap. Komponen yang digunakan sebagai acuan keandalan
Bangunan Gedung diambil berdasar PP 36 tahun 2005 tentang SLF Gedung.
Membuat Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat
penelitian, Lingkup pembahasan. Latar belakang didasarkan pada fakta-fakta di
lapangan, Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah.
2. Melakukan Kajian Pustaka yang mendukung kajian mengenai: Sistem
Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan bangunan, dengan studi kasus
Bangunan Gedung Rusunawa.
3. Mengumpulkan data-data fisik dan non fisik berkaitan dengan topik, berupa;
A. Data primer
1)

Mendapat Data Teknis dengan mengamati langsung ke lapangan (survey


lapangan) untuk mendapatkan data fisik kondisi existing Gedung
Rusunawa Cilacap.

Pengambilan data dilakukan dengan teknik

pencatatan, dokumentasi foto, dan pengukuran. Pengukuran dilakukan


dengan alat bantu meteran untuk menghitung luasan.
2)

Melakukan Wawancara dengan pihak-pihak terkait. Pihak terkait terdiri


dari Decision Makers , pada Dinas Teknis Bangunan Gedung.
Wawancara bertujuan untuk verifikasi Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa terkait dengan Keandalan Bangunan sesuai SLF (Lampiran
E).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
25

B. Data sekunder.
1)

Data-data dari penelitian terdahulu

2)

Form SLF, sesuai dengan UU Bangunan Gedung No.20 th 2002 dan


PP.36 Tahun 2005 yang bersumber dari Kementrian Pekerjaan Umum
(Lampiran A).

3)

Rencana Anggaran Biaya Rusunawa Cilacap dan Shop Drawing


Rusunawa Cilacap.

4)

Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Regulasi-regulasi yang berkaitan


dengan SLF dan Sistem Pendukung Keandalan Bangunan Gedung.

5)

Data-data atau informasi lain mengenai Sistem Pemeliharaan Gedung


yang bisa didapatkan dari buku maupun website.

4. Melakukan Analisis data;


A. Menganalisis sub komponen di dalam SLF Gedung yang sesuai dengan sub
komponen yang terdapat di dalam Gedung Rusunawa. Analisis dilakukan
dengan langkah :
1) Membandingkan sub komponen yang terdapat pada SLF Gedung dengan
sub komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung Rusunawa. Sub
komponen-sub

komponen

yang

dianalisis

merupakan

penyusun

komponen utama gedung. Lima komponen utama gedung meliputi


komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata
Ruang dan Bangunan. Perbandingan dilakukan dengan mengisi Tabel
Analisis Kesesuaian Komponen Gedung Rusunawa dengan Komponen
SLF Gedung (Lampiran LD-1).
2) Jika antara sub komponen dalam kelompok komponen SLF Gedung
dengan sub komponen dalam Bangunan Gedung Rusunawa sudah sesuai
maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Seluruh sub komponen
dalam kelompok komponen SLF Gedung beserta bobot nilai dapat
langsung digunakan pada Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
3) Jika terdapat perbedaan komponen maka akan dilakukan pembobotan
ulang. Pembobotan ulang sub komponen yang berpengaruh dilakukan
dengan mendistribusikan bobot sub komponen yang berkurang secara
proporsional dengan system persamaan linier.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
26

4) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan


bangunan sesuai dengan komponen dalam SLF . Tabel digunakan sebagai
acuan tindakan Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa
(Lampiran LD-2).
5) Mengevaluasi Form SLF Gedung.
B. Membuat Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sistem
dibaut dengan langkah sebagai berikut :
1) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung, dengan acuan
studi pustaka mengenai Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan
Gedung Rusunawa ditinjau dari Keandalan Bangunan.
2) Melakukan Wawancara dengan Stake Holder, Ahli dan Praktisi
Perawatan Bangunan Gedung sebagai verifikasi mengenai Sistem yang
telah dibuat (Lampiran E).
C. Membuat Program yang membantu Penilaian serta memberikan Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa sesuai dengan
kondisi Gedung.
D. Mengaplikasikan program yang telah dibuat pada obyek studi kasus:
Bangunan Gedung A dan D pada Kompleks Rusunawa Cilacap . Dari studi
kasus tersebut diharapkan dapat diketahui apakah program yang telah dibuat
sudah dapat memberikan Penilaian dan Sistem Pemeliharaan Bangunan
Gedung yang sesuai dengan SLF (Lampiran B dan Lampiran C).
5. Membuat kesimpulan dan saran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
27

3.3. BAGAN ALIR PENELITIAN

Gambar 3.3. Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan gedung Rusunawa

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
28

Gambar 3.4. Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa


Pada Rusunawa Cilacap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
29

SKEMA AWAL SISTEM PEMELIHARAAN BANGUNAN (BERDASAR


KOMPONEN DALAM SLF

Gambar 3.5. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari


Keandalan Bangunan Gedung

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Fisik Obyek Penelitian.


Kabupaten Cilacap secara topografis berada di pesisir pantai sehingga
sebagian warga Cilacap merupakan nelayan. Kondisi nelayan di kabupaten Cilacap
sebagian besar masih sangat memprihatinkan baik secara sosial maupun ekonomi.
Sebagian besar warga nelayan di kabupaten Cilacap masih sangat kesulitan dalam
memperoleh tempat tinggal yang layak, sehingga menumbuhkan slum area ( daerah
kumuh) yang tidak layak secara keamanan maupun kesehatan. Pada tahun 2005
pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk memenuhi kebutuhan
prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, salah satu program tersebut
diperuntukkan bagi para nelayan di Kabupaten Cilacap.
Kompleks Gedung Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Kabupaten
Cilacap dibangun dengan alokasi dana APBN. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut
dibangun dalam 2 tahab. Rusunawa Cilacap Unit I dibangun pada Tahun Anggaran
2006-2007. Rusunawa unit II pada Tahun Anggaran 2007-2008 melalui DIPA Satker
Pelaksanaan Pengembangan Pemukiman Dirjend Cipta Karya Departeman Pekerjaan
Umum. Rusunawa unit I diperuntukkan untuk masyarakat Nelayan sedang unit II
untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Rusunawa Cilacap unit I terdiri dari 2 gedung yang kemudian diberi nama
Gedung A dan Gedung B, sedangkan Rusunawa unit II juga tediri dari 2 gedung
yaitu Gedung C dan Gedung D. Gedung Rusunawa tersebut merupakan gedung
typikal terdiri dari satu lantai dasar dan 3 lantai bangunan. Lantai dasar Gedung
Rusunawa difungsikan sebagai zona kegiatan publik, kantor pengelola ( lantai dasar
gedung A), parkir dan zona kegiatan ekonomi tambahan (toko ). Masing masing
gedung mempunyai fungsi hunian untuk rumah tinggal sewa dengan jumlah hunian
sebanyak 48 hunian pada masing-masing
commitgedung.
to user Jumlah hunian Rusunawa unit I

30

31
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dengan peruntukan Nelayan sebanyak 96 kamar dengan tingkat hunian sampai saat
ini sudah 100%, sedangkan Rusunawa unit II dengan peruntukan MBR jumlah
hunian 96 hunian dengan tingkat hunian 70 % dengan daftar tunggu sebanyak 35 %.
Gedung Rusunawa Cilacap dikelola oleh Unit pelaksana Teknis (UPT)
Rusunawa. UPT tersebut dibawah Dinas Cipta Karya Kabupaten Cilacap. UPT
bertanggungjawab untuk mengelola Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap secara
administrasi dan bisa menangani pemeliharaan teknis ringan pada Gedung tersebut.
a. Photo Eksisting Kompleks gedung Rusunawa Cilacap

Gambar 4.1. Photo Tampak Depan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

commit to user

32
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.2. Photo Tampak Belakang Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

b. Lokasi Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.


Rusunawa Cilacap berada di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap
Selatan Kabupaten Cilacap. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut berbatasan
dengan Jalan Lingkar Selatan di sebelah Timur dan Selatan. Sebelah Utara
berbatasan langsung dengan Sungai Yasa sedangkan sebelah Barat berbatasan
dengan Kantor Perikanan Kelautan Cilacap.
Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap terdiri dari empat bangunan utama
yaitu Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Dalam kompleks Gedung
Rusunawa selain bangunan utama juga terdapat bangunan penunjang berupa Rumah
Genset sebanyak 2 unit. Rumah Genset tersebut tiap unitnya direncanakan untuk
mengakomodir kebutuhan listrik cadangan untuk

dua unit Bangunan Gedung

Rusunawa.

Gambar 4.3. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

commit to user

33
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

c. Fungsi Ruang
Fungsi ruang dari masing-masing gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.1.
sampai dengan Tabel 4.4.
Tabel 4.1. Fungsi Ruang Gedung A
No Fungsi Kegiatan

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7

1
48
1
3
4
6
-

Kantor Pengelola
Hunian
Parkir
Selasar
Tangga
Ruang bersama
Ruang usaha (toko)
Total luas

Luas
(m2)
40
960
280
162
80
120
1642

Tabel 4.2. Fungsi Ruang Gedung B


No Fungsi Kegiatan

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7

1
48
1
3
4
6
-

Kantor Pengelola
Hunian
Parkir
Selasar
Tangga
Ruang bersama
Ruang usaha (toko)
Total luas

Luas
(m2)
40
960
280
162
80
120
1642

Tabel 4.3. Fungsi Ruang Gedung C


No Fungsi Kegiatan

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7

48
1
3
4
6
8

Kantor Pengelola
Hunian
Parkir
Selasar
Tangga
Ruang bersama
Ruang usaha (toko)
Total luas
commit to user

Luas
(m2)
960
120
162
80
120
160
1642

34
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.4. Fungsi Ruang Gedung D


No Fungsi Kegiatan

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7

48
1
3
4
6
8

Kantor Pengelola
Hunian
Parkir
Selasar
Tangga
Ruang bersama
Ruang usaha (toko)
Total luas

Luas
(m2)
960
120
162
80
120
160
1642

e. Data Umum
1) Nama Bangunan

: Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

2) Alamat / Lokasi

: Jl. Lingkar Selatan, Kec. Cilacap Selatan,


Kab. Cilacap, Jawa tengah.

3) Fungsi

: Rumah susun sederhana sewa bagi nelayan


dan buruh/masyarakat berpenghasilan rendah.

4) Luas Bangunan

: 4buah x 1600 m2= 6400m2.

5) Jumlah Bangunan

: 4 ( empat ) buah.

6) Jumlah Lantai

: 4 ( empat ) lantai

7) Ketinggian masing-masing lantai ;


a. Tinggi lt.01

: 3.00 m

b. Tinggi lt.02

: 3.00 m

c. Tinggi lt.03

: 3.00 m

d. Tinggi lt.04

: 3.60 m

8) Struktur Bangunan ;
Merupakan struktur pracetak dengan sistem pemikul momen rangka kolom
dan balok, dengan spesifikasi sebagai berikut;
commit
user
a. Pondasi
: Tiangto
Pancang

35
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b. Dimensi kolom

: 30x40 cm2

c. Dimensi balok

: 30x40 cm2

d. Dimensi balok

: 30x50 cm2

e. Tebal plat lantai

: 14 cm

f. Dinding

: Batako

g. Atap

: kuda-kuda beton

h. Penutup atap

: genting multi roof

9) Jumlah hunian tiap gedung

: 48 hunian.

10) Jumlah hunian total

: 192 hunian.

11) Pemilik

: Pemkab Cilacap

12) Th.Pembangunan

: Tahun 2006-2008

4.2. Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa.


Komponen Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa dibuat dengan
mengacu pada Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF) yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pekerjaan Umum (Kementrian PU). Rusunawa memiliki karakteristik
tertentu dengan komponen yang khusus, sehingga perlu dibuat program yang khusus
untuk menilai keandalan bangunan gedung tersebut. Program Penilaian Keandalan
gedung Rusunawa dibuat dengan dasar komponen dari Form SLF, kemudian masingmasing komponen yang ada dikaji untuk kemudian disesuaikan dengan eksisting
gedung Rusunawa.
Form Penilaian Keandalan Bangunan dalam SLF Gedung memiliki 5
Komponen yang dinilai meliputi; Arsitektur, Struktur Rangka beton dan dinding
pasangan, Utilitas dan proteksi kebakaran, Aksesibilitas, Tata bangunan dan
lingkungan. Kelima Komponen tersebut masing-masing telah memiliki bobot
tertentu sebagai tolak ukur keandalan bangunan gedung seperti yang ditunjukkan
dalam Lampiran LA-2.
Sebagai gedung dengan fungsi khusus maka Gedung Rusunawa memiliki
commit to user
komponen-komponen tertentu yang sudah ditentukan dalam Daftar Uraian Pekerjaan

36
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang sudah ditetapkan oleh Kementrian P.U dan berlaku sama untuk rencana 1000
tower yang tersebar di seluruh Indonesia. Dartar uraian Pekerjaan tersebut
ditunjukkan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa


no

Jenis Pekerjaan

Sub Pekerjaan

Pekerjaan Persiapan, Prasarana


dan Penunjang

Pekerjaan Struktur

a) Pekerjaan pondasi
b) Pekerjaan lantai dasar
c) Pekerjaan lantai satu
d) Pekerjaan lantai dua
e) Pekerjaan lantai tiga
f) Pekerjaan ringbalk, enterance dan atap
g) Pekerjaan rooftank
h) Pekerjaan konstruksi atap

Pekerjaan Arsitektur;

a) Pekerjaanpasangan dan plesteran


b) Pekerjaan

penutup

lantai

watterprofing
c) Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
d) Pekerjaan sanitair
commit to user

dan

37
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e) Pekerjaan plafond
f) Pekerjaan enutup atap
g) Pekerjaan pengecatan
4

Pekerjaan

Mekanikal

&

Elektrikal;

a) Pekerjaan air kotor dan bekas


b) Pekerjaan air bersih
c) Pekerjaan hidrant
d) Pekerjaan penangkal petir
e) Pekerjaan listrik
f) Pekerjaan fire alarm

Pekerjaan Luar Bangunan;

a) Pekerjaan pematangan tanah


b) Pekerjaan saluran keliling bangunan
c) Pekerjaan groundtank

Berdasar komponen dalam Form SLF Gedung dan Tabel Daftar Uraian
Pekerjaan Gedung Rusunawa dapat diketahuai kesesuaian dari masing-masing
elemen yang dapat dinilai keandalanya.
Analisis dilakukan pada masing-masing sub komponen penilai yaitu ;
Analisis pada Komponen Arsitektural, Komponen Struktural, Komponen Utilitas dan
Proteksi Kabakaran, Komponen Utilitas serta Komponen Tata Bangunan dan
Lingkungan. Analisis dilakukan dengan membandingkan Komponen yang terdapat
pada Form SLF Gedung dengan komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung
Rusunawa. Perbandingan tersebut akan menunjukkan komponen penilaian serta
pembobotan yang sesuai dengan kondisi Gedung Rusunawa.
Apabila komponen dalam Form SLF sesuai dengan kondisi Gedung
Rusunawa, maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Bobot yang digunakan
pada penilaian gedung Rusunawa dapat langsung menggunakan bobot yang telah ada
dalam Form SLF Gedung.
Apabila komponen dalam Form SLF tidak sesuai dengan kondisi Gedung
Rusunawa maka dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan ulang dilakukan dengan
mendistribusikan bobot sub komponen secara proporsional.
4.2.1. Analisis Komponen Arsitektural
commit to user

38
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Komponen arsitektural dalam Form SLF meliputi Ruang Dalam dan Ruang
Luar. Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %.
Ruang Dalam pada bangunan gedung Rusunawa meliputi ruang-ruang
hunian/sewa. Sedangkan Ruang luar meliputi; selasar, zona publik.
a. Ruang Dalam (80%)
Gedung Rusunawa merupakan bangunan fungsi khusus, dimana fungsi utama
bangunan adalah sebagai tempat hunian dengan karakteristik utama adalah kamarkamar sewa. Penilaian pada Komponen ruang dalam khusus untuk Gedung
Rusunawa disesuaikan dengan komponen di dalam fungsi utama yang meliputi ruang
utama, ruang dapur dan toilet.

Tabel 4.6. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang


Dalam.
No Form SLF Bangunan Gedung

Pembobotan

Kesesuaian Komponen
Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai

Kesesuaian penggunaan fungsi

15

Pelapis muka lantai

10

Plesteran lantai

10

Pelapis muka dinding (cat)

10

Plesteran dinding

10

Pintu/Jendela

15

Pelapis muka langit-langit

10

Hunian pada Gedung Rusunawa pada rencana maupun pelaksanaan bangunan


menggunakan batako ekspose tanpa plesteran dan langit-langit ekspose tanpa pelapis
commit
sehingga komponen yang terdapat
dalamto user
SLF Gedung tidak sesuai dengan

39
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

komponen yang terdapat dalam Gedung Rusunawa sehingga pembobotan ulang perlu
dilakukan.
Pembobotan Ulang
Bobot baru = Bobot lama +

pmp

e pmp

ne

1. Kesesuaian Penggunaan Fungsi


= 15 +

pmp ee

epmp

7 7
7 7 7

= 15 + 5
= 20

2. Pelapis muka Lantai


=10 +

7 7 7
7 7 7

=10 + 3,3
=13,3

3. Plesteran Lantai
=10 +

7 7 7
7 7 7

=10 + 3,3
=13,3

4. Pelapis muka Dinding (cat)


=10 +

7 7 7
7 7 7

=10 + 3,4
=13,4

5. Pintu / Jendela
= 15 +

7 7

= 15 + 5

7 7 7

= 20
Jumlah total bobot baru = 20 + 13,3+ 13,3 +13,4 +20
= 80 commit to user

ne

40
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.7. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen


Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Kesesuaian penggunaan fungsi

20

Pelapis muka lantai

13,3

Plesteran lantai

13,3

Pelapis muka dinding (cat)

13,4

Pintu/Jendela

20
jumlah 80

b. Ruang Luar (20%)


Tabel 4.8. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar.
No Form SLF Bangunan Gedung

Penutup atap

Pembobotan Kesesuaian
Komponen Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
10

Pelapis muka dinding luar

2.5

Plesteran muka lantai luar

Plesteran lantai luar

2.5

Pelapis muka langit-langit luar

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form


SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Pelapis
muka langit-langit luar tidak sesuai dengan kondisi gedung, karena gedung
Rusunawa menggunakan sistem langit-langit
commit toekspose
user tanpa pelapis. Berdasar analisis

41
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang sudah dilakukan maka untuk Komponen Ruang Dalam keseluruhan komponen
belum sesuai dengan Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.
Pembobotan Ulang :
1. Penutup atas
= 10 +

= 10 + 1,1
= 11,1

2. Pelapis muka dinding luar.


,

= 2,5 +

= 2,5 + 0,28
= 2,78
3. Plesteran muka lantai luar
= 3+

= 3 + 0,34
= 3,34
4. Plesteran lantai luar
= 2,5 +

,
7

= 2,5 + 0,28
= 2,78
Jumlah total bobot baru = 11,1 + 2,78 + 3,34 +2,78
= 20
Tabel 4.9. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen
Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Penutup atap

11,1

Pelapis muka dinding luar

2,78

Plesteran muka lantai luar

commit to user

3,34

42
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Plesteran lantai luar

2,78
jumlah 20

4.2.2. Komponen Struktur (Struktur Dinding Pasangan dan beton pracetak).


a. Struktur Bawah
Tabel 4.10. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur
Bawah.
No Form SLF Bangunan Gedung

Pondasi,

Kepala

Pondasi,

Pembobotan Kesesuaian
Komponen Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
Balok 25

Pondasi
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang
sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Bawah keseluruhan komponen
sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan ulang.

Tabel 4.11. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen


Struktural Sub.Komponen Struktur Bawah (25%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

25

Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi

jumlah 25
b. Struktur Atas
Tabel 4.12. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Atas.
No Form SLF Bangunan Gedung

Dinding Pasangan Bata/Batako

Kolom/balok praktis

Pembobotan Kesesuaian
Komponen
Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
30

20
commit to user

43
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Slab lantai

4.5

Slab atap

0.5

Rangka atap, ikatan angin, gording

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form


SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Slab Atap
tidak sesuai dengan kondisi gedung. Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka
untuk Komponen Struktural sub komponen Struktur Pelengkap belum sesuai dengan
Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.
Pembobotan Ulang ;
1. Dinding Pasangan Bata/Batako
7, 7

= 30 +

7 7,

= 30 + 0,25
= 30,25

2. Kolom dan Balok praktis


7, 7

= 20 +

7 7,

= 20 + 0,17
= 20,17
3. Slab lantai
= 4,5 +

7, ,
7 7,

= 4,5 + 0,038
= 4,538

4. Rangka atap, ikatan angin, gording


= 5+

7,

7 7,

= 5 + 0,042
= 5,042

Jumlah total bobot baru = 30,25 + 20,17 + 4,538 + 5,042 = 60


Tabel 4.13. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen
Struktural Sub.Komponen Struktur Atas (60%).
commit to user

44
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Dinding Pasangan Bata/Batako

30,25

Kolom/balok praktis

20,17

Slab lantai

4,538

Rangka atap,ikatan angin, gording

5,042
jumlah 60

c. Struktur pelengkap
Tabel 4.14. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur
Pelengkap.
No Form SLF Bangunan Gedung

Rangka langit-langit

Pembobotan Kesesuaian
Komponen Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
3

Penutup langit-langit

tangga

Lantai bawah

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form


SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang
sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Pelengkap keseluruhan
komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan
ulang.
Tabel 4.15. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen
Struktural Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Rangka langit-langit

Penutup langit-langit

tangga

Lantai bawah

4
commit to user
jumlah 15

45
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.2.4. Komponen Utilitas


Tabel 4.16. Analisis Kesesuaian Komponen Utilitas.
No Form SLF Bangunan Gedung

Instalasi Pencegahan Kebakaran

Pembobotan Kesesuaian
Komponen Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
20

Transportasi Vertikal

15

Plambing

15

Instalasi Listrik

20

Tata Udara/AC

15

Instalasi Penangkal Petir

Instalasi Komunikasi

10

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form


SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Berdasar data
pekerjaan dan kondisi lapangan hunian pada gedung Rusunawa pada umumnya tidak
terdapat Tata Udara/AC dan Instalasi Komunikasi , dan Transportasi Vertikal(Lift)
sehingga dengan perbedaan komponen tersebut maka perlu dilakukan pembobotan
ulang pada Komponen Utilitas.
Pembobotan Ulang :
1. Instalasi Pencegahan Kebakaran
= 20 +

77 7

= 20 + 13,4
= 33,4
2. Plumbing
= 15 +

7
77 7

= 15 + 10
= 25

3. Instalasi Listrik
= 20 +

77 7

commit to user

46
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

= 20 + 13,4
= 33,4
4. Instalasi Penangkal Petir
=5+

7
77 7

= 5 + 3,2
= 8,2

Tabel 4.17. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen


Utilitas ( 100%)
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Instalasi Pencegahan Kebakaran

33,4

Plambing

25

Instalasi Listrik

33,4

Instalasi Penangkal Petir

8,2
jumlah 100

Penilaian Keandalan pada form Utilitas bangunan berdasar pada kondisi


kefungsian komponen Utilitas yang ditunnjukkan dalam Tabel Kondisi Kefungsian
Komponen Utilitas.
Tabel 4.18. Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
No

Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

Pembobotan (dalam %)

1.Instalasi Pencegahan Kebakaran


Sist.Alarm Kebak. berfungsi baik/kurang/tidak
berfungsi
Sprinkler, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi

20

20

1.4

Gas pemadam, berfungsi baik/ kurang/tidak


berfungsi
Hidran, kapasitas . %

1.5

Tabung PAR .%

20

1.1
1.2
1.3

2.A.Plumbing Air Bersih

jumlah 100
commit to user

20

20

47
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2A.1 Supply Air PAM kapasitas .. %

2A.2 Tangki Air Kapasitas . %

2A.3 Kapasitas Pompa Air %

2A.4 Kran kondisi %

Bag. Komp. Util. lain baik/ kurang/tidak


berfungsi
2B.1 Kloset kondisi baik . %

28

2B.2 Saluran kondisi baik %

2B.3 Pipa Air hujan kondisi baik .. %

2B.4 Bag. Komp. Util. Sisa lain baik/kurang/tidak


berfungsi
jumlah 100

31

3.1
3.2
3.3
3.4

No

3.Instalasi Listrik
Kabel-kabel kondisi . %
Lampu-lampu TL kondisi baik . %
Bag. Komp. Lain baik/ kurang/tidak berfungsi
GENSET, kondisi . %
Bag. Pelengkap kondisi baik/kurang/tidak
berfungsi
jumlah 100
Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

7
7
36
50

Pembobotan (dalam %)

4.Instalasi Proteksi Petir


4.1

Eksternal : berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi

50

4.2

Internal : Berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi

50

jumlah 100
4.2.4. Analisis Aksesibilitas Bangunan
Tabel 4.19. Analisis Kesesuaian Komponen Aksesibilitas.
No Form SLF Bangunan Gedung

Ukuran Dasar Ruang

Pembobotan Kesesuaian
Komponen
Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
15

Jalur Pedestrian & RAM

15

Area Parkir

15
commit to user

48
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Perlengkapan & Peralatan Kontrol

10

Toilet

20

Pintu

15

Lift Aksesibilitas

10

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form


SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Lift Aksesibilitas
merupakan persyaratan bangunan gedung >5lt, dalam Bangunan Gedung Rusunawa
Lift ksesibilitas belum dipersyaratkan, sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.
Pembobotan Ulang :
1. Ukuran Dasar Ruang
= 15 +

77 7

= 15 + 1,7
= 16,7

2. Jalur Pedestrian & RAM


= 15 +

77 7

= 15 + 1,7
= 16,7

3. Area Parkir
= 15 +

77 7

= 15 + 1,7
= 16,7

4. Perlengkapan & Peralatan Kontrol


= 10 +

7 7

77 7

= 10 + 1,1
= 11,1
5. Toilet
= 20 +

77 7

= 20 + 2,2
= 22,2

commit to user

49
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

6. Ukuran Dasar Ruang


= 15 +

77 7

= 15 + 1,7
= 16,7

Tabel 4.20. Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa


Komponen Aksesibilitas ( 100%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Ukuran Dasar Ruang

16,7

Jalur Pedestrian & RAM

16,7

Area Parkir

16,7

Perlengkapan & Peralatan Kontrol

11,1

Toilet

22,2

Pintu

16,7
jumlah 100

Penilaian Keandalan pada form Aksesibilitas bangunan berdasar pada kondisi


kefungsian komponen Assesibilitas dalam Tabel Kondisi Kefungsian Komponen
Aksesibilitas.
Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas.
No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
1.Ukuran dasar Ruang

Pembobotan
(dalam %)

1.1 Ukuan dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan,


kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi
100,00
bangunan gedung
jumlah 100
2.Jalur Pedestrian & RAM
2.1 Jalur pedestrian (Ada/Tidak)
2.2 Kondisi permukaan
Stabil
Kuat
Tahan terhadap cuaca
Bertekstur halus tapi tidak licincommit to user
Ukuran sesuai dengan ketentuan,

20
2
2
2
2
2

50
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2.3

2.4
2.5

2.6

120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah)


Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan bendabenda yang menghalangi
Kemiringan pedestrian maksimum 1:8
Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal
120 cm
Pencahayaan cukup terang
Drainase jalur pedestrian (Ada/Tidak)
Kedalaman kurang dari 1,5 cm
Mudah dibersihkan
Perletakan tidak jauh dari tepi ram
Tepi pengaman/kanstin/low curb (Ada/Tidak)
120 cm untuk jalur searah atau 160 cm untuk jalur dua arah
Jalur Pemandu (Ada/Tidak)
Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen
30 tahun 2006
Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan
RAM (Ada/Tidak)
-Dalam bangunan
-Luar Bangunan

2
2
2
2
5
1
1
1
5
2
5
2
2
20

2
Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7 atau
perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8

Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan).


No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

Pembobotan
(dalam %)

Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6 atau


perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10
Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada
malam hari
Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang
dengan ketinggian 65-80 cm
Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman)
Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm
Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak
kursi roda
Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga
tidak licin
Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm
Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7 atau
perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8
commit to user

Jumlah

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
100

perpustakaan.uns.ac.id

51
digilib.uns.ac.id

3.Area Parkir
3.1 Fasilitas parkir kendaraan (Ada/Tidak)
Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari
bangunan/fasilitas yang dituju
Ditempatkan dekat jalur pedestrian
Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya
Diberi penandaan khusus
Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju
fasilitas lainnya
Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir
tunggal dan 620 cm untuk parkir ganda
Jumlah 3.1. 52
3.Area Parkir
3.2 Daerah Menaik-Turunkan Penumpang (Ada/Tidak)
Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang
darI jalan/jalur lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang
minimal 600 cm
Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang
cacat
Kemiringan maksimal adalah 1 : 11
Diberi penandaan khusus
Jumlah 3.2 48
Jumlah 3.1 + 3.2

40
2
2
2
2
2
2

40
2

2
2
2
100

Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan).


No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
4.Perlengkapan dan Peralatan kontrol

Pembobotan
(dalam %)

4.1 Perlengkapan & peralatan kontrol (Ada/Tidak)


Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada
pada posisi yang mudah dijangkau
Rambu aksesibilitas
4.2 Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak)
Peringatan berbentuk suara
Peringatan berbentuk visual
Peringatan berbentuk getaran
jumlah 100
Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
5.Toilet
5.1 Toilet aksesibilitas ( Ada/Tidak)
Dilengkapi rambu
Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm
Terdapat handrail
Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh
commit to user
penca

40
5
5
40
1
5
4

60
5
5
5
5

perpustakaan.uns.ac.id

52
digilib.uns.ac.id

Bahan lantai tidak licin


Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika
kondisi darurat
Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau
Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi
jumlah 100
6.Pintu
6.1 Pintu Aksesibilitas (Ada/Tidak)
Mudah dibuka oleh penyandang cacat
Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm,
khusus rumah sakit wajib min 90 cm
Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau
perbedaan ketinggian lantai
Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau
mempunyai tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu
otomatis
jumlah 100

5
5
5
5

60
10
20
5

4.2.5. Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan


Tabel 4.22. Analisis Kesesuaian Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan.
No Form SLF Bangunan Gedung

1
2
3

Pembobotan Kesesuaian
Komponen Rusunawa
Sesuai
Tidak
sesuai
Kesesuaian KDB
40

Kesesuaian KLB
40

Kesesuaian GSB
20

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang
sudah dilakukan maka untuk Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
keseluruhan komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan
pembobotan ulang.
Tabel 4.23. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen
commit to user
Tata Bangunan dan Lingkungan (100%).

53
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Pembobotan (dalam %)

Kesesuaian KDB

40

Kesesuaian KLB

40

Kesesuaian GSB

20
jumlah 100

4.2.5. Hasil Analisis Pembobotan Penilaian Keandalan Bangunan Gedung


Rusunawa.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sub komponen yang
terdapat pada SLF Gedung tidak terdapat pada Gedung Rusunawa. Perbedaan sub
komponen tersebut menyebabkan perbedaan pembobotan sub komponen. Perbedaan
Pembobotan dalam SLF Gedung dengan Pembobotan Gedung Rusunawa dapat
dilihat dalam Tabel 4.24 dan Tabel 4.25.
Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung.
Komponen
No
Arsitektur (10%)
Ruang dalam 1
2
3
4
5
6
7

Sub Komponen
Kesesuaian penggunaan fungsi
Pelapis muka lantai
Plesteran lantai
Pelapis muka dinding (cat)
Plesteran dinding
Pintu/Jendela
commit
to user
Pelapis muka
langit-langit

Pembobotan (%)
1,5
1
1
1
1
1,5
1

54
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Ruang luar 1
2
3
4
5
Struktur (30%)
Struktur bawah 1

Penutup atap
Pelapis muka dinding luar
Plesteran muka lantai luar
Plesteran lantai luar
Pelapis muka langit-langit luar

1
0,25
0,3
0,25
0,2

Pondasi, Kepala Pondasi, Balok


Pondasi
Dinding Pasangan Bata/Batako
Kolom/balok praktis
Slab lantai
Slab atap
Rangka atap, ikatan angin, gording
Rangka langit-langit
Penutup langit-langit
tangga
Lantai bawah

7,5
9
6
1,35
0,15
1,5
0,9
0,6
1,8
1,2

Struktur atas 1
2
3
4
5
Struktur pelengkap 1
2
3
4
Utilitas (50%)
1
Instalasi Pencegahan Kebakaran
2
Transportasi Vertikal
3
Plambing
4
Instalasi Listrik
5
Tata Udara/AC
6
Instalasi Penangkal Petir
7
Instalasi Komunikasi
Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung (Lanjutan).
Komponen
No
Aksesibilitas (5%)
1
2
3
4
5
6
7
Tata Bangunan &
Lingkungan (5%)
1
2
3

Sub Komponen

10
7,5
7,5
10
7,5
2,5
5

Pembobotan (%)

Ukuran Dasar Ruang


Jalur Pedestrian & RAM
Area Parkir
Perlengkapan & Peralatan Kontrol
Toilet
Pintu
Lift Aksesibilitas

0,75
0,75
0,75
0,5
1
0,75
0,5

Kesesuaian KDB
Kesesuaian KLB
Kesesuaian GSB

2
2
1
100

jumlah
Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa.
Komponen
Arsitektur (10%)

No

Sub Komponen
commit to user

Pembobotan (%)

55
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Ruang dalam 1
2
3
4
5
Ruang luar 1
2
3
4
Struktur (30%)
Struktur bawah 1

Kesesuaian penggunaan fungsi


Pelapis muka lantai
Plesteran lantai
Pelapis muka dinding (cat)
Pintu/Jendela
Penutup atap
Pelapis muka dinding luar
Pelapis muka lantai luar
Plesteran lantai luar

2
1,33
1,33
1,34
2
1,11
0,278
0,334
0,278

Pondasi, Kepala Pondasi, Balok


Pondasi
Dinding Pasangan Bata/Batako
Kolom/balok praktis
Slab lantai
Rangka atap,ikatan angin, gording
Rangka langit-langit
Penutup langit-langit
tangga
Lantai bawah

7,5

Sub Komponen

Pembobotan (%)

Ukuran Dasar Ruang


Jalur Pedestrian & RAM
Area Parkir
Perlengkapan & Peralatan Kontrol
Toilet
Pintu

0,835
0,835
0,835
0,555
1,11
0,835

Struktur atas 1
9,075
2
6,05
3
1,36
4
1,515
Struktur pelengkap 1
0,9
2
0,6
3
1,8
4
1,2
Utilitas (50%)
1
Instalasi Pencegahan Kebakaran
16,7
2
Plambing
12,5
3
Instalasi Listrik
16,7
4
Instalasi Penangkal Petir
4,1
Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
Komponen
No
Aksesibilitas (5%)
1
2
3
4
5
6
Tata Bangunan &
Lingkungan (5%)
1
2
3

Kesesuaian KDB
Kesesuaian KLB
Kesesuaian GSB

2
2
1
jumlah 100

Dari tabel 4.24 dan Tabel 4.25 diketahui perbedaan sub komponen meliputi
sub komponen yang berada di dalamcommit
komponen;
Arsitektural, Struktural dan Utilitas.
to user

56
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Sub komponen yang berada di dalam Komponen Aksesibilitas maupun Tata Ruang
dan Bangunan antara SLF Gedung dengan SLF Rusunawa tidak mengalami
perubahan.Perbedaan sub komponen penyusun gedung tersebut dikarenakan
perbedaan spesifikasi teknis rencana Rusunawa dengan SLF Gedung.
Dari Tabel Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa
dibuat grafik ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Grafik menggambarkan nilai bobot
masing-masing sub komponen terhadap bobot total. Dari grafik ditunjukkan bahwa
nilai tertinggi dipengaruhi faktor Utilitas. Sub Komponen Utilitas yang paling
berpengaruh dalam penilaian adalah Instalasi Listrik ( 16,7 %), Instalasi Pencegahan
Kebakaran (16,7%) dan Plumbing (12,5 %).

commit to user

57
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan


Gedung Rusunawa
Kesesuaian GSB
Kesesuaian KLB
Kesesuaian KDB
Pintu
Toilet
Perlengkapan & Peralatan Kontrol
Area Parkir
Jalur Pedestrian & RAM
Ukuran Dasar Ruang
Instalasi Penangkal Petir
Instalasi Listrik
Plambing
Instalasi Pencegahan Kebakaran
Lantai bawah
tangga
Penutup langit-langit

bobot (%)

Rangka langit-langit
Rangka atap,ikatan angin, gording
Slab lantai
Kolom/balok praktis
Dinding Pasangan Bata/Batako
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok
Plesteran lantai luar
Plesteran muka lantai luar
Pelapis muka dinding luar
Penutup atap
Pintu/Jendela
Pelapis muka dinding (cat)
Plesteran lantai
Pelapis muka lantai
Kesesuaian penggunaan fungsi
0

10

15

20

Gambar 4.4. Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

commit to user

58
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.2.6. Analisis Evaluasi SLF gedung.


SLF Gedung digunakan sebagai acuan dasar dalam analisis penentuan
komponen dan dasar pembobotan. Dalam analisis ditemukan beberapa evaluasi dan
kritisi untuk Form maupun Program SLF Gedung.
Beberapa evaluasi dan kritisi tersebut antara lain;
1. Program SLF Gedung masih perlu koreksi dan penyempurnaan. Terdapat
ketidak konsekuennya tulisan penilaian pada Komponen Aksesibilitas
Bangunan Gedung. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.26 sampai
dengan Tabel 4.29.
Tabel 4.26. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF
Gedung).
Andal
Kurang Andal
Tidak Andal
99-100

90<99

<90

Tabel 4.27. Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas


Gedung).
Andal
Kurang Andal
Tidak Andal
96-100

75<95

<75

Tabel 4.28. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas


Gedung).
Andal
Kurang Andal
Tidak Andal
96-100

75<95

<75

Setelah dianalisis formula penilaian SLF Gedung, maka diketahui


bahwa

pada

Komponen

Aksesibilitas

Total

(File

SLF

Gedung)

KomponenAksesibilitas, seharusnya seperti pada tabel 4.29.

Tabel 4.29. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF


Gedung).
Andal
Kurang Andal
Tidak Andal
96-100

75<95
commit to user

<75

59
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Pada SLF Gedung file-file belum terhubung (hyperlink) dengan sistematis.


Hal tersebut membuat pengguna program SLF Gedung menjadi kesulitan.
3. Pada Program SLF Gedung hanya terdapat lembar saran untuk pemeliharaan
gedung. SLF Gedung belum memiliki Sistem Perawatan dan Perbaikan untuk
tiap komponen yang diperiksa. Jika hanya terdapat lembar saran, maka
petunjuk mengenai pemeliharaan bangunan yang harus dilakukan akan sangat
subyektif.

Pemberian saran Pemeliharaan dan Perawatan bangunan akan

sangat tergantung pada tingkat pemahaman dan pendidikan pemeriksa.


4. Diperlukan Sistem Perawatan dan Perbaikan Gedung yang jelas demi
keberlangsungan bangunan. Sistem diharapkan dapat memudahkan pengelola
dan pemilik gedung dalam melakukan tindakan selanjutnya. Sistem
Perawatan dan Perbaikan tersebut juga akan lebih memudahkan pemeriksa
dalam memberikan saran yang tepat bagi pemilik gedung.
4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Analisis sistem pemeliharaan gedung Rusunawa disusun berdasar hasil
komponen yang sudah dianalisis sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi
Analisis Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata Ruang
dan Bangunan.
4.3.1. Analisis Komponen Arsitektural
Komponen arsitektural dalam Form meliputi Ruang Dalam dan Ruang Luar.
Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %.
a. Ruang Dalam (80%)
1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL
1.1.KOMPONEN

: RUANG DALAM

Keterangan :
A : Andal, kondisi (85%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)

commit to user

60
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.30. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur


Sub.Komponen Ruang Dalam (80%).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

1.1.1. SUB KOMPONEN: Kesesuaian Penggunaan fungsi


A
Sesuai Fungsi
Tidak ada

1.1.1.a

KA

Masih sesuai dengan fungsi

Penyesuaian ringan

1.1.1.b

TA

Tidak sesuai dengan fungsi

Penyesuaian berat

1.1.1.c

1.1.2. SUB KOMPONEN: Pelapis Muka Lantai


A
Pemeliharaan rutin
Baik

1.1.2.a

KA

Retak rambut

Mengganti Pelapis 1.1.2.b


lantai yg retak

TA

Belah, pecah

Mengganti Pelapis 1.1.2.c


lantai
yg
belah/pecah

1.1.3. SUB KOMPONEN: Plesteran Lantai


A
Baik
Pemeliharaan rutin

1.1.3.a

KA

Retak rambut

Perbaikan ringan

1.1.3.b

TA

Retak, belah, pecah

Perbaikan berat

1.1.3.c

1.1.4. SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding


A
Baik
Pemeliharaan rutin

1.1.4.a

KA

Buram, terkelupas <10%

Perbaikan ringan

1.1.4.b

TA

Hilang, tidak tampak

Perbaikan berat

1.1.4.c

1.1.5. SUB KOMPONEN: Pintu/Jendela


A
Pemeliharaan rutin
Berfungsi baik

1.1.5.a

KA

Masih berfungsi

1.1.5.b

TA

Tidak berfungsi

Dilakukan
perbaikan/penggantian
pd elemen yg rusak.

1.1.5.c
Penggantian
Pintu/Jendela yg tdk
berfungsi.
commit to user

61
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b. Ruang Luar (20%)


1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL
1.1.KOMPONEN

: RUANG LUAR

Keterangan :
A : Andal, kondisi (85%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)
Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur
Sub.Komponen Ruang Luar (20%).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

1.2.1.SUB KOMPONEN: Penutup Atap


A
Baik

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

Pemeliharaan rutin

1.2.1.a

KA

Berlubang

Mengganti bagian 1.2.1.b


yang berlubang.

TA

Berlubang, hancur

Mengganti bagian 1.2.1.c


yg berlubang dan
hancur.

1.2.2.SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding luar (cat).


A
Pemeliharaan rutin
Baik

1.2.2.a

KA

Buram <50%

Pengecatan ulang; 1.2.2.b


1x
cat
finishing;sesuai
warna semula.

TA

Buram 50%

Pengecatan ulang; 1.2.2.c


1x cat dasar, 2x cat
finishing.

1.2.3.SUB KOMPONEN: Pelapis muka lantai luar (paving).


A
Pemeliharaan rutin
Baik

1.2.3.a

KA

Aus, bergelombang,kasar

1.2.3.b

TA

Terbelah,pecah,lepas
Perbaikan berat
commit to user

Perbaikan ringan

1.2.3.c

62
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur


Sub.Komponen Ruang Luar (20%) (Lanjutan).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

1.2.4.SUB KOMPONEN: Plesteran lantai luar.


A
Pemeliharaan rutin
Baik

1.2.4.a

KA

Retak,terkelupas,berlubang<
5%

Perbaikan ringan

1.2.4.b

TA

Terbelah,pecah,terkelupas

Perbaikan berat

1.2.4.c

4.3.2. Analisis Komponen Struktural


Komponen Struktural dalam Form meliputi Struktur Bawah (25%), Struktur
Atas(60%), dan Struktur Pelengkap (15%).
a. Struktur Bawah (25%)
2. KELOMPOK KOMPONEN : STRUKTURAL
2.1.KOMPONEN

: STRUKTUR BAWAH

Keterangan :
A : Andal, kondisi (95%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)
Tabel 4.32. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
Sub.Komponen Struktur Bawah (25%).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

2.1.1.SUB KOMPONEN: Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi.


A
Kuat, kaku, stabil.
Pemeliharaan rutin
2.1.1.a
KA

Kuat, kurang kaku, stabil.

Perkuatan pondasi

2.1.1.b

TA

Tidak stabil, retak, tidak Perbaikan


dan 2.1.1.c
kuat, pecah. commit to user perkuatan pondasi

63
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2.2.KOMPONEN

: STRUKTUR ATAS

Keterangan :
A : Andal, kondisi (95%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)
Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
Sub.Komponen Struktur Atas (60%).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

2.2.1.SUB KOMPONEN : Dinding Pasangan


A
Bahan/dimensi OK Bebas Tidak ada.
retak, stabil

2.2.1.a

KA

Kuat, kaku, retak, lentur Perbaikan


ringan 2.2.1.b
kecil
pada dinding.

TA

Kurang
kuat,
diagonal/ melintang

retak Perbaikan berat pada 2.2.1.c


dinding.

2.2.2.SUB KOMPONEN : Kolom, Balok praktis


A
Kuat, Kaku, berfungsi baik Pemeliharaan rutin

2.2.2.a

KA

Kuat, kurang kaku, fungsi Perkuatan kekakuan 2.2.2.b


kolom, balok.
baik

TA

Kurang kuat/kaku, kurang Perbaikan


stabil
perkuatan
balok.

dan 2.2.2.c
kolom,

2.2.3.SUB KOMPONEN : Slab lantai


A
Kuat, kaku, bebas retak, Pemeliharaan rutin.
rata

2.2.3.a

KA

Kuat, kurang kaku, retak Perkuatan kekakuan 2.2.3.b


slab lantai.
halus/bocor

TA

Retak, bocor, tidak dapat Perbaikan


dan 2.2.3.c
dipakai
perkuatan slab lantai.
commit to user

64
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur


Sub.Komponen Struktur Atas (60%) (Lanjutan).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

2.2.4SUB KOMPONEN : Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording.


A
2.2.4.a
Rangka dan tumpuan kuat, Pemeliharaan rutin.
kaku, stabil
KA
2.2.4.b
Kuat, kurang kaku, awet, Perbaikan ringan
ada lendut
TA
2.2.4.c
Lendut, lapuk, pecah, Perbaikan berat
kropos/ karat

2.3.KOMPONEN

: STRUKTUR PELENGKAP

Keterangan :
A : Andal, kondisi (95%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)
Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

2.3.1. SUB KOMPONEN : Rangka Langit-Langit.


A
Pemeliharaan rutin
Kuat, kaku, rata.

2.3.1.a

KA

2.3.1.b

Kuat, kaku, kurang rata

Perbaikan ringan

TA

Lendut, lapuk, pecah, tidak Perbaikan berat


rata
2.3.2. SUB KOMPONEN : Penutup Langit-Langit.
A
Bahan/dimensi OK, rata, Pemeliharaan rutin
kuat

2.3.1.c

KA

2.3.2.b

TA

Rata, kurang mulus, ada Perbaikan ringan.


retak
Kusam dan retak.rusak tak Perbaikan berat.
commit to user
berfungsi

2.3.2.a

2.3.2.c

65
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur


Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%) (Lampiran).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

Pemeliharaan rutin

2.3.3.a

2.3.3.SUB KOMPONEN : Tangga


A

Kuat, Kaku, berfungsi baik

KA

Kuat, kurang kaku, fungsi Perkuatan


baik
tangga.

TA

Kurang kuat/kaku, kurang Perbaikan


dan 2.3.3.c
stabil
perkuatan tangga.

kekakuan 2.3.3.b

2.3.4.SUB KOMPONEN : lantai bawah.


A

Kuat, rata, padat, kedap air

Pemeliharaan rutin

KA

Rata, padat, kedap air, Perbaikan ringan.


retak-retak

2.3.3.b

TA

Retak, basah, amblas, tidak Perbaikan berat.


rata

2.3.3.c

commit to user

2.3.3.a

66
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.3.3. Analisis Komponen Utilitas dan Proteksi Kebakaran


1. KELOMPOK KOMPONEN : UTILITAS
Keterangan :
A : Andal, kondisi (100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (95%-<100%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<95%)
Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas.
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

3.1.SUB KOMPONEN : Instalasi Pencegahan Kebakaran.


A
Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin
3.1.a
100%
KA
Baik,
Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.1.b
<100%
yg rusak/tdk berfungsi
normal
TA

Kurang
baik,
kurang Perbaikan dan reparasi 3.1.c
berfungsi, kondisi<95%
berat pada Instalasi
Pencegah kebakaran,
penggantian elemen yg
rusak sehingga bisa
berfungsi normal

3.2.SUB KOMPONEN : Plumbing


A
Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin.
3.2.a
100%
KA
Baik,
Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.2.b
<100%
yg rusak/tdk berfungsi
normal
TA

Kurang
baik,
kurang Perbaikan dan reparasi, 3.2.c
berfungsi, kondisi<95%
penggantian
pada
elemen
yang
rusak
sehingga bisa berfungsi
normal

commit to user

67
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas


(Lampiran).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

3.3.SUB KOMPONEN : Instalasi Listrik.


A
Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin
3.3.a
100%
KA
Baik,
Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.3.b
<100%
yg rusak/tdk berfungsi
normal
TA

Kurang
baik,
kurang Perbaikan dan reparasi, 3.3.c
berfungsi, kondisi<95%
penggantian
pada
elemen yang rusak
sehingga bisa berfungsi
normal

3.4.SUB KOMPONEN : Instalasi Penangkal Petir.


A
Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin
3.4.a
100%
KA
Baik,
Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.4.b
<100%
yg rusak/tdk berfungsi
normal
TA

Kurang
baik,
kurang Perbaikan dan reparasi, 3.4.c
berfungsi, kondisi<95%
penggantian
pada
elemen yang rusak
sehingga bisa berfungsi
normal

commit to user

68
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.3.4. Analisis Komponen Aksesibilitas Bangunan gedung


4.KELOMPOK KOMPONEN : AKSESIBILITAS
Keterangan :
A : Andal, kondisi (95%>-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (75%-=<95%)
TA: Tidak Andal, kondisi (=<75%)
Tabel 4.36.
Aksesibilitas.

Sistem

Pemeliharaan

Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Gedung

Rusunawa

Komponen

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

Kode

4.1.SUB KOMPONEN : Ukuran dasar ruang.


A

Memenuhi

Tidak ada

KA

Kurang Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.1.b
penunjang,sehingga
fungsi bisa tercapai.

TA

Tidak Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.1.c
penunjang,sehingga
fungsi bisa tercapai.

4.2.SUB KOMPONEN : Jalur Pedestrian dan RAM.


A
Pemeliharaan rutin
Memenuhi

4.1.a

4.2.a

KA

Kurang Memenuhi

Perbaikan fasilitas Jalur 4.2.b


pedestrian dan RAM

TA

Tidak Memenuhi

Perbaikan fasilitas Jalur 4.2.c


pedestrian dan RAM

4.3.SUB KOMPONEN : Area Parkir


A
Memenuhi

Pemeliharaan rutin

4.3.a

KA

Kurang Memenuhi

Perbaikan fasilitas Area 4.3.b


parkir

TA

Tidak Memenuhi

Perbaikan fasilitas Area 4.3.c


parkir

commit to user

69
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.36. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas


(Lanjutan).
Tingkat
Identifikasi Keandalan
Keandalan

Sistem Pemeliharaan dan


Perbaikan
Tindakan

4.4.SUB KOMPONEN : Perlengkapan dan Peralatan Kontrol


A
Pemeliharaan rutin
Memenuhi

Kode
4.4.a

KA

Kurang Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.4.b
Perlengkapan
dan
Peralatan Kontrol

TA

Tidak Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.4.c
Perlengkapan
dan
Peralatan Kontrol

4.5.SUB KOMPONEN : Toilet


A
Memenuhi

Pemeliharaan rutin

4.5.a

KA

Kurang Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.5.b
Toilet Aksesibilitas

TA

Tidak Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.5.c
Toilet Aksesibilitas

4.6.SUB KOMPONEN : Pintu


A
Memenuhi

Pemeliharaan rutin

4.6.a

KA

Kurang Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.6.b
Pintu Aksesibilitas

TA

Tidak Memenuhi

Perbaikan
fasilitas 4.6.c
Pintu Aksesibilitas

commit to user

70
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.3.5. Analisis Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota


5.KELOMPOK KOMPONEN : KESESUAIAN DOKUMEN RENCANA
KOTA
Keterangan :
A : Andal, kondisi (100%)
TA: Tidak Andal, kondisi (0%)
Tabel 4.37. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Kesesuaian
Dengan Dokumen Rencana Kota.
Tingkat

Identifikasi Keandalan

Tindakan

Keandalan
5.1.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Dasar Bangunan
A
TA

Sesuai dengan Dokumen

Tidak Ada

Tidak sesuai

Pemeriksaan dokumen lanjutan*

5.2.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Lantai Bangunan


A

TA

Sesuai dengan Dokumen

Tidak Ada

Tidak sesuai

Pemeriksaan dokumen lanjutan*

5.3.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Garis Sempadan Bangunan


A

TA

Sesuai dengan Dokumen

Tidak Ada

Tidak sesuai

Pemeriksaan dokumen lanjutan*

Keterangan:
1) *) Pemeriksaan dokumen lanjutan diperlukan sebagai langkah
pengambilan kebijakan pada bangunan yang sudah berdiri, tetapi tidak
memenuhi Komponen legalitas.
2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan
antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok
peruntukan.
3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan
antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas persil/ kaveling/
blok peruntukan.

commit to user

71
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4) Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bebas minimum dari


bidang terluar suatu massa bangunan terhadap :
a)

Batas lahan yang dikuasai,

b) Batas tepi sungai/pantai,


c)

Antar masa bangunan lainnya, atau

d) Rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa


gas dan sebagainya.
4.3.6. Analisis Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa.
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa disusun berdasar
referensi :
1) SNI, 2008a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.26/PRT/M/2008
Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung Dan Lingkungan, Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya.
2) -----------,
2008b,
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
NO.24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan
Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Cipta Karya.
3) -----------,
2007a,
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
NO.45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Indonesia.
4) Program Pelatihan Tenaga Ahli Konstruksi (PROTAK), 2009,
Pelatihan Sertifikasi Ahli Perawatan Bangunan Gedung, BPKSDM
Dep.Pekerjaan Umum-LPJK-HAPBI.
5) Literatur penunjang lain yang didapat dari pustaka maupun website.

commit to user

72
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa.
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTUR
Kesesuaian Penggunaan fungsi

1.1.1.a

Tidak dilakukan tindakan karena semua ruang telah difungsikan dan


digunakan sesuai dengan rencana.

1.1.1.b

Dilakukan penyesuaian ringan terhadap beberapa ruang (25%-<15%)


yang belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala non
teknis (difungsikan untuk kegiatan lain). Penyesuaian ruang meliputi
penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali.

1.1.1.c

Dilakukan penyesuaian berat terhadap beberapa ruang (>25%) yang


belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala teknis ( ruang
tidak layak), ataupun non teknis (difungsikan untuk kegiatan lain).
Penyesuaian ruang meliputi penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali
dan perbaikan ruang sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
kembali.
Pelepis Muka Lantai (Lantai Keramik)

1.1.2.a

Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik:


1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu: Mesin poles, dry & wet vacuum cleaner, ember, stripping
pad, chemical cleaner, sikat tangan, sponge/tapas, stick mop,
check mesin-mesin harus siap pakai, bila kedapatan ada kabel
yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya
bagi keselamatan.
2. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak dan
benda lain yang berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan
untuk sementara dan ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah
selesai dikerjakan. Vacuum/sapu lantai keramik terlebih dahulu
untuk menghilangkan debu
commit to user

73
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical
cleaner atau yang setara dicampur air (1:20) tunggu 5 (lima)
menit, lakukan brushing dengan pad halus.
4. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau
oleh mesin poles, gunakan sikat dorong (sikat tangan/tapas) pakai
sarung tangan karet untuk mencegah kulit tangan terlindung dari
bahan kimia yang digunakan.
5. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran
lantai keramik yang terangkat.
Pel berulang kali, minimal 3 (tiga) kali, bilas dengan air bersih gunakan
stick mop katun.

1.1.2.b.

Jika terdapat retak rambut pada lantai keramik (15%-<25%),dilakukan


penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan warna
keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan semen pengisi
nat sesuai warna semula.

1.1.2.c.

Jika terdapat belah, pecah pada lantai keramik (>25%):


1. Mengangkat keramik yang belah, pecah dari lantai.
2. Mengecek kondisi dasar lantai; jika lantai bergelombang atau
tidak rata, maka diperbaiki terlebih dahulu sehingga rata.
3. Penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan
warna keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan
semen pengisi nat sesuai warna semula.
Plesteran lantai semen.

1.1.3.a

Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen:


1.

Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya


yaitu: Mesin poles, Scrubbing Pad, sikat dorong, sikat tangan,
sarung tangan karet, Wiper Floor, ember, Wet vaccum cleaner,
stick mop, chemical cleaner.
commit to user

74
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2.

Cek mesin-mesin harus siap laik pakai, bila ada kabel yang
terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi
keselamatan.

3.

Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak yang


berada pada lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat
sampah dan asbak tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila
pekerjaan telah selesai dikerjakan.

4.

Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air (1:20)


dalam ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen
dengan cairan pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan
chemical cleaner kemudian sikatlah dengan mesin poles. Untuk
mengangkat

kotoran,

vacuum

cairan

kotoran

dengan

menggunakan wet vacuum cleaner.


5.

Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan


sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles.
Gunakan sarung tangan karet (hand glove) dan masker untuk
melindungi kulit tangan dan penciuman dari bahan kimia yang
digunakan.

6.

Lakukan wet mopping (mengepel basah) untuk mengangkat sisa


kotoran pada permukaan lantai yang tidak rata.

7.

Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda-benda,


plin kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin
dioperasikan.

Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal 3
(tiga) kali, kemudian keringkan.
1.1.3.b

Jika terjadi retak rambut, maka;


1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak rambut dengan kapi
atau sikat besi.
commit to user

75
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan
debu sekaligus melakukan pembasahan plesteran.
3. Tutup celah pada lokasi retak rambut dengan semen khusus untuk
pengisi nat keramik lantai.
4. Gosok dengan gerinda sehingga licin.

1.1.3.c

Jika terjadi Retak, belah , pecah, hendaknya dilakukan Uji Lapangan dan
Uji Laboratorium dengan Teknisi khusus untuk melakukan tindakan
berikutnya.
Pelapis muka dinding.

1.1.4.a

Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat


1. Sebelum

pekerjaan

dimulai,

siapkanlah

peralatan

kerja

selengkapnya yaitu : tangga, rakbol, ember, kain majun, stick mop,


deterjen, tapas, sponge.
2. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak (water
seal) dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas
gunakan tangga atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily
maintenance.
3. Bersihkan noda (spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding
bercat minyak, gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya
sapukan merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak
menggunakan air akibatnya akan merusak permukaan cat.
4. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu
baru diulang kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan
dengan kain majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh
kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara
priodik bulanan.

commit to user

76
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1. Bersihkan noda (spot & kotoran) yang terdapat pada dinding
bercat minyak (water seal), gunakan larutan washing compound
digosok dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai
larutan tidak tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali.
Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick
mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.

1.1.4.b

Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;


1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang menempel.
2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan
jenis dan warna semula dengan merk yang sama.

1.1.4.c

Jika hilang, tidak tampak ( >25%) dilakukan pengecatan ulang, dengan


cara;
1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi.
2. Lanjutkan dengan pengampelasan .
3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk
menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan
pembasahan dinding.
4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x.
5. Dicat dengan cat warna 2x.
Pintu/Jendela alumunium

1.1.5.a

Pemeliharaan Kusen Aluminium.


1.

Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit


kaca (sealant).

2.

Kusen aluminum harus dibersihkan dengan finishing powder


coating setiap 1 (satu) bulan sekali.

3.

Pada tempat-tempat yang menghasilkan debu, pembersihan


commit to user
dilakukan setiap hari.

77
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


4.

Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali


dengan sabun cair atau pembersih kaca.

1.1.5.b

Jika Pintu/Jendela masih berfungsi, dengan kerusakan pada beberapa


elemen pendukung, seperti grendel, engsel, handel, tangan gareng, maka
dilakukan penggantian pada elemen-elemen yang rusak tersebut.

1.1.5.c

Jika Pintu/Jendela tidak berfungsi maka dilakukan penggantian pada


pintu/jendela dan elemen pendukungnya sehingga pintu/ jendela bias
berfungsi lagi.
Penutup Atap

1.2.1.a

1. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang


a) Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4
(empat) tahun sekali
b) Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk
mencegah bocor
c) Ganti karet seal bila rusak
d) Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata
2.Pemeliharaan Atap Genteng Metal
a) Bersihkan secara periodik permukaan atas atap dari kotoran agar
tidak berkarat
b) Lakukan pemeriksaan setiap bulan
c) Bersihkan dengan air dan sikat permukaan atap agar tampilannya
selalu rapi.
3. Pemeliharaan Listpang Kayu
a) Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank.
b) Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat
yang lembut dan airan sabun atau deterjen.
c) Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur kayu dan cat
kembali.
commit to user

78
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


d) Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok
sampai habis cat lama yang melekat, ampelas dan cat kembali
dengan cat dasar serta cat penutup khusus untuk kayu.

1.2.1.b

Jika atap berlubang , maka dilakukan penggantian pada bagian yang


berlubang sesuai dengan atap semula.

1.2.1.c

Jika atap berlubang, hancur maka dilakukan penggantian pada bagian


yang berlubang atau hancur sesuai dengan atap semula; jika diketahui
bahwa penyebab atap hancur ataupun berlubang dikarenakan bahan
penutup atap yang digunakan cepat aus, hancur atau berlubang; maka
dilakukan penggantian seluruh atap dengan penutup atap yang lebih kuat
terhadap cuaca
Pelapis Muka Dinding Luar (Cat eksterior).

1.2.2.a

Pengecatan Luar Bangunan


Cat dinding luar bangunan penting untuk penampilan bangunan.
Sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok bangunan setiap 2
(dua) atau 3 (tiga) tahun. Kerusakan cat pada bangunan antara lain:
a. Bila Menggelembung (Blestering), penyebabnya adalah:
1) Pengecatan pada permukaan yang belum kering
2) Pengecatan terkena terik matahari langsung
3) Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran
4) Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak
5) Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila
permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air.
Cara perbaikannya :
1) Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan
permukaannya dengan kertas ampelas
2) Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata
3) Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas
ampelas hingga permukaan rata, halus & kering
4) Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata
commit to user

79
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


b. Berbintik (Bittiness), penyebabnya adalah:
1)

Debu atau kotoran dari udara atau kuas/alat penyemprot tidak


kering sempurna.
2) Adanya bagian2 cairan yg sudah mengering ikut tercampur.
Cara perbaikannya adalah:
1)
2)

Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna


Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus
dan bersihkan
3) Beri lapisan cat baru (yang sudah disaring) sampai permukaan
cukup rata.
c. Retak-retak (Crazing/Cracking), penyebabnya adalah:
1)

Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena


elastisitas cat sudah berkurang.
2) Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering.
3) Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata.
Cara perbaikannya :
1)

Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan


kertas ampelas kemudian bersihkan
2) Beri lapisan cat baru
d. Perubahan Warna (Discoloration) penyebabnya adalah:
1)

Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik


matahari.
2) Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam
alkali.
Cara perbaikannya:
1) Pilihlah jenis cat lain.
2) Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar
tahan alkali.
e. Sukar mengering (Drying troubles) penyebabnya adalah:
1) Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik / kurangnya
sinar matahari misalnya udara lembab.
2) Pengecatan pada permukaan yang mengandung lemak (wax
polish), minyak atau berdebu.
3) Serangan alkali yang kuat pada bahan pengikat (binder), biasanya
pada jenis cat minyak.
commit to user

80
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Cara perbaikannya :
1) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan
mengering dan baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik.
2) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan cat yang
tahan alkali.
f. Garis-garis bekas kuas (brush marks) penyebabnya adalah:
1)
2)
3)
Cara

Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering


Permukaan cat terlalu kental
Pemakaian kuas yang kotor.
perbaikannya: Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan

kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar
dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup.
g. Daya tutup berkurang (Poor opacity) penyebabnya adalah:
1) Cat yang terlalu encer
2) Pengadukan kurang baik
3) Permukaan bahan yang akan dicat terlampau porous
Cara perbaikannya: Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga
merata
h. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging).
Penyebabnya adalah Pengecatan dilakukan tidak merata.
Cara perbaikannya:
1) Biarkan cat mengering dengan baik
2) Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas,
kemudian lakukan pengecatan ulang.
i. Kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss)
penyebabnya adalah:
1)

Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak


atau lilin

2) Pengecatan pada saat cuaca kurang baik/lembab


3) Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai
mengapur.

commit to user

81
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Cara perbaikannya:
1) Ampelaslah dan ulang pengecatan kayu pada lapisan cat yang
sudah tua/kurang mengkilap
2) Keroklah seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan
pengecatan baru.

1.2.2.b

Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;


1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk menghilangkan
debu dan kotoran yang menempel.
2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan
jenis dan warna semula dengan merk yang sama.

1.2.2.c

Jika hilang, tidak tampak dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;


1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi.
2. Lanjutkan dengan pengampelasan .
3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk menghilangkan
kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan dinding.
4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x.
5. Dicat dengan cat warna 2x.
6. Dilihat kode 1.2.2.a, jika terdapat permasalahan dalam teknis
pengecatan ulang.
Pelapis Muka Lantai Luar (paving)

1.2.3.a

Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving


1) Sebelum pekerjaaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu; mesin poles, ember, sapu lidi, selang air, dust pan, wiper floor,
sikat ijuk bertangkai, deterjen.
2) check mesin harus siap pakai, bila ada kabel yang terkelupas harus
diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.

commit to user

82
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3) Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam kantong
plastik sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan
bertentangan / berlawanan dengan arah angin.
4) Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah-celah pada paving, apabila
sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput Round Up atau
yang setara.
5) Isi kembali celah-celah paving dengan pasir halus gunakan sapu lidi
sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata/bergelombang, maka
laporkan pada teknisi.
6) Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan
sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor
cleaner atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali
dengan wiper lantai dan stick mop.
7) Arahkan pencucian lantai paving dengan wipper floor dari posisi yang
lebih tinggi ke areal yang rendah, mengarah ke floor drain atau
selokan air. untuk memudahkan pembersihan sisa-sisa kotoran.

1.2.3.b

Jika aus, bergelombang, kasar, maka dilakukan perbaikan permukaan


lantai paving, dengan cara;
1. Angkat lantai paving yang aus, bergelombang, kasar.
2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata.
3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang aus
dengan paving baru.

1.2.3.c

Jika terbelah, pecah, lepas , maka dilakukan perbaikan permukaan lantai


paving, dengan cara;
1. Angkat lantai paving yang terbelah, pecah, lepas.
2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata.
3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang terbelah,
pecah, lepas dengan paving baru.
commit to user

83
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Plesteran Lantai Luar

1.2.4.a

Pemeliharaan rutin = kode.1.1.3.a

1.2.4.b

Jika retak, terkelupas, berlubang < 5 %, maka dilakukan;


1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak, terkelupas, berlubang
dengan kapi atau sikat besi.
2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu
sekaligus melakukan pembasahan plesteran.
3. Tutup celah pada lokasi retak, terkelupas, berlubang dengan adukan
semen.
4. Tutup celah pada lokasi terkelupas dan berlubang dengan adukan
semen dan pasir sesuai anjuran teknis dalam SNI.
5. Gosok dengan gerinda sehingga halus.

1.2.4.c

Jika terbelah, pecah, terkelupas maka dilakukan;


1. Angkat permukaan plesteran yang terbelah, pecah dan terkelupas.
2. Perbaiki tanah dasar plesteran lantai, dengan meratakan dan
memadatkan tanah dasar.
3. Plester kembali tanah dasar dengan adukan semen dan pasir sesuai
teknis komposisi plesteran lantai dalam SNI tentang Bangunan
Gedung.
4. Gosok dengan gerinda sehingga halus.

commit to user

84
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2. KOMPONEN: STRUKTURAL
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi.

2.1.1.a

1.Pemeliharaan Pondasi Bangunan


Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di
atasnya.
Pemeliharaan yang dilakukan:
1) Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi
diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak
pondasi.
2) Diusahakan agar tidak ada air yang menggenangi badan pondasi.
3) Dasar pondasi harus dijaga dari adanya penurunan yang melebihi
persyaratan yang berlaku.
4) Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang
mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi
sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah.
5) Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar
pondasi dengan bahan kimia seperti :
Aldrien, Chlordane, Dieldrin, Heptaclor,Lindane
a) Campurkan dengan air dalam perbandingan 0,5% sampai
dengan 2,0%.
b) Campuran bahan kimia harus dilakukan sesuai ketentuan agar
tidak berdampak pada lingkungan sekitar.
2. Pondasi Menerus Batu kali
Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan
untuk menahan dinding dan beban yang ada di atasnya.
Pemeliharaan yang dilakukan :
1) Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan
dengan baik selama bangunan dioperasikan.
commit to user

85
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2) Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang
bersifat merusak.
Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak
tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan.

2.1.1.b

Jika kuat, kurang kaku, stabil,maka;


1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.

2.1.1.c

Jika tidak stabil, retak, tidak kuat, pecah, maka;


1.

Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

2.

Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium


berdasar saran ahli.

Dinding Pasangan
2.2.1.a

Jika bahan/dimensi OK, bebas retak, stabil, maka tidak dilakukan


tindakan.

2.2.1.b

Jika dinding kuat, kaku, tetapi terdapat retak dan lentur kecil maka;
1) Bila dinding retak :diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan
disebabkan oleh faktor muai susut plesteran dinding atau akibat
dampak kegagalan struktur bangunan gedung
Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka:
a) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan
b) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (1 PC : 3 Pasir)
c) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan
bahan yang serupa
d) Bila dinding basah karena saluran air bocor: (Perbaiki saluran
terlebih dahulu)

commit to user

86
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2) Bila dinding rembes air atau selalu basah:
a) Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada
ke arah vertikal.
c) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang
terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata,
dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter.
d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar
kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir).
e) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
f) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal
serupa.Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang
sesuai.

2.2.1.c

Jika dinding kurang kuat, retak diagonal/ melintang, maka dilakukan


tindakan;
1. Robohkan dinding yang kurang kuat, retak diagonal/melintang.
2. Bangun kembali dinding dengan material baru dengan spesifikasi
teknis sesuai dengan SNI 03-1728-1989 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.
Kolom, Balok praktis.

2.2.2.a

Struktur Bangunan Beton


Pemeliharaan yang dilakukan:
1) Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara
merata
2) Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada
permukaannya.

commit to user

87
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3) Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan
benda keras, bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan
kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan
spesi/mortar semen-pasir.
4) Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy
Grouts seperti:
a) Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan
celah antara 0,25 10 mm.
b) Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan
beton dengan celah antara 10 40 mm.
c) Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi
keretakan beton dengan celah antara 0,25 10 mm.

2.2.2.b

Jika kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka;


1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.
Jika terdapat pengelupasan kulit beton; maka Teknik perbaikan yang
dilakukan antara lain;
a. Teknik Patching.
Teknik

Patching

dilakukan

pada

bagian

yang

mengalami

pengelupasan kulit beton tetapi tidak sampai pada tulangan.


Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan
sisa-sisa partikel yang mudah lepas.
Kemudian dilakukan Patching dengan menggunakan bahan
material khusus, ( Produk Patching Mortar ).

commit to user

88
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


b. Teknik Grouthing.
Teknik ini dilakukanpada beton yang mengalami pengelupasan
sampai tulangan terlihat.
Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan
sisa-sisa partikel yang mudah lepas.
Kemudian dilakukan Grouthing dengan menggunakan bahan
material khusus, ( Produk Grouthing Mortar).

2.2.2.c

Jika kurang kuat, kurang kaku, kurang stabil , maka;


1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.
Teknik perbaikan yang dilakukan antara lain;
1.

Menggunakan bahan Fiber Reinforced Polymer (FRP) yang


dilakukan dengan cara menempelkannya pada permukaan beton
dengan bantuan perekat epoxy. Perbaikan/perkuatan struktur
dengan bahan ini berupa komposit dengan tulangan external yang
direkatkan pada permukaan beton.

2. Metode steel plat bonding


3. Metode steel & concrete jacketing
4.

Menggunakan prategang external.

5.

Dll

Slab Lantai
2.2.3.a

Jika kuat, kaku, bebas retak, rata, maka pemeliharaan yang perlu
dilakukan adalah;
1. Tidak memberikan beban berlebih pada plat lantai, diluar batas
beban yang dianjurkan, sehingga keretakan plat lantai akibat
beban dapat dihindarkan.
commit to user

89
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2. Tidak membiarkan air menggenang terlalu lama pada plat lantai
yang tidak didesain sebagai kolam air, genangan air yang terlalu
lama dikhawatirkan akan meresap ke plat lantai melalui kapiler
dalam plat lantai dan dapat memicu terjadinya korosi pada
tulangan plat lantai.
Tidak menaruh zat kimia tertentu yang dapat merusak komposit lantai
maupun tulangan.

2.2.3.b

Jika kuat, kurang kaku, retak halus, bocor, maka;


1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis plat lantai.
2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji
Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.
Teknik yang biasa dilakukan untuk mengatasi retak pada plat lantai
diantaranya;
a. Metode Injeksi ( Injection Methode)
i.

Injeksi dilakukan pada plat lantai yang mengalami


keretakan dan untuk menutup lubang bekas instalasi lama.

ii.

Pertama-tama plat lantai dibersihkan dari debu dan


kotoran ataupun partikel kecil.

iii.

Sebelum dilakukan injeksi terlebih dahulu dilakukan


patching untuk menambal bagian-bagian lubang bekas
instalasi listrik yang cukup besar dengan prodak mortar
khusus.

iv.

Dilakukan Injeksi untuk menutup dan mengisi keretakan


pada plat lantai tersebut dengan Metode Injection dan
material khusus

b. Dll
commit to user

90
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE
2.2.3.c

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Jika retak, bocor, dan tidak dapat dipakai, maka;
1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis plat lantai.
2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji
Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.
Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording

2.2.4.a

Jika rangka dan tumpuan kuat, kaku, stabil maka dilakukan pemeliharaan;
1. Pengecekan sambungan-sambungan pada rangka baja, menjelang
musim hujan.
2. Pengecekan rangka atap, ikatan angin, gording setelah terjadi
angin besar, hujan lebat ataupun gempa bumi.

2.2.4.b

Jika kurang kaku, awet(utuh), ada lendut, maka dilakukan;


1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording.
2. Melepas penutup atap terlebih dahulu; jika kondisi lapangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan perbaikan melalui bawah rangka
atap/atas langit-langit.
3. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku
atau lendut
4. Pasang kembali penutup atap.

2.2.4.c

Jika lendut, lapuk, pecah, tidak rata, maka dilakukan;


1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording.
2. Melepas penutup atap.
3. Penggantian bagian yang lapuk dan pecah.
4. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku
atau lendut.
5. Pasang kembali penutup atap.

commit to user

91
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Rangka Langit-langit

2.3.1.a

Jika bahan/ dimensi OK, kuat, kaku, rata, maka tidak perlu dilakukan
tindakan.

2.3.1.b

Jika rangka langit-langit kuat, kaku, namun kurang rata, maka dilakukan
perbaikan dengan langkah sebagai berikut;
1. Lepas penutup langit-langit yang rangka langit-langitnya kurang
rata.
2. Cek penyebab kurang ratanya rangka langit-langit
3. Jika dikarenakan ada bagian rangka langit-langit yang lepas, maka
diperbaiki lagi sambungannya.
4. Jika dikarenakan terdapat bagian rangka langit-langit yang lendut,
namun masih bisa diperbaiki maka lepas bagian yang lendut,
ratakan, kemudian pasang/ sambung kembali dengan bagian
lainnya.
5. Jika terdapat bagian yang pecah ataupun lapuk pada rangka
langit-langit yang menyebabkan langit-langit kurang rata, maka
bagian yang pecah ataupun lapuk tersebut diganti kemudian
pasang kembali dengan bagian lain.
6. Setelah rangka langit-langit semuanya sudah terpasang dan rata,
pasang kembali penutup langit-langit.

2.3.1.c

Jika kondisi rangka langit-langit lendut, lapuk, pecah, dan tidak rata;
maka perlu dilakukan perbaikan berat dengan mengganti seluruh
komponen yang mengalami lendut, lapuk dan pecah demi keselamatan
pengguna gedung. Langkah perbaikan;
1. Lepas seluruh penutup langit-langit.
2. Lepas seluruh bagian rangka langit-langit yang lendut, lapuk,
pecah dan tidak rata.
commit to user

92
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3. Ganti seluruh bagian/ komponen yang lendut, lapuk, pecah, tidak
rata, sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh tim teknis
sesuai standar dalam SNI tentang Bangunan Gedung.
4. Pasang kembali rangka langit-langit sesuai dengan standar teknis
yang telah ditentukan oleh tim teknis sesuai standar dalam SNI
tentang Bangunan Gedung.
5. Pasang kembali penutup langit-langit.
Penutup langit-langit (bahan dasar tripleks)

2.3.2.a

Jika bahan/dimensi OK, rata, kuat maka perlu dilakukan pemeliharaan


rutin, meliputi;
Pembersihan langit-langit dari sarang laba-laba dan kotoran / debu elyang
menempel dengan menggunakan sapu langit-langit yang dilakukan setiap
hari.

2.3.2.b

Jika rata, tetapi kurang mulus dan terdapat retak,maka;


1. Bersihkan bagian yang retak dengan sikat khusus.
2. Lap dengan roll/lap basah.
3. Keringkan dengan lap kering.
4. Lapisi bagian yang kurang mulus/ retak dengan bahan cat penutup
retak dengan menggunakan kuas.
5. Disarankan untuk penutup langit-langit pada bangunan umum
menggunakan warna dasar putih, dikarenakan cat penutup retak
khusus yang beredar di pasaran sebagian besar memiliki warna
dasar putih.

2.3.2.c

Jika kusam dan retak, rusak dan tidak berfungsi maka;


1. Lepas bagian penutup langit-langit yang kusam dan retak, rusak
dan tak berfungsi.
2. Pasang penutup langit-langit yang baru
3. Isi sambungan langit-langit dengan compound.
commit
user terpasang dicat.
4. Penutup langit-langit
yangtosudah

93
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Tangga

2.3.3.a

Kuat, kaku, berfungsi baik; pemeliharaan rutin pada lapisan lantai tangga
meliputi pembersihan harian pada lantai seperti pada kode. 1.1.3.a

2.3.3.b

Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan;


1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis tangga.
2. Dilakukan perkuatan kekakuan tangga sesuai dengan hasil Uji
Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan
bangunan gedung.

2.3.3.c

Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan;


1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis tangga.
2. Dilakukan perbaikan dan perkuatan tangga sesuai dengan hasil
Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli
perbaikan bangunan gedung.
Lantai bawah

2.3.4.a

Kuat, rata, padat, kedap air, maka pemeliharaan dilakukan pada pelapis
lantai seperti pada kode.1.1.3.a

2.3.4.b

Rata, padat, kedap air, retak-retak, maka dilakukan;


1. Menyikat bagian yang retak dengan kappa/ sikat kawat.
2. Membersihkan bagian yang retak dengan rol/lap basah.
3. Mengeringkan dengan lap kering.
4. Mengisi retakan dangan semen khusus penutup retak.
5. Menghaluskan dengan gerinda.

2.3.4.c

Retak,basah,amblas, tidak rata, maka dilakukan;


1. Pembersihan bagian yang retak, basah, amblas dan tidak rata.
2. kelupas bagian yang retak, basah, amblas, tidak rata.
commit to user

94
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3. Dilakukan perbaikan dasar lantai dengan perataan dan pemadatan
tanah.
4. Plester kembali lantai sesuai spesifikasi teknis dalam SNI tentang
Bangunan Gedung.
5. Lapisi dengan watter proofing atau zat kedap air.
3. KOMPONEN : UTILITAS
Instalasi Pencegahan Kebakaran

3.1.a

Sistem

Pemeliharaan

pemeliharaan

Instalasi

seluruh

Pencegah

Komponen

Kebakaran

Instalasi

Pencegahan

mencakup
Bahaya

Kebakaran*), dengan langkah:


1. Inspeksi/pemeriksaan
adalah untuk verifikasi secara visuil bahwa sistem proteksi kebakaran
dan perlengkapannya tampak dalam kondisi operasi dan bebas dari
kerusakan fisik
2. Pengujian
adalah untuk menjamin operasi otomatik atau manual atas kebutuhan
dan pengiriman kontinyu dari output sistem proteksi kebakaran yang
disyaratkan, dan untuk mendeteksi ketidaksempurnaan sistem proteksi
kebakaran yang tidak tampak pada saat inspeksi
3. pemeliharaan dan juga dokumentasi dan pelaporan termasuk
penyimpanan riwayat catatan (record keeping).
4. Keterangan mengenai peryaratan lebih lanjut terdapat pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum nomor : 26/prt/m/2008 tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan .

commit to user

95
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


*)Pemeliharaan Komponen Instalasi Pencegahan Bahaya Kebakaran:
A. Sistem deteksi alarm kebakaran
1. Prosedur uji serah terima, inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan
pemeliharaan berkala harus mengikuti SNI 03-3985-2000 atau
edisi terakhir Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian
sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
2. Frekwensi inspeksi/pemeriksaan berkala harus menggunakan
Tabel

Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm

kebakaran.
Tabel Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm kebakaran.
no peralatan

1
2
3
4
5
6

Alat-alat
deteksi
Titik Panggil
manual
Panel control
Kebakaran
Catu daya
Alarm
Kebakaran
Kabel
Instalasi

Serahterima Bulanan
ke 1/ dites
kembali
v

kwartal

Setengah
tahunan

tahunan

v
v

v
v

commit to user

v
v
v

96
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1. Frekwensi pengujian berkala harus menggunakan Tabel Frekwensi
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran.
Tabel Frekwensi pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran.
no peralatan

1
2

3
4

5
6

Serahterima Bulanan
ke 1/ dites
kembali

kwartal Setengah
tahunan

tahunan

Alat-alat
deteksi
Titik Panggil
manual

Panel control
Kebakaran
Catu daya
Batere sistem
Fire Alarm:
Jenis NickleCadmium *)
1. Charger Test
(ganti
batere
bila perlu)
2. Discharged
Test (30 menit)
3.
Load
Voltage Test X
X
*)sesuai
spesifikasi
Rusunawa.
Alarm
Kebakaran
Kabel Instalasi

B. Sprinkler otomatis
1. Pompa Air.

Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan

Pemeliharaan Berkala harus diperiksa, diuji, dan dipelihara, sesuai


ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan, Pengujian, dan
Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Air.
commit to user

97
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


a) Pompa pemadam kebakaran, penggerak, dan kontrol, harus
dilindungi terhadap kemungkinan terganggunya layanan
akibat ledakan, kebakaran, banjir, gempa, tikus, serangga,
badai, beku, pencurian, dan kondisi ekstrim lainnya.
b) Memelihara dan menjaga agar alat untuk mematikan mesin
selalu kembali pada keadaan siap start secara otomatis.
c) Menjaga dan memelihara kondisi motor penggerak :
1).Memelihara

Start

otomatis

dengan

memelihara

keberfungsian aki. Kapasitas aki harus sedemikian rupa,


sehingga mampu untuk menghidupkan motor starter 10
kali berturut turut tanpa pengisian kembali.
2).Memelihara Start manual dengan cara engkol apabila
motor tidak besar atau motor starter yang dihidupkan
secara manual. Motor harus dijalankan tiap minggu sekali
selama sekurang-kurangnya 10 menit.
2. Kepala Sprinkler harus dipelihara sebagai berikut:
a) Stok springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan
nominal springkler terpasang dan harus sebagai berikut:
1) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai kurang
dari 300 springkler tidak kurang dari 6 springkler.
2) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai 300
sampai dengan 1000 springkler tidak kurang dari 12
springkler.
3) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai lebih dari
1000 springkler tidak kurang dari 24 springkler.
b) Sebuah kunci pas khusus springkler harus disediakan dan
disimpan bersama springkler cadangan untuk digunakan
dalam membongkar dan memasang springkler. Satu kunci
commituntuk
to user
harus disediakan
setiap jenis springkler terpasang.

98
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3. kran Uji
Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan Pemeliharaan
Berkala kran Uji pemadam kebakaran harus diperiksa, diuji, dan
dipelihara, sesuai ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan,
Pengujian, dan Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis
Air.
4. Tangki Air
a) Tangki air untuk pemadam kebakaran harus dipisah dengan
tanki air bersih.
b) Mengecek ketinggian air sehingga dapat mengalirkan air
dalam kapasitas dan tekanan cukup pada instalasi pemadam
kebakaran.
c) Mengecek keberfungsian

tanda tinggi muka air di dalam

Tanki.
d) Mengecek kapasitas air.
e) Air dalam tangki harus selalu diusahakan bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang mengendap, tangki harus dibersihkan tiap 3
tahun sekali.
5. Pipa Instalasi.
a) Sistem jenis pipa kering harus dijaga kering setiap saat.
b) Pengering udara dan kompresor udara yang digunakan
bersama dengan sistem jenis pipa kering harus dipelihara
sesuai dengan instruksi manufaktur.
D. Hidran
a) Frekwensi inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan
berkala

harus

menggunakan

inspeksi/pemeriksaan berkala.

commit to user

Tabel

Frekuensi

99
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Tabel Frekuensi inspeksi/pemeriksaan berkala.
komponen

aktifitas

frekuensi

1. Pompa Air

inspeksi

Setiap minggu

2. Pipa Instalasi

inspeksi

Setiap tahun

3. Tangki Penekan Atas/Alat inspeksi

Setiap minggu

Kontrol
4. Hidran Kotak

inspeksi

3 bulanan

5. Hidran Pilar

inspeksi

3 bulanan

6. Sumber Air

inspeksi

bulanan

7. Tangki Penampung Air

inspeksi

bulanan

b) Sambungan slang: setelah setiap pemakaian, semua slang


harus dibersihkan, dibuang airnya dan dikeringkan seluruhnya
sebelum dipasang kembali.
c) Batang operasi (stem) dari katup kontrol jenis OS&Y (outside
screw & yoke) setiap tahun harus diberi pelumas, dan
kemudian ditutup penuh dan dibuka kembali untuk menguji
operasi dan mendistribusikan pelumasnya.
d) Bila tutup sambungan pemadam kebakaran (siamese) tidak ada
pada

tempatnya,

bagian

dalam

sambungan

pemadam

kebakaran harus diperiksa untuk halangan atau sumbatan.


e) Hidran halaman harus diberi pelumas setiap tahun untuk
menjamin bahwa semua batang, tutup, sumbat dan ulir ada
dalam kondisi operasi yang baik.
f) Kotak slang hidran halaman harus dipelihara setiap tahun
untuk

menjamin

bahwa

semua

slang

kebakaran

kelengkapannya ada dalam kondisi dapat digunakan.


commit to user

dan

100
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


E. Tabung pemadam api ringan
Terdiri dari dua komponen utama, yaitu;
1. Tabung Gas Tersegel
2.Selang
Pemeliharaan
a) Pemeliharaan harus dilakukan setiap tahun oleh manufaktur,
perusahaan jasa pemeliharaan alat pemadam api ringan, atau oleh
personil yang terlatih.
b) Prosedur pemeliharaan harus termasuk pemeriksaan menyeluruh
dari elemen dasar alat pemadam api ringan seperti berikut:
i. Bagian mekanikal dari semua alat pemadam api ringan.
ii. Media pemadam.
iii. Cara penghembusan media pemadam.
c) Pengisian kembali: semua alat pemadam api ringan yang dapat diisi
kembali, harus diisi kembali setelah setiap penggunaan atau seperti
ditunjukkan oleh hasil inspeksi atau pemeliharaan.

3.1.b

Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%<100%), maka perlu dilakukan ;
1. Pengecekan seluruh komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran
dan elemen pendukungny (kode.3.1.a).
2. Normalisasi kefungsian Instalasi Pencegahan Kebakaran dan
elemen pendukungnya berdasar investigasi yang dilakukan.
3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.

3.1.c

Jikakondisi Instalasi Pencegahan Kebakaran kurang baik, kurang


berfungsi maka;
1. Dicek keseluruhan Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran.
2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Instalasi
Pencegahan Kebakaran.
commit to user

101
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen
Instalasi Pencegahan Kebakaran.
4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki
5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin
diperbaiki lagi
Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi Instalasi Pencegahan
Kebakaran.Daftar Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. = Kode
3.1.a *)
Plumbing

3.2.a

1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Plambing dan Pompa


A. Sistem Plambing
1) Ground Reservoir
a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas
atas.
b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaanbatas
bawah.
2) Pompa Air Bersih
Memeriksa indikasi status pompa air bersih.
B. Memeriksa trip alarm pompa air bersih.
1) Roof Tank
a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas
atas.
b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas
bawah.
2) Cabang Utama Pemipaan Air Bersih
a) Memeriksa pengaturan pembukaan dan penutupan aliran pipa air
utama.
b) Memeriksa indikasi aliran air terbuka atau tertutup.
commit to user

102
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3) Peralatan Utama
a) Pompa Delivery Centrifugal Self Priming.
b) Pompa Hydrophor lantai atap Centrifugal.
c) Top Reservoir Tank .
d) Pressure Water Tank .
e) Pump Pit Submersible Sewage.
f) Pompa Kuras Reservoir Submersible Sewage.
g) Unit Pengolah Limbah.
h) Peralatan Pompa Air Mancur lengkap Instalasi & Asesorisnya
C. Instalasi dan Fixtures
Instalasi Pemipaan lengkap Accessories
1) Pipa GSP.
2) Pipa Cast Iron.
3) Pipa PVC.
D. Sanitary Fixtures pada ruang toilet
1) floordrain.
2) Bak air
3) kran.
4) Kloset jongkok
2. Pemeliharaan Saluran Air Kotor
1) Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran
yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan
yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui
terdapat kebocoran segera tutup kembali.
Cara perbaikannya:
a) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan.
b) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung.
commitbagian
to usertersebut.
c) Sambungkan kembali

103
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


2) Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari
barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran,
sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
3) Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran,
beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran
tidak tersumbat.
3. Pemeliharaan Saluran Air Bersih
1) Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran
PVC yang tidak terlindung dari panas matahari.
2) Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau
menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas.
3) Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan
hal:
a) Matikan aliran air dari stop kran yang ada.
b) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut
dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat
(bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan.
c) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
4. Pemeliharaan Peralatan Sanitair
1) Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk
dan kloset jongkok.
2) Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih
lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang
terbuat dari metal.
3) Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut.
4) Bilas dengan air bersih.
5) Keringkan dengan kain lap yang bersih.
commit to user

104
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


5. Pemeliharaan Kran Air
1) Periksa sekurang-kurangnya setiap 2 bulan setiap kran yang ada
2) Kencangkan baut pengikat putaran kran
3) Ganti bila perlu, seal/karet pada batang putar ulir kran
6. Pemeliharan Bak Cuci Piring
1) Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurangkurangnya setiap hari
2) Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
deterjen.
3) Jangan

menggunakan

ampelas/sand

paper

untuk

membersihkanpermukaan bak cuci.


7. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu: ember, toilet bowl brush, majun, tapas, stick mop, bowl
cleaner, tissue roll, sabun cair (liquid hand soap), wipper glass,
floor cleaner, lap kaca, hand sprayer.
b. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari
pintu masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas
menuju ke bagian bawah.
c. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak / standing
ashtray yang ada di toilet dengan sempurna.
d. Bersihkan urinoir, wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian
dalam. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin,
setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali.
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar/dalam
toilet dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan
kembali.
commit to user

105
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2
(dua) minggu dispenser dikosongkan dahulu/cuci bersih baru diisi
kembali dengan sabun cair.
g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman
air.
h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air
pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran.
i. Bersihkan noda-noda pada dinding keramik toilet dengan
menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas
kemudian dikeringkan
Bersihkan ember / gayung toilet (kalau ada) secara periodik
mingguan. Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya
dengan floor cleaner.
j. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih / wipper
glass, semprotkan glass cleaner dari dalam bottle sprayer.
k. Pel lantai keramik dengan air bersih dicampur ceramic cleaner (1 :
20), posisi dari dalam menyamping, mundur ke arah pintu keluar.
l. Lakukan general cleaning minimal sebulan sekali, terutama untuk
pembersihan lantai keramik dengan mesin poles, gunakan
scrubbing pad untuk pembersihan nat-nat lantai keramik, handle
pintu dipoles dengan metal polish.
m. Bersihkan keset nomad entrance dengan penghisap debu (vacuum).
Cuci setiap hari sabtu.
n. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan.
8. Komponen Ruang Luar Bangunan Gedung
1) Pemeliharaan Tangki Septik
a. Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik.
b. Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik.
commit to user

106
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


c. Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6
(enam) bulan sekali.
2) Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
a. Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 (satu)
tahun sekali.
b. Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan
dari bahan yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar.
c. Berikan lapisan meni setiap 2 (dua) tahun sekali agar seng talang
tetap dapat bertahan dan berfungsi baik.
d. Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat
kembali sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sekali.
e. Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan,
perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama dengan
menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang sama
3) Pemeliharaan Floor Drain
a. Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar
mandi / WC
b. Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah
masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan (kamar mandi
atau WC)
c. Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
d. Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran,
dan bersihkan bila kotor.

3.2.b

Jikakondisi Plumbing baik, berfungsi tapi kadang kurang normal (kondisi


95%-<100%) maka, dilakukan perbaikan pada elemen Komponen
Plumbing *)supaya elemen yang keberfungsiannya kurang normal dapat
normal kembali.
commit to user

107
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3.2.c

*)KOMPONEN PLUMBING:
AIR BERSIH
1.Sumber air dari PAM *) dan Meter Air
2. Sumber Air dari sumur dala, pompa air, alat control, Meter Air *)
3.Tangki Penampung Air
4. Tangki Air Atas : Menara
5. Pompa Penampung air dan alat kontrol
6. Pompa Distribusi dan Tangki Hidrofor dan alat control
7. Listrik untuk Panel Pompa
8. Pompa Instalasi
9. Kran
AIR KOTOR
1. Kloset/ bidet/ Urinoir
2. saluran ke Tangki Septik
3. Kran Air gelontor
4. Tangki Septik
5. Bak cuci, tempat cuci tangan
6. saluran dari Bak cuci ke saluran terbuka
7. Lobang/ saluran pengurasan lantai
8. Pipa Air Hujan
Jikakondisi Plumbing kurang baik, kurang berfungsi maka;
1. Dicek keseluruhan Komponen Plumbing
2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Plumbing
3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen
Plumbing
4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki
5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin
diperbaiki lagi
6. Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi plumbing
Daftar Komponen Plumbing = Kode 3.2.b *)KOMPONEN PLUMBING

commit to user

108
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Instalasi Listrik

3.3.a

Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung


meliputi pekerjaan :
1. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik.
2. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah (TM) dan
tegangan rendah (TR) beserta kelengkapannya *).
3. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap-tiap lantai gedung.
4. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya*).
5. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan
alat infra red investigation.
Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik ditunjukkan dalam
Lampiran Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik danTabel Metode
Pemeliharaan Sistem Listrik.
*) Komponen Utilitas Instalasi Listrik :
A. SUMBER DAYA PLN
1. Panel Tegangan Menengah
2. Trafo
3. Panel Tegangan Tengah
4. Panel Distribusi
5. Lampu TL/ Pijar/ Halogen/ SL
6. Armatur
7. Kabel Instalasi
B. SUMBER DAYA GENSET
1. motor Penggerak
2. Altermator
3. Alat pengisi aki
4. Radiator/ pendingin
5. Kabel Instalasi
6. AMF
7. Daily Tank
8. Panel
commit to user

109
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


B. SUMBER DAYA GENSET
1. motor Penggerak
2. Altermator
3. Alat pengisi aki
4. Radiator/ pendingin
5. Kabel Instalasi
6. AMF
7. Daily Tank
8. Panel
Tabel Metode Pemeliharaan Sistem Listrik.
NO
1
I

SUB SISTEM
2
POWER
SUPPLY
A.
Transformator
(trafo kering)

KEGIATAN
3

1. Inspection

RINCIAN KEGIATAN
4

Relay pengaman
Bushing
Terminal
Dudukan transformator
Kondisi
fisik
transformator
f. Temperatur
transformator
g. Peralatan pengamanan
dan pengukuran
h. Temperatur dan kondisi
udara
ruangan
transformator
i. Koneksi kabel pada
terminal bushing dan
sistem pentanahan
2. Service
a. Pembersihan
bagian
luar trafo
b. Penyesuaian
temperature dan kondisi
udara
ruangan
transformator
3.
Penggantian Penggantian peralatan dan
peralatan
spare part bila terjadi
dan spare part
Kerusakan
commit to user

a.
b.
c.
d.
e.

110
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1
II

2
3
SISTEM
DISTRIBUSI
A.
Panel 1. Inspection
Tegangan
Menengah

Komponel panel TM (Load


Break Switch, Earthing
Switch,
HRC
Fuse,
Lightning Arrester,
Interlock System, Peralatan
pengukuran dan Seluruh
peralatan bantunya)

2. Service

a. Pengukuran
tahanan
pentanahan
b. Pembersihan elektroda
pentanahan
c. Pengukuran
dan
pembersihan
tahanan
kontak
LBS
dan
Earthing Switch
d. Pengujian interlocking
secara elektrikal dan
mekanik pada panel TM
3. Penggantian Penggantian peralatan dan
peralatan
spare part bila terjadi
dan spare part
Kerusakan
B.
Panel
Distribusi
Utama Tegangan
Menengah
(LVMDP)

a. Rumah Panel

1. Inspection

2. Service

commit to user

a. Pemeriksaan rumah panel


b. Kondisi fisik kabel feeder
dan kabel control
c. Terminal kabel, mur dan
baut
a. Pembersihan rumah panel
b. Perapihan jalur kabel pada
panel
c. Pengencangan kabel, mur
dan baut
d. Pengecatan ulang

111
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1

3
3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

4
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

1. Inspection

Pemeriksaan
komponen
peralatan proteksi
a. Pembersihan
air,
kelembaban, debu, dan
kotoran
b. Pengujian trip MCCB,&
MCB
dengan
menggunakan
Current
Injector
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

b. Komponen
Peralatan
Proteksi

2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part
c. Busbar
1. Inspection

2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

a. Pemeriksaan panel-panel
busbar
b. Pemeriksaan
terminal
kabel dan circuit breaker
a. Pembersihan panel-panel
busbar
dari
air,
kelembaban, debu dan
kotoran
b. Pengencangan
terminal
kabel dan circuit breaker
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

d.Alat pengukur
1. Inspection

commit to user

a. Pencatatan
penunjukan
semua alat ukur setiap jam
b. Pencatatan dan pembukuan
kurva beban listrik dari
output travo
c. Evaluasi
dan
penanggulangannya
dari
hasil pencatatan
d. Pemeriksaan
terminal
kabel ke meteran

112
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1

3
2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

4
a. Pengencangan
terminal
kabel ke meteran
b. Kalibrasi
semua
alat
pengukur pada panel
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

e. Pilot Lamp dan


Fuse
1. Inspection

2.
Penggantian
peralatan
dan spare part

a. Fungsi pilot lamp tiap-tiap


fase
b. Pemeriksaan
terminasi
pilot lamp pada panel
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
Kerusakan

f. Kabel Feeder
Tegangan
Menengah
1. Inspection

2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

a. Kabel-kabel feeder, rak


kabel,
sambungan,
terminasi dan peralatan
bantunya
b. Kondisi fisik kabel feeder
a. Pembersihan pada kabel
feeder,
rak
kabel,
sambungan, terminasi
b. Perapihan kabel feeder
c. Pengukuran tahanan isolasi
dengan megger
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

h. Busduct
1. Inspection
2. Service

commit to user

Kondisi fisik busduct


a. Pembersihan
busduct,
feeding end, tap-off box,
MCCB, MCB, Fuse
b. Pengukuran tahanan isolasi
dengan Megger
c. Pengujian
MCB/MCCB
dalam Tap-off box Busduct

113
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1

III

BEBAN LISTRIK
A. Panel-Panel
Beban
a.
MCB
dan
MCCB

3
3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

4
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

1. Inspection
2. Service

Pemeriksaan kondisi fisik


a.
Pembersihan
air,
kelembaban, debu dan kotoran
b. Pengujian trip MCB dan
MCCB dengan menggunakan
Current Injector

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

Penggantian peralatan dan


spare
part
bila
terjadi
Kerusakan

1. Inspection

a. Pemeriksaan kondisi fisik


Busbar panel-panel beban
b. Pemeriksaan terminasi kabel
dan circuit breaker
a.
Pembersihan
air,
kelembaban, debu dan kotoran
b. Pengencangan terminasi
kabel dan circuit breaker
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
kerusakan

b. Busbar

2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part
c. Alat pengukur
(Metering)
1. Inspection

commit to user

a. Pencatatan
penunjukan
semua alat ukur (Vmeter,
A-Meter, Kwh-meter)
b. Evaluasi hasil pencatatan
c. Pemeriksaan
terminasi
kabel ke meteran

114
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1

d. Pilot
dan Fuse

3
2. Service

4
a. Pengencangan terminasi
kabel, mur dan baut
b. Kalibrasi semua alat
ukur
3. Penggantian Penggantian peralatan dan
peralatan
spare part bila terjadi
dan spare part
Kerusakan
Lamp
1. Inspection

2. Service

a. Fungsi pilot lamp tiaptiap fase


b. Pemeriksaan terminasi
pilot lamp pada panel
Pengencangan
terminasi
pilot lamp di panel

3. Penggantian Penggantian peralatan dan


peralatan
spare part bila terjadi
dan spare part
kerusakan
B. Sistem
Penerangan
1. Inspection

a. Pengamatan setiap titik


lampu
b. Kondisi Battery Back Up
pada lampu emergency
2. Service
a. Pembersihan armature
b. Pengukuran
intensitas
penerangan
dengan
Luxmeter
c. Pengujian
tahanan
isolasi dengan Megger
500 V
3. Penggantian Penggantian peralatan dan
peralatan
spare part bila terjadi
dan spare part
kerusakan
C.Sistem Kontrol
Penerangan
1. Inspection
commit to user

a. Pemeriksaan
dan
pengamatan seluruh titik
lampu

115
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1

2. Service
3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

4
b. Kondisi sistim control
secara
keseluruhan
(Transmission, terminal,
Transformer,
Relay,
Contact Output Terminal,
instalasi dan peralatan
bantunya).
Pembersihan seluruh sistem
control
Penggantian peralatan dan
spare
part
bila
terjadi
Kerusakan

D. Stop Kontak
dan Saklar
1. Inspection

2. Service
3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

Pemeriksaan dan pengamatan


fungsi dari seluruh stop kontak
dan saklar
Pengecekan instalasi dengan
Megger 500 V
Penggantian
saklar,
stop
kontak serta peralatan lain bila
terjadi kerusakan

E. Under Floor
Duct
dan/atau Reised
Floor System
1. Inspection

2. Service

commit to user

a. Pemeriksaan
dan
pengamatan
seluruh
Service Box dan Junction
Box termasuk seluruh
Outletnya
b. Pemeriksaan
tahanan
isolasi stop kontak dalam
floor duct/raised floor
dengan Megger
a. Pembersihan
seluruh
service box dan junction
box

116
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


1

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

4
b. Pengujian tahanan isolasi
stop kontak dalam floor
duct/raised floor dengan
megger
a. Penggantian Service Box
dan Junction Box serta
peralatan lainnya bila
terjadi kerusakan
b. Penggantian conduit/kabel
bila rusak atau tidak sesuai
standar nilai tahanannya

F.Sistem
Pertanahan
1. Inspection

2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

a. Pengamatan seluruh bak


kontrol termasuk koneksi
kabelnya
b. Pengukuran
tahanan
pertanahan bila tahanan di
atas standar
a. Pembersihan
elektroda
pentanahan
b. Perbaikan
tahanan
pertanahan bila tahanan di
atas standar
Penggantian
kabel
dan
peralatan lain bila terjadi
kerusakan

G.Sistem
Penangkal Petir
1. Inspection

2. Service

3.
Penggantian
peralatan
dan spare part

commit to user

a. Pengamatan seluruh bak


kontrol termasuk koneksi
kabelnya
b. Pengukuran
tahanan
pentanahan setiap bak
dengan Earth Tester
a. Pembersihan
elektroda
pentanahan
b. Perbaikan
tahanan
pentanahan di atas standar
Penggantian
kabel
dan
peralatan lain bila terjadi
kerusakan

117
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE
3.3.b

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%<100%), maka perlu dilakukan ;
1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a).
2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang
dilakukan.
3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.

3.3.c

Jika kondisi kurang baik, kurang berfungsi (kondisi <95), maka perlu
dilakukan ;
1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a).
2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang
dilakukan.
3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.
4. Mengganti elemen yang rusak.
5. Mengecek kembali seluruh kefungsian elemen setelah reparasi.
Instalasi Penangkal Petir

3.4.a

Pemeliharaan instalasi proteksi petir eksternal, meliputi ;


1. Kepala Penangkal Petir
2. Hantaran Pem-bumi-an
3. Elektroda Pem-bumi-an
Pemeliharaan instalasi proteksi petir ,meliputi;
1. Arester Tegangan Lebih
2. Stri Pengikat Ekuipotensial
3. Hantaran Pem-bumi-an
4. Elektroda Pem-bumi-an
Sistem Penangkal Petir;
1. Inspection
a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya
b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester
2. Service
a. Pembersihan elektroda pentanahan
b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar
commit to user

118
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan

3.4.b

Jika kondisi baik, berfungsi 95%-<100%, maka dilakukan pemenuhan


fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a

3.4.c

Jika kondisi baik, kurang berfungsi <95% , maka dilakukan pemenuhan


fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a sehingga fungsi
bias berjalan normal.
4. KOMPONEN AKSESIBILITAS
Ukuran Dasar Ruang

41.a

Jika ukuran dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan,


kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (99%100%) maka tidak dilakukan tindakan.

4.1.b

Jika ukuran dasar ruang kurang memenuhi asas keselamatan, kemudahan,


kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (75%100%) maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi
dapat tercapai.

4.1.c

Jika ukuran dasar ruang tidak memenuhi asas keselamatan, kemudahan,


kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (<75%)
maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi dapat
tercapai.
Jalur Pedestrian dan RAM

4.2.a

A. Pemeliharaan Jalur Pedestrian:


1. Pemeliharaan Kondisi permukaan agar tetap:
Stabil
Kuat
Tahan terhadap cuaca
Bertekstur halus tapi tidak licin
Ukuran sesuai dengan ketentuan, 120 cm (jalur searah) dan 160 cm
(jalur dua arah)
commit to user

119
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan benda-benda
yang menghalangi
Kemiringan pedestrian maksimum 1:8
Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal 120 cm
Pencahayaan cukup terang
2. Pemeliharaan Drainase jalur pedestrian.
Menjaga Kedalaman kurang dari 1,5 cm
Mudah dibersihkan
Perletakan tidak jauh dari tepi ram
3. Pemeliharaan Tepi pengaman/kanstin/low curb 120 cm untuk jalur
searah atau 160 cm untuk jalur dua arah
4. Pemeliharaan Jalur Pemandu
Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen 30
tahun 2006
Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan
B. Pemeliharaan RAM
-Dalam bangunan
-Luar Bangunan
1. Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7 atau perbandingan
tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8
2. Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6 atau perbandingan
tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10
3. Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari
4. Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan
ketinggian 65-80 cm
5. Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman)
6. Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm
7. Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak kursi roda
8. Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak
licin
9. Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm
commit to user

120
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE

4.2.b
4.2.c

4.3.a

4.3.b
4.3.c

4.4.a

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7 atau perbandingan tinggi
dan landai tidak lebih dari 1:8
Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.2.a
Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.2.a
Area Parkir
Pemeliharaan Fasilitas parkir kendaraan meliputi,;
1. Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari bangunan/fasilitas
yang dituju
2. Ditempatkan dekat jalur pedestrian
3. Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya
4. Diberi penandaan khusus
5. Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju fasilitas
lainnya
6. Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan
620 cm untukparkir ganda.
Pemeliharaan Daerah Menaik-Turunkan Penumpang :
1. Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang dari jalur
lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm
2. Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat
3. Kemiringan maksimal adalah 1 : 11
4. Diberi penandaan khusus
Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.3.a
Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.3.a
Perlengkapan dan Peralatan Kontrol
Pemeliharaan Perlengkapan & peralatan kontrol ;
1. Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada pada
posisi yang mudah dijangkau
2. Rambu aksesibilitas
3. Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak)
4. Peringatan berbentuk suara
5. Peringatan berbentuk visual
6. Peringatan berbentuk commit
getaran to user

121
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung


Rusunawa (Lanjutan).
KODE
4.4.b

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.4.a

4.4.c

Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai


komponen dalam kode 4.4.a
Toilet Aksesibilitas

4.5.a

Pemeliharaan Toilet aksesibilitas ;


1. Dilengkapi rambu
2. Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm
3. Terdapat handrail
4. Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh penca
5. Bahan lantai tidak licin
6. Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika kondisi
darurat
7. Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau
8. Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi

4.5.b

Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai


komponen dalam kode 4.5.a

4.5.c

Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai


komponen dalam kode 4.5.a
Pintu Aksesibilitas

4.6.a

4.6.b

Pemeliharaan Pintu Aksesibilitas ;


1. Mudah dibuka oleh penyandang cacat
2. Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm, khusus
rumah sakit wajib min 90 cm
3. Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan
ketinggian lantai
4. Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai
tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis
Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.6.a

4.6.c

Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai


komponen dalam kode 4.6.a
.
commit to user

122
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.3.7. Analisis Hasil Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung


Rusunawa.
Untuk mengetahui apakah Sistem Pemeliharaan Gedung yang dibuat sudah
dapat menunjang Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa maka dilakukan
wawancara. Responden wawancara meliputi Decision Makers , pada Dinas Teknis
Bangunan Gedung. Decision Makers yang dimaksud adalah pejabat di lingkungan
Dinas Teknis Bangunan Gedung (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang). Sampel
wawancara sebanyak 5 pejabat yang membidangi kebijakan dalam bangunan gedung.
Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti pada tanggal 17 dan 18 januari
2011 ( hasil wawancara dalam Lampiran E). Berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan, berikut ini diberikan ulasan berdasarkan point-point yang ditanyakan.
1. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung yang disusun sudah dapat
menunjang

keandalan

Bangunan

Gedung

Rusunawa.

Keseluruhan

responden menyatakan setuju terhadap Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan


yang disusun. Mereka berpendapat bahwa Sistem tersebut juga sudah dapat
memberi gambaran mengenai tindakan yang perlu dilakukan untuk
menunjang keandalan gedung.
2. Sebagian responden memberi tambahan masukan mengenai Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sebagian lagi merasa
sudah cukup dan tidak ada masukan tambahan.
3. Masukan tambahan dari responden, adalah bahwa :
1) Sistem yang dibuat selalu mengacu pada SNI dan Pedoman /Peraturan
pemerintah mengenai Bangunan Gedung yang terbaru.
2) Sistem

diharapkan

selalu

sesuai

dengan

perkembangan

ilmu

pengetahuan tentang bangunan gedung.


Terkait dengan masukan pada poin 3,

maka Sistem Pemeliharaan dan

Perbaikan Gedung Rusunawa yang disusun perlu direview setiap beberapa tahun
sekali. Review tersebut bertujuan agar Sistem yang dibuat sesuai dengan
perkembangan peraturan tentang bangunan gedung dan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

commit to user

123
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.


Program

Sistem

Pemeliharaan

Gedung

Rusunawa

bertujuan

untuk

memudahkan penilaian kondisi keandalan Gedung Rusunawa serta menentukan


tindakan atau Sistem Pemeliharaan yang tepat untuk Gedung Rusunawa. Program
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disusun berdasar Program SLF Gedung
yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum kemudian disesuaikan dengan
kondisi khusus Gedung Rusunawa.
Program disusun berdasar data yang telah diolah dalam analisis komponen
SLF Gedung yang telah disesuaikan dengan kondisi Gedung Rusunawa. Program
yang dibuat diharapkan akan memudahkan penilaian keandalan dan penentuan sistem
pemeliharaan yang tepat bagi bangunan Gedung Rusunawa. Program dibuat sesuai
Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan yang dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Program yang digunakan

menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel

2007. Alasan menggunakan aplikasi program tersebut adalah bahwa Program


tersebut sudah sangat familiar, Softwarenya mudah di dapat dan di download,
penggunaan aplikasi program cukup mudah.
Program Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa dan Pemeliharaan Gedung
Rusunawa disebut dengan program Sertifikasi Laik Fungsi Gedung Rusunawa (SLF
Rusunawa). Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa terdiri dari 5 (lima)
Komponen yang ditinjau yaitu Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas,
Aksesibilitas dan Tata Bangunan & Lingkungan. Pada

5 Komponen tersebut,

masing-masing Komponen terdiri dari beberapa sub komponen penyusun. Tiap-tiap


Komponen dan Sub Komponen akan ditinjau keandalannya dan dibuat Sistem
Pemeliharaan yang sesuai. Sistem tersebut dijelaskan dalam Tabel 4.39. Bagan Alir
pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ditunjukkan dalam
Gambar 4.6.

commit to user

124
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

SKEMA SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG RUSUNAWA.

Gambar 4.4.1. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

commit to user

125
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.39

commit to user

126
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar. 4.6. Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung


Rusunawa.
commit to user

127
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Langkah Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa adalah


sebagai berikut ;
1) Buat File dengan Microsoft ffice Excel 2007 dengan nama ; FORM SLF
RUSUNAWA
2) Pada Sheet 1, buat dokumen isian mengenai Data Umum Gedung Rusunawa.
Data Umum Bangunan Gedung Rusunawa berisi data umum Gedung
Rusunawa yang akan diperiksa kondisi keandalannya dan diberikan solusi
sistem pemeliharaan.
3) Pada Sheet berikutnya dibuat dokumen Form Keandalan dan Sistem
Pemeliharaan Gedung Total. Form ini berisi keandalan total dari masingmasing komponen gedung Rusunawa.
4) Buat File baru untuk tiap komponen Gedung Rusunawa dengan Microsoft
Office Excel 2007. Beri nama File sesuai komponen Gedung Rusunawa
dengan nama ; ARSITEKTUR, STRUKTUR, UTILITAS, AKSESIBILITAS,
TATA RUANG & BANGUNAN.
5) Pada Sheet 1 dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen Arsitektur Total yang
berisi total nilai keandalan Arsitektur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam
komponen Arsitektur.
6) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen tiap sub
komponen Arsitektur yaitu dokumen Arsitektur Sub Komponen Ruang
Dalam dan Dokumen Arsitektur Sub komponen Ruang Luar. Tiap-tiap
dokumen dalam sub komponen berisi :
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Arsitektur.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Arsitektur.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur
serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
7) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen berisi
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur.
8) Hyperlink

dokumen

berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Arsitektur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung


Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Arsitektur yang sesuai.
commit to user

128
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

9) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Arsitektur ke dalam


dokumen Arsitektur Total.
10) Hyperlink dokumen Arsitektur Total pada File ARSITEKTUR ke dalam
dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File
SLF Gedung Rusunawa
11) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur
selesai.
12) Pada Sheet 1 dalam File STRUKTUR, buat dokumen Struktur Total yang
berisi total nilai keandalan Struktur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam
komponen Struktur.
13) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen tiap sub
komponen Struktur yaitu dokumen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah,
Sub Komponen Struktur Atas

dan Dokumen Struktur Sub komponen

Struktur Pelengkap. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen berisi :


a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Struktur.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Struktur.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
14) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen berisi Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur.
15) Hyperlink

dokumen

berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Struktur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa


yang berada di tiap Sheet sub komponen Struktur yang sesuai.
16) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Struktur ke dalam
dokumen Struktur Total.
17) Hyperlink dokumen Struktur Total pada File STRUKTUR ke dalam dokumen
Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF
Gedung Rusunawa
18) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
selesai.
commit to user

129
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

19) Pada Sheet 1 dalam File UTILITAS, buat dokumen Utilitas Total yang berisi
total nilai keandalan Utilitas dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam
komponen Utilitas.
20) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen

tiap sub

komponen Utilitas. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen Utilitas berisi :


a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Utilitas.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Utilitas.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas
serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
21) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen berisi Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas.
22) Hyperlink

dokumen

berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Utilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa


yang berada di tiap Sheet sub komponen Utilitas yang sesuai.
23) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Utilitas ke dalam
dokumen Utilitas Total.
24) Hyperlink dokumen Utilitas Total pada File UTILITAS ke dalam dokumen
Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF
Gedung Rusunawa
25) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas
selesai.
26) Pada Sheet 1 dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen Aksesibilitas Total
yang berisi total nilai keandalan Aksesibilitas dan nilai tiap-tiap
sub.komponen dalam komponen Aksesibilitas.
27) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen tiap sub
komponen Aksesibilitas. Beri nama berdasar sub komponen. Tiap-tiap
dokumen dalam sub komponen Aksesibilitas berisi :
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Aksesibilitas.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Aksesibilitas.
c) Tabel

Sistem

Pemeliharaan

Gedung

Rusunawa

Komponen

Aksesibilitas serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.


commit to user

130
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

28) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen berisi
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas.
29) Hyperlink

dokumen

berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Aksesibilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung


Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Aksesibilitas yang sesuai.
30) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Aksesibilitas ke dalam
dokumen Aksesibilitas Total.
31) Hyperlink dokumen Aksesibilitas Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam
dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File
SLF Gedung Rusunawa.
32) Sistem

Penilaian

dan

Pemeliharaan

Gedung

Rusunawa

Komponen

Aksesibilitas selesai.
33) Pada Sheet 1 dalam File TATA RUANG & BANGUNAN, buat dokumen
Tata Ruang dan Bangunan Total yang berisi total nilai keandalan Tata Ruang
& Bangunan serta nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Tata uang
& Bangunan. Dokumen Tata Ruang & Bangunan berisi:
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Tata Ruang
& Bangunan.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Tata Ruang & Bangunan.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata
Ruang & Bangunan.
d) Hyperlink dokumen Tata Ruang & Bangunan.
34) Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam dokumen Form Keandalan dan
Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa.
35) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata
Ruang & Bangunan selesai.
36) Setelah seluruh File Komponen dalam Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa,

yaitu

File

ARSITEKTUR,

STRUKTUR,

UTILITAS,

AKSESIBILITAS, dan TATA RUANG & BANGUNAN terhubung dengan


File SLF Gedung Rusunawa maka nilai keandalan Total Bangunan Gedung
Rusunawa yang dinilai akan diketahui.
37) Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan
Gedung Rusunawa Selesai.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

4.5.

131
digilib.uns.ac.id

Langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung


Rusunawa

Gambar. 4.7. Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung


commit
to user
Rusunawa.

perpustakaan.uns.ac.id

132
digilib.uns.ac.id

Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ( SLF Rusunawa)


diaplikasikan dengan Program Microsoft Office Excel. Langkah pengisian program
adalah sebagai berikut;
1. Buka File dengan nama : FORM SLF RUSUNAWA Microsoft Office
Excel.
2. Buka Sheet ; DATA UMUM, Masukkan data-data yang diperlukan pada
Tabel, setelah selesai klik icon SLF RUSUNAWA yang berada di bawah
Tabel seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.8.

KLIK
Gambar 4.8. Form Data
Umum
SLF Rusunawa
commit
to Program
user

133
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3. Setelah Klik icon SLF RUSUNAWA maka akan muncul Sheet Form
Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 4.9. (Contoh Form pada kondisi penilaian gedung = ANDAL).
Dalam Sheet ini tidak ada data yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi
keandalan total Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian
Gedung Rusunawa, klik salah satu icon dalam komponen gedung, misalnya
berurutan dari icon ARSITEKTUR.

Gambar 4.9. Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan Rusunawa


commit to user

134
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4. Setelah Klik icon ARSITEKTUR maka akan muncul Sheet Arsitektur Total
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.10. Dalam Sheet ini tidak ada data
yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen
Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian,
klik salah satu icon dalam sub komponen ARSITEKTUR misalnya
berurutan dari icon Kesesuaian Penggunaan Fungsi.

commit toSLF
userRusunawa
4.10. Form Arsitektur

135
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

5. Setelah Klik icon Kesesuaian Penggunaan Fungsi maka akan muncul Sheet
Kesesuaian Penggunaan Fungsi

seperti yang ditunjukkan dalam Gambar

4.11. Dalam Sheet ini hanya kolom (2) dan kolom (3) saja yang diisi. Isi
berdasar survey lapangan. Kolom lain tidak perlu diisi karena sudah
merupakan formula dari program. Setelah selesai mengisi kolom (2) dan
kolom (3), maka akan diketahui hasil penilaian keandalan sub komponen
Kesesuaian Penggunaan fungsi. Pada Tabel tingkat keandalan bangunan
terdapat Tindakan /Sistem pemeliharaan Bangunan yang ditunjukkan dalam
KODE. Klik kode yang sesuai dengan kondisi untuk mengetahui Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang direkomendasikan seperti dalam
Gambar 4.12.

Gambar 4.11. Form Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa

commit to user

136
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.12. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen Kesesuaian


Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa
6. Setelah selesai menilai tingkat keandalan sub komponen Kesesuaian
Penggunaan Fungsi serta memperoleh rekomendasi tindakan, klik icon
ARSITEKTUR untuk kembali menilai keandalan serta memperoleh
rekomendasi

tindakan

pemeliharaan

Gedung

Rusunawa

Komponen

Arsitektur.
7. Setelah Klik icon ARSITEKTUR maka akan muncul Sheet Arsitektur Total
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam Sheet ini tidak ada data
yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen
Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian
lanjutan, klik sub komponen ARSITEKTUR selanjutnya dengan cara yang
sama dengen sub komponen Kesesuaian Penggunaan Fungsi.
8. Setelah seluruh sub komponen dalam komponen Arsitektur terisi, maka akan
diperoleh nilai Arsitektur Total. Setelah diperoleh nilai Arsitektur Total, klik
icon SLF RUSUNAWA, maka Sheet akan kembali ke Sheet Form Keandalan
Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.
Nilai dari keandalan Arsitektur Total akan terakumulasi secara otomatis
dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan.

commit to user

137
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

9. Lanjutkan penilaian lanjutan ke komponen berikutnya, dengan klik icon


STRUKTURAL, lakukan sesuai langkah dalam komponen Arsitektural (no 4
s/d

no.8)

kemudian

lanjutkan

lagi

ke

icon

UTILITAS,

icon

AKSESIBILITAS, dan icon KESESUAIAN PENGGUNAAN FUNGSI.


10. Setelah semua komponen dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem
Pemeliharaan terisi maka secara otomatis akan diketahui keandalan total
Gedung Rusunawa yang ditinjau

serta system pemeliharaan

yang

direkomendasikan.
11. Selesai.
12. Contoh lengkap pengisian Program SLF Rusunawa ditunjukkan dengan studi
kasus Gedung Rusunawa Cilacap dalam Lampiran B dan Lampiran C.

commit to user

138
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.6. Analisis dan Hasil


Program Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus.
Analisis dilakukan dengan cara tinjauan lapangan langsung ke obyek
studi kasus yaitu Rusunawa Cilacap. Sebagai data pendukung dilakukan
dokumentasi berupa foto-foto obyek. Gedung Rusunawa Cilacap. Gedung
Rusunawa Cilacap yang akan ditinjau dan dinilai dalam Kompleks Bangunan
Gedung Rusunawa Cilacap adalah Gedung A dan Gedung D, ditunjukkan dalam
Gambar 4.13., sedangkan spesifikasi Gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.30.

Gambar 4.13. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap


Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap.


NO

Pekerjaan

Pekerjaan Struktur

1.1

Pondasi

Detai Pekerjaan

Pondasi Struktur Tiang Pancang


Pondasi menerus Batu kali
1.2

Kolom, Balok, Plat lantai


Kolom Struktur Beton pra cetak
Balok struktur Beton pra cetak
Plat Lantai Beton pra cetak

1.3

Tangga
Tangga Beton pra cetak
commit to user

139
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1.4

Atap
Atap tritisan Lt.02/03:

Rangka atap kayu kruing

Gording kayu kruing


Papan listplank kayu
Atap Lt.04
:

Pekerjaan Arsitektur

2.1.

Dinding

Rangka atap beton pra cetak

Gording baja profil C

Papan listplank kayu

Dinding Pasangan Bataco


Plesteran dinding bataco exterior/ terluar
bangunan
2.2

Lantai

Pasangan keramik km/wc hunian dan


km/wc umum
Pasangan keramik r.selasar dan Mushala
Screed lantai, acian pada interior zona
hunian dan lantai dasar
Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan).
NO

Pekerjaan

2.3

Kusen,Pintu,jendela

Detai Pekerjaan

Kusen alumunium
Pintu panil alumunium
Jendela rangka alumunium panil kaca
2.4

Sanitair
Sanitair hunian closet jongkok, shower
Meja dapur beton
termasuk kitchen zink

2.5

Plfond dan Penutup atap


commit to user

dilapis

keramik

140
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Rangka plafond kayu kruing


Pelapis plafond tripleks
Penutup atap genting metal
3
3.1

Pekerjaan Mekanikal
dan Elektrikal
Pekerjaan air kotor dan
bekas :
Pemipaan air kotor bahan pvc
Pemipaan air bekas bahan pvc
Septictank Kap 10 m3 dan peresapan

3.2

Pekerjaan air bersih :


Pengadaan dan pemasangan pompa tekan
Pipa air bersih bahan GIP Medium A
(Pipa distribusi Rooftank, Distribusi ke
hunian, Rooftank)

3.3

Pekerjaan Hidrant
Pengadaan pompa elektrik
Pengadaan dan pemasangan Box Hydrant
Pengadaan dan pemasangan Hydrant Pilar

Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan).


NO

Pekerjaan

Detai Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan Pompa Jocky
Pipa air bersih bahan GIP Medium A
Pressure Tank
Pondasi pompa dan Pressure tank

3.4
3.5

3.6

Pengadaan pemadam api


ringan Fire Extinguisher
Pekerjaan
Penangkal
Petir
Pekerjaan Listrik

commit to user
Pemasangan MDP PLN

141
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Almari KWH meter


Pengadaan dan pemasangan LVMDP
Pengadaan dan pemasangan MDP I & II
Pemasangan panel sekering box
Pemasangan panel penerangan
Pemasangan panel pompa transfer
4
4.1
4.2

Pekerjaan
Luar
Bangunan
Pekerjaan
Pematangan
tanah
Pekerjaan
saluran
keliling bangunan
Saluran terbuka U 20 cm pada areal
keliling bangunan
Pasangan bak control uk 30x30cm, t=35
cm

4.3

Pekerjaan Groundtank

4.4
4.5

Pekerjaan Rumah Pompa


Pekerjaan Genset

4.7.1. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung A Rusunawa.


A. Data Fisik Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.
Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan
denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan
kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop
Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.14 sampai dengan Gambar 4.21.

commit to user

142
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.7.2. Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama

Gambar 4.7.3. Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)

commit to user

143
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.16. Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap


Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Gambar 4.17. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap


Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

commit to user

144
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.18. Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.19. Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.20. Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap


commit to user

145
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.21. Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

B. Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.


Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
adalah sebagai berikut;
1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan
Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form
dalam Lampiran B.
2. Mengisi

form

dalam

komponen

Arsitektur,

Struktur,

Utilitas

dan

Aksesibilitas dengan bantuan;


a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.
b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah
diisi sesuai dengan kondisi Gedung A Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam
Lampiran B.

commit to user

146
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd A.


Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. A dengan
Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut;
1.

Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%).


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Arsitektural

Gedung A memiliki nilai keandalan 96,97 %.

Tingkat keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL.


Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan.
Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan
komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan
dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel
4.41.
Tabel 4.41. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa
Cilacap Komponen Arsitektur.
NO Komponen Arsitektural
Komponen
1
Batas keandalan
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%),
TIDAK ANDAL (<75%)
2
Nilai Keandalan
96,97 %
3
Tingkat Keandalan
ANDAL
4
Rekomendasi Tindakan
Pemeliharaan dan Perbaikan ringan
5
KODE Tindakan
1.1.1.b, 1.1.2.a, 1.1.3.a, 1.1.4.b, 1.1.5.a,
1.2.1.a, 1.2.2.a, 1.2.3.a, 1.2.4.a,

2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%).


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Struktural Gedung A memiliki nilai keandalan 99,77 %. Tingkat
keandalan komponen Struktur termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Struktural adalah tindakan pemeliharaan. Sistem Perawatan dan
Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan komponen pada tiap sub
komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen
Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.42.
commit to user

147
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.42. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa


Cilacap Komponen Struktur.
NO Komponen Struktur
1
Batas keandalan

2
3
4
5

Nilai Keandalan
Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan
KODE Tindakan

Komponen
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(85%> -95%),
TIDAK ANDAL (<85%)
99,77 %
ANDAL
Pemeliharaan dan Perbaikan ringan
2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a,
2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a

3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%).


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Utilitas Gedung A memiliki nilai keandalan 58,756 %. Kondisi
Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen
Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas.
Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub
komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Utilitas adalah tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan
Perbaikan

ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub

komponen Utilitas. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen


utilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.43.
Tabel 4.43. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa
Cilacap Komponen Utilitas.
NO Komponen Utilitas
Komponen
1
Batas keandalan
ANDAL(100%),
KURANG ANDAL(85%-99%),
TIDAK ANDAL (<85%)
2
Nilai Keandalan
58,756 %
3
Tingkat Keandalan
TIDAK ANDAL
4
Rekomendasi Tindakan
Perbaikan Berat
5
KODE Tindakan
3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c

commit to user

148
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%)


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Aksesibilitas

Gedung A memiliki nilai keandalan 58,00 %.

Kondisi Aksesibilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan


komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub
komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub
komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk
tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum
tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Aksesibilitas Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah
tindakan perbaikan ringan dan tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan
dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub
komponen Aksesibilitas. Kesimpulan

dari program

SLF

Rusunawa

komponen Aksesibilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.44.


Tabel 4.44. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa
Cilacap Komponen Aksesibilitas.
NO Komponen Aksesibilitas Komponen
1
Batas keandalan
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%),
TIDAK ANDAL (<75%)
2
Nilai Keandalan
58,00 %
3
Tingkat Keandalan
TIDAK ANDAL
4
Rekomendasi Tindakan
Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat
5
KODE Tindakan
4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,
5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai
keandalan 100 % .Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan gedung
dinyatakan ANDAL.
Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih
terkait dengan langkah pengambilan kebijakan. Untuk gedung dengan tingkat
to user
keandalan 100% tidak perlucommit
dilakukan
tindakan. Kesimpulan dari program

149
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan ditunjukkan


dalam Tabel 4.45.
Tabel 4.45. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa
Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan.
NO Komponen
Tata Komponen
Bangunan& Lingkungan
1
Batas keandalan
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%),
TIDAK ANDAL (<75%)
2
Nilai Keandalan
100 %
3
Tingkat Keandalan
ANDAL
4
Rekomendasi Tindakan
Tidak Ada
6. Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total
Gedung A memiliki nilai keandalan 76,91 %.

Kondisi Total gedung

dinyatakan KURANG ANDAL.


Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan Total
Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan
Perbaikan Berat. Sistem pemeliharaan dan Perbaikan ditunjukkan dalam
KODE Pemeliharaan

komponen di tiap sub komponen bangunan.

Kesimpulan dari program SLF Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel


4.46.
Tabel 4.46. Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di
Kompleks Rusunawa Cilacap.
NO Keandalan Total
1
Batas keandalan

Nilai Keandalan

3
4

Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan

Komponen
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%),
TIDAK ANDAL (<75%)
Total : 76,91 %
1) Arsitektur (9,70) :Andal
2) Struktur (29,93)
3) Utilitas (29,38)
4) Aksesibilitas (2,90)
5) Tata Bangunan&Lingkungan (5)
KURANG ANDAL
Sesuai
KODE
pada
masing-masing
komponen dan sub komponen.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

150
digilib.uns.ac.id

4.7.2. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung D Rusunawa


serta Kuisioner Pendukung Penilaian.
A. Data Fisik Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.
Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan
denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan
kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop
Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.22. sampai dengan Gambar 4.29.

Gambar 4.22. Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)

Gambar 4.23. Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama


commit to user

151
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4.24. Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap


Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Gambar 4.25. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap


Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Gambar 4.26. Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.27. Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.28. Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.29. Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap


B. Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
adalah sebagai berikut;
1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan
Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form
dalam Lampiran C.
2. Mengisi

form

dalam

komponen

Arsitektur,

Struktur,

Aksesibilitas dengan bantuan;


commit to user
a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.

Utilitas

dan

152
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.


c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah
diisi sesuai dengan kondisi Gedung D Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam
Lampiran C.

C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd D.


Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. D dengan
Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut;
1. Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Arsitektural Gedung D memiliki nilai keandalan 90,66 %. Tingkat
keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan.
Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan
komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan
dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel
4.47.
Tabel 4.47. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa
Cilacap Komponen Arsitektur.
NO Komponen Arsitektur
1
Batas keandalan

2
3
4
5

Nilai Keandalan
Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan
KODE Tindakan

Komponen
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%),
TIDAK ANDAL (<75%)
90,66 %
ANDAL
Pemeliharaan dan Perbaikan ringan
1.1.1.b,
1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.1.5.a,
commit
to user
1.2.1.a, 1.2.2.c, 1.2.3.a, 1.2.4.a,

153
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%).


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Struktural Gedung D memiliki nilai keandalan 99,50 %. Tingkat
keandalan komponen termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Struktural Gedung D adalah tindakan pemeliharaan.
Pemeliharaan dan Perbaikan

Sistem

ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan

komponen pada tiap sub komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF
Rusunawa komponen Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.48.
Tabel 4.48. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Struktur.
NO Komponen Struktur
1
Batas keandalan

2
3
4
5

Nilai Keandalan
Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan
KODE Tindakan

Komponen
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(85%> -95%),
TIDAK ANDAL (<85%)
99,50 %
ANDAL
Pemeliharaan dan Perbaikan ringan
2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a,
2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a

3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%).


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Utilitas Gedung D memiliki nilai keandalan 49,222 %. Kondisi
Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen
Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas.
Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub
komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Utilitas Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah
tindakan perbaikan berat.

Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan

dalam KODE perbaikan

komponen pada tiap sub komponen Utilitas.


commit to user

154
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen utilitas ditunjukkan


dalam Tabel 4.49.
Tabel 4.49. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas.
NO Komponen Utilitas
1
Batas keandalan

2
3
4
5

Komponen
ANDAL(100%),
KURANG ANDAL(85%-99%),
TIDAK ANDAL (<85%)
61,15 %
TIDAK ANDAL
Perbaikan Berat
3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c

Nilai Keandalan
Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan
KODE Tindakan

4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%)


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Aksesibilitas

Gedung D memiliki nilai keandalan 49,20 %.

Kondisi Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan


komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub
komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub
komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk
tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum
tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Aksesibilitas Gedung D adalah tindakan perbaikan ringan dan
tindakan perbaikan berat.

Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan

dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Aksesibilitas.


Kesimpulan dari program

SLF Rusunawa komponen Aksesibilitas

ditunjukkan dalam Tabel 4.50.


Tabel 4.50. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas.
NO Komponen Aksesibilitas
1
Batas keandalan

Komponen
ANDAL(95%>-100%),
commit to user
KURANG ANDAL(75%> -95%), T

155
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2
3
4
5

Nilai Keandalan
Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan
KODE Tindakan

IDAK ANDAL (<75%)


49,20 %
TIDAK ANDAL
Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat
4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,

5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai
keandalan 100 %.

Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung

dinyatakan ANDAL.
Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih
terkait dengan langkah pengambilan kebijakan, sehingga untuk gedung
dengan tingkat keandalan 100%, tidak perlu dilakukan tindakan. Kesimpulan
dari program SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
ditunjukkan dalam Tabel 4.51.
Tabel 4.51. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks
Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan.
NO Komponen
Tata Komponen
Bangunan&Lingkungan
1
Batas keandalan
ANDAL(95%>-100%),
KURANG
ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL
(<75%)
2
Nilai Keandalan
100 %
3
Tingkat Keandalan
ANDAL
4
Rekomendasi Tindakan
Tidak Ada
6.

Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total


Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total
Gedung A memiliki nilai keandalan 70,99 % . Kondisi Total gedung dinyatakan
TIDAK ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
Total Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan
Perbaikan Berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE
Pemeliharaan pada tiap sub komponen bangunan. Kesimpulan dari program SLF
Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel 4.52.
commit to user

156
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.52. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks


Rusunawa Cilacap Total.
NO Keandalan Total
1
Batas keandalan

Nilai Keandalan

3
4

Tingkat Keandalan
Rekomendasi Tindakan

Komponen
ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%),
TIDAK ANDAL (<75%)
Total : 70,99 %
Arsitektur (9, 07)
Struktur (29,85)
Utilitas (24,61)
Aksesibilitas (2,46)
Tata Bangunan&Lingkungan (5)
TIDAK ANDAL
Sesuai
KODE
pada
masing-masing
komponen dan sub komponen.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
1. Telah diperoleh Sistem Penilaian Gedung Rusunawa yang menunjang
keandalan bangunan gedung. Sistem dibuat dengan mengevaluasi kriteria
SLF Gedung (Arsitektur, Struktur, Utilitas, Aksesibilitas, Tata Ruang dan
Bangunan) dengan komponen penyusun Gedung Rusunawa. Berdasar analisis
yang telah dilakukan diketahui terdapat perbedaan sub komponen pada
kriteria Arsitektur, Struktur dan Utilitas sehingga dilakukan pembobotan
ulang.
2. Telah disusun Sistem Pemeliharaan Gedung yang menunjang Sistem
Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Sistem Pemeliharaan dan
Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa disusun berdasar SNI dan Pedoman
tentang Bangunan Gedung.
3. Telah diperoleh

Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa (SLF

Rusunawa) dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007.


Program yang dibuat merupakan alat bantu yang memudahkan operasional
sistem.
4. Hasil aplikasi Program SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan
bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian Keandalan dan
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
5. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap
menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91).
Hal tersebut disebabkan karena kurang andalnya sub komponen pada
komponen Arsitektur, Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan
telah dibuat Kode Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung pada
program (Arsitektur: 1.1.4.b, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.4.c, Aksesibilitas: 4.2.c,
4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c) .
commit to user

158

159
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

6. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap


menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99).
Hal tersebut karena tidak andalnya sub komponen pada komponen Arsitektur,
Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan telah dibuat Kode
Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung dalam program (Arsitektur:
1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.2.2.c, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c,
Aksesibilitas: 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c).
7. Berdasar evaluasi terhadap SLF Gedung diketahui bahwa SLF Gedung masih
memiliki kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Kekurangan tersebut
diantaranya terdapat kesalahan nilai keandalan untuk komponen Aksesibilitas
Total. Hiperlink file masih perlu penyempurnaan dan belum terdapat standar
saran untuk tindakan perawatan dan perbaikan gedung. Pada penilaian
keandalan struktur masih subyektif.

5.2.

Saran
Beberapa hal yang belum dilakukan dalam penelitian ini bisa dilanjutkan

dalam penelitian berikutnya, diantaranya;


1. Perlu dilakukan evaluasi dan kajian yang lebih mendalam mengenai kriteria
penilaian dalam SLF Gedung, khususnya pada Komponen Struktural.
2. Perlu dilakukan chek dan pembaharuan secara periodik mengenai Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa berdasar
perkembangan Ilmu dan Teknologi.
3. Sistem dapat dikembangkan dengan aplikasi Software lain yang lebih
komunikatif dan fleksibel.
4. Sistem penilaian dalam penelitian ini menggunakan pengamatan visual
dengan alat bantu sederhana. Untuk lebih mengetahui kondisi gedung secara
khusus maka dapat dikembangkan penilaian dengan metode dan peralatan
yang lebih spesifik.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai