Anda di halaman 1dari 5

Audit Perbankan

Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan :


Persamaan Memberikan kredit
Perbedaan Perbankan : boleh menerima simpanan
Perusahaan Pembiayaan : tidak boleh menerima
simpanan

Perbankan merupakan kegiatan intermediaries. Bank mempunyai sifat yang sangat kaku dan disorot,
karena kegiatan utamanya berhubungan dengan uang. Yang mempunyai uang adalah yang
membawanya, dan uang sangat mudah dipertukarkan.

Jenis-jenis kontrol di bank :


1. Kontrol BO (Back Office) atau kontrol operasional
2. Kontrol End of Day (EOD)
Adalah mutasi dari setiap pos dan dampaknya pada cash flow. Sebelum proses EOD selesai,
seluruh bagian tidak boleh ada yang pulang, karena dikhawatirkan terdapat selisih pada cash flow
hari itu.
3. Kontrol tanda tangan -> perlu daftar tanda tangan
4. Kontrol validasi
5. Kontrol password
Pasword diganti secara berkala ( maturity control) dan semua bagian tidak boleh mengetahui
password masing-masing.
6. Kontrol kas
Kontrol ini terletak pada cash report yang dibuat oleh teller pada akhir hari, baru ditotal seluruh
teller. Di bagian teller juga mengenal Uang Titipan, yaitu uang masuk yang dititipkan pada teller
yang baru diperhitungkan keesokan harinya. Yang mengontrol kas adalah teller, Back Office dan
Treasury (bendahara). Treasury membuat daily report, menghitung berapa saldo kas yang
dibutuhkan sehubungan dengan GWM (Giro Wajib Minimum), rumusnya 5% dari giro BI. Kalau
saldo kas kurang dari GWM, harus pinjam sementara ke bank lain. Jadi, jika ada permainan di
bank, Treasury bisa tahu. Auditor harus minta TREASURY REPORT.
7. Kontrol konfirmasi
Misalnya untuk inkaso (pengiriman uang luar kota), R/K (Rekening Koran) dan transfer valas
(pengiriman dengan mata uang asing). Misalnya, untuk transfer valas, rekening nasabah sudah
didebet, tetapi uang nya belum dikirimkan. Fee Base : kasus dimana uangnya tidak keluar, tapi
dapat komisi. Contoh : Bank Garansi, penerimaan kas oleh bank untuk pmebyaran pajak, listrik
air, RTGS (Real Time Gross Settlement). Terdapat beberpaa tahap untuk kontrol RTGS :
Dimana letak mesin RTGS, bagaimana bentuknya, berapa yang dikirim, berhubungan dengan
siapa, biayanya berapa, tutupnya jam berapa, kapan sampainya.
Yang paling mudah adalah kontrol konfirmasi tabungan nasabah, karena setiap nasabah setor
maupun tarik tunai, dia dapat memeriksa saldonya sendiri.
Untuk konfirmasi R/K, di bawah R/K ada konfirmasi negatif. Cara auditor untuk mengeceknya
adalah minta buku ekspedisinya. Tidak semua R/K dikirim, karena ada pula R/K yang diambil
sendiri oleh nasabahnya. Dengan demikian konfirmasi negatif berjalan dengan efektif. Auditor
harus membuat kertas kerja tersediri. Auditor tidak boleh melakukan audit substantif, tapi juga
compliance. Contoh juga perjanjian dengan customer, misal mengkonfirmasi nasabah untuk
mencegah pemalsuan tanda tangan.
8. Kontrol Akuntansi
Jangan menanyakan operasional ke bagian akuntansi, tanya langsung ke bagian yang menangani
langsung. Bagian akuntansi hanya melakukan depresiasi, akrual, perpajakan, menggabungkan data
cabang pusat, membuat laporan keuangan untuk BI.
9. Kontrol Intern (Internal Control) atau Rekonsiliasi
Meliputi kontrol dari perhitungan bunga, pajak, dll. Bank wajib membuat anggaran bulanan,
membuat rekonsiliasi dengan aktual, dimana wajib dilaporkan ke BI.
SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) mempunyai prosedur yang lain yang harus disetujui oleh BI,
mempunyai program kerja dan realisasinya. Setiap 3 tahun sekali, laporan SKAI diaudit lagi oleh
auditor. Laporan SKAI sifatnya terbuka. Terdapat laporan dari Direksi/ Komisaris, yang juga harus
dikirim ke BI. Sebelum ke Direksi, temuan-temuan harus didiskusikan dengan Direksi dulu.

Page 1
Page 2

Beberapa bank menggunakan ISO 2003, yang berarti standar bank tersebut sudah sesuai dengan
standar internasional. Tiap 6 bulan sekali, badan yang memberi ISO memeriksa bank tersebut.
Auditor harus meminta laporannya.
10. Kontrol komputer
Yang bisa ditanyakan oleh auditor :
- Beli programnya di siapa? Periksa perjanjian kerjanya.
- Harus mencari ahli yang mendukung audit karena biasanya sistem komputer diperiksa oleh
IBM dan diberi sertifikat , minta sertifikatnya yang terakhir.
- Mereview pekerjaan tenaga ahli.
- Kalau ada virus atau mati lampu, bagaimana?
11. Kontrol warkat
Pengeluaran kas biasanya melalui cek/BG dan print out sertifikat deposito. Yang harus diperiksa
auditor: kapan beli warkat, berapa, dimana, pembukaan rekening berapa. Tanpa kontrol tersebut,
dapat terjadi cek/BG tertukar (misal: seharusnya milik nasabah A, tetapi cek/BG tersebut diberikan
ke nasabah B).
12. Kontrol stationaries
13. Kontrol mesin ATM (Automatic Teller Machine)\
Pengeluaran uang melalui mesin ATM hanya melalui kartu ATM dan password saja. Harus
dipelajari sistemnya. Minta laporan kapan mereka mengujinya. Compliance: meyakinkan semua
fungsi sudah dijalankan.
14. Kontrol KYC (Know Your Customer)
Kontrol ini digunakan untuk menghindari pencucian uang dan terorisme. Dikontrol lagi oleh suatu
badan yang tempatnya di BI. Sistem di Indonesia tidak selemah dulu. Yang harus diperiksa auditor
- KTP nasabah tidak boleh expired
- Tujuan pemakaian pinjaman : misal yang meminjam anak perusahaan, tetapi dananya
digunaka untuk induk perusahaan.
- Harus dicek form KYC, bila tidak dilaksanakan bisa berpengaruh pada kesehatan bank.
15. Kontrol Nomor Nasabah atau Customer Code atau biasa disebut CIF.
Melalui CIF, bisa diketahui customer tersebut mempunyai rekening/pinjaman apa saja. Tujuannya
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh customer tersebut terhadap bank, bisa menggoyahkan
bank kapan saja. Misalnya, apakah seseorang memberikan deposito sedemikian besarnya sehingga
mempengaruhi operasional bank (jika deposito tersebut ditarik semuanya oleh nasabah tersebut).
16. Kontrol Customer Service
- Costumer service selalu memiliki data yang update oleh karena itu bisa diperiksa controlnya.
17. Kontrol Produk
Setiap produk perbankan mempunyai sistem dan prosedur sendiri-sendiri, minta sistem dan
prosedurnya.
18. Kontrol dari BI
19. Kontrol Direksi
Berupa ALCO (Asset and Liability Committee)
20. Kontrol Risk Management
ALMA ( Asset and Liability Management ) contohnya : Asset 20 Milyar modalnya berapa. Uang
nasabah dipakai untuk membayar bunga sedangkan aseet tidak menghasilkan maka Bank dalam
resiko.
21. Kontrol Auditor
Kalau ada fraud, menurut SPAP, auditor tidak dipersalahkan. Namun karena jumlahnya signifikan,
auditor harus mengungkapkan ke WP/ kertas kerja.
22. Kontrol Laporan BI
BI memeriksa setiap bulan Juni, Agustus, September. Laporan itu harus dibaca. Mungkin karena
sifatnya rahasia, laporan tersebut hanya diberikan kepada partner.

Sebelum mulai mengaudit sebuah bank, harus tahu REGULATIONnya dan harus melapor ke BI :
”Saya mau ngaudit Bank A. Apakah saya layak?”. Berdasarkan perjanjian 3 partied, antara BI, Bank
dan KAP, KAP wajib memberikan temuan, diantar sendiri dan dengan surat pengantar.

Harus berpedoman pada PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia).

Klasifikasi kredit :
Golongan Jk waktu macet Provisi
Page 3

1. Lancar 0 1%
2. DPK 1 – 3 bulan 5%
(Dalam Pengawasan Khusus)
3. Kurang Lancar 3 – 9 bulan 15%
4. Diragukan 9 – 12 bulan 50%
5. Macet > 12 bulan 100%

Kalau ada kredit yang direstrukturisasi, harus digolongkan ke dalam golongan DPK. Setelah
pembayarannya lancar selama 3 bulan, baru digolongkan ke dalam golongan Lancar.
Restrukturisasi = tindakan bank agar customer dapat membayar pinjamannya dengan lebih baik, misal
mengurangi jumlah cicilan per bulan dengan memperpanjang jangka waktu pinjamannya.

Jaminan kredit dapat berupa :


1. Tanah dan Bangunan
Yang perlu diperhatikan adalah masalah penilaian, karena letak dan posisi rumah berpengaruh
pada harga rumah
2. Mobil
Yang sering terjadi penyimpangan jika jaminannya berupa mobil. Biasanya setiap tahun nasabah
melakukan perpanjangan STNK, sehingga harus meminjam BPKB mobil yang dijaminkan
tersebut. Dikarenakan BPKB tidak boleh dipinjam, maka harus ditukar dengan BPKB lain. Kadang
nasabah menukar dengan BPKB yang nilainya lebih murah dari nilai yang pertama. Yang sering
terjadi, seteleh pengurusan STNK selesai, nasabah tidak menukar BPKB tersebut.
3. Personal guarantee
Jaminan ini hanya berupa jaminan tambahan bukan jaminan utama.
4. Back to back
Adalah pinjaman dengan jaminan deposito. Spreadnya sebesar 1 – 2%.
Spread = selisih bunga deposito dan bunga pinjaman. Spread harus dianalisa untuk membayar gaji
dan overhead. Bila tidak memadai harus di komentari.

Risk Industry
Beberapa industri yang pada umumnya beresiko :
Real Estate, Textile, Transportasi (Kapal)

Beberapa macam resiko bisnis :


1. Risk Liquidity
Debt Equity ratio. Jumlah hutang dibandingkan dengan jumlah modal.
2. Risiko Pasar
Nasabah lari ke bank lain karena bunganya lebih menarik.
3. Operational Risk
Merupakan semua tindakan karyawan dan sistim di Bank yang mempengaruhi operasi Bank.
4. Reputation Risk
Bila reputasi tercemar maka Bank memiliki resiko.
5. Interest Risk
Misalnya Bank sudah memiliki komitmen memberi bunga ke nasabah tetapi suku bunga BI
naik atau turun sehingga terdapat resiko rugi.

Review Kredit
BI memberi aturan, auditor harus mereview kredit sebesar 70% dari outstanding. Dibuat daftar, diambil
yang terbesar, dasarnya materiality.

PPAP = Penyisihan Piutang Aktiva Produktif

Jenis fasilitas yang biasanya terdapat di bank :


1. Kredit Investasi
2. Kredit untuk Pelunasan L/C
3. Working Capital Credit
4. Fixed Loan
Page 4

Istilah-istilah dalam pemberian kredit :


- Plafond = batas maksimal pemberian kredit. Besarnya adalah 70% dari nilai jaminan yang
diterima.
- Tarif pasar = tarif simpan rata-rata + rate biaya gaji, overhead, profit margin.
- BI checking = dalam proses pemberian kredit, sebelumnya Account Officer memeriksa ke BI
(melalui program yang bisa nge-link ke BI) apakah nasabah tersebut juga mempunyai pinjaman ke
bank lain, dan jika ada berapa jumlahnya.
- File Kredit = File-file tempat AO menyimpan history pemberian kredit seorang nasabah, mulai
dari syarat-syarat pengajuan kredit, copy agunan, copy KTP, dll. Kalau ada perpanjangan kredit,
AO harus membuat file kredit yang baru dimana di dalamnya sebagian diambil dari file kredit
yang lama. Di dalam file kredit yang lama harus diberi keterangan bahwa sebagian file sudah
dipindahkan ke file kredit yang baru.
- Laba ditambah penyusutan = Hak yang bisa digunakan customer untuk membayar pokok & bunga
kredit (penyusutan merupakan biaya non-cash)
- Remedial = bagian bank yang melakukan penyelesaian kredit yang doubtful account.

Dalam prosedur pemberian kredit, tanggal pengucuran kredit tidak boleh kurang dari tanggal
persetujuan kredit.
Prosedur pemberian kredit dibikin manual oleh bank, setelah itu diserahkan ke BI dan harus dipatuhi.
Kesalahan bank terdapat 2 macam :
1. melanggar peraturan BI
2. melanggar peraturan yang dibuat bank itu sendiri

Aset bodong = tidak ada nilainya.


”Tidak ada kepentingan yang lebih tinggi selain kepentingan BI”. Misal BI menganggap suatu aset itu
bodong, maka bank harus menjual asetnya, karena aset yang bodong tidak laku terjual. Suatu aset harus
memiliki manfaat untuk operasional bank. Jika tidak, maka disebut penyertaan. Penyertaan (investasi)
tidak dibenarkan, kecuali untuk pengambilalihan. Karena bank adalah bukan perusahaan investasi, oleh
karena itu tidak diperbolehkan memiliki investasi oleh BI.

Kelompok efek-efek :
1. Efek Trading -> antara book value dan nilai pasar, selisihnya masuk ke L/R.
2. Efek Tersedia untuk Dijual (Available for Sale) -> antara book value dan nilai pasar,
selisihnya dibebankan pada ekuitas.
3. Hold to maturity -> antara book value dan nilai pasar, selisihnya disajikan pada historical cost.
Memindahkan kelompok efek tidak dibenarkan.

Tanah dan Bangunan yang statusnya masih HGB (Hak Guna Bangunan), belum SHM (Sertifikat Hak
Milik), masa penyusutannya s/d tanggal berakhirnya hak.

Revaluasi fix asset harus dinilai oleh lembaga profesi, dimana tujuannya :
- untuk jual beli
- untuk going concern
Yang harus ada adalah penilaian sesuai dengan pemerintah. Revaluasi intern hanya berupa catatan.
Kalau bisa minta surat keputusan dari pajak.
Menurut IAS No.157 :”Kalau aktiva tetap sudah fully depreciated, selisih dengan revaluasi harus
masuk ke R/E”. Agunan juga harus dibuatkan penyisihan.

Komitment dan Kontinjensi : bagaimana mengauditnya? Dengan completeness dan compliance. Dibuat
juga penyisihannya.

Simpanan
Macam-macam simpanan yang diterima oleh bank :
1. Tabungan
Paling mudah mengauditnya, karena selalu adan kontrol dari pemilik rekening. Yang perlu
diperiksa oleh auditor : No.urut tabungan, KYC, prosedur pengeluaran tabungan, sample
operation, ngecek ke kontrol EOD.
2. Giro
Page 5

Kalau bersaldo minus, berarti harus ada agreement (merupakan PRK = Pinjaman Rekening
Koran).
LLL = Legal Lending Limit
Yang perlu diperiksa oleh auditor : umur cek dan giro, prosedur pengeluaran giro, no.urut giro,
KYC, sample opration, ngecek ke kontrol EOD, subsequent event.
Kadang giro diblokir, karena nasabah tersebut menginginkan bank garansi. Kalau rekening ditutup,
sisa cek dan BG harus dikembalikan.
3. Deposito
Bilyet deposito terdiri dari 3 lembar : Lembar ke-1 untuk nasabah, lembar ke-2 untuk File
Deposito, lembar ke-3 untuk Back Office. Pada saat pencairan deposito, nasabah harus membawa
lembar ke-1 untuk dikembalikan ke bank. Tanggal uang masuk dan tanggal di bilyet deposito harus
sama.
ARO (Automatic Roll Over) = jatuh tempo otomatis diperpanjang.
Treasury juga memeriksa mutasi deposito, tetapi hanya summary saja.
Jika pinjaman diberikan sebesar 55% dari total aset, liabilities biasanya lebih besar. Sampling
untuk deposito adalah 80 : 20.

Aktiva Tetap
Tujuan mengaudit aktiva tetap :
1. Ada
2. Dapat digunakan
3. Saldonya benar pada tanggal neraca
4. Sistemnya harus konsisten, misalnya metodenya tidak berubah-ubah.
5. Sub account (rincian)
6. Residual value
7. Ada manfaatnya? Kalau tidak ada manfaatnya, bukan fix asset, tetapi investasi. Invetasi secara
akuntansi dibolehkan, tetapi oleh BI tidak diperbolehkan, karena bank bukan perusahaan
investasi.
8. Ownership dan penggunaannya. Misalnya beli fix asset, tapi lihat dulu dananya dari mana.
Kalau dari nasabah disebut lease. Fix asset harus diasuransikan.
9. Pemeriksaan fisik

R/K untuk pihak terkait -> harus diwaspadai. Kalau ada saldo, tidak boleh melebihi BMPK (Batas
Maksimal Pemberian Kredit).
- secara perorangan : tidak boleh melampaui 10%.
- secara kelompok : tidak boleh melampaui 20%.

Anda mungkin juga menyukai