Anda di halaman 1dari 9

J.Tek.

Ling

Edisi Khusus

Hal. 36 - 43

Jakarta, Juli 2006

ISSN 1441 318X

PENINGKATAN FAKTOR DAYA DENGAN PEMASANGAN


BANK KAPASITOR UNTUK PENGHEMATAN LISTRIK
DI INDUSTRI SEMEN
Teguh Prayudi dan Wiharja
Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Abstract
that the installation of Capacitor bank at power factor in plant
assessment can increase energy use up to 3 MVA, with this increasing
automatically the energy can be used for other equipment. Therefore,
the prediction of cost saving from electricity can raised more than 11
billion rupiahs. Even though, the installation of capacitor bank, cannot be
implemented considering the high cost, but it is the main priority of the
management.
Key words: cement, Electrical, Capacitor bank
1.

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sebagai adalah salah satu produsen


semen paling besar di Indonesia.
Perusahaan
telah mempunyai sistem
pengoperasian pembuatan semen yang
terintegrasi dengan kapasitas produksi total
tahunannya mencapai 15.4 juta ton klinker.
Perusahaan yang didirikan pada tahun
1985 dan saat ini mengoperasikan 12
pabrik,. Mempunyai produk utama Ordinary
Portland_Cement (OPC). Selain itu juga
menghasilkan semen jenis lain seperti
Type V, dan Semen Portland Type II dan
V, Oil Well Cement, dan Semen Portland
Posolan.
Sejak tahun 2001, setelah mayoritas
sahamnya dibeli oleh pihak asing maka
perusahaan lebih memfokuskan untuk
mendapatkan
kembali
keuntungan
finansialnya yang telah hilang selama krisis
keuangan Asia. Dengan dukungan tenaga
ahli dari internasional dalam bidang teknis,

36

keuangan dan pemasaran serta jaringan


global, Perusahaan ini memfokuskan
kembali aktivitasnya di bisnis inti yaitu
memproduksi semen, dengan tujuan
terakhir untuk mendapatkan kembali
kekuatan keuangannya. Pada tahun 2003,
perusahaan semen ini mencapai total
penjualan dari lebih dari Rp 4 trilyun.
Saham nya telah didaftarkan di Surabaya
Stock Exchange dan Jakarta Stock
Exchange. Perusahaan ini mempekerjakan
lebih dari 7.100 personil pada akhir tahun
2003.
Pada das arnya, semen dihasilkan
dengan pyro-processing, penyiapan bahan
baku dan penghalusan klinker yang
diproduksi. Semen yang paling umum,
Sement Portland memerlukan empat
komponen bahan kimia yang utama untuk
mendapatkan komposisi kimia yang sesuai.
Bahan ters ebut adalah kapur (batu kapur),
silika (pasir silika), alumina (tanah liat) dan
besi oksida (bijih besi). Gipsum dalam
jumlah yang sedikit ditambahkan selama
penghalusan
untuk
memperlambat
pengerasan.

Prayudi. T dan Wiharja: 2006

1.1.1 Penyedian Bahan Baku:


Pabrik Semen ini mengoperasikan
penggalian batu kapur dan tanah liat
sendiri. Komponen campuran bahan baku
lainnya dibeli dari tempat lain yaitu pasir
silika, alumina (biasanya bauksit) dan besi.
1.1.2. Persiapan bahan baku:
Semua bahan baku dihancurkan
sampai menjadi bubuk halus dan dicampur
sebelum memasuki proses pembakaran.
Pengeringan awal bahan baku diperlukan
untuk proses penggilingan dengan sistim
kering
1.1.3. Persiapan bahan bakar dan Pyroprocessing:
Tahap yang yang paling rumit dalam
memproduksi Semen Portland adalah
proses pembakaran, dimana terjadi proses
konversi kimiawi sesuai rancangan dan
proses fisika untuk
mempersiapkan campuran bahan
baku membentuk klinker. Proses dilakukan
di dalam rotary kiln dengan mengunakan
bahan bakar fosil berupa padat (batubara),
cair (solar), atau bahan bakar alternatif.
Batubara adalah bahan bakar yang paling
umum dipergunakan karena pertimbangan
biaya.
1.1.4. Persiapan Material
Penghalusan:

Aditif

dan

Proses terakhir dalam memproduksi


Semen Portland adalah penghalusan
klinker dengan tambahan sedikit gipsum,
kurang dari 4%, untuk menghasilkan jenis
Ordinary Portland Cement I. Jenis semen
lain dihasilkan dengan penambahan bahan
aditif posolan atau batu kapur di dalam
penghalusan semen.
1.1.5. Pengendalian mutu:
Proses produksi pada setiap pabrik
dimonitor oleh masing-masing pabrik dan
dipusatkan di pusat ruang kontrol di mana
peralatan komputer digunakan untuk

memonitor keseluruhan proses dari


pengambilan bahan baku di gudang
penyimpanan hingga penghalusan semen.
Pemeriksaan mutu semen dilaksanakan
secara terus-menerus. Untuk memastikan
produksi semen tetap bermutu tinggi
secara konsisten, suatu sistem modern
pengambilan sample otomatis, analisis Xray otomatis dan komputerisasi proses
dilaksanakan secara on-line untuk menjaga
komposisi bahan baku sesuai ketentuan
sehingga didapatkan komposisi kimia
produk semen yang konsisten.
1.1.6. Pengiriman:
Fasilitas
penyimpanan
semen,
pengemasan,
pengangkutan
dan
pengiriman adalah unsur penting dari suatu
pabrik semen. Fasilitas ini nampak tidak
penting dibandingkan dengan bagian yang
lain dari pabrik semen, tetapi investasinya
cukup besar terhadap total pabrik.
Bila dilihat dari proses diatas maka
dapat dilihat bahwa industri semen
membutuhkan pasokan energi atau listrik
yang
sangat
besar
untuk
dapat
memproduksi semen dengan kualitas yang
di inginkan. Oleh karena itu penghemat
listrik akan sangat menguntungkan
perusahaan
terutama
dalam
hal
penghematan biaya operasional.
1.2.

Tinjauan Pustaka

1.2.1.`Kapasitor bank
Kapasitor bank adalah peralatan
elektrik untuk meningkatkan power factor
(PF), yang akan mempengaruhi besarnya
arus(Ampere). Pemasangan kapasitor
bank pada sebuah sistem listrik akan
memberikan keuntungan sbb :
1. Peningkatan
kemampuan
jaringan
dalam menyalurkan daya
2. Optimasi biaya : ukuran kabel diperkecil
3. Mengurangi besarnya nilai "drop
voltage"
4. Mengurangi naiknya arus/suhu pada
kabel, sehingga mengurangi rugi-rugi
daya.

Peningkatan Faktor Daya......J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisis Khusus: 36- 43

37

Peningkatan faktor daya ini tergantung dari


seberapa besar nilai kapasitor yang
dipasang (dalam kVAR). Sehingga denda
kVARh Anda bisa dikurangi.
Pada kehidupan modern dimana
salah satu cirinya adalah pemakaian energi
listrik yang besar. Besarnya energi atau
beban listrik yang dipakai ditentukan oleh
reaktansi
(R),
induktansi
(L)
dan
capasitansi (C). Besarnya pemakaian
energi listrik itu disebabkan karena banyak
dan beraneka ragam peralatan (beban)
listrik yang digunakan. Sedangkan beban
listrik yang digunakan umumnya bersifat
induktif dan kapasitif. Di mana beban
induktif (positif) membutuhkan daya reaktif
seperti trafo pada rectifier, motor induksi
(AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif
(negatif) mengeluarkan daya reaktif. Daya
reaktif itu merupakan daya tidak berguna
sehingga tidak dapat dirubah menjadi
tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses
transmisi energi listrik pada beban. Jadi
yang menyebabkan pemborosan energi
listrik adalah banyaknya peralatan yang
bersifat
induktif.
Berarti
dalam
menggunakan energi listrik ternyata
pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya
aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif
(kVAR).
Penjumlahan kedua daya itu akan
menghasilkan daya nyata yang merupakan
daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai
daya itu diperbesar yang biasanya
dilakukan oleh pelanggan industri maka
rugi-rugi daya menjadi besar sedang daya
aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke
konsumen berkurang. Dengan demikian
produksi pada industri itu akan menurun
hal ini tentunya tidak boleh terjadi untuk itu
suplai daya dari PLN harus ditambah
berarti penambahan biaya. Karena daya itu
P = V.I, maka dengan bertambah besarnya
daya berarti terjadi penurunan harga V dan
naiknya harga I. Dengan demikian daya
aktif, daya reaktif dan daya nyata
merupakan suatu kesatuan yang kalau
digambarkan seperti segi tiga siku-siku
pada Gambar 1.

38

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa


Gambar 1: segitiga Power
perbandingan daya aktif (kW) dengan daya
nyata (kVA) dapat didefinisikan sebagai
faktor daya (pf) atau cos r.
cos r = pf = P (kW) / S (kVA)
P (kW) = S (kVA) . cos r
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r
adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi
terbaik yaitu pada saat harga P (kW)
maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga
cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r
yang terbaik. Namun dalam kenyataannya
harga cos r yang ditentukan oleh PLN
sebagai pihak yang mensuplai daya adalah
sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8
berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan
jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif
(kW) yang dapat digunakan pelanggan
akan berkurang. Kapasitas itu akan terus
menurun
seiring
dengan
semakin
menurunnya
pf
sistem
kelistrikan
pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka
akan muncul beberapa persoalan sbb:
a. Membesarnya penggunaan daya listrik
kWH karena rugi-rugi.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik
kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena
jatuh tegangan.
Secara teoritis sistem dengan pf yang
rendah tentunya akan menyebabkan arus
yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi
besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi
daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan
menjadi besar. Dengan demikian denda
harus dibayar sebabpemakaian daya
reaktif meningkat menjadi besar. Denda
atau biaya kelebihan daya reaktif
dikenakan apabila jumlah pemakaian
kVARH yang tercatat dalam sebulan lebih

Prayudi. T dan Wiharja: 2006

tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan


yang bersangkutan sehingga pf rata-rata
kurang dari 0,85. Sedangkan perhitungan
kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah
menggunakan rumus sbb:
[ B - 0,62 ( A 1 + A 2 ) ] Hk
Dimana : B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian
kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang
rendah hal yang mudah dilakukan adalah
memperkecil sudut r sehingga menjadi 1r
berarti r>r1. Sedang untuk memperkecil
sudut r itu hal yang mungkin dilakukan
adalah memperkecil komponen daya
reaktif (kVAR). Berarti komponen daya
reaktif yang ada bersifat induktif harus
dikurangi dan pengurangan itu bisa
dilakukan dengan menambah suatu
sumber daya reaktif yaitu berupa
kapasitor.

memerlukannya dengan demikian pada


saaat itu kapasitor membangkitkan daya
reaktif. Bila tegangan yang berubah itu
kembali normal (tetap) maka kapasitor
akan menyimpan kembali elektron. Pada
saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic)
berarti sama juga kapasitor menyuplai
daya treaktif ke beban. Keran beban
bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif
bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif
yang berlaku menjadi kecil.
Rugi-rugi
kapasitor.

daya

sebelum

dipasang

Rugi daya aktif = I2 R Watt


Rugi daya reaktif = I2 x VAR
Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :

Rugi daya aktif = (I2 - Ic 2) R Watt


Rugi daya reaktif = (I2 - Ic 2) x VAR
1.2.3. Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan
untuk memperkecil atau memperbaiki pf
penempatannya ada dua cara :

Proses pengurangan itu bisa terjadi karena


kedua beban (induktor dan kapasitor)
arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif
menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi
kecil sementara daya aktif tetap maka
harga pf menjadi besar akibatnya daya
nyata (kVA) menjadi kecil sehingga
rekening
listrik
menjadi
berkurang.
Sedangkan keuntungan lain dengan
mengecilnya daya reaktif adalah :

1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:

1.2.4. Perawatan Kapasitor

Mengurangi rugi-rugi daya pada


sistem.
Adanya peningkatan tegangan karena
daya meningkat.

1.2.2. Proses Kerja Kapasitor


Kapasitor yang akan digunakan
untuk meperbesar pf dipasang paralel
dengan rangkaian beban. Bila rangkaian
itu diberi tegangan maka elektron akan
mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat
kapasitor penuh dengan muatan elektron
maka tegangan akan berubah. Kemudian
elektron akan ke luar dari kapasitor dan
mengalir ke dalam rangkaian yang

a. Sisi
primer
dan
sekunder
transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban

Kapasitor yang digunakan untuk


memperbaiki pf supaya tahan lama
tentunya harus dirawat secara teratur.
Dalam perawatan itu perhatian harus
dilakukan pada tempat yang lembab yang
tidak terlindungi dari debu dan kotoran.
Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan
bahwa kapasitor tidak terhubung lagi
dengan sumber. Kemudian karena
kapasitor ini masih mengandung muatan
berarti masih ada arus/tegangan listrik
maka kapasitor itu harus dihubung
singkatkan supaya muatannya hilang.

Peningkatan Faktor Daya......J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisis Khusus: 36- 43

39

Adapun jenis pemeriksaan yang harus


dilakukan meliputi :

trip, maka dengan perbaikan faktor daya


hal ini tidak terjadi lagi.

Keuntungannya adalah dengan kapasitas


daya (misal 900 VA), Anda bisa memakai
peralatan listrik lebih banyak dengan cos
phi yang tinggi, sehingga Anda tidak perlu
mengajukan penambahan daya ke PLN.

Pemeriksaan kebocoran
Pemeriksaan kabel dan penyangga
kapasitor
Pemeriksaan isolator

Peningkatan
faktor
daya
ini
tergantung dari seberapa besar nilai
kapasitor yang dipasang (dalam kVAR).
Sehingga denda kVARh Anda bisa
dikurangi.
Jadi dengan memasang kapasitor
bank, selain bisa menghemat tagihan
rekening listrik per bulan, kita juga bisa
mendapatkan penghematan dari optimasi
jaringan (ukuran kabel bisa dipilih yg lebih
kecil, rugi-rugi daya diperkecil, dan efisiensi
jaringan listrik). Memang pemasangan
kapasitor bank ini adalah sebuah investasi
yang manfaatnya baru bisa diperoleh
setelah beberapa bulan.
Dengan memasang kapasitor, suplai
daya reaktif yang dibutuhkan oleh
peralatan2 induktif akan dilakukan oleh
kapasitor dan jaringan listrik. Sehingga
secara "kasarnya" dapat diartikan bahwa
daya reaktif yang disuplai oleh jaringan
listrik akan berkurang karena sudah
dibantu suplai oleh kapasitor. Karena
seluruh pemakaian listrik (termasuk losses)
setelah kWhmeter akan dihitung oleh
kWhmeter.
Untuk industri, PLN menagihkan daya
aktif dan daya reaktif sedangkan untuk
rumah tangga, PLN hanya menagihkan
daya aktif saja.
Sebagai contoh, sebuah rumah dengan
kapasitas daya 900 VA memiliki cos phi
0.65 Maka daya aktif yang bisa dipakai
adalah 585 W. Apabila cos phi ditingkatkan
menjadi 0.95 maka Anda mendapatkan
daya aktif 855 W. Sehingga dengan cos
phi yang lebih tinggi Anda bisa memakai
lebih banyak peralatan listrik. Misal,
sebelumnya kalau pompa air dan setrika
menyala bersamaan menyebabkan MCB

40

Pemakaian
capacitor
ini
menguntungkan kedua belah pihak, dari
sisi pelanggan tagihan bisa berkurang dan
dari sisi PLN Losses energi listrik dapat
ditekan.
Untuk Indonesia beban listrik umumnya
induktif, sehingga makin jauh dari Sumber
Listrik cos phi nya akan makin kecil. Untuk
beban yang sama akan diperlukan arus
yang lebih besar dibanding dengan yang
cos phi nya lebih besar. Sedangkan losses
berbanding lurus dengan pangkat dua dari
arus dan tahanan penghantar (i^2 * R).
PLN justru senang kalau pelanggan
memasang
capacitor
karena
dapat
membantu PLN, dimana PLN dapat
mensupply lebih banyak lagi arus ke
pelanggan. Bagi konsumen ini merupakan
investasi, dimana dengan dipasangnya
capacitor, tagihan akan berkurang dengan
alternative bisa memasang lebih banyak
lagi alat listrik.
1.3. METODE PENELITIAN
Penelitian
dilakukan
dengan
melakukan pengamatan pada besarnya
faktor daya pada pembangkit utama serta
besarnya kapasitas pembangkit tersebut,
hasil dari pengamatan kemudian dikaji dan
ditetapkan opsi yang paling tepat untuk
dapat melakukan penghematan biaya
operasional pabrik, dalam hal ini adalah
penghematan penggunaan listrik.
2.1.

Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah


peralatan pengukur Listrik yaitu: Peralatan
yang
digunakan
untuk
mengukur
parameter listrik utama seperti KVA, kW,

Prayudi. T dan Wiharja: 2006

PF, Hertz, KVAr, Ampere dan Volt.


Beberapa peralatan juga mengukur
harmonis. Pengukuran cepat dapat
dilakukan dengan peralatan yang dibawa
oleh tangan, sedangkan peralatan yang
lebih baik dilengkapi dengan fasilitas
pembacaan kumulatif dan pencetakan
pada selang waktu tertentu.yaitu HIOKI
3286-20 Clamp-on Power Hitester
Gambar 2. Pengukuran Daya dan Faktor
Daya pada Sirkuit Tiga
Kawat Satu Fase (Hioki Ltd)
2.3.

Gambar 1. Hioki 3286-20 Clamp-on Power Hitester


(Hioki Ltd)Gambar 1

2.2.

Cara Kerja peralatan pengukur


listrik

Peralatan mempunyai tiga kabel


utama, yang disambungkan ke penjepit
buaya pada ujungnya. Tiga kabel utama
adalah kuning, hitam dan merah. Gambar 2
memberikan
gambaran
metode
pengukuran untuk berbagai macam
kondisi. Prosedur operasi bervariasi untuk
setiap jenis penjepit atau analisis daya.
Untuk prosedur operasi yang benar,
operator harus selalu memeriksa instruksi
manual yang diberikan bersama peralatan.
Daya dan faktor daya pada sirkuit
tiga kawat satu fase diukur dengan cara
yang sama pada dua kawat satu fase. .
Hubungkan ujung hitam ke kawat netral
seperti yang ditunjukkan oleh gambar,
kemudian ubah ujung merah dan sensor
jepitan ke masing-masing kawat. Sekarang
daya dan faktor daya antara kawat dapat
diukur

Hasil Pengamatan :

Konsumsi tenaga listrik pada sistem


suplai listrik di plant yang dikaji lebih tinggi
dari yang seharusnya, dan tenaga listrik
untuk semua jalur produksi dari pabrik
semen
tersebut
disediakan
oleh
pembangkit listrik pembangkit utama dan
sisanya oleh PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN) sebagai cadangan. Pembangkit
listrik utama terdiri dari Pembangkit diesel
dan ko-generasi dengan total kapasitas
terpasang kira-kira 300 MW,
sedangkan dari PLN sekitar 20
MW. Tenaga listrik yang terdapat di pabrik
tersebut mempunyai sistem tegangan 33
kV, 3-fase, 50 Hz.Pembangkit listrik untuk
Plant yang dikaji didistribusikan dari dua
sumber 3P10S1UC1 dan 3P10S1UC2,
melalui dua trafo step down (33/6,6kV),
masing-masing
mempunyai
kapasitas
terpasang 22,5 MVA dan total beban operasi
normal. Diagram sederhana untuk plant yang
dikaji seperti ditunjukkan pada Gambar 3 di

atas.
Data
yang
dikumpulkan
selama
pengkajian adalah beban terpasang dan
beban aktual untuk kedua pengumpan
masuk dan keluar.
Hal-hal yang diidentifikasi selama
pengkajian pada sistem penyediaan
listrik di line tersebut meliputi:
Transformator 22,5 MVA dioperasikan
secara terpisah dengan Tie Bus yang
menghubungkan bus bar 3P1 dan 5P1
dioperasikan dalam mode normal

Peningkatan Faktor Daya......J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisis Khusus: 36- 43

41

terbuka (NO). Kondisi ini menyebabkan


pemborosan
karena
ketidak
seimbangan beban dan perawatan pada
trafo.
Faktor daya dari Pembangkit Tenaga
Listrik adalah 0,95, tetapi faktor daya di
pengumpan masuk plant hanya 0,68,
pada beban total 15,96 MW. Kondisi ini
disebabkan karena pada kenyataannya

peralatan untuk koreksi faktor daya,


seperti kapasitor bank, tidak dipasang.
Pada beban yang rendah (misalnya
hanya sedikit motor sedang berjalan),
faktor daya dari setiap pengumpan lebih
dari 0,80. Sebagai contoh; pengumpan
untuk raw mill mempunyai faktor daya
0,81 bila bebannya 428 kW, dan
pengumpan trafo-pembantu mempunyai
faktor daya 0.82 jika bebannya 194 kW.

Incoming Feeder 33 kV; 3; 50 Hz, dari


Power Plant
11.71 MW
1524 Amp
pf = 0.67

3P10S1UC1 3P10S1UC2

Bus-5P1; 6,6 kV; 50 Hz,


3; 3000 A; 300 MVA

Gambar 3 Single Line Diagram di Plant Kajian

2.4. Pemasangan bank kapasitor


untuk meningkatkan faktor
daya.
Diperkirakan, diperlukan 12 MVAR
untuk meningkatkan faktor daya dari
0,68 menjadi 0,95 dengan memasang
dua bank kapasitor. Masing-masing
bank kapasitor dipasang pada kedua
masukan pengumpan. Bank kapasitor
masing-masing mempunyai daya 6
MVAR, 6,6 kV, 3 fase, 3 stage. Apabila
diterapkan,
keuntungan
melalui
meningkatkan faktor daya akan sebagai
berikut:

42

Feeding Cement Mill


423 kW

Cement Mill
4061 kW

Feed RM Transport
600 kW

6.6 kV/115 V;1,5


kVA

PT. Measurement

Measurement
6.6 kV/115 V; 1,5
kVA

Aux. Transformer
600 kW
PT.

Tie Bus
NO

Kiln Cooler

Heat Exchanger
4553 kW

Raw Mill
5022 kW

Packing
600 kW
6 MVAR; 3-stage
Bank Capacitor
(Recommended
Installation)

5P20TR1
33 / 6,6 kV
22.5 MVA
ONAF

3P20TR1
33 / 6,6 kV
22.5 MVA
ONAF

Bus-3P1; 6,6 kV; 50


Hz; 3; 3000 A; 300
MVA

4.25 MW
527 Amp
pf = 0.71

6 MVAR; 3-stage
Bank Capacitor
(Recommended
Installation)

Pengurangan
kerugian
distribusi
sepanjang jalur distribusi listrik diperkirakan
672.000 kWh per tahun, diasumsikan
kerugian distribusi arus adalah 1% dari total
konsumsi daya. Pada operasi normal
bebannya adalah 15,96 MW. Dengan faktor
daya 0,68, maka Plant Kajian memerlukan
23.47 MVA, tetapi jika faktor dayanya
dinaikkan 0,95, maka hanya akan diperlukan
16,80 MVA. Ini berarti ada penghematan
kapasitas daya sebesar 6,67 MVA yang
dapat dipergunakan untuk tujuan lain.
Table 1dan table 2. memperlihatkan
perhitungan untuk mendapatkan kebutuhan
faktor daya pada feeder 1 dan feeder 2

Prayudi. T dan Wiharja: 2006

berdasarkan perhitungan loading dan


anloading pada jam jam tertentu di plant

yang dikaji

Tabel 1. Perhitungan Loading dari Feeder I dan Feeder II


Feeder I (AA5)
Voltage
Power

Feeder II (AA8)

No

Tgl

Jam

Ampere
(A)

(KV)

(MW)

(MVAR)

(A)

(KV)

(MW)

(MVAR)

Factor

14/01/05

16:00

1506

6,56

13,05

11,1

0,76

483

6,52

4,48

3,04

0,82

14/01/05

24:00

1478

6,62

13,01

10,72

0,77

497

6,55

4,65

3,24

0,82

15/01/05

08:00

1441

6,58

12,51

10,49

0,76

501

6,51

4,57

3,18

0,82

15/01/05

16:00

722

6,69

5,01

6,64

0,60

492

6,54

4,59

3,28

0,82

15/01/05

24:00

364

6,71

2,66

3,25

0,63

504

6,55

4,66

3,26

0,82

16/01/05

08:00

280

6,66

2,01

2,4

0,64

507

6,56

4,63

3,25

0,82

16/01/05

16:00

270

6,72

1,95

2,32

0,64

502

6,53

4,61

3,24

0,82

16/01/05

24:00

379

6,67

2,78

3,27

0,64

493

6,46

4,62

3,2

0,82

17/01/05

08:00

714

6,66

5,32

6,3

0,64

509

6,51

4,67

3,18

0,82

Factor

Ampere

Voltage

Power

Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Power Faktor

LOAD

POWER (before pf impr)


Active
MW

Reactive
MVAr

Apparent
MVA

Cos f
f 1

Tan f

f 2

f 1

f 2
0,4843
0,4843

FEEDER
-I

Low
High

5,01
13,05

6,64
11,1

8,32
17,13

0,6023 0,9000
0,7617 0,9000

1,3253
0,8506

FEEDER
-II

Low
High

4,25
4,65

3,12
3,24

5,27
5,67

0,8061 0,9000
0,8205 0,9000

0,7342
0,6967

Notes 1. Power factor is increased to be 0,9

4,2134
4,7802

Apparent power

MVAr
MVA
Cos f=0.9 Selisih Cos f=0.9
5,5667
14,5000

2,7514
2,6322

2,43
6,32

0,4843
1,0621
4,7222
0,5501
2,06
0,4843
0,9877
5,1667
0,5008
2,25
3. After increasing power factor, there is reduction on
2. capasitor that is needed is in grey coulomb.
apparent power using (black coulomb) :

Cos f1 : power factor before


# Feeder-I : 4.5 MVAr ; 6.6 kV
increasing.
Cos f2 : power factor after increasing. # Feeder-II : 1.0 MVAr ; 6.6 kV

2.

MVAr for
Imprv.

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan, maka


keuntungan dari penerapan penambahan
faktor daya atau bank kapasitor pada
plant yang dikaji adalah sebagai berikut:
3.1 Keuntungan Finansial
Investasi untuk proyek ini
Rp
1.,500.000.000 atau kira-kira US $
170.000 (1US $ = Rp 9.200,00).
Dengan beberapa asumsi:
Biaya energi = Rp 532 per kWh
Operasi Pabrik = 300 hari
Sehingga didapat perhitungan ekonomi
seperti dibawah ini:
Penghematan Daya = 3 x 1000 kW x 0,9
( 1MV = 0,9 MW) = 2.700 kW

# Feeder-I : 2.5 MVA ; 6.6 kV


# Feeder-II : 0.5 MVA ; 6.6 kV

Penghematan Energi per hari


= 2.700 kW x Rp 532/kWh x 24 J
= Rp 34,473,000
Penghematan energi per tahun
= 2.700 kW x Rp 532/kWh x 24 J x 300
hari
Cash Inflow per tahun
= Rp 10.342.000.000 = US$ 1.124.130
Waktu pengembalian modal
= 43 hari atau 1,5 bulan
3.2.

Keuntungan bagi lingkungan

Penghematan energi
(untuk feeder 1 & 2)
Emisi gas rumah kaca

= 3 MVA
3 MVA x Jam

x Hari x Faktor Emisi x cos 3 = 3


x 24 x 300 x 0.724* x 0.9 x 1.73 =
24,348.9 TCO2/YR

Prayudi. T dan Wiharja: 2006

42

Catatan:
* Sumber dari UNEP GHG calculator:
www.uneptie.org/energy/tools/ghgin/
3.
4.1.

37

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Walaupun penambahan faktor daya
cukup mahal, namun waktu
pengembaliannya atau break efen
pointnya (BEP) tidak sampai 2(dua)
bulan
sehingga
perusahaan
tersebut sudah dapat mengambil
keuntungan pada bulan ke 3.(tiga) .
Pada saat ini dunia sedang konsen
terhadap emisi gas buang, terutama
gas CO2 yang dapat menyebabkan
pemanasan
global,
maka
perusahaan telah berkontribusi
untuk mengurangi emisi CO2 nya
sebesar lebih kurang 24 ribu ton per
tahun. Dimana hal ini akan
menambah kredibilitas perusahan

untuk menghadapai persaingan di dunia


internasional.
4.2.

Saran

Karena biaya untuk investasi cukup


mahal maka disarankan untuk bekerjasama
dengan badan keuangan tertentu untuk
pembiayaannya dengan skema pembayaran
berdasarkan keuntungan penghematan
energi setelah bulan ketiga selesainya
proyek ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Efisiensi Energi Untuk Industri
di Asia Geriap Project, UNEP, 2005
2. Peranan
energi
dalam
menunjang
pembangunan berkelanjutan, Publikasi
Ilmiah, BPPT, Jakarta, Mei 1995.
3. Energi Listrik, Ir. Akbar, materi pelatihan
produksi bersih untuk efisiensi energi di
Gedung BPPT 23-25 November 2005

Peningkatan Faktor Daya......J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisis Khusus: 36- 43

Anda mungkin juga menyukai