kapasitas
kelembagaan
serta
peningkatan
pendapatan
mereka,
dan
(2)
dengan
meringankan
akses
terhadap
pelayanan
kesebatan,
pendidikan,
dan
kebutuhan pokok.
Dalam pemberdayaan masyarakat miskin kiranya pemahaman ruang lingkup fasilitas yang
harus disediakan perlu disesuaikan dengan tingkat kapasitas masyarakal miskin itu sendiri. Hal
ini dapat digambarkan dalam suatu analogi yang dimulai dari pertanyaan: diberi ikan atau diberi
pancing ?" Jawaban dari pertanyaan itu dapat bersifat multidimensi seperti analogi berikut: (1)
diberi ikan agar punya tenaga untuk bekerja; (2) juga diberi pancing agar bisa mencari ikan;
(3) diberdayakan, dilatih, dididik agar dapat menangkap ikan dengan baik;: (4) dilindungi
sungai/danau/lautnya agar tidak harus bersaing secara tidak adil dengan 'trawl' atau kapal-ikan
besar (Bayu Krisnamurthi, 2006).
Perlu kiranya dipahami bahwa dalam penanggulangan dan pengurangan kemiskinan terdapat
hak dan kewajiban azasi bagi pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan warga masyarakat,
maupun masyarakat miskin sendiri.