Anda di halaman 1dari 22

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan


keperawatan pada penderita CA Rectum , maka penulis menyajikan suatu kasus
yang penulis amati mulai tanggal 28 sampai 30 Maret 2016 pukul 15.00 WIB.
Anamnesa diperoleh dari pasien, keluarga pasien dan file nomor register 49-xxxx sebagai berikut:
3.1

Pengkajian

3.1.1

Identitas
Pasien adalah Nn L jenis kelamin Perempuan yang berumur 24
tahun, beragama islam ,bersuku bangsa Jawa atau Indonesia, bahasa yang
digunakan komunikasi sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan jawa,
pendidikan terakhir SMA , dan alamat rumah Kediri , Pasien MRS 10
Maret 2016

3.1.2

Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di daerah perut bagian kiri.

3.1.3

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) Rumkital
Dr.Ramelan Surabaya diantar oleh keluarganya dengan keluhan pedarahan
pada area dubur.Sudah 2 hari pasien mengalami BAB berdarah dan badan
terasa lemas,1.5 tahun lalu pasien mengatakan ada benjolan kecil di area
dubur dan mengalami sulit BAB,setelah diperiksakan ke dokter didapatkan
diagnosa sementara menderita hemoroid. Namun,semakin hari benjolan
semakin banyak dan mengalami sulit BAB ,BAB berlendir dan berdarah
,kemudian pasien berobat di RS Saiful Anwar Malang,dari hasil
pemeriksaan

diagnostik

didapatkan

pasien

menderita

kanker

Rectum.Selama 1 tahun terakhir pasien menjalani pengobatan herbal,tetapi

penyakitnya tidak kunjung sembuh dan justru kondisi memburuk pada 3


bulan terakhir,lubang dubur semakin sempit,berak darah segar dan
berlendir.Saat pengkajian didapatkan pasien telah menjani post operasi
colostomy hari ke 5,pasien mengatakan nyeri di area perut bagian
kanan,nyeri terasa cekot-cekot dengan skala nyeri 7 (0-10),hasil observasi
didapatkan luka post colostomy dan stoma tertutup colostomybag,tangan
kiri dipasang infus RL 21 tpm.
3.1.4

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan MRS di RS Saiful Anwar Malang 4 bulan yang
lalu, diagnosa kanker rectum dan belum pernah menjalani operasi. Pernah
menjalani pengobatan herbal sejak 1 tahun yang lalu.

3.1.5

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan ayahnya menderita stroke sejak 4 tahun lalu.

3.1.6

Susunan Keluarga

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal serumah

: hub keluarga

Gambar 3.1 Susunan Keluarga Nn.L

3.1.7

Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan
dan minuman.

3.1.8

Kebutuhan Dasar
1.

Persepsi terhadap sehat sakit (Keyakinan terhadap kesehatan &

sakitnya)
Pasien mengatakan kesehatan sangatlah penting bagi dirinya dan
keluarganya, dan dirinya

ingin segera sembuh tetapi pasien belum

mengerti tentang proses penyakitnya beserta penyebabnya. Pasien banyak


bertanya tentang penyakitnya.
2.

Kemampuan perawatan diri


SMRS pasien mampu melaksanakan aktivitas mandi, berpakaian,

eliminasi mobilisasai ditempat tidur berpindah dan berjalan secara


mandiri.Saat MRS,Aktivitas mandi,berpakaian ,eliminasi mobilisasi
ditempat tidur,dibantu keluarga dan pasien hanya menjalani bed rest total.
3.

Kebersihan diri
SMRS

pasien

mandi

2x/hari,gosok

gigi

2x/hari,keramas

2x/minggu, dan potong kuku 2x/bulan. Sedangkan MRS mandi 2x/hari


dengan cara diseka, gosok gigi 2x/hari dengan cara berkumur, keramas dan
potong kuku belum pernah dilakukan oleh pasien.
4.

Aktivitas sehari-hari
Selama sakit,sebagian besar aktivitaasnya hanya menjalani bed rest

di rumah.

5.

Rekreasi
Pasien mengatakan tidak ada jadwal rutin untuk rekreasi bersama

keluarga Berpergian kalau keluarganya ada waktu luang saja. Kegiatan


dirumah hanya menonton tv, berkumpul bersama keluarga.

6.

Olahraga
Pasien mengatakan tidak pernah berolah raga karena sedang sakit

dan menjalani pengobatan kanker nya.


7.

Pola istirahat dan tidur


SMRS pasien selama kurang lebih 8-10 jam/hari dan jarang tidur

siang. MRS pasien tidur kurang lebih 5 jam/hari. Pasien mengatakan


hanya terbaring di tempat tidur, jadi dapat tidur kapan saja bila tidak nyeri
dan sesak napas,tetapi slit tidur saat malam hari.
8.

Pola Nutrisi
SMRS pasien makan 3x/hari dan mengahabiskan 1 porsi menu

yang dihidangkan. Pasien menyukai semua makanan. Pantangan makan


juga tidak ada. Sedangkan MRS pasien makan 3x/hari habis 1 porsi
dengan diet bubur kasar.
3.1.9

Pengkajian Persistem (review of system)


1. Tanda-tanda vital
a. Suhu axila

: 36,5C

b. Nadi di arteri brachialis : 90 x/menit


c. Tekanan darah

: 130/90 mmHg

d. Frekuensi nafas

: 22 x/menit

e. Tinggi badan

: 155 cm

f. Berat badan

: SMRS= 45 Kg dan MRS= 44 Kg

2. Sistem pernafasan (Breath)


Inspeksi

: Bentuk dada normochest, gerak dada simetris, tidak ada


otot bantu nafas (sternokleideomastoid), RR= 22 x/menit.

Palpasi

: Vokal fremitus normal di seluruh lapang paru.

Perkusi

: Suara paru sonor di seluruh lapang paru.

Auskultasi :

Suara

nafas

vesikuler,tidak

ada

suara

nafas

tambahan(ronchi,wheezing,stridor).
3. Sistem kardiovaskuler ( blood )
Inspeksi

: Terlihat denyutan ictus cordis di midklavikula ICS 5


sinistra

Palpasi

selebar 1 cm , CRT < 2 detik

: Teraba ictus cordis di midklavikula ICS 5 sinistra < 2


detik. Nadi= 90 x/menit, irama jantung reguler, pulsasi :
kuat, tekanan darah 130/90 mmHg

Auskultasi : S1=lub, S2=dub, murmur tidak ada


4. Sistem persarafan ( brain )
a. Kesadaran

: kompos mentis

b. GCS

: 456
1) Eye : dapat membuka mata secara spontan = 4
2) Verbal

: Orientasi = 5

3) Motorik

: mematuhi perintah = 6

c. Nervus
1) N.I (olfaktorius)

: fungsi pembau +/+

2) N.II (optikus)

: visus +/+

3) N.III ( oculomotorius)

: respon pupil

terhadap cahaya +/+, kontriksi pupil


isokor
4) N.IV (Trokhlear)

: gerakan bola mata ke

kanan,ke kiri,ke atas, ke bawah +/+


5) N.V (trigeminus)
kelopak

mata

: fungsi sensori =

berkedip

+/+,

pasien

merasakan adanya sentuhan pada maxilla


dan mandibula
6) N.VI (abducens)

: gerakan bola mata

untuk melirik ke kanan dan ke kiri tanpa


menoleh +/+
7) N.VII (facialis)
a)

Fungsi

sensori=

pengecap

manis,asin,asam,pahit.
b)

Fungsi

motorik=

tersenyum,menggerutkan dahi
8) N.VIII (akustikus)

: pendengaran

+/+
9) N.IX (glossopharingeal)
10) N.X (vagus)

pergerakan

saat mengeluarkan suara (+)

: pengecap (+)
uvula

11) N.XI (hypoglosus) : posisi lidah lurus,


menggerakan lidah ke kanan dank e kiri
(+)
d. reflek :
1) Reflek patella: +/+ (ektensi dari lutut)
2) Reflek triceps : +/+ ( adnanya akontraksi otot triceps )
3) Reflek biceps : +/+ ( adanya akontraksi otot bisep )
4) Reflek Achilles : +/+ ( gerakan plantar fleksi kaki )
5) Reflek abdominal : + ( umbilicus bergerak ke arah yang
digores)
6) Reflek babinski : (fleksi plantar jari kaki)
7) Kaku kuduk : + (dagu tidak menempel pada dada)
5. Sistem perkemihan ( bladder )
Inspeksi

: Jumlah urin keluar kurang lebih 2000 cc, berkemih


lancar,oliguri tidak ada, tidak ada, tidak terpasang kateter,
karakteristik warna urin kuning.

Palpasi

: tidak ada distensi kandung kemih, nyeri tekan kandung


kemih tidak ada

Perkusi

: tidak terkaji

Auskultasi : tidak terkaji


6. Sistem pencernaan ( bowel )
a. Mulut : bentuk bibir simetris, sianosis central tidak ada, bibir tidak
pucat, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis dan lesi,
lidah simetris dan bersih, tidak ada kesulitan menelan.
7

b. Abdomen
Inspeksi : bentuk perut datar, tidak asites, gerakan perut sesuai
aktivitas pernafasan ,terdapat luka operasi pada perut di
antara

kuadran

10cm,tertutup

dan

hipafix

kurang

dan

kasa

lebih

sepanjang

steril,tidak

ada

rembesan,karakteristik luka kering dengan ditutup kasa


steril yang lembab.Pada perut bagian kanan di area kuadran
6

terdapat

stoma(standed)

yang

tertutup

colostomy

bag.Pada area dubur terdapat luka kanker yang tertutup


kasa steril dan ditutup pampers,terdapat rembesan berwarna
kuning,tidak ada perdarahan.
Auskultasi : suara bising usus 15 x/menit
Perkusi

: bunyi abdomen = tympani

Palpasi

: nyeri daerah abdomen pada area luka operasi colostomy,


tidak ada acites,tidak ada pembesaran hepar,lien dan
ginjal, tidak nyeri tekan pada ginjal,

7. Sistem muskoloskletal ( bone )


Inspeksi

: rentang gerak pasien bebas tapi butuh bantuan, tidak ada


fraktur, oedem tidak ada ,dan hanya berada di tempat tidur.

Palpasi

: kekuatan otot

5555

5555

5555

5555

8. Sistem integument
Inspeksi

: sianosis, lesi dan terdapat luka kanker di area

dubur(tertutup kasa steril dan pampers)

Palpasi

: kontur kering, akral tangan dan kaki hangat, turgor kulit


tidak elastis.

9. Sistem penginderaan
a. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil
terhadap cahaya +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm
Palpasi : TIO (Tekanan Intra Okuler) tidak meninggi karena tidak
teraba keras saat pasien memejamkan mata pada posisi
duduk.
b. Hidung
Inspeksi : epistaksis, pembekakan, secret, tidak ada
Palpasi : nyeri tekan sinusitis tidak ada
c. Telinga
Inspeksi : kebersihan telinga luar dan tengah baik dan serumen atau
benda asing serta peradangan : tidak ada.

3.1.10

Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium tanggal 10-03-2016
HB

: 10.3

g/dl

N. 11,0 16,0

Leuco

: 7.100

/vl

N.4000 10.000

Trombo

: 248.000

/vl

N.150.000 400.000

Na

: 129,9

N.135 145

: 3,63

N.3,5 5

Cl

: 101,7

N.95 108

Alb

: 2,87

N.3,5 5,00
9

BUN

:7

N. 10-24

Hasil Histopatologi 11 Maret 2016


Kesimpulan:
Rectum,biopsi: Mucinous Carsinoma

3.2 Terapi Medis


Tanggal
28/03/

Terapi obat
Ceftriaxone Inj.

Dosis

Indikasi

2x1 gr

Untuk indikasi infeksi saluran cerna ( GI

2016

track)

Ketorolac Inj.

3x 30 mg

Ranitidin inj

3x30 mg

Penatalaksaan nyari akut yang berat


jangka pendek ( < 5hr )

Luka pada lambung dan peningkatan


asam lambung.

3.3 Analisa data

No
1

Penyebab

Data ( symptom)

Masalah

DS : Pasien mengatakan nyeri pada ,

(etiologi)
(problem)
Agens injuri fisik Nyeri akut

P : luka setelah operasi

( luka insisi post

Q : cekot-cekot

op kolostomi )

R : dearah perut kiri


S : skala nyeri 7 dari (0-10)
T : hilang timbul 5 10
menit,terutama pagi hari
DO :
10

- Pasien tampak lemah


- Pasien tampak berusaha menahan
sakit.
- Stoma nampak erah,tertutup
kolostomi bag,feses kuning
kecoklatan ,lembek
- Hasil Hispatologi :
Tgl 14 maret 2016
-

Rectum biopsi

Mucinous carcinoma

TTV : TD = 120/80 mmHg


N = 80 x/ menit
S
2

= 36,5 C

RR = 22 x/ menit
DS : Pasien mengatakan pusing,letih

Tirah baring dan Intoleransi

waktu masuk rumah sakit pasien

kelemahan umum

aktivitas

sempat tranfusi 3 kolf.


DO :
- Pasien nampak selalu di tempat
tidur
- Pasien nampak lemah
- Pasien merasa nyeri pada area
perut sampai dubur saat

digunakan untuk bergerak.


- RR : 20 x/menit
- Konjungtiva agak pucat.
DS : pasien mengatakan kapan saya

Krisis situasional Ansietas

bisa sembuh dan cepat pulang

dan

ancaman

pada
DO :
- Pasien gelisah khawatir terhadap
kanker yang sedang dideritanya.
- Pasien banyak bertanya tentang
penyakitnya dan pengobatannya.
- Pasien tampak tidak sabar ingin
segera sembuh dan dapat berjalan

11

kesehatan

status

normal seperti biasanya.


- Luka pada dubur ertutup kasa dan
pampers,terdapat rembesan
berwarna kuning kecoklatan.

3.4 Prioritas Masalah

No
1

Paraf
(nama)

Tanggal

Masalah

ditemukan
28-03-2016

Nyeri akut berhubungan dengan


agens injuri ( luka insisi post ops

Teratasi
Belum
teratasi

(deny)

kolostomi )
28-03-2016
Intoleransi aktivitas berhubungan
2

dengan tirah baring dan kelemahan

Belum

umum

teratasi

(deny)

28-03-2016

Ansietas berhubungan dengan krisis

Belum

situasional dan ancaman pada status

teratasi

(deny)

kesehatan

3.5 Rencana Keperawatan


Diagnosa
Keperawatan
Nyeri akut

Tujuan/
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : setelah 1. BHSP
(Bina 1. Meningkatkan

berhubungan

dilakukan

tindakan

Hubungan Saling

rasa

dengan agens

keperawatan selama

Percaya) dengan

percaya

injuri ( luka insisi

1x24

pasien

pasien

jam

di
12

dan

saling
dengan
dan

post ops

harapkan

kolostomi )

berkurang
Kriteria hasil:
1. Pasien

nyeri

2. Kaji

keluhan

nyeri, catat lokasi

melaporkan nyeri
berkurang
2. Pasien

keluarganya

dan

intensitas

skala 0-10
tidak 3. Observasi TTV

keluarganya
2. Berguna
dalam
pengawasan

dan

kemajuan
penyembuhan,
perubahan

karakteristik
gelisah
4. Berikan aktifitas
3. Skala nyeri 0-2
nyeri.
hiburan
3. Deteksi
dini
atau terkontrol
5. Pertahankan
4. Pasien
dapat
terhadap
istirahat dengan
mengidentikfikasi
perkembangan
posisi semifowler
aktifitas
yang
kesehatan pasien
6. Ajarkan
teknik 4. Meningkatkan
meningkatkan
distraksi
relaksasi
dan
atau menurunkan
(pengalihan
kemampuan
nyeri
5. TTV dalam batas
perhatian)
koping
5. Menghilangkan
normal
7. Kolaborasi
tegangan
dengan tim medis
abdomen
untuk pemberian
bertambah
analgesik
6. Distraksi
menurunkan
stimulus

internal

yang
memblok

dapat
rasa

nyeri.
7. Pemberian
analgesik
mengurangi
nyeri.

13

dapat
rasa

Intoleransi

Tujuan : Setelah di

aktivitas

berikan

berhubungan

tindakan

1. Diskusikan
dengan

1. Untuk
pasien

mengkomunikasik

keperawatan selama

tentang perlunya

an kepada pasien

dengan tirah

2x24 jam diharapkan

beraktivitas

bahwa

baring dan

dapat melaksanakan

akan meningkatan

kelemahan umum

aktivitas

kesejahteraan

sesuai

kebutuhan
Kriteria hasil:
1. Pasien

fisik

keinginanya
untuk

aktivitas

aktivitas

pasien

yang diinginkan

meningkatkan

dan

aktivitas
2. Pasien

3. Beri

dorongan

mengerti tentang

dan

dukungan

kebutuhannya

pada

tingkat

untuk

aktivitas

pasien

meningkatkan

yang

aktivitas

ditoleransi

secara

bertahap
3. Pasien
mendemonstrasik
keterampilan

dalam
energi

ketika

4. Ajarkan

kepada

pasien

latihan

yang

dapat

meningkatan

lebih aktif
3. Untuk membantu
pasien
membangun
aktivitas
4. Untuk

kesehatan

pernafasan
meningkatkan
aktivitas
5. Untuk

dan

mempercepat
proses

5. Kolaborasi
dengan

dalam

motivasinya agar

meningkatkan

ketahanan,

melakukan
aktivitas

dapat

kekuatan

menghemat

meningkatkan

sangat

berarti baginya

menyatakan

penyembuhan
tim
lain,

tingkat yang bisa

Ansietas

untuk fisioterapi
ditoleransi
Tujuan ; Setelah 1. Kurangi streesor 1. Untuk

berhubungan

dilakukan

asuhan
14

dan

psikososial
2. Untuk

2. Identifikasi

menyatakan

an

aktivitas

pada pasien

menciptakan

dan

krisis keperawatan 1x24


cemas
situasional
dan diharapkan
pasien 2. Berikan
ancaman
pada pada

iklim yang tenang

dengan

status kesehatan

berkurang / hilang

kepada

dan

dan

dukugan

perasaannya

mengidentifikasi

dengan

penyebab-

lain

penyebabnya
2. Pasien

keraguan
meningkatkan

mendiskusikan

ansietas

orang
yang

memiliki
masalah

menggambarkan
yang

menurunkan

3. Untuk

kesehatan

kecemasan
3. Pasien

yang

sama
pasien

dan

keluarga

teknik

relaksasi

sekurang

mempraktikan
relaksasi
dua

memperbaiki
keseimbangan

3. Ajarkan

perilaku

progresisf

pasien

untuk

melaporkan

teknik

menghilangkan

kesemptan

Kriteria hasil :
1. Pasien

aktivitas

dan terapeutik
2. Untuk

kurangnya 4 jam

fisik dan psikologi


4. Untuk membantu
pasien

rileks

selama

periode

ansietas berat

pada saat terjaga,


4. Kolaborasi

kali tiap hari

dengan

tim

kesehatan

lain

pemberian

obat

tidur / penenang
3.6

Implementasi dan Evaluasi

Tgl/
No
jam
Dx
29/03/2016
14.15
1,2,3

TT
Prwt

Implementasi
Membina hubungan saling
percaya

dengan

15

Evaluasi Formatif SOAP/


Catatan perkembangan
S : Pasien mengatakan nyeri
perut sebelah kiri

memperkenalkan

diri

mendengarkan
14.30

1
1

P : luka kolostomi

keluhan

Q : cekot-cekot

pasien.
Mengkaji

15.00

dan

R : dearah abdomen K.VI


keluhan

S : skala nyeri 7 dari (0-

nyeri

10)

(PQRST)

T : hilang timbul 5 10
15.15

Mengatur

posisi

pasien

supaya nyaman
15.30

Memberikan

aktivitas

hiburan menonton tv
Mengajarkan

teknik

dikstraksi
16.00

dengan

membayangkan suasana di
pegunungan yang sejuk dan
nyaman.

menit,terutama pagi hari


O:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak berusaha
menahan sakit.
TTV :
TD: 130/90 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,5 C
RR : 22 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2,3,4,5,6.7
-

Observasi TTV
TD: 130/90 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,5 C
RR : 22 x/menit
Memberikan
injeksi
ceftriaxone 1 gr i.v
29/03/2016
17.00
2

mengidentifikasi aktivitas
aktivitas

pasien

yang

diinginkan dan sangat berarti

S : pasien mengatakan tidak


bisa ke kamar mandi
O : - pasien tampak lemah
- Hanya beraktivitas bed

baginya
hasil: pasien ingin segera
jalan seperti biasa,bisa segera
ke

kamar

mandi

secara

rest
Makan minum di bantu

keluarga
A : masalah belum teratasi
P : intervensi 1-5 di lanjutkan

mandiri.

29/03/2016
18.00
3

S : pasien mengatakan kapan


16

Memberikan makan kepada


pasien
18.30

saya sembuh dan bisa pulang


O : - pasien nampak gelisah
- Pasien sering bertanya

3
Berdiskusi
dengan

tanya

jawab

pasien

tentang

penyakitnya dan memberikan


19.30

HE

tentang penyakitnya
Pasien
takut
jika
penyakitnya

kambuh

dan semakin parah


A : masalah belum teratasi
P
:
intervensi
1,2,3,4
dilanjutkan

Hasil : pasien kooperatif dan


mengikuti

diskusi

sesuai

dengan kemampuannya.
Melakukan

Inj

ketorolac

30mg i.v
30/03/2016
14.15
1

Mengatur

posisi

pasien

supaya nyaman(semi fowler)


15.15

Mengajarkan kembali teknik


dikstraksi

dengan

membayangkan suasana di
pegunungan yang sejuk dan
16.00

S : Pasien mengatakan nyeri


perut sebelah kiri
berkurang dan merasa
lebih rileks.
P : luka setelah operasi
Q : cekot-cekot
R : dearah perut kanan

nyaman.

S : skala nyeri 4 dari (0Observasi TTV


a. TD:

130/90

mmHg
b. N : 90 x/menit
c. S : 36,5 C
d. RR : 22 x/menit
Memberikan
injeksi
ceftriaxone 1 gr i.v

10)
T : hilang timbul 5 10
menit,terutama pagi hari
O:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak berusaha
menahan sakit.
- Raut muka tampak lebih
riles
- Pasien tindak sering
memegang area abdomen
yang sakit
- TTV :

17

TD: 130/90 mmHg


N : 90 x/menit
S : 36,5 C
RR : 22 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2,3,4,5,6.7
30/03/2016
17.00
2

mendiskusikan dengan pasien


tentang perlunya beraktivitas
agar

mempercepat

penyembuhan

dan

S : pasien mengatakan belum


bisa ke kamar mandi secara
mandiri
O : - pasien tampak lemah
- Hanya beraktivitas bed

menghindari luka tekan karna


17.40

tirah baring
hasil : pasien kooperatif

rest di atas tempat tidur


Makan minum di bantu

ibunya
Pasie
sudah

dapat

duduk dengan dibantu


memberi
pasien

dorongan
untuk

pada

melakukan

latiahan

sesuai

ibunya
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi 1-5 di lanjutkan

kemampuannya,dengan cara
miring kanan dan kiri ,duduk
dengan posisi semifowler.
30/03/2016
18.00
3

Memberikan makanan kepada

sabar pengen segera pulang.


O : - pasien nampak tenang

pasien
18.30

3
megurangi streesor pada pasien
dengan

19.00

menutup

S : pasien mengatakan tidak

menganjurkan
horden

saat

dan kooperatif
- Pasien tampak tenang

untuk

dan

ingin

penyakitnya.
Pasien masih takut jika

beristirahat.

dapat

penyakitnya

kambuh

perasaan hari ini dan memberi

dan semakin parah


A : masalah teratasi sebagian.
P
:
intervensi
1,2,3,4

motivasi

dilanjutkan

Berdiskusi dengan pasien tentang

19.35

menerima

dalam

agar

tetap

menjalani

semngat

pengobatan
18

serta tabah .
Hasil : pasien mengatakan sudah
lebih tenang dan semangat dalam
menjalani pengobatan.
mengajarkan pasien dan keluarga
teknik

relaksasi

saat

merasa

kepikiran dengan peyakitnya


hasil ; pasien kooperatif
31/03/2016
14.25
1

Mengkaji

keluhan

(PQRST)
Hasil
:Pasien

nyeri

jauh berkurang ,skala


mengatakan

nyerinya sudah jauh berkurang


skala nyeri 2 (1-10),dan sudah
merasa

lebih

rileks

saat

beraktivitas dan dapat duduk


secara

mandiri,pasien

juga

mengatakan padi sudah di visite


15.15

dr

Eka

diperbolehkan

Sp.B.Onk
pulang

dan

Observasi TTV
a. TD: 110/80 mmHg
b. N : 82 x/menit
c. S : 36 C
d. RR : 21 x/menit
Konjungtiva tidak anemis

ceria
TTV :
TD: 110/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36 C
RR : 21 x/menit
- Luka opersi kering dan
tidak ada tanda-tanda
infeksi.
Luka pada dubur masih
tertutup kasa steril dan
pampers,rembesan

gr i.v
Melakukan

Memberikan inj ceftriaxone 1


31/03/2016
17.30
2

nyeri 2 (1-10)
O:
- Pasien tampak rileks dan

besok

pagi.

16.00

S : Pasien mengatakan nyeri

tidak terlalu banyak.


A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2,3,4,5,6.7
Visite dr Eka Sp.B.Onk
besok pagi acc KRS.

diskusi

dengan

pasien mengenai hasil latihan


yang telah dilakukan.
19

S : pasien mengatakan sudah


bisa duduk secara mandiri.
O : - pasien tampak baik
- Sebagian aktifitas di

Hasil

pasien

mengataan

sudah meraasa rileks dan idak


terlalu

sakit
mandiri

bersandar

dengan

di

bed
Makan

minumdapat

dilakukan

saat

bergerak,sudah dapat duduk


secara

secara

mandiri.
A : masalah sebagian.
P : intervensi 1-5 di lanjutkan

tempat

tidur,tetapi belum bisa ke wc.


31/03/2016
18.00
3

Memberikan

makan

kepada

pasien.
Hasil : pasien makan habis 1
19.00

S : pasien mengatakan senang


bisa pulang.
O : - pasien nampak tenang.
- Pasien tampak baik dan

porsi.
Melakukan pengkajian tentang
perasaan pasien dan mengajarkan
pasien

dan

keluarga

teknik

relaksasi sekurang kurangnya 4


jam pada saat terjaga ketika
3

stressor baik dan mau


menjalani
penatalaksanaan
pengobatan
untuk

Hasil : pasien merasa senang bisa

kankernya.
A : masalah teratasi
P
:
intervensi

pulang,dan tetap semangat dalam

dipertahankan.

sudah pulang nanti.


19.35

tidak depresi.
Koping
terhadap

menjalani pengobatan dan sudah


dapat menerima dengan lapang
dada mengenai penyakitnya
Melakukan injeksi ketorolac 30
mg

20

medis
penyakit

1,2,3,4

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker rektum adalah salah satu dari keganasan rektum yang khusus
menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang
tidak terkendali.
Salah satu penyebab kanker rectum adalah pola makan yang rendah serat. Karena makanan
yang rendah serat tidak melancarkan BAB,sehingga klien dengan kanker rectum bisa
obstipasi Adapun tanda dan gejala klien dengan kanker rectum,diantaranya :
adanya darah pada feses, konstipasi , perubahan dalampenampilan feses, anemia,
perdarahan rectal, diare, nyeri kejang, dan kembung.
Pada pemeriksaan abdomen biasanya nyeri tekan, distensi, dan ada massa padat
apabila di palpasi , terdengar bising usus bila di auskultasi dan adanya darah pada
feses bila di inspeksi.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien denganCa Rektum,
diantaranya:
1. Nyeri berhubungan dengan penyakit destruksi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distress
emosional, kontrol nyeri buruk.
3. Diare
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker)

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang telah penulis
susun untuk kemajuan penulisan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-padaklien-karsinoma.html
Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6,
EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai