Anda di halaman 1dari 8

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fungsi pondasi tiang adalah untuk mentransfer beban dari bangunan atas
(upper struktur) ke lapisan tanah, dan secara umum pondasi tiang digunakan
apabila tanah keras terletak sangat dalam. Daya dukung pondasi tiang
ditentukan oleh perlawanan ujung dan tahanan selimut (friksi) yang
diakibatkan gesekan tanah dengan luasan penampang tiang.
Pondasi tiang yang kita pelajari di bangku perkuliahan maupun di
lapangan meliputi 2 jenis diantaranya pondasi tiang pancang dan bore pile,
dimana kedua tiang tersebut memiliki perbedaan dalam metoda pelaksanaan
dan sama-sama memiliki daya dukung akibat perlawanan ujung dan tahanan
friksi. Kapasitas perlawanan ujung dari kedua tiang tersebut kemungkinan
sama besar, sedangkan tahanan friksi akan berbeda karena pengaruh
koefisien gesek dan tegangan lateral yang terjadi pada tiang berbeda.
Banyak orang menganggap bahwa friksi pada bore pile lebih kecil bila
dibandingkan tiang pancang, karena pada tiang pancang dianalogikan
seperti pada sebuah paku yang langsung ditancapkan pada sebuah kayu dan
bore pile dianalogikan apabila kayu tersebut di bor lalu dimasukan paku,
dari kedua analogi tersebut anggapan banyak orang mengatakan bahwa daya
dukung friksi pada tiang pancang akan lebih besar. Dan beberapa teori yang
umum pun mengatakan bahwa daya dukung friksi pada bore pile lebih kecil
dibanding tiang pancang salah satunya pada teori Tomlinson, teori tersebut
mencantumkan nilai (c) direduksi hanya 0,3 0,7 saja. Sedangkan menurut
The British Standard Code of Practical for Foundasion (CP. 2004) pada
poin ke 3 klasifikasi tiang menyebutkan mobilisasi friksi tidak sebesar friksi
pada displacement pile (bore pile).
Tahanan friksi pada tiang pancang ataupun bore pile dipengaruhi oleh
beberapa variabel yaitu, tegangan normal (), kohesi (c), dan sudut geser
Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..1

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

tanah (). Dimana pada pondasi tiang pancang maupun bore pile
mempunyai keunggulan tersendiri pada masing-masing variabel.
Dari variabel di atas nilai kohesi (c) diperoleh dari besarnya gaya tarik
menarik antara butiran tanah (biasanya pada tanah lempung), sedangkan
daya tahan terhadap pergeseran antar partikel tanah disebut sudut geser
dalam (), hal ini dapat ditentukan atau diketahui dari percobaan atas
sample tanah di laboratorium. Seperti yang telah kita pelajari bahwa nilai
variabel tersebut tentunya berbeda-beda tergantung pada jenis tanah.
Bila ditinjau dari nilai daya dukung maka perbedaan nilai variabel
tersebut sangat mempengaruhi terhadap besarnya kapasitas daya dukung
friksi pada pondasi tiang, baik pada tiang pancang maupun bore pile. Tetapi
apabila dibandingkan kapasitas daya dukung friksi pada pondasi tiang
pancang pada tanah kohesif dan non kohesif pasti memiliki keunggulan
tersendiri dari masing-masing tiang. Menjadi menarik apabila kapasitas
daya dukung friksi tiang pancang dan bore pile dibandingkan pada kondisi
tanah yang sama dalam beberapa jenis tanah. Setiap variabel yang bekerja
pada pondasi tiang akan menghasilkan reaksi yang berbeda, karena setiap
jenis tanah memiliki karakter yang berbeda-beda.
Pada penelitian ini untuk membandingkan daya dukung friksi tiang
pancang dan bore pile dilakukan pada 3 kondisi tanah yang berbeda,
diantaranya : a. Lanau; b. Lanau kepasiran; c. Pasir, ketiga jenis kondisi
tanah ini akan menggambarkan beberapa fenomena friksi yang tentunya
berbeda, penjelasan bisa di lihat pada penjelasan Gambar 1.1 dan Gambar
1.2. Untuk mendapatkan data dan mempermudah pengujian penulis akan
membuat simulasi tiang pancang dan bore pile yang diskalakan, dimana
cara pengujiannya dengan cara ditarik menggunakan alat uji tarik yang
kecepatannya menyamai kecepatan CBR (California Bearing Rasio) yaitu
1,27 mm/menit, dan untuk mengamati nilai friksi pada pondasi tiang
tersebut penulis menerapkan aplikasi hukum gesek Newton dan hukum
Coloumb.

Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..2

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah yang dikemukakan di
atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan antara lain:
1. Penelitian besaran nilai daya dukung friksi antara tiang pancang dengan
bore pile pada tiga kondisi tanah yaitu lanau, lanau kepasiran, dan pasir
memiliki perbedaan yang signifikan.
2. Aplikasi hukum Newton bisa digunakan pada pondasi tiang.

1.3

Tujuan
Untuk menjawab permasalahan di atas, dirumuskan tujuan studi ini
sebagai berikut:
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan daya
dukung friksi antara tiang pancang dengan bore pile pada tiga kondisi
tanah yaitu lanau, lanau kepasiran, dan pasir yang pengujiannya dengan
cara ditarik.
2. Mempelajari aplikasi hukum gesekan Newton pada friksi pondasi tiang.

1.4

Hipotesa
Q

Tan
Tan

C
Gambar 1.1 Friksi pada tiang pancang

Gambar 1.2 Friksi pada bore pile

Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..3

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Dari

Gambar

tegangan

normal

1.1,
()

Dari

nilai
akibat

Gambar

nilai

1.2,

tegangan normal () pada bore

proses pelaksanaan di pancang

pile

lebih

kecil

dibandingkan

secara langsung yang menyebab-

dengan tiang pancang diakibatkan

kan adanya desakan tanah sebesar

pengeboran tanah sebelum penge-

diameter tiang yang menyebabkan

coran akan membuat daya desak

tiang pancang terjepit oleh tanah

tanah menjadi kecil. Nilai kohesi

yang membuat tegangan pantul

(c) akibat adanya lekatan antar

sangat besar. Nilai kohesi (c)

butiran tanah + reaksi air semen

akibat adanya lekatan antar butiran

yang bereaksi pada tanah akan

tanah, nilai koefisien gesek

membuat nilai lekatan besar. Nilai

(tan ).

koefisien gesek (tan ) akan lebih


besar diakibatkan proses pengecoran secara langsung, terjadilah
reaksi antara beton segar dengan
tanah yang menimbulkan permukaan bore pile menjadi kasar.

1.4.1 Pada Tanah Lanau


Dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 apabila dibandingkan pada
tanah lanau antara kedua tiang tersebut mungkin akan seperti :
Nilai :

(v) tiang pancang

>

(v) bore pile

(tan ) tiang pancang <

(tan ) bore pile

(c) tiang pancang

<

(c) bore pile

() tiang pancang

() bore pile

Catatan : > lebih besar; < lebih kecil; - tidak dapat dibandingkan
Dari

beberapa

perbedaan

nilai

variabel

tersebut

apabila

dibandingkan dan dibuktikan dengan pengujian tarik mungkin friksi


Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..4

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

yang terdapat pada tiang pancang akan lebih besar dan apabila
diwujudkan dalam sebuah grafik antara hubungan beban tarik (Q) dan

Beban
Bebantarik(Q)
tarik(Q)

Beban tarik(Q)

panjang tarik (s) akan seperti pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4.

Panjang tarik (s)

Panjang tarik
tarik (s)
(s)
Panjang

Gambar 1.3 Grafik friksi tiang pancang dan bore pile pada tanah lanau, lanau
kepasiran, dan pasir

Ket :

Lanau

Lanau

Lanau kepasiran

Lanau kepasiran

Pasir

Pasir

Tiang pancang

Bore pile

1.4.2 Pada Tanah Lanau Kepasiran


Dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 apabila dibandingkan pada
tanah lanau kepasiran antara kedua tiang tersebut mungkin akan
seperti :
Nilai :

v) tiang pancang

>

(v) bore pile

(tan ) tiang pancang <

(tan ) bore pile

(c) tiang pancang

(c) bore pile

() tiang pancang

<

() bore pile

Catatan : > lebih besar; < lebih kecil; - tidak dapat dibandingkan

Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..5

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Dari beberapa perbedaan nilai variabel tersebut apabila di


bandingkan dan dibuktikan dengan pengujian tarik mungkin friksi
yang terdapat pada tiang pancang maupun Bore pile mungkin akan
sama besar dan apabila diwujudkan dalam sebuah grafik antara
hubungan bebaban tarik (Q) dan panjang tarik (s) akan seperti pada
Gambar 1.3 dan Gambar 1.4.

1.4.3 Pada Tanah Pasir


Dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 apabila dibandingkan pada
tanah pasir antara kedua tiang tersebut mungkin akan seperti :
Nilai :

(v) tiang pancang

> (v) bore pile

(tan ) tiang pancang < (tan ) bore pile


(c) tiang pancang

- (c) bore pile

() tiang pancang

< () bore pile

Catatan : > lebih besar; < lebih kecil; - tidak dapat dibandingkan
Dari beberapa perbedaan nilai variabel tersebut apabila di
bandingkan dan dibuktikan dengan pengujian tarik mungkin friksi
yang terdapat pada tiang pancang akan lebih besar dan apabila
diwujudkan dalam sebuah grafik antara hubungan bebaban tarik (Q)
dan panjang tarik (s) akan seperti pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4.

Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..6

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1.4.4 Gambaran Variable Friksi pada Beberapa Kondisi Tanah


Tabel 1.1 Gambaran Variabel Friksi pada Beberapa Kondisi Ttanah
Lempung
No.

Gaya yang bekerja


Pancang

Bore
pile

Lanau
kepasiran
Bore
Pancang
pile

Pasir
Pancang

Bore
pile

Normal ()

>

<

>

<

>

<

Kohesi (c)

<

>

Sudut geser

<

>

<

>

Koefisien gesek (tan )

<

>

<

>

<

>

Catatan : > lebih besar; < lebih kecil; - tidak dapat dibandingkan

1.5

Batasan Masalah
Membandingkan dan menganalsis tahanan friksi pondasi tiang pancang
dan bore pile pada tiga jenis tanah.

1.6

Lokasi Objek
Lokasi pelaksanaan penelitian ini berada di lapang Wood Ball Politeknik
Negeri Bandung di Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung Jawa
Barat.

1.7

Manfaat yang Didapat


Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
dan pembaca secara umum yang berkaitan dengan daya dukung friksi antara
tiang pancang dengan bore pile.

1.8. Sistematika Penulisan


Untuk

mempermudah

penyusunan

laporan

ini,

maka

rencana

penulisannya akan disusun dalam 5 bab. Pada Bab I Pendahuluan, akan


dibahas mengenai latar belakang dari permasalahan yang diajukan dan
merupakan gambaran umum dari isi tugas akhir. Pada Bab II Studi Literatur,

Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..7

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

pada bab ini memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang
penelitian, meliputi pembahasan tentang topik yang akan dikaji lebih lanjut
pada tugas akhir ini. Pada Bab III Metode Penelitian, akan menguraikan
tentang metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah/penelitian,
meliputi prosedur, pembuatan sampel dan pengumpulan data serta teknik
analisis data atau teknis perancangan. Pada Bab IV Data dan Analisis, bab
ini berisikan tentang data-data yang diperoleh dari hasil penelitian serta
analisa dari data-data tersebut. Terakhir, pada Bab V Kesimpulan dan Saran
berisikan kesimpulan dari seluruh analisis data dan pembahasan hasil
perhitungan/penelitian serta berisi saran-saran atau opini yang berkaitan
dengan tugas akhir ini.

Firman A, Wandi M, Perbandingan Daya Dukung..8

Anda mungkin juga menyukai