NIM
: 13713054
Kelompok
:3
Anggota (NIM)
Tanggal Praktikum
: 6 April 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material yang banyak dijumpai dalam bahan konstruksi salah satunya yaitu
keramik. Produk keramik yang digunakan dalam bahan konstruksi antara lain
dinding, tegel, closet, genteng dan lainnya.
Proses produksi keramik terutama keramik konvensiona l bisa dilakukan
dengan berbagai cara. Dari hasil produksi keramik dapat dihasilkan sifat keramik
tersebut. Sifat yang biasa ditemukan di keramik ialah kekerasannya yang tinggi
namun getas.
Sifat getas keramik dinyatakan dengan modulus elastisitas dimana besarnya
dapat diukur dengan metode three point bending. Selain itu, ada sifat keramik
yang menyatakan ukuran kualitas keramik, yaitu porositas. Porositas dapat diukur
besarnya dengan metode Archimedes.
1.2 Tujuan Praktikum
Menentukan modulus elastistas specimen keramik dengan porositas 10%,
20%, 30% dan 40%.
BAB II
DASAR TEORI
Pemrosesan keramik, terutama keramik konvensional dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya yaitu slip casting, plastic forming, dan powder pressing.
Slip casting merupakan teknik pembuatan keramik dengan menggunakan
slurry yang terdiri dari dry mix dan liquid yang dituangkan kedalam gypsum sebagai
cetakannya. Slurry kemudian didiamkan didalam cetakan agar air terserap ke dalam
cetakan. Contoh produknya ialah closet.
Tipe ketiga ialah powder pressing, dimana proses ini memanfaatkan spray
drying untuk mengontrol orientasi partikel sehingga membentuk droplet atau granula
yang berongga. Metode ini menghasilkan kadar air sekitar 5% yang menyebabkan
produknya menjadi lebih padat akibat penyusutan yang lebih homogen. Contoh
produknya ialah tegel.
Dari ketiga pemrosesan keramik tersebut, dibutuhkan komponen-komponen
penyusun keramik yang tepat supaya dapat diperoleh sifat yang diinginkan.
Komposisi material keramik biasanya terdiri dari tiga komponen utama, yaitu binder,
flux, dan filler.
Binder berguna untuk memberikan sifat plastis dan meningkatkan ketahanan
bodi terhadap pembakaran. Contohnya yaitu kaolin. Flux berguna untuk mengikat
clay dengan filler dalam keadaan fasa cair dan sebagai matriks pengikat dalam fasa
gelas. Contohnya yaitu feldspar. Filler berguna untuk mengontrol ekspansi termal
dan komponen pengisi dalam bodi keramik.
Hasil proses produksi keramik biasanya disertai dengan adanya porositas pada
produk tersebut. Porositas merupakan kekosongan pada suatu material padatan.
Porositas dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu open pore, closed pore dan
interconnected pore.
Open pore adalah pori yang terdapat di permukaan keramik akibat imperfect
packing dan gas yang keluar saat keramik dikeringkan dan dibakar. Closed pore
adalah pori yang terdapat di dalam keramik akibat gas yang terperangkap dan tidak
dapat
keluar.
Sedangkan
interconnected
pore
merupakan
saluran
yang
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 Data Percobaan :
BAB IV
ANALISIS DATA
Praktikum modul porositas dan modulus young keramik ini bertujuan
menentukan harga modulus elastisitas keramik dengan nilai porositas yang berbedabeda. Pada praktikum ini, metode three-point bending digunakan dalam pengambilan
data specimen keramik. Data yang diperoleh berupa dimensi specimen, gaya
pembebanan dan defleksi.
Dari data tersebut, kemudian diolah menghasilkan grafik beban terhadap
defleksi. Kemudian dari grafik diperoleh persamaan linear yang digunakan dalam
menghitung nilai E.
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai E yang berbeda-beda untuk setiap
specimen dimana spesimen 1 memiliki nilai E yang paling besar dengan urutan dari
yang terbesar ke yang terkecil ialah specimen 1,2,3 dan 4.
Harga E yang diperoleh dari tiap specimen merupakan representasi dari sifat
kegetasan tiap specimen. Kegetasan dapat disebandingkan dengan kekerasan
material. Spesimen 1 memiliki nilai E yang paling besar mengindikasikan specimen
tersebut merupakan specimen yang paling getas dan paling keras diantara specimen
yang lain.
energinya menjadi rendah salah satunya yaitu dengan deformasi plastis berupa crack.
Semakin banyak porositas akan menyebabkan material tersebut mudah terdeformasi
plastis dan sifat getasnya menurun.
Meskipun hasil percobaan ini sesuai dengan teori, namun dalam proses
pengambilan data
masih
yang
menyebabkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Modulus elastisitas specimen keramik dengan porositas 10%, 20%, 30% dan
40% secara berturut-turut ialah 9672.616 MPa, 8135.436 MPa, 6890.91 MPa dan
6282.473 MPa.
5.2 Saran
Spesimen yang diuji sebaiknya specimen baru yang belum dipakai untuk
pengujian modul ini sebelumnya. Selain itu, perlu keseragaman dimensi tiap
specimen.
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM C 373-88, Standard Test Method for Water Absorption, Bulk
Density, Apparent Porosity, and Apparent Specific Gravity of Fired
Whiteware Products, West Conshohocken-Pennyslvania.
2. ASTM C 674-88, Standard Test Method for Flexural Properties of Ceramic
Whiteware Materials, West Conshohocken-Pennyslvania.
3. Callister, W.D., Materials Science and Engineering: An Introduction, 2000,
New York: John Wiley and Sons.
LAMPIRAN
Tugas Setelah Praktikum
1.
2.
3.
4.
energy tersebut akan langsung dikonversi agar energinya menjadi rendah salah
satunya yaitu dengan deformasi plastis.
4.
Tugas Tambahan
1.
2.
Turunkan rumus E
Jawab :
1.
2.