PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat sering menggunakan istilah pengukuran dan penilaian sebagai
pengertian yang sama, padahal keduanya memang saling berhubungan serta, tetapi
berbeda satu dengan yang lain.n Pengukuran ialah suatu tindakan untuk
mengidentifikasi besar kecilnya gejala (Hadi, 1997).
Penilaian ialah suatu tindakan untuk menginterpretasikan hasil pengukuran
berdasarkan norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya
sesuatu, berat ringannya suatu benda, atau baik buruknya suatu kondisi (Sugihartono
dkk., 2007).
Penilaian yang dilakukan pada anak usia dini tentu lebih sulit daripada
penilaian yang dilakukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Permasalahan pokok yang membedakan ialah anak usia dini belum dapat membaca
dan menulis, di samping itu mereka sulit mempertahankan konsentrasi dalam jangka
waktu yang cukup lama untuk suatu
ukuran organ kecuali jaringan limfa yang akan mengecil ketika usia anak
bertambah.
Dorland Medical Dictionary (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan adalah
proses normal dari pembesaran ukuran organisme yang disebabkan oleh accretion
(pertumbuhan) jaringan tubuh. Sedangkan Tanuwidjaya (2002), mendefinisikan
pertumbuhan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler,
yang
bersifat
kuantitatif
sehingga
dapat
diukur
dengan
pengamatan isomorfis yang diambil dari berbagai titik pada kurun kehidupan
anak. Pada saat t1 dan t2 atau pengukuran tunggal lainnya yang dilkukan
waktu ke-n (tn), penetapan status anak membutuhkan perbandingan tertentu
status tersebut berupa perbandingan berat badan menurut umur (untuk
selanjutnya ditulis BB/U) dan perbandingan tinggi badan menurut umur (PB/U
atau TB/U) atau perbandingan Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Pengukuran antropometri terdiri dari berat badan dan panjang badan
sesuai dengan cara-cara baku, beberapa kali secara berkala misalnya BB anak
diukur tanpa baju, mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang pemeriksa
pada papan pengukur (infatometer), tinggi badan anak diatas 2 tahun diukur
berdiri dengan microtoise. Baku yang dianjurkan adalah baku NCHS secara
internasional untuk anak usia 0-18 tahun yang dibedakan menurut jenis
kelamin. Lingakar kepala, lingkar lengan dan lingkar dada menggunakan pita
tidak molor, tebal lipatan kulit diukur dengan Skinfold caliper pada kulit
lengan , subskapula dan daerah pinggul untuk menilai kegemukan. Body Mass
Index (BMI) telah dipakai secar luas, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat
tinggi badan (m2). BMI mulai disosialisasikan untuk penilaian obesitas pada
anak dalam kurva persentil juga tingkat kelebihan berat badan harus
dinyatakan dengan SD dari mean BMI untuk populasi umur tertentu.
2. Penilaian Perkembangan Anak
Masa perkembangan anak di usia pra sekolah diperinci lagi menjadi 2
masa, yaitu masa vital dan masa estetik.
a. Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis
untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar,
Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai
masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah
karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena
waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan
belajar. Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan
anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya
saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada
tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan
(kesehatan).
Melalui
latihan
kebersihan
ini,
anak
belajar
4
tugas
yang
berkaitan
dengan
perubahan
kematangan,
Belajar berjalan
Belajar memakan makanan padat
Belajar berbicara
Belajar buang air kecil dan buang air besar
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
Membentuk konsep-konsep (pengertian)
sederhana
hubungan
baik
dan
buruk
2. Pemantauan perkembangan
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari
metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes
diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit),
dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan DDST secara efektif 85-100% bayi dan
anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambangan perkembangan
(Soetjiningsih, 1998).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi
pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya
meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik
badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan (perkembangan) dalam segi lain seperti
berpikir, emosi, bertingkah laku, semua anak-anak tumbuh melalui suatu tahapan
pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang dapat diidentifikasi.
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dapat dicapai dengan
dukungan faktor intrinsik dalam hal ini genetic yang merupakan blueprint
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kelainan genetik dapat mempengaruhi
pertumbuhan anatara lain akondroplasia, sindrom down, sindrom marfan dan lainlain. Selain itu, faktor ekstrinsik yaitu lingkungan (biologis, fisik, psikososial,
keluarga dan sosial ekonomi) yang baik dan saling berkaitan satu sama lain akan
mempengaruhi pola perkembangan anak pada akhirnya.
Setiap anak memiliki potensi untuk tubuh dan berkembang. Penilaian dan
pemantauan terhadap tumbuh kembang anak merupakan salah satu cara untuk
mendukung pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-yulia-ayriza-msi-ph-d/g-metodepenilaian-perkembangan-bpkb.pdf
http://repository.unhas.ac.id//bitstream/handle/123456789/2685/B28%20PERTUMBUHAN
%20DAN%20PERKEMBANGAN.docx.pdf
Hadi, S. (1997). Metodologi research II. Yogyakarta: Yasbit. Psikologi Universitas Gadjah
Mada.
Sugihartono dkk. (2007). Psikologi pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.