DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
2 METODE KERJA.................................................................................................2
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kunjungan Industri.....................................2
2.2 Pengumpulan Data.........................................................................................2
2.3 Metode Kerja..................................................................................................2
3 TINJAUAN PERUSAHAAN...............................................................................3
3.1 Sejarah Perusahaan.........................................................................................3
3.2 Produk Perusahaan.........................................................................................3
4 PROSES PRODUKSI...........................................................................................4
4.1 Bahan Baku....................................................................................................4
4.1.1 Tepung Terigu..........................................................................................4
4.1.2 Ragi..........................................................................................................5
4.1.3 Garam......................................................................................................5
4.1.4 Gula..........................................................................................................5
4.1.5 Cairan.......................................................................................................5
4.1.6 Lemak......................................................................................................5
4.2 Proses Produksi..............................................................................................6
4.1.7 Susu dan Telur.........................................................................................6
4.2.1 Sponge Mixing.........................................................................................6
4.2.2 Fermentasi................................................................................................6
4.2.3 Dough Mixing..........................................................................................7
4.2.4 Divider.....................................................................................................7
4.2.5 Rounding..................................................................................................7
4.2.6 Proofing...................................................................................................7
4.2.7 Fermentasi Akhir.....................................................................................8
4.2.8 Pemanggangan (Baking)..........................................................................8
4.2.9 Glazing.....................................................................................................8
4.2.10 Pendinginan...........................................................................................8
4.2.11 Packing...................................................................................................8
4.2.12 Pengecekan............................................................................................9
5 SIMPULAN DAN SARAN..............................................................................9
5.1 Simpulan.........................................................................................................9
5.2 Saran...............................................................................................................9
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang dapat menghasilkan energi
sebesar 4 kalori dalam tiap gramnya. Energi yang dihasilkan karbohidrat setara
dengan energi yang dihasilkan protein dan lebih kecil dari pada energi yang
dihasilkan oleh lemak dengan energi yang dihasilkan sebanyak 9 kalori dalam tiap
gramnya. Karbohidrat menjadi zat gizi yang banyak dikonsumsi sehari-hari
sebagai bahan makanan pokok. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan
makanan kaya lemak maupun protein.
Karbohdirat di negara berkembang terutama negara tropis dapat di temui
dalam bentuk nasi sebagai makanan pokok. Selain nasi, karbohidrat dapat ditemui
dalam bentuk makanan olahan roti. Roti termasuk makanan yang praktis sehingga
hampir semua masyarakat membutuhkannya, terutama untuk masyarakat dengan
tingkat kesibukan tinggi. Roti merupakan makanan yang menyehatkan dan dapat
memberikan rasa kenyang lebih lama karena memiliki indeks glikemik yanag
rendah.
Titik kritis dalam pengolahan roti ialah proses fermentasi. Proses fermentasi
menjadi tolak ukur dari mutu suatu olahan roti. Berbagai macam proses
pengolahan ini membuat perusahaan-perusahaan dalam bidang pangan tertarik
membuat roti dengan kualitas yang berbeda di tiap perusahaannya. Perbadingan
proses pengolahan dan fermentasi inilah yang menjadi bagian yang sering
digunakan perusahaan untuk mendapatkan kualitas produk roti yang baik dan
bernilai jual tinggi.
Permintaan akan roti yang semakin meningkat, membuat industri roti di
Indonesia semakin berkembang. PT Nippon Indosari Corpindo adalah produsen
roti manis dan roti tawar terbesar di Indonesia yang telah menerapkan HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point) pada proses produksinya. Perusahaan ini
memiliki produk utama roti dengan merek Sari Roti yang proses produksinya
sudah terjamin kehieginisannya karena prinsip 3H (Halal, Health, Hygienic) yang
telah diterapkan oleh perusahaan.
1.2 Tujuan
Tujuan khusus pelaksanaan kunjungan industry (fieldtrip) ini adalah untuk
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang teknologi pengolahan roti
secara langsung berhadapan dengan ruang produksi. Pengetahuan mahasiswa
bertambah dari cara pengolahan dimulai dari tahap persiapan bahan hingga
pengemasan produk.
2 METODE KERJA
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kunjungan Industri
Pelaksanaan kunjungan industri dilaksanakan di PT Nippon Indosari
Corpindo yang berlokasi di Jalan Tugu Jaya III No. 1 Randu Garut Semarang pada
hari Jumat tanggal 5 Februari 2016. Kegiatan kunjungan dilaksanakan pada jam
kerja, yaitu pukul 08.00-10.00 WIB.
2.2 Pengumpulan Data
Metode pelaksanaan kunjungan industri yang dilakukan adalah
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan selama kunjungan, penjelasan staff
industri, dan studi pustaka untuk mendapatkan kelengkapan data. Pengamatan
berlangsung selama proses produksi.
Pengumpulan data yang dilakukan selama kegiatan kunjungan industri
adalah :
a. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dilakukan berdasarkan penjelasan dari staff
perusahaan yang memandu selama proses kunjungan. Pengumpulan dilakukan
dengan cara melihat, mengamati, dan mencatat setiap proses produksi hingga
proses pengemasan.
b. Pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan melakukan studi pustaka dari
beberapa referensi yang mendukung. Sumber studi pustaka yang dapat dikaji
berasal dari buku, media elektronik seperti internet yang terkait dengan teknologi
pengolahan pangan.
2.3 Metode Kerja
1. Mempelajari proses produksi pengolahan roti
2. Mengamati proses produksi pengolahan roti
3. Mengamati teknologi pengemasan roti
3 TINJAUAN PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan yang digagas oleh tiga ahli mendirikan perusahaan yang
bernama PT Nippon Indosari Corporation pada tahun 1995 dengan sistem
penanaman modal asing. Pada tahun 1996, Perseroan beroperasi secara komersial
dengan memproduksi roti Sari Roti dan mengoperasikan pabrik pertama di
Cikarang, Jawa Barat. Pada tahun 2001, Meningkatkan kapasitas produksi dengan
menambahkan dua lini mesin (roti tawar dan roti manis). Pada tahun 2003,
Merubah nama Perseroan dari PT Nippon Indosari Corporation menjadi PT
Nippon Indosari Corpindo. PT Nippon Indosari Corpindo melebarkan sayap
dengan mengoperasikan pabrik kedia di Pasuruan, Jawa Timur pada tahun 2005.
Pembentuk pabrik ini didasarkan oleh permintaan konsumen yang semakin tinggi
dan ketidakmampuan pabrik pertama di Cikarang untuk memenuhi permintaan
konsumen di wilayah Jawa Timur dan Bali. Pada tahun 2008, Perseroan
mengoperasikan pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat. Pada tahun 2010,
Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni
2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI. Pada tahun 2011
Perseroan mengoperasikan dua pabrik baru di Semarang (Jawa Tengah) and
Medan (Sumatera Utara). Pada tahun 2012, Perseroan mengoperasikan pabrik
keenam di Cibitung (Jawa Barat), serta menambahkan masing-masing satu lini
mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan Medan. Pada
tahun 2013, Perseroan mengoperasikan dua pabrik baru di Makassar (Sulawesi
Selatan) dan Palembang (Sumatera Selatan). Pada tahun 2014, Perseroan
mengoperasikan dua pabrik berkapasitas ganda di Purwakarta dan Cikande.
3.2 Produk Perusahaan
PT Nippon Indosari Corpindo memproduksi roti olahan seperti white Bread,
Sweet Bread, Cakes, dan Tepung Roti. White bread terdiri dari produk roti tawar
spesial 6 Slices, roti tawar, roti tawar gandum, roti tawar kupas, roti tawar coklat
chip, roti tawar pandan, sandwich isi (coklat, krim peanut), roti plain rolls, roti
burger bun, sedangkan sweet bread terdiri dari roti isi krim (coklat vanilla, moka,
keju, coklat), roti kasur keju, roti sobek isi (coklat nanas, coklat blueberry, coklat
sarikaya, coklat strawberry, coklat keju, dan coklat), roti isi chicken teriyaki.
Produk lainnya adalah cake berupa roti chiffon cup (Strawberry, pandan, dan
coklat).
4 PROSES PRODUKSI
Roti merupakan produk makanan sederhana yang terbuat dari bahan utama
tepung terigu. Roti memiliki beberapa macam jenis, yaitu roti manis dan roti
tawar. Prinsip pembuatan roti, baik roti tawar maupun roti manis adalah
penerapan teknologi fermentasi oleh khamir Saccharomyces cereviceae. Mutu roti
ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah gas karbon dioksida yang dihasilkan
oleh ragi selama proses fermentasi. Jumlah produksi gas karbon dioksida
ditentukan berdasarkan mutu bahan baku penyusun roti. Banyaknya jumlah
karbon dioksida berpengaruh terhadap besarnya adonan roti mengembang.
Selama proses fermentasi, khamir akan memecah karbohidrat dari tepung
terigu menjadi gas karbon dioksida dan alkohol. Alkohol yang dihasilkan dapat
mempengaruhi aroma dan flavor roti. Penambahan lemak pada pembuatan roti
dapat memperbaiki tekstur roti dan meningkatkan aroma dan flavor roti.
4.1 Bahan Baku
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang
sangat berperan adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas akan
memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik.
Dalam proses pembuatan SARI ROTI, bahan baku dipilih melalui proses
seleksi yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan di internal perusahaan.
Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil berupa
roti yang berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa.
Selain itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar
dapat menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan.
Bahan baku yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui
proses yang cukup ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah terpilih dapat
menjaga konsistensi kualitas dari bahan baku yang diterima. Bahan baku yang
diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan baku sesuai dengan persyaratan
standar penyimpanan masing-masing bahan.
Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai
dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang bertugas harus
memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang digunakan telah ditimbang
dengan benar agar dapat menjaga konsistensi kualitas roti yang dihasilkan.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat roti adalah tepung terigu tinggi
protein. Selain tepung terigu, formulasi lainnya adalah ragi, gula, lemak, air,
garam, susu, dan telur.
4
ragi. Lemak-lemak tersebut dapat memperbaiki tekstur, aroma, dan falvor dari roti
yang dihasilkan. Penambahan lemak dapat memperkuat jaringan gluten,
menghambat terjadinya pelepasan gas karbon dioksida sehingga roti mampu
berkembang secara potimal, berserat lunak, dan tingkat elastisitas roti lebih baik.
Roti tidak akan cepat mengeras dan juga tidak melunak. Lemak juga dapat
memberi warna cerah dan membuat roti lebih tahan lama.
4.1.7 Susu bubuk dan Telur
Susu bubuk dapat berupa susu bubuk full cream atau pun susu skim.
Membuat struktur roti makin kokoh, kuat dan stabil serta menaikkan rasa dan nilai
gizi. Susu dapat digunakan sebagai pengikat air, pembentuk flavor, memberikan
porous karena susu mengandung asam amino kasein, dan membantu memberikan
warna kecoklatan pada roti karena adanya gula pereduksi laktosa. Susu memiliki
kandungan protein dan lemak, sehingga penambahan susu diharapkan dapat
meningkatkan nilai gizi dari roti. Telur umumnya yang dipakai hanya kuningnya,
karena sifatnya serupa dengan telur utuh. Saat pengulenan, kuning telur akan
beremulsi sehingga mampu mengentalkan dan mengikat bahan lain menjadi
adonan yang kompak dan seragam. Sedangkan saat pemanggangan, protein
kuning telur akan naik ke permukaan, dan membentuk kulit yang lunak, empuk
dan kecoklatan.
ditetapkan untuk setiap produk. Adonan yang dibagi berasal dari adonan yang
sama.
4.2.5 Rounding
Rounding berfungsi untuk mengasilkan permukaan adonan yang halus dan
rata, sehingga gas CO2 dalam adonan tidak dapat keluar dan dapat
mempertahankan pengembangan adonan.
4.2.6 Proofing
4.2.9 Glazing
Glazing adalah tahapan untuk membuat permukaan roti mengkilat. Bahan
yang biasa digunakan untuk proses glazing sama seperti roti-roti pada umumnya,
yaitu putih telur dan mentega. Tepat sebelum matang, adonan dikeluarkan untuk
diolesi bahan glazing. Setelah diolesi, adonan dimasukkan ke dalam oven.
4.2.10 Pendinginan
Roti yang telah matang selanjutnya akan dikeluarkan dari loyang
(depanning) dan dilakukan proses pendinginan (cooling) padacooling
tower terlebih dahulu sebelum roti siap untuk dikemas. Proses pendinginan ini
bertujuan agar uap air yang terdapat pada roti dapat keluar terlebih dahulu secara
optimal. Apabila roti dikemas dalam kondisi yang masih panas akan lebih
berpotensi menyebabkan roti mudah berjamur.
Roti yang baru keluar dari oven juga umumnya kondisinya masih lembek.
Khusus untuk roti tawar, jika roti tersebut langsung dipotong, maka roti akan lebih
mudah rusak sehingga bentuknya tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Setelah mencapai suhu yang telah ditetapkan, roti selanjutnya siap untuk
dikemas. Khusus untuk roti tawar, roti akan dipotong terlebih dahulu. Selain itu
juga dilakukan proses sortir untuk memastikan bahwa roti yang akan dikemas
adalah roti yang telah memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
4.2.11 Packing
Tahapan selanjutnya yaitu pengemasan.Pada kemasan Sari Roti dilengkapi
dengan kode produksi dan label baik digunakan sebelum.Untuk roti tawar,
kemasan dilengkapi dengan kwiklok yang memudahkan konsumen untuk menjaga
keawetan dari roti. Kemasan kwiklok ini merupakan salah satu strategi perusahaan
untuk memudahkan konsumen dalam penyimpanan roti.
4.2.12 Pengecekan
Roti yang sudah dikemas kemudian memasuki tahapan pengecekan, baik
kemasan maupun produknya. Roti yang tidak memenuhi standar akan dilakukan
reject dan akan diberikan kepada pihak ketiga untuk pakan ternak. Pengecekan
kemasan meliputi ketepatan seal dan kelengkapan atribut kemasan. Selanjutnya
roti akan memasuki alat metal detector untuk memastikan bahwa roti tidak
terkontaminasi oleh logam. Hal ini bertujuan agar roti yang akan dijual kepada
konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen.
Proses metal detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi sistem
HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) pada proses pembuatan
SARI ROTI.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sejarah PT. Nippon Indosari Corpindo. Diunduh pada 25 Februari 2016.
Tersedia pada : [www.sariroti.com]
10