Anda di halaman 1dari 88

IWAN HAMZAH,S.Kep.Ners,M.

Kes

Prevalensi DM di Daerah Perkotaan


Menurut Provinsi
Provinsi
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali

Prevalensi
(%)
8,5
5,3
4,1
10,4
5,2
3,4
3,0
6,2
8,6
3,3
6,6
4,2
7,8
5,4
6,8
5,3
3,0

Provinsi
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalteng
Kalsel
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sultra
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

Prevalensi
(%)
4,1
1,8
11,1
3,2
5,0
6,0
8,1
4,5
4,6
3,8
7,7
3,7
4,8
11,1
5,5
1,7

Apakah Diabetes itu ?


Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena
ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa
akibat kurangnya jumlah insulin atau insulin tidak
berfungsi sempurna

Definisi

Diabetes Melitus merupakan kelompok kelainan

heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar


glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner &
Suddarth, 2001).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme
yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat (Price, Slyvia Anderson, 1995).
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa
darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Soegondo, 2002).

ETILOGI
Genetik
Virus Hepatitis B
Penyakit Pankreas
Gaya Hidup
Kelainan Hormon

Penyebab Diabetes Mellitus


Kelainan sel beta pankreas
Kelainan plasma, beredarnya antibodi anti insulin
Kelainan kerja insulin pada sel sasaran,

menurunkan kadar reseptor insulin atau kegagalan


pengikatan insulin

Penyebab terpenting:
Miokard infark
Gagal ginjal
Penyakit vaskular otak
Penyakit infeksi
Penyakit arteriosklerosis lain

Tanda Khas DM
POLI Urin
Peningkatan Glukosa menyebabkan terjadinya
diuresis Osmotik, Glukosa yang tinggi pada sistem
filtrasi sehingga mengurangi reabsobsi cairan
tubulus. Efek keseluruhannya adalah kehilangan
cairan yang sangat besar dalam urin
POLI FAGIA
Penggunaan glukosa yag tidak efektif didalam sel,
sehingga sel kekurangan makanan, sinyal lapar
dikirimkan ke pusat lapar dan meningkatkan intake
asupan makanan.

POLI DIPSI

Akibat diuresis osmotik dalam sistem perkemihan,


sel mengalami dehidarasi dan memberikan sinyal
haus, ini menyebabkan asupan cairan meningkat

Gejala-gejala lain yang Sering


Timbul
Pandangan kabur, sering berganti ukuran
kacamata
Kesemutan
Luka yang lama sembuh
Penurunan berat badan yang tidak jelas
sebabnya

Apa yang Terjadi Bila Seseorang


Menderita Diabetes?
Efek jangka pendek
Efek jangka panjang

Efek jangka panjang


Menyebabkan stroke & serangan jantung
Menyebabkan kebutaan
Peredaran darah ke tungkai atau lengan terganggu,
luka sukar sembuh
Ginjal menjadi rusak dan gagal berfungsi
Gangguan sel saraf, sehingga reaksi terhadap
rangsang terganggu
Gangguan fungsi seksual

Pemicu kadar gula darah


rendah/hipoglikemia:
mengabaikan makan
aktivitas yang meningkat
olahraga berat
minum obat terlampau banyak
suntikan insulin dosis tinggi
perubahan kebutuhan tubuh akan obat
konsumsi alkohol

Gejala kadar gula darah rendah:

rasa gemetar dan


oyong
rasa lemas dan lapar
berkeringat dingin
sakit kepala
pandangan
kabur/gelap
perasaan gugup

Kelainan Morfologi
Perubahan morfologi pada D.M. merupakan

dasar diagnosis, ditentukan oleh :


Lama penyakit diderita
Beratnya penyakit

Lama dan berat penyakit mempengaruhi

perubahan anatomi
D.M. yang sudah berlangsung 10 sampai 15
tahun akan menimbulkan angiopati (penebalan
pembuluh darah) di ginjal dan retina.
Juga timbul aterosklerosis lebih berat

Perubahan anatomis yang terjadi


adalah :
Penebalan membran basal dan angiopati
disini terjadi penebalan mikrovaskular pada :
Vaskuler
- kulit
- retina
- otot skelet
- glomerulus/medula ginjal
Nonvaskuler
- Tubulus ginjal
- kapsula Bowman
- saraf perifer
- plasenta (pd wanita hamil)

Lapisan basal tiap jaringan bertambah lebar dan

diganti dengan lapisan hialin yang komposisi


jaringan kolagen
Lapisan basal akan menebal dan menyempitkan
lumen kapiler pembuluh darah
Keadaan ini disebut mikro-angiopati

Organ pankreas
Tidak banyak berubah
Jarang memiliki nilai-nilai diagnostik
Perubahan khusus sering berhubungan dengan IDDM

dibanding NIDD
Gangguan pada organ pankreas dlm menghasilkan
hormon
Sel alpa ------ insulin
Sel beta ------ glukagon
Sel delta------ somatostatin

Perubahan pankreas
Ukuran dan jumlah pulau Langerhans berkurang
Peningkatan jumlah dan ukuran pulau Langerhans
Degranulasi sel beta pankreas
Penumpukan glikogen dalam sel beta
Penggantian bahan amiloid pada pulau Langerhans
Infiltrasi sel limfosit pada pulau-pulau Langerhans

suatu reaksi imunologis


Peningkatan jumlah & ukuran pulau-pulau
Langerhans terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu diabetes melitus merupakan reaksi hiperplasi
bayi terhadap ibu diabetes mellitus

Sistem pembuluh darah pada


Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus 10 sampai 15 tahun,

kebanyakan telah menimbulkan kelainan vaskular


secara nyata
80% penderita diabetes mellitus meninggal akibat
penyakit kardiovaskular, termasuk pembuluh darah
ginjal
Semua jenis pembuluh darah terkena dari aorta
sampai arteriol dan kapiler

Aorta

dan arteri ukuran besar, menengah


mengalami percepatan arteriosklerosis berat
Infark miokardium disebabkan oleh artero-sklerosis
arteri-coroner, menyebabkan kematian tersering
pada diabetes mellitus laki-laki dan wanita
Gangren pada tungkai bawah akibat gangguan
vaskular lanjut, kira-kira 100 kali dari non diabetes
mellitus
Kerusakan pembuluh darah arteri paling berat pada
glomerulos dan sirkulasi mikro

Dasar Percepatan Arterio Sklerosis


Diduga:
1/3 penderita NIDDM dan penderita IDDM,

terdapat kadar lemak darah me kadar HDL lebih


tinggi
Hialin juga meningkat dan menebalkan dinding arteri
arteriosklerosis
Sering dihubungkan dengan hipertensi

Ginjal
Merupakan

sasaran utama diabetes mellitus


kegagalan ginjal penyebab kematian nomor 2
setelah infark miokard
Jejas pada Ginjal akibat diabetes mellitus:
Lesi glomerulus
Arteriosklerosis
Pielonefritis
Perubahan perlemakan dan glikogen epitel tubuli

ginjal

Lesi mikrosklerosis pada glomerulus merusak fungsi

ginjal yang memungkinkan penyebab kematian pada


nefropati diabetik
Bentuk glomerulosklerosis, dijumpai pada penderita
lebih dari 10 tahun, terjadi 10 sampai 35% penderita
Disini terjadi penebalan membran basalis kapiler
glomerulus disebut sebagai mikroangiopati diabetik
Gejala: proteinuria parah + hipoalbuminuria + Odem

Gangguan Mata
Terjadi pada penderita diabetes mellitus lama
Menyebabkan kebutaan
Di USA: 25% kebutaan karena diabetes mellitus lama
Penyakit mata karena diabetes mellitus:
Retinopati:

Perdarahan intraretina
Penebalan kapiler
Mikroneurisma kapiler
Eksudasi retina lunak
Katarak
Glaukoma

Odem

PERAN INSULIN

Insulin
Insulin meningkatkan transportasi glukosa didalam
darah untuk digunakan sel target.
Bila ada kelebihan energi glukosa didalam darah
tersebut akan di simpan didalam hati dan otot dalam
bentuk glikogen yang akan selanjutnya akan diubah
menjadi energi bila dibutuhkan
Insulin juga meningkatkan penyimpanan serta sintesi
protein dan lemak

Faktor dan Kondisi terjadinya peningkatan atau


mengurangi insulin
Meningkatkan insulin

Menurunkan Insulin

Peningkatan kadar gula darah

Penurunkan
darah

Peningkatan kadar asam lemak


bebas pada darah
Peningkatan kadar asam amino
dalam darah
Resistensi insulin

puasa

kadar

glukosa

Pengaturan Sekresi Insulin

Bila kadar gula darah meningkat diatas 100 mg/dl, insulin


disekresi

dengan

cepat

kedalam

pembuluh

darah

untuk

mentrasportasikan glukosa kesel target atau untuk disimpan


dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot.
Setelah glukosa ditransportasikan kadar gula darah akan
kembali normal didalam darah
Bila seseorang puasa insulin akan menurun, tetapi untuk
membuat keadaaan gula darah normal Hormon GLUKAGON
dilepas yang merangsang Glikogenolisis dan Glukoneogenesis
yang

akan

meningkatkan

pembentukkan

meningkatkan kadar glukosa dalam darah

glukosa

dan

Mengapa Mengatur Kadar Glukosa Darah itu


Penting?
Pada dasarnya bila tidak ada glukosa di
dalam tubuh kebanyakan jaringan masih
bisa menggunakan lemak dan protein
menjadi energi.
Namun Glukosa adalah satu- satunya
bahan makanan yang dapat digunakan
oleh otak, retina, epitel germinal gonad

Penyakit DM
Kelainan kronik mengenai metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein


Gambaran khas DM:
Gangguan atau kekurangan respon sekresi insulin,
merupakan gangguan penggunaan karbohidrat (glukosa),
yang akhirnya akan menimbulkan Hiperglikemia
Klasifikasi DM (National Institute of Health)

Tipe Diabetes Melitus


Diabetes Tipe 1
Diabetes Tipe 2
Diabetes dalam Kehamilan
Diabetes Tipe Lain

Diabetes Tipe 1
Terjadi akibat kurangnya insulin yang diproduksi oleh
sel Beta Pankreas
Diakibatkan oleh:
1. Infeksi Virus
2. Kelainan Autoimun
3. Herediter menyebabkan
degenaratif sel beta, bahkan
tanpa adanya virus atau penyakit autoimun

Kelainan pada DM tipe 2


Penderita DM tipe 2:
Glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel
karena sel resisten
terhadap insulin

Orang normal:
Glukosa dapat masuk ke
dalam sel dengan mudah

Diabetes tidak bergantung insulin


(Tipe II)
Sekresi insulin lambat
Jaringan primer perifer tidak mampu memberi

respon terhadap insulin (resisten terhadap insulin)


Kekurangan insulin tidak parah
Sering terjadi pada obesitas, dimana terdapat
defisiensi insulin relatif 80%
Akibat resistensi terhadap insulin, sel beta pankreas
berkurang melepas insulin

Gestational Diabetes Mellitus

Preexixting Diabetes yaitu diabetes didiagnosis sebelum


kehamilan. Jarang terjadi, kasus ditemukan selama ANC.
Untuk perawatan selanjutnya sama dengan Gestasional
Diabetes Mellitus.

Gestasional Diabetes Mellitus(GDM) didefinisikan sebagai


derajat intoleransi glukosa selama kehamilan, terjadi ketika
hormon kehamilan atau faktor lain mengganggu kemampuan
tubuh menggunakan insulin. Biasanya tidak bergejala,
berkembang selama paruh kedua kehamilan dan hilang
setelah melahirkan

Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus


Sebelum Kehamilan (Preexisting DM)
1. Gejala diabetes (poliuria, polidipsia, dan atau adanya penurunan
berat badan yang significant ) ditambah dengan kadar glukosa darah
acak sama atau lebih besar dari 200 mg / dL.
2. Glukosa darah puasa (minimal 8 jam tanpa makan) sama dengan
atau lebih besar dari 126 mg / dL.
3. Glukosa darah 2 jam sesudah makan (2 jam post prandial), sama
atau lebih besar dari 200 mg / dL.
Nilai positif pada setiap tes ini harus dikonfirmasi pada hari berikutnya
dengan mengulangi salah satu tes.

(The criteria for the diagnosis of GDM are based on the original work of
O'Sullivan and Mahan and modified by Carpenter and Coustan)

Wanita dengan faktor


risiko :
1.Obesitas
2.Riwayat GDM
3.Glycosuria
4.Riwayat keluarga

Glucose Tolerance Tes

Jika hasil pengujian tidak menunjukkan diabetes, maka harus diuji ulang
antara UK 24 dan 28 minggu.

Pengelolaan Diabetes Mellitus pada


Kehamilan
mempertahankan konsentrasi gula darah kurang dari
95mg/dL (5,3 mmol/L) sebelum makan dan kurang dari
140 dan 120 mg/dL (7,8 dan 6,7 mmol/L), satu atau dua
jam setelah makan
Pemberian Insulin

Mangatur Diet

Pengaruh Diabetes Meliitus Gestasional


Pengaruh DM Terhadap Kehamilan
1. Abortus dan partus prematurus
2. Pre eklamsia
3. Hidroamnion
4. Insufisiensi plasenta

Pengaruh DM terhadap janin/bayi


1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan
muda mengakibatkan abortus
2. Cacat bawaan
3. Dismaturitas
4. Janin besar (makrosomia)
5. Kematian dalam kandungan
6. Kematian neonatal
7. Kelainan neurologik dan psikologik

Gangguan Sistem Saraf pada


Diabetes Mellitus
Akibat mikro-angiopati vaskular sekitar saraf
Terkena pada sistem saraf sentral dan perifer
Bentuk kelainan adalah: neuropati perifer simetrik tungkai

bawah, mengenai fungsi motorik dan sensorik, terutama


fungsi sensorik
Terdapat gangguan pencernaan, kencing dan impotensi
Penderita DM terkontrol tidak separah DM tidak terkontrol
Degenerasi saraf otak menyebabkan infark vaskular otak
dan perdarahan otak
Juga bisa disebabkan pada hipertensi karena DM
Degenerasi juga ditemukan pada medula spinalis (sumsum
tulang belakang)

Organ Lain
Perlemakan hati: pada DM lama
Vakuol glikogen di hati: 10-20% kasus DM
Degenerasi otot corak, karena mikro-angiopati

dan degenerasi saraf motorik


Infeksi kulit, kaerna insuffisiensi darah di kulit
Xanthoma diabetikum: penumpukan lemak
bawah kulit
Necrobiosis Lipoidica Diabetikorum: nekrosis
dalam jaringan kulit seluruh badan

Komplikasi D.M.:
Terjadi pada D.M. berlangsung lama
Apalagi tidak terkontrol terapi dan makanan
Ada dua segi utama:
Gangguan metabolik
Gangguan vaskular dan organ

Gejala paling khas :


1. Poliurie
2. Polidipsif
3. Polifagia
Hiperglikemi glikosurie haus polidipsis
Polifagie: mekanisme belum diketahui
Masalah timbul pada orang kurus, tetapi banyak
makan
Pada D.M. tipe II keluhan tersebut tidak sesering tipe I
Tipe ini terjadi pada : > 40 tahun + obesitas

Bahaya pada D.M.:


Sangat rentan terhadap penyakit
Infeksi (terutama kulit)
TBC
Pneumoni
Pielonefritis

Penyebabnya:
Gangguan fungsi lekosit
Perbekalan darah jelek

Hati-hati bila ada infeksi tidak berarti di ujung jari

kaki
Karena bisa menyebabkan gangren yang dapat
menyebabkan kematian
Jangka waktu hidup penderita D.M. lebih pendek 7-9
tahun
Penderita IDDM lebih pendek umurnya dari NIDDM

Faktor Risiko Diabetes Mellitus

Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan


Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin

Faktor risiko yang dapat dikendalikan


Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak

Faktor Diabetogenik (faktor lingkungan)


Obesitas
80% penderita NIDDM adalah obesitas
60% yang cenderung mempunyai B.B lebih mempunyai

beberapa bentuk intolernasi karbohidrat


Dengan menurunkan B.B. akan memperbaiki
metabolisme karbohidrat

Kehamilan
Keadaan ini dihubungkan dengan peningkatan

resistensi insulin
Keadaan ini akan kembali normal setelah persalinan
Semakin sering hamil kecenderungan menderita D.M.
lebih tinggi

Semua bentuk stress:

Penyebab stress:
Trauma
Infeksi
Hipoksi
Hipertermi

Keadaan tersebut akan mencetuskan D.M. bersifat


herediter

Fenoma klinik: kebutuhan insulin meningkat pada

saat stress, terutama pada infeksi


Pada keadaan ini pelepasan katekolamin
mengakibatkan glikogenolisis dan liposis yang
menyebabkan beban sel beta pankreas. Asam
lemak bebas bersifat antagonis insulin

Kadar glukosa darah

DM

sewaktu (mg/dl)
Palasma vena

BUKAN

BELUM PASTI DM

DM
>200

<110

110-199

< 90

90-199

Darah
kapiler

Darah kapiler
Kadar glukosa darah

>200
DM

puasa (mg/dl)

BUKAN BELUM PASTI


DM

Plasma vena

>126

<110

110-125

Darah kapiler

>110

<90

90-109

DM

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Px glukosa darah
Puasa; > 140 mg/dl
Sewaktu(random) : > 200 mg/dl

Kadar insulin : / tdk ada


AGD ; Ph , HCO3
Elektrolit
Na; //N
Kalium: semu-----N

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Aseton plasma(keton) ; +
Asam lemak bebas: kadar lipid
Hb
Trombosit: HCT ,leukositas
Ureum,kreatinin , :dehidrasi/GFR
Urin :gula &aseton +

Tes Diagnostik
Diagnosa DM ditegakkan berdasarkan kadar glukosa

darah berikut yaitu :


Glukosa plasma puasa > 126 pada 2 x pemeriksaan.
Glukosa plasma random (acak) > 200 dengan gejala
hiperglikemia.
Glukosa plasma > 200 pada 2 jam posprandial.
Kegagalan toleransi glukosa yang ditunjukan dengan :
Glukosa plasma puasa > 126.
Glukosa 2 jam PP > 126 dan < 200.

Tes Diagnostik
Glucosylated Hemoglobin (HbA1c). Normalnya 4,0-

6,0. dimonitor secara rutin setiap 3 bulan.


Elektrolit, BUN jika diduga hiperglikemia atau
dehidrasi.
Serum Kreatinin
Urin 24 jam untuk mengatasi mikroalbuminuria.

PATOGENESIS
Metabolisme insulin normal :
Insulin disintesis sel beta pankreas, kadar glukose
yang naik dalam darah, menimbulkan pelepasan
insulin
Jika rangsang ekskresi tetap ada, terjadi reaksi
lambat terus menerus, sehingga sintesa insulin tetap
aktif

Fungsi insulin, sebagai hormon


anabolik utama
Transpor trans membran glukosa dan asam amino
Pembentukan glikogen dalam hati dan otot skelet
Perubahan glukose menjadi trigliserida
Sintesis asam nukleat
Sintesis protein

Kekacauan metabolisme pada diabetes


mellitus
Timbulnya penyakit disebabkan kekurangan insulin
secara relatif atau absolut, atau fungsi insulin tidak
memadai
Sehingga mereka menderita sebagai
ketidakmampuan memanfaatkan glukosa secara
cukup, karena pengiriman glukosa darah ke jaringan
otot dan jaringan lemak, tergantung insulin

Timbul perangsangan glikogenolisis, yaitu dilepasnya

glukosa dari hati sebagai simpanan yang pada


keadaan normal dihambat oleh insulin
Sehingga

terjadi penumpukan glukosa darah


(hiperglikemia), sampai suatu titik dimana ambang
reabsorbsi glukosa oleh ginjal dilampaui, berakibat
glikosuri

Sumber utama energi dialihkan :


Asam lemak, dalam hati dioksidasi jadi benda

keton
Protein dari makanan dan jaringan dipakai untuk

glikoneogenesis, disimpan dulu di hati, lalu


dikeluarkan sebagai glukose

Komplikasi
Organ/jaringa
n yg terkena

Yang terjadi

Komplikasi

Pembuluh
darah

Plak aterosklerotik
terbentuk & menyumbat
arteri berukuran besar atau
sedang di jantung, otak,
tungkai & penis.
Dinding pembuluh darah
kecil mengalami kerusakan
sehingga pembuluh tidak
dapat mentransfer oksigen
secara normal &
mengalami kebocoran

Mata

Terjadi kerusakan pada


Gangguan penglihatan & pada
pembuluh darah kecil retina akhirnya bisa terjadi kebutaan

Sirkulasi yg jelek menyebabkan


penyembuhan luka yg jelek & bisa
menyebabkan penyakit jantung,
stroke, gangren kaki & tangan,
impoten & infeksi

Komplikasi

Ginjal

Penebalan pembuluh
darah ginjal
Protein bocor ke dalam Fungsi ginjal yg buruk
air kemih
Gagal ginjal
Darah tidak disaring
secara normal

Saraf

Kerusakan saraf karena


glukosa tidak dimetabolisir
secara normal & karena

aliran darah berkurang

Kerusakan pada saraf yg


Sistem saraf mengendalikan tekanan
otonom
darah & saluran
pencernaan

Kelemahan tungkai yg terjadi


secara tiba-tiba atau secara
perlahan
Berkurangnya rasa, kesemutan
& nyeri di tangan & kaki
Kerusakan saraf menahun

Tekanan darah yg naik-turun


Kesulitan menelan & perubahan
fungsi pencernaan disertai
serangan diare

Komplikasi
Kulit

Berkurangnya aliran
Luka, infeksi dalam (ulkus
darah ke kulit &
diabetikum)
hilangnya rasa yg
Penyembuhan luka yg
menyebabkan cedera
jelek
berulang

Darah

Gangguan fungsi sel


darah putih

Jaringan
ikat

Luka tidak
dimetabolisir secara
Sindroma terowongan karpal
normal sehingga
Kontraktur Dupuytren
jaringan menebal atau
berkontraksi

Mudah terkena infeksi,


terutama infeksi saluran
kemih & kulit

Penatalaksanaan
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan

untuk menghilangkan keluhan atau gejala DM.


Sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk
mencegah komplikasi.
Pengobatan primer untuk DM meliputi: diet, olahraga
dan obat obatan misalnya agen hipoglikemik oral,
insulin, atau keduanya. Dari semua pengobatan ini
yang paling penting adalah diet. Strategi diet
diperlukan
untuk
mencapai
euglikemia,
mempertahankan
berat
badan
ideal
dan
memaksimalkan status nutrisi.

TERAPI KEPERAWATAN PADA


KLIEN DM
Terapi inti keperawatan pada klien DM
Diet
Olah raga
Perawatan luka kotor

Terapi penunjang keperawatan pada klien DM


terapi modalitas
sarana penyembuhan yang diterapkan pada klien
dengan DM, dgn tanpa disadari dpt menimbulkan
respons
tubuh
berupa
energi
sehingga
mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2004).
terapi komplementer
menangani penyebab penyakit serta memacu
tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang
dideita (Sustarini, Alam, & Hadibroto, 2005).

Pengobatan Praktis
Transplantasi Pulau Langerhans Pankreas
Pencegahan

Pengobatan

1. BB. Diturunkan
2. Rendah glukosa
3. Pemeriksaan
laboratorium

1. Terapi benar terkontrol


2. Makanan rendah/nonglukosa
3. Hindari komplikasi

Pengkajian
Pengkajian Fisik
1. Ada gangguan pada mata
2. Kebas pada kaki dan tangan
3. BB menurun drastis
4. Luka lama sembuh
5. Badan lesu
6. Nafas bau aseton

Berperan aktif dalam proses


pengobatan
cari informasi mengenai diabetes
buat jadwal pemeriksaan rutin
minta rujukan ke ahli gizi, dokter
kesehatan olahraga, atau dokter spesialis
yang lain, jika perlu.

Pola makan yang baik


Makan teratur sesuai kebutuhan
Makan beragam makanan
Batasi makanan lemak, terutama lemak
hewani
Jarak makan besar 4 6 jam
Hindari makanan kaya gula
Jangan minum alkohol
Batasi konsumsi garam

PIRAMIDA MAKANAN
2-3 porsi
lauk
hewani

3-4 porsi
sayur
3-5 porsi
makanan
pokok

2-3 porsi
lauk nabati

2-3 porsi
buah

Hidup lebih aktif


Rencanakan untuk bergerak aktif 30 menit
atau lebih setiap hari
Aktivitas dapat dibagi menjadi kegiatan kecil
sehingga total menjadi 30 menit
Pilih kegiatan yang diminati dan sesuai
kemampuan
Konsultasikan kepada dokter mengenai jenis
olahraga, pengaturan pola makan dan
pengaruhnya terhadap pengobatan

Minum obat sesuai dengan


anjuran
Patuhi jadwal minum obat
Jangan
mengubah
dosis
tanpa
sepengetahuan dokter
Bagi yang menggunakan insulin patuhi
jadwal makan Anda demi keberhasilan
terapi

Periksa kadar gula darah


secara teratur
Catat:

nilai kadar gula darah


tanggal pemeriksaan
obat yang diminum
kondisi tubuh saat pemeriksaan

Perhatikan kaki Anda

Periksa kaki Anda setiap hari.


Jagalah agar kaki Anda selalu bersih,
kering dan lembut
Gunakan kaus kaki dan alas kaki yang
nyaman
Potong kuku jari kaki lurus, sejajar
dengan ujung jari

Periksa mata Anda Secara


teratur
Amati adakah gangguan
pada mata Anda
Mintalah kepada dokter
untuk melakukan
pemeriksaan secara rutin

DIAGNOSA
1. Kelebihan volume cairan
2. Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dr kebutuhan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

tubuh
Perubahan sensori persepsi
Resiko hiperglikemia/hipoglikemia
Resiko infeksi
Resiko ggg integritas kulit
Ketidakseimbangan Gula Darah
Ketidakseimbangan Nutrisi
Gangguan integritas Jaringan (Ganggren)

Kasus 1

lanjutan
Bapak M, usia 55 tahun, tinggal bersama
dengan
istri dan anak menantu. Sejak 3 bulan yang lalu,
Bapak M merasa sering mengalami cepat lapar,
sering haus, dan sering kencing. Bapak M merasa
gelisah

memikirkan

dideritanya,

apa

penyakitnya

yang

merasa berdebar dan was-was jika

memikirkan gejala yang dirasakan. Selama ini tidak


melakukan perawatan khusus untuk mengatasi
masalahnya karena bapak M merasa ini penyakit
orang yang sudah tua.

Kasus 2

Ibu S, usia 45 tahun, mengeluh sering pusing dan sakit


kepala. Akhir-akhir ini badanya sering merasa lemas dan
cepat

capek

sehingga

malas

melakukan

aktifitas

termasuk merawat dirinya sendiri. Pola makan tidak ada


perubahan, sementara ibu S sering merasa haus.

Kasus 3

Bapak D, usia 40 tahun, adalah seorang pembuat tempe dengan


cara tradisional. Kedua kaki Bapak D merasakan kebal. Kegiatan
bapak D kebanyakan menggunakan kaki, dan cenderung tidak
menggunakan alas kaki karena harus kontak langsung dengan
bahan kacang kedelai ketika proses pengolahan tempe. Terdapat
luka kecil di sela-sela kelingking dari kedua kakinya.

Tugas dalam kelompok:


Rumuskan diagnosa keperawatan sesuai kasus
Buat rencana keperawatan yang terdiri dari tujuan

umum, tujuan khusus, rencana tindakan, dan kriteria


evaluasi
Buatlah Makalah Dengan Materi Dm Tipe Lain ?
Presentasikan

thank
you

Anda mungkin juga menyukai