Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA EKSPERIMENT
CINCIN NEWTON

NAMA

: 1. ALIZAR FEBRI
2. WILDAH HABIBAH
3. WULAN PURNAMA SARI
4. ELVA SANTIKA FJRIN
5. SARINAH PAKPAHAN
6. YULIANA

PRODI

: FISIKA

FAKULTAS : SAINS DAN TEKNOLOGI


KELOMPOK

:3

LABORATORIUM FISIKA INSTRUMENTASI


UNIVERSITAS JAMBI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Cahaya adalah salah satu unsur yang merupakan bagian dalam kehidupan kita

sehari-hari.cahaya itu sendiri banyak mempunyai sifat yang bisa dipelajari secara
fisika

misalnya

bisa

dibiaskan

dipantulkan

dan

lain-lain.untuk

mempelajarinya,kita butuh alat untuk memantulkannya misal untuk pembiasannya


menggunakan lensa,yang merupakan sebuah alat optik yang mempunyai titik
fokus pada praktikum cincin newton.
Beberapa sifat cahaya yang akan dipelajari pada praktikum ini adalah
pembiasan dengan menggunakan lensa cembung. cahaya merupakan gelombang
sehingga memiliki sifat yang dimiliki oleh gelombang pada umumnya. Sifa
tcahaya sebagai gelombang menyebabkan cahaya dapat mengalami peristiwa
pemantulan (refleksi), pembiasan(refraksi), polarisasi, interferensi serta difraksi.
Untuk mempelajari peristiwa-peristiwa cahaya tersebut, kitamembutuhkan suatu
alat untuk memantulkan ataumembiaskan cahaya. Salah satunya menggunakan
lensayang merupakan salah satu alat optic yang mempunyai titik focus. Antar
gelombang cahaya dapat berpadu(berinterferensi) dan dari hasil interferensi
tersebut dapatdiperoleh interferensi konstruktif (penguatan) atau destruktif
(pelemahan).
Untuk mempelajarinya, kita butuh alat untuk memantulkannya ataupun misal
untuk pembiasannya. Salahsatunya adalah lensa, yang merupakan sebuah alat
optik yang mempunyai titik fokus. Jika cahaya yang dipantulkanmengakibatkan
terjadinya interferensi cahaya, maka cahayatersebut akan membentuk pola gelap
terang

yang

sering

kitalihat

pada

kehidupan

sehari-hari.

Pemantulan

daninterferensi dengan menggunakan lensa bdan cermin iniakan dipelajari dalam

percobaan cincin newton ini sesuaidengan fenomena terbentuknya cincin pelangi


atau goresan-goresan melingkar yang sering kita lihat dalam kehidupansehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah, sebagai berikut :
1. Apakah fungsi dari alat-alat pada cincin Newton?
2. Bagaimanakah cara mendapatkan nilai panjang gelombang sumber
cahaya?
3. Bagaimanakah cara menginterprestasikan hasil menjadi berupa grafik?

1.3.

Tujuan praktikum

Tujuan praktikum percobaan cincin newton ini adalah:


1.menjelaskan fungsi alat pada cincin newton
2. mendapatkan nilai panjang gelombang sumber cahaya
3. melakukan interpretasikan hasil berupa grafik

BAB II

KAJIAN TEORI
2.1. Cincin Newton
Cahaya merupakan komposisi alam yang sering dijumpai . Hal ini
dikarenakan cahaya merupakan salah satu sumber kehidupan di bumi. Pada
dasarnya dalam sebuah tinjauan berbagai konsep ilmu, cahaya memiliki perannya
masing-masing. Dalam tinjauan analisasecara fisika, cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik. Karena cahaya merupakan suatu gelombang maka
secara sifatnya dapat di pantulkan, dibiaskan, berinterferensi, atau yang lain.
Pada fenomena cahaya yang menarik yakni fenomena cincin Newton,
dimana cahaya dikenakan pada lensa bikonveks membentuk suatu lingkaranlingkaran cincin. Sehingga perlu dilakukan sebuah praktikum untuk mempelajari
fenomena tersebut.
Kerambatan gelombang apapun melalui ruang dapat digambarkan dengan
menggunakan metode geometris yang ditemukan oleh Christian Huygens atau
konstruksi Huygens yang berbunyi setiap titik pada bidang gelombang primer
(utama) bertindak sebagai sebuah sumber anak gelombang (wavelets) sekunder
yang kemudian berkembang dengan laju dan frekuensi yang sama dengan
gelombang primernya.

Gambar 1.1 Jika cahaya merupakan suatu gelombang, cahaya yang melewati salah satu
celah akan berinterferensi dengan cahaya yang melewati celah yang lain

Gambar 1.1 memperlihatkan permukaan cembung sebuah lensa yang


bersentuhan dengan pelat kaca yang rata.sebuah film tipis udara dibentuk di antara
kedua permukaan itu. Bila anda memandang susunan itu dengan cahaya
monokromatik, maka anda melihat cincin-cincin interferensi yang berbentuk
lingkaran. Cincin-cincin ini telah dipelajari oleh newton dan dinamakan cincin
newton (newtons ring). Bila anda memandang susunan itu melalui cahay yang
direfleksikan, maka pusat pola itu kelihatan berwarna hitam.
Kita dapat menggunakan pita interferensi untuk membandingkan permukaan
dari dua bagian optis dengan menempatkan keduanya bersentuhan dan dengan
mengamati pita-pita interferensi. Cakram yang lebih tebal di sebelah bawah yang
berdiameter lebih kecil di sebelah atas adalah lensa yang sedang diuji. Itu adalah
pita-pita interferensi newton. Setiap pita itu menunjukkan sebuah jarak tambahan
diantara bahan contoh dan insuk sebesar setengah panjang gelombang.pada 10
garis dari noda pusat, jarak antara kedua permukaan itu adalah 5 panjang
gelombang, atau kira-kira 0,003 mm. ini belum dapat dikatakan sangat baik.
Lensa berkualitas tinggi diasah secara rutin dengan ketelitian sebesar kurang dari
satu panjang gelombang.

.
Gambar 1.2 Film Udara antara sebuah lensa cembung dan sebuah permukaan rata

Lensa adalah benda bening yang terbuat dan dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat membiaskan dan meneruskan hampir semua cahaya yang
melaluinya. Ada 2 jenis lensa, yaitu lensa positif/ lensa cembung dan lensa
negatif/ lensa cekung. Lensa cembung memiliki sifat mengumpulkan cahaya
sehingga disebut lensa konvergen/ konveks. Pada lensa cembung, terdapat tiga
sifat istimewa, yaitu sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan
menuju titik fokus, sinar datang yang melalui fokus dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama, dan sinar yang melalui pusat optik tidak dibiaskan.[3]
Lensa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan cahaya
dan juga untuk menyebarkan cahaya. Pada lensa cembung, sinar datang dapat
datang dari dua arah, sehinga menyebabkan ada dua titik fokus. Karena sesuai
dengan sifat istimewa lensa cembung, maka lensa cembung dapat dikatakan
mengumpulkan cahaya, karena sinar datang dibiaskan menuju titik fokus, dan
disebut lensa konvergen.
Piranti Cincin Newton dalam penggunaannya dipakai untuk pengukuran
panjang gelombang suatu sumber cahaya monokromatis. Bila cahaya yang

dijatuhkan berupa cahaya monokromatik, maka di permukaan datar lensa


plankonveks terlihat cincin gelap ( minimum) dan terang (maksimum). Berikut ini
gambar hasil pola Cincin Newton dengan pola pusat:

BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1. Metode
Jenis praktikum cincin newton ini yakni kuantitatif karena outputnya berupa
nilai jari-jari frinji. Hal itu diukur karena nilai jari-jari frinji digunakan untuk
mencari nilai yang digunakan pada percobaan tersebut. Nilai dapat ditentukan
dengan menggunaan persamaan [1].
r2
m = R
untuk percobaan digunakan alat dan bahan diantaranya lampu mercuri dan set alat
newton rings.

mulai

Siapkan alat

Bersihkan lensaatur posisi lensa pada tempatnya

Atur fokus

Tekan switching

Mendapatkan nilai jari - jari cincin

selesai

Dan percobaan dilakukan dengan cara sebagai berikut pertama, dipastikan


peralatan yang terdiri dari sumber cahaya dan set alat nerton rings terpasang
lengkap.
Alat dan Bahan
Nama Alat
Newton rings apparatus
Lens, mounted, f +50 mm
Interference filters, set of 3
Screen, translucent
Lamp, f. 50 W Hg high press, lamp
Power supply for Hg CS/50 W lamp
Double condensor, f 60 mm
Lens holder
Slide mount f.opt.pr.-bench, h 30 mm
Slide mount f.opt.pr.-bench, h 80 mm
Optical profile-bench, l 1000 mm
Base f.opt.profile-bench, adjust
Rule, plastic, 200 mm

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
2
4
1
1
2
1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Cincin Newton sebenarnya adalah pola interferensi yang berupa lingkaranlingkaran gelap dan terang yang konsentris. Pola fringes ini dihasilkan oleh
pembiasan cahaya yang dipantulkan oleh lapisan udara yang terletak di antara
kondensor dan lensa cembung. Pada eksperimen ini dilakukan dengan cara
pengambilan data berupa jari-jari yang terbentuk oleh pembiasan cahaya pada
orde kem. Pada peristiwa pembiasan ini didapatkan pola gelap terang yang
menyerupai cincin. Pengamatan dilakukan pada gelap pusat yang terbentuk di
tengah bidang pengamatan kemudian mencatat nilai jari-jari yang ditunjukkan
pada layar dan untuk gelap pusat ini dijadikan sebagai posisi awal. Data yang
diambil berupa jari-jari untuk orde ke satu hingga ke sepuluh. Dari hasil yang
didapatkan berupa orde ke 1 10 dan juga nilai m dapat diolah menggunakan
grafik regresi linier sehingga didapatkan nilai panjang gelombang warna kuning,
hijau dan biru dari eksperimen ini.
Dari hubungan antara orde dan juga rm tersebut dapat diketahui nilai
panjang gelombang berdasarkan rumus:

r
Rm

Apabila menggunakan persamaan regresi linier


dari y merupakan

y=ax+b dimana nilai

rm2 maka untuk nilai a merupakan perkalian antara dan

juga nilai x nya adalah m (orde). Sehingga dari persamaan yang diperoleh yaitu :
rm2=Rm
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa nilai a (gradient) merupakan
perkalian antara sehingga:
a=R
Agar dapat terbentuk pola pembiasan, pembelah berkas cahaya diatur
sesuai datangnya cahaya yang tegak lurus dengan lensa. Sebelum mengambil data
posisi lensa harus diatur agar pembiasan cahayanya pada layar lebih fokus dan
hasilnya lebih teliti. Apabila sudah terlihat pola, jadikan pola gelap pertama yang
terletak pada pusat benang sebagai gelap pusat dan juga sebagai skala awal,
kemudian atur untuk gelap pada orde selanjutnya dan ambil data yang terlihat
pada pembiasan di layar. Ulangi hingga didapatkan orde ke sepuluh dengan nilai
jari-jari yang berbeda tiap orde tersebut.
Pada praktikum ini, data yang diambil adalah jari-jari cincin yang terlihat
pada layar dari terang ke terang. Jari-jari yang diukur, yaitu kekanan dan
yang kekiri dari titik pusat tiap pengukuran, sebanyak 10 cincin, jadi kekiri 10
cincin dan kekanan 10 cincin. Dalam praktikum kali ini, metode yang digunakan
adalah metode grafik, dimana kelebihan dari metode ini adalah kita akan
memperoleh informasi lebih banyak daridata yang telah kita peroleh saat
praktikum, dimana kita bisa meninjau besaran-besaran dan satuan-satuan
yang berhubungan, sesuai persamaan yang kita pakai. Namun, metode ini
juga masih memiliki kekurangan, yaitu pada saat penarikan garis terhadap
titik-titik data yang telah diplot kedalam kertas grafik, yang disebabkan oleh
persebaran titik data yang kurang bagus.

Dari praktikum yang telah kami lakukan, data yang diperoleh masih
sangat jauh dari hasil sebenarnya, namun saat diplot kedalam grafik, bisa
membentuk garis linier yang hampir bisa tepat melewati semua titik,
sehingga lebih mudah bila perhitungannya menggunakan regresi linier.
Berdasarkan hasil eksperimen cincin newton maka dihasilkan data sebagai
berikut:

A. Lensa kuning
No

Orde ke-m

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

rm

r 2m

4
5
5.5
7
8
8.2
9
9.2
10
10.1

16
25
30.25
49
64
67.24
81
84.64
100
102.01

interpretasi grafik
12
10
8 f(x) = 1x - 0
6 R = 1
4
2
0

Dimana setelah dilakukan perhitungan akan dihasilkan pada eksperimen yang


dihasilkan adalah sebesar 973,2 nm, dan hasil untuk panjang gelombang adalah
582 nm. Dari data tersebut diperoleh bahwa besarnya error yang didapatkan dalam
eksperimen adalah sebesar 67%.
B. Lensa warna Hijau
N

Orde ke-m

rm

rm2

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4
5
6.3
6.7
7
7.8
8
8.2
9
9.75

16
25
39.69
44.89
49
60.84
64
67.24
81
95.06

90
80

f(x) = 8.01x + 3.47


R = 0.99

70
60
50
kuadrat jari-jari 40
30

Linear ()

20
10
0
0

10

12

orde

i
Dimana setelah dilakukan perhitungan akan dihasilkan pada eksperimen
yang dihasilkan adalah sebesar 783,5 nm, dan hasil untuk panjang gelombang
adalah 545 nm. Dari data tersebut diperoleh bahwa besarnya error yang
didapatkan dalam eksperimen adalah sebesar 43 %

C. Lensa warna biru


N

Orde ke-m

rm

rm2

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3
4,8
5
6
6,8
7
7,6
8,5
8,7
9

9
23,04
25
36
46,24
49
57,76
72,25
75,69
81

90
80

f(x) = 8.01x + 3.47


R = 0.99

70
60
50
kuadrat jari-jari 40
30

Linear ()

20
10
0
0

10

12

orde

Dimana setelah dilakukan perhitungan akan dihasilkan pada eksperimen


yang dihasilkan adalah sebesar 723,8 nm, dan hasil untuk panjang gelombang
adalah 431 nm. Dari data tersebut diperoleh bahwa besarnya error yang
didapatkan dalam eksperimen adalah sebesar 70 %.
Tingginya nilai galat/error yang didapatkan pada praktikum ini dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal , diantaranya:
1. Sudut pandang yang tidak pas saat pengukuran.
2. Kesalahan dari alat eksperimen sendiri dimana pada saat eksperimen
lampu/cahaya tidak fokus.
3. Kesalahan praktikan pada saat pembacaan hasil terukur pada alat ukur.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Nilai panjang gelombang cahaya yang didapatkan dari eksperimen
sebesar :
1. Pada warna hijau
= 783,5 nm

error= 43%
2. Pada warna kuning
= 973,2nm
error= 67%
3. Pada warna biru
= 732,8 nm

error= 70.02 %
Semakin besar orde maka semakin besar pula jari-jari lintasan yang
terbentuk.
5.2. Saran
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam pembacaan skala dan penggeseran pada
rumbai yang terjadi. Alat yang digunakan juga perlu diperbaiki karena pada lensa
sedikit pecah

DAFTAR PUSTAKA
Staff Lab. Fisika Dasar FMIPA UGM.2009. Buku Panuan Praktikum Fisika
Dasar II. Yogyakarta : FMIPA UGM
Halliday & Resnick.1990. Fisika Jilid 2 Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Giancoli Douglas C. 2001.FISIKA edisi ke lima, Jakarta, Erlangga
Sears dan Zemansky. 2003. Fisika Universitas. Jakarta, Erlangga
Tipler, Paul A dan Ralph A. Llewellyn. 2008. Modern Physics 5th edition. New
York: W.H. Freeman and Company

LAMPIRAN
A.Kuning
No

Orde ke-m

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

m=

r2
R

rm

r 2m

4
5
5.5
7
8
8.2
9
9.2
10
10.1

16
25
30.25
49
64
67.24
81
84.64
100
102.01

Orde 1
m=

r2
R
6

1610
1. =
12,141

=1.317106
=1317 nm
Orde 2
2

r
m=
R

25106
2. =
12,141
=1029106
=1029 nm

orde 3
m=

r2
R

3. =

30.25106
12,141
6

=82310

=823 nm
Orde 4
2

m=

r
R

4. =

16106
12,141

=1008106
=1008 nm

Orde 5
2

m=

r
R

64106
5. =
12,141
=1.054106
=1054 nm
Orde 6
r2
m=
R
6

6. =

67,2410
12,141

=0.922106
=922 nm
Orde 7
m=

r2
R

7. =

81106
12,141
6

=0.95310
=953 nm

Orde 8

m=

r2
R
6

84.6410
8. =
12,141
=0.871106
=871 nm
Orde 9
r2
m=
R

9. =

100106
12,141
6

=0.91510
=915 nm
Orde 10
m=

r2
R
6

10. =

102,0110
12,141

=0.840106
=840 n m

tot

1317+ 1029+ 823+1008+1054+ 922+ 953+871+915+ 840


10
973,2

Error

973,2582
x 100 =67
582

WARNA HIJAU
Orde 1
r2
m=
R
16106
1. =
12,141
6

=1.31710
=1317 nm

orde 2
m=

r2
R

2. =

25106
12,141

=1.029106
=1029 nm

orde 3
m=

r2
R

3. =

36.69106
12,141

=1.007106
=1007 nm
orde 4
2

m=

r
R

4. =

44.8910
12,141
6

=0.92410
=924 nm
orde 5
r2
m=
R

49106
5. =
12,141
=0.807106
=807 nm
orde 6
2

m=

r
R

6. =

60.84106
12,141

=0.835106
=835 nm
orde 7
2

m=

r
R

7. =

6410
12,141

=0.75310
=753 nm
orde 8
r2
m=
R

67.24106
8. =
12,141
=0.692106
=692 nm
orde 9
2

m=

r
R

9. =

16106
12,141

=0.471106
=471 nm
orde 10
2

m=

r
R

10. =

1610
12,141

=0.78210
=782nm

tot

1317+ 1029+ 1007+924+ 807+835+753+ 692+ 471+782


10
783,5 nm

Error

783,5545
x 100 =43
545

CAHAYA BIRU
. Filter Cahaya Biru

Orde ke-m

rm

rm2

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3
4,8
5
6
6,8
7
7,6
8,5
8,7
9

9
23,04
25
36
46,24
49
57,76
72,25
75,69
81

r
Rm
2

1.

1=

3 x 10
12,141 x 1

684 nm
2

4.

0,741 x 106 m

6 x 10
12,141 x 4
6

741nm

0,741 x 10 m
6

2.

4=

34,8 2 x10
2=
12,141 x 2

741nm
2

0,948 x 106 m

6,8 x 10
12,141 x 5
6

0,761 x 10 m

948 nm
2

3.

5.

5=

5 x 10
3=
12,141 x 3

761nm
2

0,684 x 106 m

6.

6=

7 x 10
12,141 x 6

743 nm

0,672 x 106 m
672 nm

7.

7=

9.

7,6 2 x 106
12,141 x 7

0,692 x 106 m
692 nm

0,679 x 106 m
679 nm

8.

8=

10.

8,5 2 x 106
12,141 x 8

667 nm

7328
10

=732,8 nm
Error =

732,8431
431

= 70.02 %

92 x 106
10=
12,141 x 10

0,667 x 106 m

0,743 x 106 m

tot=

8,7 2 x 106
9=
12,141 x 9

x 100%

Anda mungkin juga menyukai