Disusun oleh :
Kelas A (Kelompok 4)
Ade Rahmawati
(I1C115201)
Dini Hardianti
(I1C115007)
Niken Lestari
(I1C115037)
(I1C115019)
Maihayana
(I1C112004)
Muhammad
(I1C115051)
(I1C115015)
Aditya
Ais
P.
1. Teori Biologis
Kelompok teori ini menjabarkan proses fisik penuaan dimana terjadi
perubahan fungsi dan struktur (sampai tingkat molekuler) hingga kematian.
Kelompok teori ini juga mencoba untuk menjelaskan penyebab terjadinya
variansi dalam proses penuaan yang dialami oleh setiap individu yang berbeda.
a. Teori genetika
Menurut teori ini, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar
diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau
struktur jaringan. Teori ini terdiri dari teori asam deoksiribonukleat (DNA),
teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatic dan teori glikogen. Teori-teori
ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak
teratur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel.
Molekul DNA menjadi saling bersilangan (crosslink) dengan unsur yang
lain sehingga mengubah informasi genetik dan mengakibatkan kesalahan
pada tingkat seluler dan menyebabkan system dan organ tubuh gagal untuk
berfungsi.
b. Teori wear-tear (dipakai-rusak)
Teori ini menyatakan bahwa akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi
dapat merusak sintesis DNA sehingga mendorong malfungsi molekuler dan
akhirnya malfungsi organ tubuh. Radikal bebas adalah contoh dari produk
sampah metabolisme yang menyebabkan kerusakan ketika akumulasi
terjadi. Radikal bebas adalah molekul atau atom dengan suatu electron tidak
berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat reaktif yang dihasilkan dari
reaksi selama metabolisme.
Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh system enzim pelindung
pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil lolos dari proses
perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur biologis yang penting, saat
itu kerusakan organ terjadi.
c. Teori riwayat lingkungan
Teori ini menyatakan bahwa faktor-faktor yang berasal dari lingkungan
seperti karsinogen dari industry, cahaya matahari, trauma dan infeksi)
membawa perubahan dalam penuaan. Faktor lingkungan diketahui dapat
mempercepat proses penuaan tetapi hanya diketahui sebagai faktor sekunder
saja.
d. Teori imunitas
Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam system imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan
mereka terhadap organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka
lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi.
Seiring dengan berkurangnya fungsi system imun, terjadilah peningkatan
dalam respons autoimun tubuh. Ketika orang mengalami penuaan, mereka
mungkin mengalami penyakit autoimun seperti arthritis rheumatoid.
Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar timus, dimana
berat dan ukuran kelenjar timus akan menurun sering bertambahnya umur
sehingga mempengaruhi kemampuan diferensiasi sel T dalam tubuh dan
mengakibatkan menurunnya respons tubuh terhadap benda asing didalam
tubuh.
e. Teori neuroendokrin
Dalam teori sebelumnya dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara
penuaan dengan perlambatan system metabolisme atau fungsi sel. Sebagai
contoh dalam teori ini adalah sekresi hormon yang diatur oleh system saraf.
Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara universal akibat
penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses
dan bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku,
Teori Biologis
Tingkat Perubahan
Genetika
Dipakai dan rusak
Riwayat lingkungan
Imunitas
Neuroendokrin
Usia lanjut
merupakan
periode
menunjukkan bahwa lanjut usia memiliki sikap yang positif pada diri sendiri,
menerima diri baik aspek yang positif maupun negatif, memandang positif masa
lalu. Sedangkan nilai rendahnya menunjukkan bahwa lanjut usia merasa tidak
puas terhadap diri sendiri, kecewa dengan masa lalu, ingin menjadi orang yang
berbeda dari dirinya saat ini.
Menurut Ryff (1989),
seseorang
kemampuan
sendiri dan mandiri, mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan
bersikap dengan cara yang benar, berperilaku sesuai dengan standar nilai
individu itu sendiri, dan meng evaluasi diri sendiri dengan standar
personal.
4. Penguasaan lingkungan (Environmental mastery).
Mampu dan berkompetensi meng atur lingkungan, menyusun
kontrol yang kompleks terhadap aktivitas eksternal, menggunakan secara
efektif kesempatan dalam lingkungan, mampu memilih dan menciptakan
konteks yang sesuai dengan kebu tuhan dan nilai individu itu sendiri.
5. Tujuan hidup (Purpose in life).
Kesehatan mental didefinisikan mencakup kepercayaankepercayaan
yang memberikan individu suatu perasaan bahwa hidup ini memiliki tujuan
dan makna. Individu yang berfungsi secara positif memiliki tujuan, misi,
dan arah yang mem buatnya merasa hidup ini memiliki makna.
6. Pengembangan pribadi (Personal growth).
Merupakan
perasaan
mampu
dalam
melalui
tahaptahap
budaya,
kelas
sosial
(Ryff, 1995),
tingkat
ekonomi
dan
kesehatan
asuh
(Mirowsky dan Ross, 1999), jenis kelamin (Calhoun, Acocella, dan Turner dalam
Chamberlain
dan
tugas
spesifik
lansia.
Jung
mengembangkan
suatu
teori
yang sehat dan produktif, prospek diri suatu langkah yang lebih lambat
dan tanggung jawab yang lebih sedikit merupakan hal yang tidak
diinginkan. Jelasnya, banyak lansia dapat terus menjadi anggota
masyarakat produktif yang baik sampai mereka berusia 80 sampai 90
tahun.
4. Teori Aktivitas
Lawan langsung dari teori disengagement adalah teori aktivitas penuaan,
yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah
dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang
pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk penyesuaian diri
yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Sejak saat itu, berbagai
penelitian telah memvalidasi hubungan positif antara mempertahankan
interaksi yang penuh arti dengan oranglain dan kesejahteraan fisik dan
mental orang tersebut. Gagasan pemenuhan kebutuhan seseorang harus
seimbang dengan pentingnya perasaan dibutuhkan oleh orang lain.
Kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi
kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen
kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa
hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi
kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya
aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah
kehilangan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan
manusia.
5. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga di kenal sebagai suatu teori perkembangan,
merupakan suatu kelanjutan dari dua teori sebelumnya dan mencoba
untuk menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif
atau memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan terpenuhinya
kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping
didalam
pengaturan
tempat
tinggal.
Keluarga
yang
Suatu
pemahaman
tentang
pola
kepribadian
lansia
KESIMPULAN
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri/
mengganti
diri
dan
kemampuan
untuk
mensintesa
berbagai
teori
tersebut
dan
menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk
aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian
pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu
asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler
dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat
dan melawan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://ejurnalp2m.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/HM/article/download/64/54
Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
Jurnal psikologi vol. 34 No. 2 164-176. Sukma Adi Galuh A dan Muhana Sofiati
Utami. Religiusitas dan psychological well being pada korban gempa.
Jurnal Psikologi Undip Vol.10, No.2, Oktober 2011. Yeniar Indriana, Dinie Ratri
Desiningrum, Ika Febrian Kristiana.
Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
Sutisna Hilawan (1992), Patologi. Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep
Kes R.I.