Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
itu.
Masukan
Murid
Proses Belajar
Guru
Kurikulum
Lingkungan
Murid
Sarana/prasarana
Organisasi Sekolah
Keluaran
Lulusan
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika
administrasi dilihat dari sudut lain, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat
apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan itu
sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu
tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia,
uang, sarana dan prasarana maupun waktu.Upaya harus dicari dalam memanfaatkan
sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Seringkali saran dan prasarana yang
ada dalam proses belajar mengajar, belum dimanfaatkan secara baik seperti buku
paket atau bantuan alat-alat seperti mikroskop di sekolah hanya menjadi pajangan
saja.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk
menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator
pendidikan itu, ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing ngarso mangun karso
dan ing ngarso sung tulodo dalam pencapaian tuuan pendidikan. Dengan perkataan
lain bagaimana ia menggerakan dan mengawasi, bekerjasama-sama dan memberi
contoh. Sudah barang tentu administrator yang ingin berhasil harus memahami teori
dan praktek kepemimpinan, serta mampu dan mau untuk melaksanakan pengetahuan
dan kemauannya itu.
Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan
keputusan. Kita tahu bahwa melakukan yang mudah.Setiap saat kegiatan sekelompok
orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap saat administrator dihadapkan kepada
bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Untuk
memecahkan masalah tersebut diperlukan kemampuan dalam mengambil keputusan,
yaitu memilih kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemungkinankemungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Setiap guru harus mengambil
keputusan apa yang terbaik bagi muridnya. Karena mengambil keputusan selalu ada
resikonya, maka guru harus mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang
baik.Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang dapat menuntut pengambilan
keputusan pendidikan yang baik.
Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam penjelasan undang-undang tersebut, dikemukakan bahwa sebutan
sistem pendidikan nasional merupakan perluasan dari pengertian sistem pengajaran
nasional seperti yang tertulis dalam Undang-undang Dasar 1945 Bab XIII, Pasal 31
Ayat 2. Perluasan ini memungkinkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tidak
membatasi pada pengajaran saja, melainkan meluas kepada masalah yang
berhubungan dengan pembentukan manusia Indonesia. Beberapa hal lain yang kita
temukan mengenai sistem pendidikan nasional dalam undang-undang itu adalah: a)
Sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting
dalam mencapai cita-cita nasional; b) sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara
semesta, menyeluruh, dan terpadu. Semesta diartikan sebagai terbuka bagi seluruh
rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara; menyeluruh diartikan sebagai
mencakup semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; dan terpadu diartikan sebagai
kesalingterkaitan sistem pendidikan nasional itu dengan seluruh usaha pembangunan
nasional; c) pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P
dan K (UUSPN No. 2/89 Pasal 49). Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsurunsur penting dalam sistem pendidikan yang akan kita pekai sebagai titik tolak
pembahasan.
Pertama, sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan. Saruan
pendidikan adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempunyai wujud
sekolah, kursus, kelompok belajar ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam
bangunan tertentu atau tidak. Yang terakhir ini misalnya satuan pendidikan yang
penyelenggaraannya menggunakan sistem jarak jauh.Dengan kegiatan pendidikan
yang dimaksudkan untuk semua usaha yang ditujukan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Kegiatan itu dapat berlangsung dalam satuan pendidikan atau dalam unit
lain yang terkait, seperti yayasan, Kantor Departemen P dan K di semua tingkat serta
dalam berbagai lembaga di luar Departemen P dan K, dan yang terkait atau yang
Unsur III
Unsur IV
Unsur V
Unsur VI
Unsur V
Unsur VII
pendidikan dasar terdiri atas sekolah dasar dan sekolah dasar luar biasa.Jika kita
berbicara tentang sekolah menengah, maka kita berbicara tentang dua jenjang sekolah
karena sekolah menengah pertama berada di jenjang pendidikan dasar, sedangkan
sekolah di atas sekolah menengah pertama berada pada jenjang pendidikan
menengah.Program pendidikan S1 dan LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan), dirancang untuk mengajar pada jenjang pendidikan menengah,
meskipun dengan kurikulum yang fleksibel (luwes) lulusan S1 itu juga mampu
mengajar pada jenjang pendidikan dasar.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinisikan sebagai
pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah mempunyai bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas: a) sekolah
menengah umum, b) sekolah menengah kejuruan, c) sekolah menengah keagamaan,
d) sekolah menengah kedinasan, dan e) sekolah menengah luar biasa. Sebagai suatu
unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, sekolah menengah harus ikut
menyumbang terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Berikut ini diberikan bagan (Gambar 1.1) yang melihat sistem pendidikan dari
unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebagai suatu sistem, pendidikan mempunyai
masukan yang diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan keluaran. Peserta didik
sebagai masukan, diolah dalam proses pendidikan dan keluaran sebagai lulusan.
Untuk memudahkan unsur-unsur sistem pendidikan itu diidentifikasikan sebagai
unsur yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989.
Prose
Masukan
Keluaran