BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Demam Berdarah Dengue
3.1.1. Definisi
Demam dengue (dengue fever/DF) dan demam berdarah dengue (DBD)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
lifadenopati, dan trombositopenia. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai oleh hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok yang dapat
menyebabkan kematian.4
3.2.. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus
merupakan virus dengan diameter 30 nm, bulat, terdiri dari RNA tunggal dengan
berat molekul 4106 Da. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam
berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotipe terbanyak dibandingkan dengan yang lain. Namun, ada yang
mengatakan serotipe DEN-2 lebih bersifat virulen.3
3.3. Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia tenggara, Pasifik Barat,
dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh
wilayahnya. Insiden DBD di di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000
penduduk (1989-1995); dan pernah meningkat tajam hingga 35 per 100.000
penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun
hingga mencapai 2% pada tahun 1999.5
15
16
Ini
yang
disebut
dengan antibody
dependent
enhancement (ADE).
17
Kurane dan Ennis (1994) merangkum pendapat Halstead dan peneliti lain;
menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang
memfagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi
di dalam makrofag. Terjadinya infeksi makrofag menyebabkan aktivasi Th dan Ts
sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan
mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF
alfa, IL-1, PAF, IL-6 dan histamin yang mengakibatkan terjadinya disfungsi
endotel dan terjadi kebocoran plasma. Ini juga diperkuat oleh peningkatan C3a
dan C5a.
Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme:
18
IgM: terdeteksi mulai hari 5, meningkat sampai minggu ke3, menghilang setelah 60-90 hari.
IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
19
purpura,
epistaksis,
perdarahan
gusi,
melena,
hemetemesis, dll
Trombositopenia (<100.000/ul)
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran
plasma)
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar umur dan
jenis kelamin
20
21
22
23
Periode febris
Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode ini, dimana
belum / tidak dapat dibedakan apakah Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic
Fever, maka pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.8
Antipiretik
Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg / BB / kali tidak lebih dari
4 kali sehari. Jangan memberikan aspirin dan brufen / ibuprofen, dapat
menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.
Antibiotika tidak diperlukan
Makan disesuaikan dengan kondisi napsu makannya.
Apabila penderita ditetapkan rawat jalan, maka kalau dalam perjalanan
didapat keluhan dan tanda klinis seperti dibawah ini dianjurkan untuk segera
datang ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya.
Gejala dan tanda yang dimaksud adalah :
Nyeri abdomen
Pemberian cairan dapat diberikan per oral, akan tetapi apabila penderita
tidak mau minum muntah terus, atau panas yang terlalu tinggi maka
pemberian cairan intravena menjadi pilihannya.
Berat Badan ( Kg )
24
10
10-20
>20
100cc / kgBB
1000 cc + 50cc / KgBB diatas 10kg
1500 CC + 20 CC / Kg BB diatas 20 Kg
* Setiap derajat C kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12 % dari
kebutuhan rumatan .
`Untuk cairan rumatan ini dapat dipakai solutio D5 Saline atau D5
Saline tergantung umur penderita .
Periode afebris
Dengue Fever
Kebanyakkan penderita Dengue Fever, setelah panas turun, penderita
merasa / tampak lebih segar, timbul nafsu makan dan akan segera sembuh tanpa
disertai komplikasi, sehingga tidak ada pengobatan khusus . Kadang timbul gejala
klinis confalescence petechial rash pada tangan atau kaki dengan memberi
kesan seperti sarung tangan atau kaus kaki. Dalam prosentase yang kecil periode
konfalesence ini membutuhkan waktu agak panjang
Dengue Hemorrhagic fever
Setelah diagnosis Dengue Hemorrhagic Fever dibuat oleh seorang dokter,
maka tetapkan terlebih dahulu derajatnya, apakah grade I / II yang tidak disertai
gangguan sirkulasi, ataukah grade III / IV yang sudah disertai shock.
Perlu
ditegaskan
bahwa
untuk
penatalaksanaan
penderita
Dengue
Hemorrhagic Fever yang harus dikuasai oleh seorang dokter adalah pemberian
cairan intravena,sebatas cukup untuk mempertahankan sirkulasi yang efektif
selama periode plasma leakage, disertai pengamatan yang teliti dan cermat
secara periodik seperti terpampang dalam diagram di atas. Cairan yang dipakai
dapat berupa kristaloid seperti D5 Normal Saline, Ringer Laktat , D5 Ringer
Laktat, D5 Ringer Asetat dan koloid yang mempunyai berat molekul yang tinggi
seperti Plasma, Plasma pengganti ( Dextran, Haess dll ).
Demam
25
Jenis thermometer
Air raksa, elektronik
Air raksa, elektronik
Air raksa, elektronik
Emisi infra merah
Rentang;rerata
o
suhu normal ( C)
34,7 37,3; 36,4
35,5 37,5; 36,6
36,6 37,9; 37
35,7 37,5; 36,6
Demam (oC)
37,4
37,6
38
37,6
Etiologi Demam
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.
Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun
26
parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak
antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis,
bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis
media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah
dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1 (Davis, 2011).
Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides
imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain
faktor lingkungan, suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, penyakit
autoimun, keganasan, efek imunisasi pada anak, dan gangguan sistem saraf pusat.9
Patofisiologi Demam
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama
pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua
yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh
dari pirogen eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau
mikroorganisme seutuhnya. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin
lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen
adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh
pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN.
Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit, neutrofil, dan
limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika
terstimulasi.10
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih
(monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin,
mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan
mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium
hipotalamus untuk membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk
27