Di susun oleh:
Niken Faradila Kartika Utami
Reza Rizky Al Rasyid
Andya Yudhi Wirawan
Pinta Anastasia
Aditya Ikhsan Pratama
1410221038
1410221018
1410221008
1410221003
1410221005
Pembimbing:
dr. Hari Trilunggono, Sp.M
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RST DR. SOEDJONO MAGELANG
RUMAH SAKIT TK II RST DR.SOEDJONO MAGELANG.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA 2015
IDENTITAS
Nama
: Tn. TN
Jenis Kelamin
: Pria
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Pekerja Swasta
Alamat
: Payaman, Secang
Tanggal Masuk
: 6 Juli 2015
RMK
: 086649
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Riwayat Pengobatan
Pasien sempat berobat untuk hipertensinya
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Kooperatif : Kooperatif
Status Gizi: Cukup
Vital Sign
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 82 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu : 36,70C
Status Ophthalmicus
NO
PEMERIKSAAN
OD
OS
Visus
Koreksi Visus
6/15
NC
Add S + 1.75
2/60
NC
Add S + 1.75
Bulbi
Eksoftalmus
Endoftalmus
Palpebra
Edema
Hematom
Xantelasma
Sikatrik
Entropion
Ekstropion
Triksiasis
Lagoftalmus
Ptosis
Blefarospasme
Laserasi
Tidak ditemukan
-
Konjungtiva
Injeki Konjungtiva
Injeksi Siliar
Kemosis
Sekret
Bangunan Patologis
Perdarahan
subkonjungtiva
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
-
+
+
+
-
Kornea
Kejernihan
Edema
Infiltrat
Ulkus
Sikatrik
Pannus
Aberasi
Jernih
-
Keruh
+
-
COA
Kedalaman
Hifema
Hipopion
Dalam
-
Dangkal
-
9
10
11
Iris
Kripte
Edema
Iridodialisa
Rubeosis
Sinekia
Iris Bombe
Pupil
- Bentuk
- Diameter
- Reflek Pupil
Langsung
Tidak Langsung
Lensa
- Kejernihan
- Dislokasi Lensa
Subluksasi
Luksasi
- Iris Shadow
12
-
Corpus Vitreum
Kejernihan
Perdarahan
+
-
+
+
Tidak ditemukan
+
Bulat
3 mm
+ Normal
+ Normal
Aga Oval
5 mm
-
Jernih
-
Jernih
Tidak ditemukan
Jernih
-
Jernih
Tidak ditemukan
13
Fundus Refleks
14
-
Funduskopi
Papil
Vasa
(+) cemerlang
(+) cemerlang
Fokus +2
Papil bulat, batas tegas,
papil
edema
tidak
ditemukan,
CDR
0,3,
Ekskavasio
Glaucomatous (-)
Fokus +2
Papil bulat, batas tegas, papil
edema tidak ditemukan,
CDR
0,7,
Ekskavasio
Glaukomatous (+)
AVR 1/3
Crossing sign (+)
Copper wire (+)
Silver wire tidak ditemukan
Mikroaneurisma(-)
-
Macula lutea
Retina
15
TIO
16
Tes Konfrontasi
Medialisasi (+)
Flame Shaped tidak ditemukan
Makular star figure tidak
ditemukan
Ablasio retina tidak ditemukan,
Edema tidak ditemukan
Neovaskularisasi tidak
ditemukan
Perdarahan tidak ditemukan
Eksudat tidak ditemukan
Normal
Sama dengan pemeriksa
AVR 1/3
Crossing sign (+)
Copper wire tidak ditemukan
Silver wire tidak ditemukan
Mikroaneurisma(-)
Medialisasi (+)
Flame Shaped (+) Makular star
figure tidak ditemukan
Meningkat
Menyempit
DIAGNOSA BANDING
OS Glaukoma Primer Sudut Tertutup
DIAGNOSA KERJA
OS Glaukoma Primer Sudut Tertutup
OD Retinopati Hipertensi
ODS Presbiopia
TERAPI
Topikal:
aqueous humour.
Pilokarpin 0.5% fasilitasi aliran keluar aqueous
humour.
Cendo Xitrol 4x1 tetes.
Oral:
Glaucon (Asetazolamid) 250-1000 mg/hari Carbonic
Anhidrase Inhibitor.
KSR 2x1 tablet mencegah efek samping hipokalemia
dari asetazolamid.
Operatif:
Iridektomi atau iridotomi perifer.
Trabekulotomi.
PROGNOSIS
OD
OS
Ad Visam
Dubia Ad Bonam
Dubia Ad Bonam
Ad Sanam
Ad Bonam
Dubia Ad Bonam
Ad Functionam
Ad Bonam
Ad Bonam
Ad Cosmeticam
Ad Bonam
Ad Bonam
Ad Vitam
Ad Bonam
Ad Bonam
EDUKASI
darahnya.
Menjelaskan pengobatan yang diperlukan hanya
dengan menstabilkan tekanan darah pasien
dibawah 140/90mmHg
Memberitahukan pasien bahwa semakin
meningkatnya tekanan darah pasien, dapat
memperburuk keadaan pasien
Konsumsi makanan berlemak dikurangi
Konsumsi alkohol dan garam perlu dikurangi
Olahraga rutin
Menyarankan pasien untuk memakai kacamata
baca add +2.50, diberitahu kemungkinan ukuran
kacamatanya bisa terus bertambah hingga usia 60
tahun, sehingga harus rutin kontrol.
KOMPLIKASI
Kebutaan
Oklusi cabang vena retina (BRVO)
oklusi arteri retina sentralis (CRAO)
Sindroma iskemik okular
RUJUKAN
Dalam kasus ini dilakukan Rujukan ke
Anatomi dan
Fisiologi
GLAUKOMA
Definisi
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit
Patofisiologi
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular
Faktor
Resiko
Usia. Usia
merupakan faktor risiko terbesar dalam
perkembangan munculnya glaukoma. Setiap orang
dengan usia di atas 60 tahun sangat beresiko untuk
menderita glaukoma, dimana pada usia ini resiko
akan meningkat hingga 6 kali lipat.
Ras. Pada ras tertentu, seperti pada orang-orang
berkulit hitam resiko terjadinya glaukoma meningkat
sangat segnifikan dibandingkan dengan ras yang
lain. Alasan perbedaan ini belum dapat dijelaskan.
Riwayat Keluarga dengan Glaukoma. Jika
seseorang memiliki riwayat keluarga dengan
glaukoma, akan berpotensi untuk menderita
glaukoma, riwayat keluarga meningkatkan resiko 4
hingga 9 kali lipat.
Klasifikasi
Dua jenis glaukoma yang umum adalah
Pigmentary glaukoma
Secondary Glaucoma
Bentuk ini adalah sebagai hasil dari kelainan
Congenital Glaucoma
Bentuk ini adalah bentuk yang jarang terjadi,
yang disebabkan oleh system pengaliran
cairan mata yang abnormal. Ini bisa terjadi
pada waktu lahir atau berkembang di
kemudian hari. Para orang tua bisa
mengetahui jika anaknya menderita kelainan
ini dengan cara memperhatikan apakah
anaknya sensitif terhadap cahaya, mata yang
besar dan berawan/kusam atau mata berair
berlebihan.
Glaucoma Absolut
Merupakan hasil akhir dari glaukoma yang
Pemeriksaan
Penunjang
Tonometry : untuk mengukur tekanan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Konservatif
Supresi Pembentukan Humor Aqueous
Penghambat beta adrenergik adalah obat yang paling luas digunakan untuk
terapi glaukoma. Timolol 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%.
Kontraindikasi utama adalah penyakit obstuksi jalan nafas.
Agonis adrenergik alfa 2 Epinefrin dan dipiverin mempunyai efek pada
pembentukan humor aqueous. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik
asetazolamid adalah yang paling banyak digunakan atau juga dapat digunakan
diamox 500 mg
Fasilitasi Aliran Keluar Humor Aqueous
Parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar yang bekerja pada jaringan
trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin 0,56%
(sering 2%). Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai
meredupnya penglihatan.
Menurunkan Volume Korpus Vitreum
Obat obatan hiperosmotik menyebabkan darah hipertonik sehingga cairan
tertarik keluar dari korpus vitreum. Selain itu, juga terjadi penurunan produksi
humor aqueous. Gliserin oral 1 - 1,5 g cc/Kg BB dalam satu larutan dengan sari
jeruk dalam volume yang sama. Jika terdapat kontraindikasi dapat dipakai
manitol 20 % 1 cc /Kg BB, 60 100 tetes tiap menit IV.
Miotik, Midriatik dan Siklopegik
Dilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut pada iris bombe
Trabekuloplasti Laser
Penggunaan laser untuk menimbulkan luka
bakar pada jalinan trabekular dan kanalis
schlemm, dengan tujuan melancarkan aliran
humor aqueous. Teknik ini dapat diteapkan
untuk glaukoma sudut terbuka
Siklodestruktif
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat
dipertimbangkan tindakan destruksi korpus
siliaris dengan laser atau bedah. Semua
teknik siklodestruktif dapat menyebabkan
ptisis bulbi.
RETINOPATI
HIPERTENSI
Definisi
Retinopati adalah kelainan pembuluh darah
Epidemiologi
Sejak tahun 1990, diadakan penelitian
Patofisiologi
Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah retina akan
Gejala
Tanda
Gejala padadan
retinopati
hipertensi sering asimptomatik,
kadang dapat menyebabkan penurunan penglihatan. Tanda
utamanya berupa general atau lokal penyempital arteri
retina dan sering terjadi bilateral. Tanda lainnya dapat
berupa arteriovenous crossing changes, retinal arteriolus
sklerosis (cooper / silver wering), cotton wool spot, hard
eksudat yang berupa macular star figure, flame
haemorrhage, retinal edema, arteriol makroaneurisme, dan
atropi korioretinal (Elschnig spot). Tanda lainnya yang jarang
terjadi adalah ablasio retina, perdarahan vitreous,
penyumpatan di central atau cabang dari arteri atau vena.
Dan neovaskularisasi merupakan komplikasi yang dapat
berkembang.
Pada retinopati hipertensi stadium lanjut berupa retinopati
hipertensi malignan menunjukan adanya papil edema
ditambah tanda lainnya yang telah disebutkan diatas.
Klasifikasi
Klasifikasi Keith-Wagener-Barker
(1939)
Stadium
Karakteristik
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
WHO membagikan stadium I dan II dari Keith dkk sebagai retinopati hipertensi dan stadium
III dan IV sebagai malignant hipertensi
Karakteristik
Stadium 0
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
arteries
Edema retina, hard eksudat, papiledema, silver-wire arteries
Deskripsi
Asosiasi sistemik
Mild
ringan
dengan
stroke,
penyakit
kardiovaskuler
Retinopati mild dengan satu atau lebih Asosiasi berat dengan penyakit
tanda berikut :Perdarahan retina (blot, stroke,
gagal
jantung,
kardiovaskuler
berat
dengan
Diagnosis
Diagnosis retinopati hipertensi ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Selain
itu pemeriksaan penunjang seperti funduskopi,
pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri terutama
pada pasien lanjut usia dan pemeriksaan USG B-Scan
untuk melihat kondisi di belakang lensa diperlukan
untuk membantu menegakkan diagnosis pasti.
Pemeriksaan laboratorium juga penting untuk
menyingkirkan penyebab lain retinopati selain dari
hipertensi. Pasien dengan hipertensi biasanya akan
mengeluhkan sakit kepala dan nyeri pada mata.
Penurunan penglihatan atau penglihatan kabur hanya
terjadi pada stadium III atau stadium IV perubahan
vaskularisasi akibat hipertensi .
Diagnosa Banding
Retinopati Diabetik
Kolagen vaskular disease
Anemia
Retinopati radiasi
Central or Branch retinal vein occlusion
Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan retinopati hipertensi, mengobati
Komplikasi