Anda di halaman 1dari 23

KABUPATEN MANGGARAI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

DASAR HUKUM
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah merupakan kewajiban konstitusional
kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai amanat dan ketentuan
Peraturan Perundang undangan yang berlaku. Adapun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah ini berpedoman pada :
1. Undang - Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 115);
2. Undang - Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam
Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
3. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

Kepada

Pemerintah,

Laporan

Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
B.

GAMBARAN UMUM DAERAH


1. Kondisi Geografis
a. Letak Wilayah
Kabupaten Manggarai merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Nusa Tenggara
Timur dan secara geografis terletak di antara 80 LU - 80. 30 LS dan 119,300 120,300 BT
b. Batas Wilayah
Batas batas wilayah Kabupaten Manggarai adalah :
1) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Barat
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Timur
3) Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sawu

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

c. Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Manggarai yaitu 1.669,42 Km yang terdiri dari daratan Pulau
Flores serta Pulau Kecil yaitu Pulau Mules dan secara administratif Kabupaten Manggarai
dibagi menjadi 12 Kecamatan, 171 Desa/Kelurahan dengan pusat pemerintahan di Kota
Ruteng, Kecamatan Langke Rembong.
d. Geologi dan Topografi
1) Komposisi Jenis tanah
a) Latosol

: 53,357 km (31,96%)

b) Mediterian

: 60,984 km (36,53%)

c) Litosol

: 52,601 km (31,51%)

2) Ketinggian
a) 0100 m dpl

: 28.512 Ha (17,079 %)

b) 100500 m dpl

: 64.362 Ha (38,553 %)

c) 5001000 mdpl

: 56.528 Ha (33,861 %)

d) >1000 m dpl

: 17.540 Ha (10,507 %)

3) Kemiringan Tanah
a) 0 20

: 5.621 Ha (3,367 % )

b) 2 150

: 18.732 Ha (11,220%)

c) 15 400

: 52.986 Ha (31,739%)

d) > 400

: 89.603 Ha (53,673%)

4) Klimatologi
Secara umum Kabupaten Manggarai mengenal 2 (dua) musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau yang silih berganti dengan jumlah curah hujan rata-rata 2.440,9 mm.
Rata-rata bulan basah setiap tahun yakni 7 (tujuh) bulan.
Rata-Rata Kelembaban Udara yakni:

Januari

Tabel 1.1
Rata rata kelembaban udara per bulan
: 91%
Mei
: 85%
September

: 81 %

Pebruari
Maret
April

: 94%
: 87%
: 85%

: 82 %
: 87 %
: 89%

Juni
Juli
Agustus

: 81%
: 78 %
: 84 %

Oktober
Nopember
Desember

Arah Kecepatan Angin


Tabel 1.2
Kecepatan angin
Januari : Barat Laut/15 knots
Juli
Pebruari : Barat Laut/30 knots
Agustus
Maret
: Barat Daya/25 knots
September
April
: Barat Tenggara/20 knots
Oktober
Mei
: Barat /12 knots
Nopember
Juni
: Timur Laut/19 knots
Desember

: Tenggara/ 15 knots
: Barat / 11 knots
: Timur/ 15 knots
: Barat / 15 knots
: Utara / 15 knots
: Barat / 30 knots

2. Gambaran Umum Demografis


Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai keadaan 31 Desember 2015 sebanyak 338.324
orang, dengan rincian laki laki sebanyak 168.986 orang dan perempuan sebanyak 169.338
orang
b. Struktur Usia
Tabel 1.3
Struktur usia berdasarkan jenis kelamin
Struktur Usia
Laki-laki
Perempuan
04
8.653
8.256
59
18.365
17.747
10 14
21.385
20.551
15 19
21.017
20.481
20 24
18.026
17.433
25 29
13.863
14.368
30 34
12.527
13.346
35 39
10.815
11.413
40 44
9.860
10.704
45 49
8.610
9.274
50 54
8.084
8.174
55 59
5.909
5.740
60 64
4.344
4.116
65 69
2.769
2.918
70-74
2.252
2.191
75-79
1.327
1.402
>79
1.180
1.224
Total
168.968
169.338

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Jumlah
16.909
36.112
41.936
41.498
35.459
28.231
25.873
22.228
20.564
17.884
16.258
11.649
8.460
5.687
4.443
2.729
2.404
338.324

c. Sebaran Penduduk
Tabel 1.4
Sebaran penduduk per kecamatan
berdasarkan jenis kelamin
No
1

Kecamatan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Wae Rii

15.080

15.073

30.153

2
3
4
5
6

Ruteng
Satar Mese
Cibal
Reok

22.793
18.695
13.464
10.589

22.871
18.259
13.798
10.293

45.664
36.954
27.262
20.882

Langke Rembong

35.580

36.210

71.790

Satarmese Barat

18.180

18.180

36.360

8
9
10

Rahong Utara
Lelak
Reok Barat

12.286
6.815
7.584

12.439
6.719
7.503

24.725
13.534
15.087

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

Ket
Kecamatan
Satar Mese
Utara masih
gabung dengan
Kecamatan
Satar Mese
Barat

KABUPATEN MANGGARAI

11

Cibal Barat

7.920

7.993

168.986
169.338
Total
d. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

15.913
338.324

Tabel 1.5
Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan
Jumlah
Belum/tidak sekolah
77.819
Belum/tidak tamat SD
64.428
Tamat SD/sederajat
103.962
Tamat SLTP/sederajat
33.013
Tamat SLTA/sederajat
43.314
Tamat D-I/II
1.604
Tamat Diploma III/Sarmud
3.875
Tamat Diploma IV/S1
9.977
Tamat S2
300
Tamat S3
32
Total
338.324

3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
1) Pertanian

a) Luas lahan Potensial dan fungsional Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Manggarai dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 1.6
Luas Lahan Potensial dan Fungsional Lahan Basah dari Tahun 2011 s/d 2015
Tahun
Luas Potensial
Luas Fungsional
Sisa Potensial
(Ha)
(Ha)
(Ha)
2011
22.251
12.145
10.106
2012
22.251
12.170
10.081
2013
22.251
12.545
9.706
2014
21.251
12.714
8.537
2015
21.251
12.714
8.537
Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Dari tabel di atas menyimpulkan bahwa Luas fungsional 2014 s/d 2015 tidak
mengalami kenaikan karena tidak adanya percetakan sawah baru.
Tabel 1.7
Luas Lahan Potensial dan Fungsional Lahan Kering dari Tahun 2011 s/d 2015
Tahun
Luas Potensial
Luas fungsional
Sisa Potensial
(Ha)
(Ha)
(Ha)
2011
128.303
45.725
82.578
2012
128.303
46.127
82.176
2013
128.303
46.211
82.092
2014
128.303
46.294
82.009
2015
128.303
46.289
82.014
Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Keterangan : * Fungsional Lahan Kering (Pekarangan, Tegal/Kebun, Ladang/ Huma, Hutan


Rakyat dan Perkebunan).
Luas Fungsional Lahan Kering tahun 2015 mengalami kenaikan 5 Ha ( 0,01 %).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

b) Luas Areal Tanam Tanaman Pangan dan Hortikultura dari Tahun 2011 s/d Tahun
2015 dapat dilihat pada dibawah ini:

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tabel 1.8
Luas Areal Tanam Tanaman Pangan dari Tahun 2011 s/d 2015
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Ha)
(Ha)
( Ha )
( Ha )
( Ha )
Padi Sawah
21.093
21.078 22.507
21.277
19.441
Padi Gogo
2.133
1.071 2.792
2.051
2.210
Jagung
4.071
2.710 2.986
3.523
3.392
Kedelai
121
394
348
315
620
Kac. Tanah
532
400
325
217
156
Kac. Hijau
574
233
125
184
159
Ubi Kayu
607
1.254 1.340
908
640
Ubi Jalar
254
753
669
717
751

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Luas tanam Padi Sawah tahun 2015 mengalami penurunan 1.836 Ha (8,62 %) dari
tahun 2014 karena disebabkan anomaly iklim yang tidak menentu. Data Luas Tanam
Padi Gogo tahun 2015 mengalami Kenaikan seluas 159 Ha (7,75 %) dari tahun 2014
disebabkan minatnya petani untuk menanam komodi padi Gogo karena biayanya lebih
kecil dibandingkan padi Sawah. Sedangkan untuk palawija Jagung Luas Tanam tahun
2015 mengalami penurunan 131 Ha (3,71%) dari tahun 2014 hal ini disebabkan
anomaly iklim yang tidak menentu. Kedelai Luas Tanam tahun 2015 mengalami
Kenaikan 305 Ha (96,82 %) dari tahun 2014 hal ini

disebabkan adanya

Pengembangan Kedelai dari Kementerian Pertanian seluas 500 Ha. Kacang Tanah
Luas Tanam tahun 2015 mengalami penurunan 61 Ha (28,11 %) dari tahun 2014 hal
ini disebabkan anomaly iklim yang tidak menentu. Kacang Hijau Luas Tanam tahun
2015 mengalami Penurunan 25 Ha (13,58 %) dari tahun 2014 hal ini disebabkan
anomaly iklim yang tidak menentu . Ubi Kayu Luas Tanam tahun 2015 mengalami
penurunan 268 Ha (29,51 %) dari tahun 2014 hal ini disebabkan anomaly iklim yang
tidak menentu. Ubi Jalar Luas Tanam tahun 2015 mengalami kenaikan 34 Ha (4,74%)
dari tahun 2014 hal ini disebabkan adanya swadaya petani.
Tabel 1.9
Luas Areal Tanam Tanaman Sayuran dan Buah-buahan SemusimTahun
2011 s/d 2015
No.
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Ha)
(Ha)
( Ha )
( Ha )
( Ha )
1.
B. Merah
18
7
6
8
8
2.
B. Putih
3
Kentang
2
1
4
5
3
Kubis
21
23
18
16
24
3.
Petsai/Sawi
37
47
38
51
45
4.
Wortel
9
13
16
56
32
5.
K. Merah
9
10
4
7
20
6.
K. Panjang
5
9
6
25
13
7.
Cabe
13
23
6
20
22
8.
Tomat
16
36
12
16
33
9.
Terung
14
15
12
11
14
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Buncis
Ketimun
L. Siam
Kangkung
Bayam
Semangka
Melon

20
3
2
3
7
-

18
3
9
-

4
2
1
4
-

23
17
9
4
13
1
1

12
7
1
7
4
4

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Keterangan : Data Tanam adalah Data ril tanam dalam setahun (Jan. s/d Des.)
Luas tanam tanaman sayuran dan buah-buahan semusim tahun 2015 terhadap tahun
2014 mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan oleh permintaan konsumen serta harga
yang menentukan. Kalau harga naik maka petani banyak yang mengusahakan serta
intervensi pemerintah sebaliknya kalau harga turun banyak petani yang tidak
menanam.
Tabel 1.10
Luas Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan yang belum menghasilkan
Tahun 2011 s/d 2015
No.
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Phn)
(Phn)
(Phn)
(Phn)
(Phn)
1.
Alpukat
14.200 23.925 24.925
23.925
23.925
2.
Apel
569
560
560
560
560
3.
Belimbing
276
250
250
250
250
4.
Jeruk
24.285 21.915 24.935
25.085
25.085
5.
Durian
2.922
3.407
3.357
3.357
3.357
6.
Jambu Biji
1.360
1.043
1.043
1.023
1.023
7.
Mangga
15.569 10.000 19.351
19.151
19.151
8.
Nangka
10.413 13.790 13.790
13.790
13.790
9.
Nenas
26.323 22.450 35.100
23.125
23.125
10.
Pisang
16.592 20.397 11.600
13.050
13.050
11.
Rambutan
12.759 21.700 21.699
21.699
21.699
12.
Salak
20
2.970
2.920
2.920
2.920
13.
Sawo
40
14.
Sirsak
16
15.
Sukun
1.450
1.450
1.450
Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Keterangan : Data yang belum menghasilkan adalah Data tanaman yang sama sekali belum pernah
berbuah

Tabel 1.11
Luas Areal TanamTanaman Biofarmaka Tahun 2011 s/d 2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Komoditi
Jahe
Laos/ Lengkuas
Kencur
Kunyit
Temu Lawak

2011
(Ha)
1,50
0,10

2012
(Ha)
11,00
0,05
0,10
3,12
5,02

2013
( Ha )
3,00
0,05
-

2014
( Ha )
4,00
-

2015
( Ha )
10
2
1
3
7

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Keterangan : Data Tanam adalah Data ril tanam dalam setahun (Jan. s/d Des.)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

Luas tanam tanaman Biofarmaka tahun 2015 mengalami kenaikan karena adanya
alokasi program pusat dan provinsi.

c) Luas

Panen

dari

Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 7

dibawah ini :

1.

Tabel 1.12
Luas Areal Panen dari Tahun 2011 s/d 2015
Komoditi
2011
2012
2013
2014
(Ha)
(Ha)
( Ha )
( Ha )
Padi Sawah 20.071
20.495
23.634
20.469

2.

Padi Gogo

1.703

2.610

1.713

2.001

2.171

3.

Jagung

4.090

3.804

2.513

2.673

2.994

4.

Kedelai

80

615

138

255

615

5.

Kac. Tanah

619

441

343

217

217

6.

Kac. Hijau

434

389

97

184

102

7.

Ubi Kayu

798

887

1.243

1.789

1.154

8.

Ubi Jalar

623

415

746

1.014

20

No.

2015
( Ha )
19.279

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Keterangan : Data Panen yaitu Sisa Tanam tahun sebelum (Okt.-Des.) + Tanam Januari Agustus tahun
berjalan

Luas panen tahun 2015 terhadap tahun 2014 mengalami kenaikan dan penurunan.
Kenaikan disebabkan adanya sisa tanam tahun sebelum yang belum dipanen
sedangkan penurunan disebabkan adanya puso.
Tabel 1.13
Luas Areal Panen Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim Tahun 2011 s/d
2015
No.
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Ha)
(Ha)
( Ha )
( Ha )
( Ha )
1.
B. Merah
18
7
6
7
8
2.
B. Putih
3.
Kentang
2
1
2
7
4.
Kubis
19
16
14
14
23
5.
Petsai/Sawi
34
46
36
41
49
6.
Wortel
9
13
14
52
32
7.
K. Merah
9
30
7
20
8.
K. Panjang
5
9
5
20
17
9.
Buncis
18
16
11
11
16
10. Cabe
13
23
5
20
22
11. Tomat
16
32
13
17
32
12. Terung
7
20
14
14
11
13. Ketimun
1
5
3
6
11
14. L. Siam
5
1
15. Kangkung
1
2
1
3
1
16. Bayam
6
10
6
16
11
17. Semangka
1
3
1
3
18. Melon
Keterangan : Data Panen yaitu Sisa Tanam Agustus Desember tahun sebelum + Tanamam Januari
November tahun berjalan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

Dari tabel di atas menyimpulkan, bahwa luas panen tahun 2015 terhadap tahun 2014
mengalami fluktuasi. Kenaikan disebabkan adanya sisa tanam tahun sebelum yang
belum dipanen sedangkan penurunan disebabkan adanya puso.
Tabel 1.14
Luas Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan yang sudah menghasilkanTahun 2011
s/d 2015
No.
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Phn)
(Phn)
(Phn)
(Phn)
(Phn)
1.
Alpukat
13.212
10.150
8.750
9.750
9.750
2.
Apel
3.
Belimbing
276
4.
Jeruk
3.567
1.970
7.572
7.622
7.622
5.
Jambu Biji
749
740
740
760
760
6.
Durian
560
100
130
130
130
7.
Mangga
9.157
5.898
14.837
15.037
15.037
8.
Nangka
9.938
4.845
4.825
4.825
4.825
9.
Nenas
10.175
16.013
1.053
13.028
13.028
10.
Pisang
13.718
4.687
17.934
18.684
18.684
11.
Rambutan
10.507
825
825
825
825
12.
Salak
3.263
563
563
563
563
13.
Sawo
30
40
14.
Sirsak
1.800
1.592
1.572
1.572
1.572
15.
Sukun
1.500
50
50
100
Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Kerangan : Data Tanaman yang menghasilkan yaitu tanaman yang sedang berbuah
maupun yang sedang tidak berbuah
Luas tanaman buah-buahan tahunan tahun 2015 terhadap tahun 2014 mengalami
kenaikan karena tidak adanya intervensi program pemerintah Kabupaten, Provinsi dan
Pusat.

No.
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 1.15
Luas Areal Panen Tanaman Biofarmaka Tahun 2011 s/d 2015
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Ha)
(Ha)
( Ha )
( Ha )
( Ha )
Jahe
1,50
11,00
3,00
1,00
Laos/Lengkoas 0,05
2
Kencur
0,10
1
Kunyit
3,12
3
Temulawak
0,10
3,00
7

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Data panen komoditi Rimpang mengalami kenaikan kecuali Jahe mengalami


penurunan karena penenaman Jahe tahun 2015 belum di panen.
Data Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dari Tahun 2011 s/d Tahun 2015
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

No.
1.
2.
3.

Tabel 1.16
Data Produksi Tanaman Pangan dari Tahun 2011 s/d 2015,
Komoditi
Tahun.
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
2014
Padi Sawah 104.019
104.438
119.143
102.849
Padi Gogo
3.311
3.611
3.611
4.212
Jagung
12.997
9.924
6.570
6.323

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

Tahun
2015
96.553
4.734
8.444
8

KABUPATEN MANGGARAI

4.
5.
6.
7.
8.

Kedelai
Kac. Tanah
Kac. Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar

18
318
240
5.733
2.048

872
461
440
7.139
1.622

132
362
111
10.012
2.920

328
221
248
14.423
3.973

740
221
116
9.270
77

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Keterangan :
Padi Sawah satuan Ton GKG
Padi Gogo satuan Ton GKG
Jagung satuan Ton PK
Kedelai satuan Ton BK

Kac. Tanah satuan Ton BK


Kac. Hijau satuan Ton BK
Ubi Kayu/Ubi Jalar satuan Ton UB

Dari tabel terlihat, bahwa produksi Padi Sawah tahun 2015 mengalami penurunan dari
tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya kemarau panjang yang berdampak pada puso
serta rendahnya penggunaan benih unggul berlabel.
Tabel 1.17
Data Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
No.
Komoditi
2011
2012
2013
(Ton BB) (Ton BB) (Ton BB)
1.
B. Merah
85
42
36
2.
B. Putih
3.
Kentang
27
15
4.
Kubis
844
480
420
5.
Petsai/Sawi
404
694
542
6.
Wortel
160
260
280
7.
K. Merah
12
90
8.
K. Panjang
12
29
15
9.
Buncis
66
241
166
10. Cabe
16
71
12
11. Tomat
68
321
130
12. Terung
62
201
141
13. Ketimun
11
100
60
14. L. Siam
15. Kangkung
10
20
10
16. Bayam
6
10
6
17. Semangka
18. Melon
-

Tahun 2011 s/d 2015


2014
2015
(Ton BB) (Ton BB)
42
48
30
105
420
690
615
735
1.040
640
21
60
60
51
165
240
60
66
170
320
140
110
120
220
100
20
30
10
16
11
3
75
3
75

Dari tabel terlihat, bahwa Produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim
tahun 2015 terhadap tahun 2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan
disebabkan oleh Intervensi Program Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun
2015. Sedangkan penurunan disebabkan kurangnya penerapan teknologi oleh petani
serta Puso akibat anomaly iklim yang tidak menentu.

No.
1.
2
3.
4.
5.

Tabel 1.18
Data Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan yang sedang
menghasilkanTahun 2011 s/d 2015
Komoditi
2011
2012
2013
2014
2015
(Ton BB) (Ton BB) (Ton BB)
(Ton BB)
(Ton BB)
Alpukat
177
149
189
194
Apel
2
Belimbing
112
Jeruk
18
664
249
248
269
Jambu Biji
10
37
37
38

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

KABUPATEN MANGGARAI

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Durian
Mangga
Nangka
Nenas
Pisang
Rambutan
Salak
Sawo
Sirsak
Sukun

81
184
7
357
6
1
-

2
121
27
24
24
24
-

3
190
216
3
126
48
5
2
2

2
193
214
15
187
48
5
2
2

2
196
217
15
200
49
4
31
3

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Dari tabel terlihat, bahwa produksi buah-buahan tahunan tahun 2015 terhadap tahun
2014 mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh iklim yang menunjang dan
perawatan tanaman oleh petani.

1.

Tabel 1.19
Data Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2011 s/d 2015
Komoditi
2011
2012
2013
2014
(Ton
(Ton
(Ton UB) (Ton UB)
UB)
UB)
Jahe
15,60
110,00
30

2.

Laos/Lengkoas

0,93

72

3.

Kencur

0,30

4.

Kunyit

15,60

90

5.

Temulawak

1,03

3,00

70

No.

2015
(Ton UB)
10

Sumber data : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015

Dari tabel di atas menyimpulkan bahwa produksi Rimpang mengalami kenaikan


karena permintaan konsumen meningkat. Sedangkan komoditi Jahe mengalami
penurunan karena Penanaman Jahe APBD I Provinsi tahun 2015 seluas 10 Ha belum
panen.
2) Perkebunan
Peran sub sektor perkebunan di Kabupaten Manggarai sebagai sumber pendapatan
masyarakat kedepan akan terus ditingkatkan baik melalui kegiatan ekstensifikasi,
intensifikasi dan rehabilitasi maupun diversifikasi perkebunan.
Gambaran potensi perkebunan selama lima tahun (tahun 2011 s/d tahun 2015) dapat
dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 1.20
Data Perkembangan Luas Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan
Jenis
Komoditi

Tahun 2011
Luas
Areal
(Ha)

Produksi
(Ton)

Tahun 2012
Luas
Areal
(Ha)

Produksi
(Ton)

Tahun 2013
Luas
Areal
(Ha)

Produksi
(Ton)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

Tahun 2014
Luas
Areal
(Ha)

Produksi
(Ton)

Tahun 2015
Luas
Areal
(Ha)

Produks
(Ton)

10

KABUPATEN MANGGARAI

Kopi
7.239,40 1.034,20 7.213,43 1.312,90 7.172,65 1.375,97 7.115,62
Kelapa
3.713,77
577,40 3.661,49
576,35 3.580
585,1 3.541,84
Cengkeh
2.434,57
- 2.681,24
148,24 3.062,18
133,22 3.069,68
Jmb Mete 6.709,13
330,35 6.655,80
302,50 6.473,16
284,63 6.398,86
Panili
11,77
0,04
4,50
8,85
7,65
Kakao
1.832,55
62,40 2.027,01
77,00 2.303,77
91,32 2.276,30
Kapuk
833,56
37,08
821,32
36,93 751,26
32,35
697,36
Kemiri
6.086,88
707,46 6.068,90
726,76 5.953,32
798,97 5.864,32
Pinang
647,24
36,45
647,24
36,45 653,22
36,13
633,47
Jumlah 29.508,87 2.785,38 29.780,93 3.217,13 29.958,45 3.337,69 29.605,10

1.486,09 7.160,04
584,33 3.179,93
185,82 3.102,75
288,00 6.167,11
3,45
116,88 2.281,30
30,85 646,86
791,17 5.900,27
38,23 607,92
3.521,3729.049,63

1.954,07
584,05
346,68
830,65
233,70
36,89
1.016,22
37,73
5.039,99

Sumber data : Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2015

Grafik Perkembangan Luas Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan

Tabel dan grafik di atas menunjukan bahwa total luas areal tanam lahan perkebunan
selama 5 tahun terakhir sedikit mengalami peningkatan bahkan cenderung statis dan
sedikit mengalami penurunan pada tahun 2015. Total luas areal komoditi perkebunan
mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 seluas 2.377,66 Ha
atau sebesar 8,62 %. Namun terjadi penurunan pada 2 tahun terakhir yakni tahun 2014
dan tahun 2015 seluas 908,82 Ha. Penurunan luas areal sebagian besar terjadi pada
areal tanaman tua/ rusak karena adanya pembongkaran tanaman tua atau rusak yang
kemudian dialihfungsikan untuk pemukiman/perumahan, perkantoran, tempat usaha
perdagangan, prasarana jalan, serta pengembangan komoditi non perkebunan, serangan
hama / penyakit yang menyebabkan tanaman perkebunan banyak yang ditebang, serta
kurangnya minat dalam hal membudidayakan komoditi juga menjadi penyebab terjadinya
penurunan luas areal. Kegiatan ekstensifikasi yang dilaksanakan yang dapat
meningkatkan potensi perkebunan tidak menunjukkan peningkatan yang berarti dibanding
tahun sebelumnya.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

11

KABUPATEN MANGGARAI

Dilihat per komoditi, luas areal 9 Komoditi Unggulan Perkebunan tahun 2011 - 2015
menunjukan bahwa ada komoditi yang mengalami peningkatan maupun penurunan baik
luas areal maupun produksi. Prosentasi rata rata peningkatan luas areal pertahun untuk
komoditi Kopi

sebesar 0,15%, Cengkeh 12,26%, dan Kakao 16,23%. Komoditi

perkebunan yang mengalami penurunan luas areal rata-rata pertahun adalah kelapa
2,19%, Jambu Mete 0,60 %, Kapuk 2,20 %, kemiri 0,76 %, pinang 1,53 % dan Panili
22,12%.
Peningkatan produksi tanaman menghasilkan berfluktuasi. Pada tahun 2015 produksi
komoditi perkebunan meningkat sebesar 7,26 % dari tahun sebelumnya. Hal ini terutama
disebabkan oleh bertambahnya luas areal tanaman menghasilkan (TM) serta iklim yang
menguntungkan untuk tanaman berproduksi. Prosentasi rata rata peningkatan produksi
pertahun untuk komoditi perkebunan untuk Kopi 7,71 %, kelapa 0,03 %, cengkeh 23,18
%,jambu mete 26,33 %, kakao 24,35 %, kemiri 2,86 %. Penurunan produksi rata-rata
pertahun pada komoditi panili 39,71 %, pinang 1,10 % dan kapuk 3,66 %.
Daya hasil tanaman perkebunan persatuan luas tanam atau produktivitas setiap komoditi
perkebunan belum mencapai standar sebagaimana yang diharapkan atau jauh dibawah
produktivitas rata - rata. Hal ini banyak dipengaruhi oleh perilaku budidaya yang tidak
sesuai anjuran teknis, faktor kesesuaian lahan,serangan hama/ penyakit, keterbatasan
pengetahuan petani dan teknologi. Untuk mengatasi kendala produksi dan produktivitas
tersebut diatas, kedepan pemerintah bersama petani perlu melakukan berbagai terobosan
antara lain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui pelatihan,
magang/studi banding dan gelar teknologi bekerja sama dengan lembaga penelitian atau
lembaga perguruan tinggi. Disamping itu perlu kajian kesesuaian lahan untuk setiap
komoditi, introduksi benih/bibit unggul dan penggunaan saprodi yang tepat/sesuai.

No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tabel 1.21
Perkembangan Produktivitas Rata-rata Komoditi Perkebunan
Komoditi
Tahun
(Kg/Ha)
2010
2011
2012
2013
2014
Kopi
Kelapa
Cengkeh
Jambu Mete
Panili
Kakao
Kapuk
Kemiri
Pinang

346,09
310,55
327,56
228,19
98,25
272,24
131,66
355,09
105,90

231,82
307,40
129,67
6,15
134,63
104,76
263,48
95,76

288,03
308,51
209,60
119,41
161,27
103,72
269,29
95,72

293,26
287,29
154,78
108,44
160,47
92,30
272,04
94,11

314,56
287,69
215,08
108,98
178,42
88,60
270,17
100,35

2015
404,86
305,67
384,75
302,33
309,29
104,45
340,81
99,98

Sumber data : Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2015

3) Pertambangan dan Energi


a) Sektor Pertambangan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

12

KABUPATEN MANGGARAI

Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan pembangunan Kabupaten Manggarai pada


tahun 2015 tidak terlepas dari dukungan sektor pertambangan. Sektor pertambangan
sampai tahun 2015 dengan 19 (sembilan belas) lokasi galian mineral batuan dan 18
(delapan belas) Izin Usaha Pertambangan Mineral Logam. Delapan Belas Izin Usaha
Pertambangan Mineral Logam, terdiri dari 11 (sebelas) IUP Produksi dan 7 (tujuh) IUP
Eksplorasi sedangkan dari 19 (sembilan belas) lokasi pertambangan mineral batuan,
hanya 2(dua) mempunyai izin. Walaupun demikian, sektor pertambangan memberikan
kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Tahun
2015 sektor pertambangan telah memberi kontribusi sebesar 3,31% bagi PDRB
Manggarai.
b) Sektor Energi
Pengembangan sektor energi sangat potensial untuk dikembangkan guna memajukan
pembangunan di Kabupaten Manggarai. Sampai tahun 2015, potensi sektor energi
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Panas Bumi (geothermal) Ulumbu
Potensi energi geothermal yang dimiliki Kabupaten Manggarai terdapat di
Ulumbu dan Wae Pesi. PLTU Ulumbu sejak tanggal 11 Nopember 2011 telah
resmi digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Manggarai dan
daerah sekitarnya, dan sampai saat ini daya yang telah termanfaatkan adalah 4 x
2,5Mw.
(2) Energi Tenaga Mikro Hidro
Selain Energi Panas Bumi, di Kabupaten Manggarai potensi Energi Mikro Hidro
juga memiliki kontribusi yang baik untuk menghasilkan energi. Potensi energi
tenaga Mikro Hidro yang sudah teridentifikasi dan akan dieksploitasi
(dimanfaatkan) adalah Wae Lega I Desa Tengku Lese dengan daya sebesar 21
KW dan Wae Lega II Desa Buar dengan daya 60 KW. Sedangkan potensi energy
tenaga Mikro Hidro di lokasi lain hingga saat ini belum dapat di eksplotasi karena
belum dilakukan penelitian lebih mendalam tentang kapasitas, tingginya biaya
investasi, dampak sosial dan lingkungan.
(3) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Potensi Tenaga Matahari di Kabupaten Manggarai juga memiliki kontribusi
potensi yang cukup besar, Potensi tersebut bagus dikembangkan pada daerah
yang mempunyai topografi landai dan kondisi ini di dukung dengan angka ratarata radiasi harian sinar matahari bervariasi 4,10 5,75 kWh/m2. Data realisasi
Pemasangan PLTS sampai pada Tahun 2015 di Kabupaten Manggarai, sebagai
berikut :
Tabel 1.22
Data PLTS Kabupaten Manggarai sampai Tahun 2015
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

13

KABUPATEN MANGGARAI

No

1
1

Kecamatan

2
Reok Barat

Cibal

Cibal Barat

Lelak

Wae Rii

Satar Mese Barat

Rahong Utara

Satar Mese

9 Reok
TOTAL (UNIT)

Desa/Dusun

Jumlah Unit
Sebelum
Tahun
2015

Pada
Tahun
2015

Jumlah
Terpasang
(Unit)

Sum
Daya/P

Sambi (Dusun Nanu,


Dusun Pasat, Dusun Wae Wua)
Torongkoe (Dusun Repu,
Dusun Ngkeling)
Lante (Dusun Ojang)
Nggalak (Dusun Nggalak)

220

220

7
DAK E

70

70

DAK E

41
67

0
0

41
67

DAK E
DAK E

Loce (Dusun Bolol &


Dusun Rabok)
Lemarang (Dusun Toda)
Nggalak (Dusun Nggalak &
Dusun Singkul)
Nggalak (Dusun Mbang)
Riung
Beamese (Dusun Rii)
Barang (Dusun Nundang)
Welu (Dusun Rangat & Welu)
Perak (Dusun Watu Lencung)
Golowoi
Gololanak
Bere (Dusun Nanga)
Urang
Bangka Lelak
Gelong
Ndiwar
Pong Umpu (Dusun Gonggong & Dusun Sepe)

74

74

DAK E

0
0

34
54

34
54

DAK E
DAK E

0
26
48
42
63
51
55
99
59
105
26
25
43
0

55
0
16
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
63

55
26
64
42
63
51
55
101
59
105
26
25
43
63

APBD
ESDM
DAK E
DAK E
DAK E
DAK E
PDT
DAK E
DAK E
ESDM
ESDM
ESDM
DAK E
DAK E

Ndehes
Wae Mulu
Compang Ndehes
Gulung
Nuca Molas
Hilihintir
Satarlenda (Dusun Wae Rebo)
Goloropong (Dusun Lempa)
Benteng Tubi
Wae Mantang (Dusun Wunis)
Tengku Lese (Dusun Pasat)
Mocok
Lungar
Tado (Dusun A)
Langgo (Dusun Wuang)
Ruis

25
26
100
17
50
32
31
0
26
19
39
56
16
0
0
0
1.551

0
0
0
0
0
0
0
54
0
39
0
0
0
42
92
123
574

25
26
100
17
50
32
31
54
26
58
39
56
16
42
92
123
2.125

ESDM
ESDM
PDT
ESDM
ESDM
APBD
DAK E
DAK E
ESDM
DAK E
DAK E
DAK E
DAK E
DAK E
DAK E
DAK E

(4) Biogas

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

14

KABUPATEN MANGGARAI

Biogas merupakan proses penghasilan beberapa jenis gas dari penguraian


bahan organik dalam keadaan hampa oksigen. Gas yang dihasilkan berupa gas
methane (CH4), Gas Carbon dioxide (CO2) dan hidrogen sulphida (H2S). Gas
methane yang dihasilkan dari material organik melalui proses hampa oksigen
(anaerobic digestion) dengan bakteri hampa oksigen (anaerobic bacteria) dalam
wadah yang tertutup dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor gas dan
generator biogas. Pada tahun 2015 telah dibangun 32 (tiga puluh dua) unit
biogas yang tersebar di tiga kecamatan. Biogas yang dibangun adalah biogas
skala rumah tangga yang hanya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar kompor
gas dan lampu petromak. Sebaran pembangunan biogas skala rumah tangga
sampai tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.23
Data Biogas Kabupaten Manggarai sampai Tahun 2015
No

1
1

Kecamatan

2
3

2
Ruteng

Cibal
Wae Rii

4.

Satar Mese

TOTAL (UNIT)

Desa/Dusun

3
Pocolikang (Kuwu)
Compang Namut (Namut)
Cumbi (Cumbi & Lagar)
Pong Murung (Wangkung)
Nenu (Teruk & Bea Leba)
Wae Rii (Pinggang)
Lalong (Wae Peca & Tado)
Tal (Tal)
Umung (Golo Cala)
Iteng (Iteng)
Ponggeok (Topok)

Jumlah Unit
Sebelum
Tahun
2015

Pada
Tahun
2015

2
3
5
10

1
3
1
9
3
10
1
3
1
32

Jumlah
Terpasang
(Unit)

6
2
1
3
1
3
14
3
10
1
3
1
42

Sumber
Daya/Proyek

7
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM
DAK ESDM

4) Industri, Perdagangan dan Koperasi


a) Sektor Industri
Jumlah unit usaha industri kecil kerajinan, industri kecil dan menengah mencapai
2.317 buah .
Nilai investasi sebesar Rp.14.120.229.200, Penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.076 orang

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

15

KABUPATEN MANGGARAI

No
1.

2.
3
4
5

Tabel 1.24
Perkembangan Industri di Kabupaten Manggarai Tahun 2011 2015
Uraian
Sat
Tahun
2011
2012
2013
2014
Jumlah Industri
Unit
Kecil :
33
389
402
429
a. Industri Formal Unit
1.850
1.850
1.862
1.883
b. Industri non
Formal
2.223
2.239
2.264
2.312
Total
Unit
3.834
3.850
3.923
4.163
Tenaga Kerja
Org
Nilai Investasi
Rp. 13.225.829.500 13.644.035.200 13.876.106.200 14.120.229.200
Nilai Produksi
Rp. 11.260.681.000 11.260.681.000 11.260.681.000 11.260.681.000
56
58
58
58
Jumlah Sentra
Buah

2015
461
1.856

2.317
4.076
14.120.229.200
11.260.681.000
57

b) Sektor Perdagangan
Jumlah perusahaan perdagangan (Perusahaan Kecil, Perusahaan Menengah dan
Perusahaan Besar) sebanyak, 2.738 buah perusahaan.
Penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.862 orang.

No
1.
1.
2
3.
4.

Tabel 1.25
Perkembangan Perusahaan Perdagangan Tahun 2011 2015
Uraian
Sat
TAHUN
2011
2012
2013
2014
Perusahaan Mikro
Buah
110
155
205
274
Perusahaan Keci (PK) Buah
1.355
1.413
1.520
1.672
Perusahaan
Buah
487
500
525
537
Menengah (PM)
Perusahaan Besar
Buah
185
153
155
155
(PB)
Total
Buah
2.137
2.221
2.405
2.484
Tenaga Kerja
Orang
8.066
8.298
8.818
9.582

2015
299
1.804
555
80
2.738
2.826

Jumlah Sarana Perdagangan


Tabel 1.26
Sarana Perdangan di Kabupaten Manggarai
Kecamatan

Nama Pasar

No

L. Rembong

1. Pasar
Ruteng
2. Pasar
Ruteng
3. Pasar Puni
4. Pasar BTN

2
3

Ruteng
R. Utara

Lelak

1.Pasar Lelak

Tahun
Berdiri

Luas

Pengelola

Jumlah

Tanah
(M2)

Bangunan
(M2)

1976

6.500

2.843

2011

860

1.776,5
0

1978
2005

1.200

Kios
Permanen
(buah)
151

Los
permanen
(buah)
265

96
8
-

250

2010

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

Stand
Daru- Pedagang
rat
100

516

150

374

168
26

38
-

38
26

56

56

16

Pemerintah

Pemerintah

KABUPATEN MANGGARAI
5

S. Mese

1. Pasar Iteng
2. Pasar Iteng

1993
2011

1.173
-

360
213,25

21
15

43
16

62
-

126
31

Pemerintah

S. Mese
Barat

1. Pasar Todo
2. Pasar Narang
3. Pasar Dintor
4. Pasar Langke
Majok

2002
2002
2002
2011

800
1.200
860
-

198
198
207
306,50

12
12
12
32

56
40
46
-

68
52
58
32

Pemerintah

7
8

Wae Rii
Cibal

2001
2005

1.500
600

207
150

12
12

64
-

64
-

Pemerintah

Reo

1. Pasar
Pagal
2.Pasar
Wotok
1. Pasar Reok
2.Pasar Robek
3. Pasar Reo
4. Pasar Reo

1978
2004
2011
2014

3.840
600
-

2.036
150
366,50

51
15
58

27
12
32

96
-

174
79

Pemerintah

Tabel 1.27
Perkembangan Harga Bahan Pokok Tahun 2011 -1015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bahan pokok
Beras
Jagung Biji
Minyak Goreng
Minyak Tanah
Ikan Kering
Gula Pasir
Telur
Daging Sapi
Terigu

c)

Satuan
2011
8.000
4.000
14.000
2.500
30.000
12.000
1.500
60.000
8.000

Kg
Kg
Kg
Botol
Kg
Kg
Butir
Kg
Kg

Tahun
2013
8.500
5.000
16.000
2.500
30.000
14.000
1.500
65.000
8.000

2012
8.500
5.000
16.000
2.500
30.000
14.000
1.500
65.000
8.000

2014
9.000
5.500
17.000
3.000
35.000
13.000
1.500
80.000
8.500

2015
10.000
6.000
17.000
3.000
40.000
13.000
2.000
85.000
8.500

Sektor Koperasi dan UKM


Jumlah koperasi yang sudah berbadan hukum sebanyak 112 buah
Jumlah anggota Koperasi sebanyak 42.992 orang
Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebanyak 2.254. buah, dan yang sudah
mendapat banuan perkuaan modal sebanyak 554 UMKM.
Tabel 1.28
Perkembangan Koperasi 4 Tahun Terakhir

No.
1
2
3
4.
5.
6
7
8

Uraian
Modal (Rp):
1. Modal Sendiri
2. Modal Luar
Anggota Koperasi
1. Laki-laki
2. Perempuan
Karyawan (orang)
Sisa Hasil Usaha
(Rp.)
Omzet (Rp)
Koperasi Berbadan
Hukum
Koperasi Aktif
Anggota Koperasi
yang telah di latih
(orang)

Tahun
2012

2013

2014

2015

26.461.641.378.
19.033.635.823

31.433.526.856
20.725.028.630

47.980.438.563
31.731.022.837

52.768.790.814
20.413.380.827

22.307
6.363
112
1.963.220.934

25.695
8.786
112
4.527.409.855

32,833
11,327
106
6.212.893.098

30.629
12.363
106
4.3339.775.425

34.734.782.414
86

46.259.721.496
102

82.738.177.291
112

111.034.816.291
120

50
239

94
239

104
279

112
279

Tabel 1.29
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

17

KABUPATEN MANGGARAI

Jenis Koperasi
No.
1
2
3
4.
5.
6
7
8
9

Uraian
KUD
KOPKAR
KPRI
KSP
KOPERASI
ANGKATAN
KSU
KOPERASI WANITA
KOPERASI
PERTANIAN
KOPERASI
NELAYAN
JUMLAH

Tahun
2014
6
8
15
41
2

2012
6
8
15
14
2

2013
6
8
15
33
2

2015
6
8
15
43
2

30
2
1

34
2
1

36
2
1

40
2
1

86

102

112

120

5) Kehutanan
Luas kawasan hutan di Kabupaten Manggari telah mengalami perubahan setelah
dilakukan pendataan ulang melalui metode digitasi. Pendataan ini dilakukan untuk
menghitung kembali luas kawasan hutan Kabupaten Manggarai setelah memisahkan
beberapa kawasan hutan yang sebelumnnya masih bergabung dengan Kabupaten
Manggarai Barat dan Manggarai Tumur. Untuk lebih jelas perubahan luas kawasan hutan
Kabupaten Manggarai dapat dilihat pada tabel berikut :

No.

1
1.

2.

Nama Kawasan
Hutan
2
Kawasan Hutan
Yang Dikelola
Dishutbun:
Gapong
Meler Kuwus
Todo
Nggalak Rego
Ramut
Bajak
Pisok
Jumlah
Kawasan Hutan
Yang Dikelola
BKSDA NTT II :
Taman Wisata
Alam Ruteng
Total Jumlah

Tabel 1.30
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Manggarai.
RTK
Sebelum Pendataan
Setelah Pendataan
Ulang
Ulang
Keliling
Luas (Ha) Keliling
Luas (Ha)
(Km)
(Km)
3
4
5
6
7
18
111
14
103
15
103.A
103.C

118

20,72
65,20
122,68
319,19
180,80
7,875
14,7

952,36
3.040,00
10.089,20
14.690,30
1.165,90
112,35
156,61

20,72
32,93
93,17
170,93
180,80
7,875
14,7

952,36
1.995,97
7.103,05
6.083,69
1.034,13
112,35
156,61

731,165

30.206,72

521,123

17.438,16

32.248,60

99,65

731,165

62.455,32

620,777

Keterangan

8
Dikelola
oleh Dinas
Kehutanan
dan
Perkebunan
Kab.
Manggarai

Dikelola
oleh
7.956,50 BKSDA
NTT II
Ruteng
25.394,66

Kawasan hutan yang dikelola oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan telah mengalami
degradasi akibat

pembalakan liar dan perambahan hutan sehingga menyebabkan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

18

KABUPATEN MANGGARAI

adanya lahan kritis di dalam kawasan hutan. Data luas lahan kritis di dalam dan di luar
Kawasan Hutan pada awal Renstra yaitu tahun 2011 mengalami perubahan yaitu dalam
Kawasan Hutan 4.010,50 ha dan luar Kawasan Hutan 33.594,95 ha dari tahun
sebelumnya yaitu dalam Kawasan Hutan 3.177,3 ha dan luar Kawasan Hutan 9.682 ha.
Perkembangan luas lahan kritis dipengaruhi oleh rehabilitasi hutan dan lahan setiap
tahun, selain itu dapat dipengaruhi oleh luas kerusakan hutan. Tahun 2015 luas lahan
kritis di dalam kawasan hutan setelah dilakukan rehabilitasi mengalami penurunan seluas
119 ha atau 3,15 %, sedangkan kerusakan hutan tidak ada.
Untuk lebih jelas kondisi lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan setelah
pendataan ulang tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

No
.

1
2
3
4
5
6.
7.

Tabel 1.31
Perkembangan Luas Lahan Kritis di Dalam Kawasan Hutan
Awal
Kondisi
Reboisasi Kerusa
Renstra
Lahan
di dalam
kan
(Ha)
Kritis
kawasan
Hutan
Kecamatan
Tahun
(Ha)
(Ha)
Hutan
2011
s/d
(Ha)
Tahun
Tahun
Tahun
2015
2014
2015
Gapong RTK. 18
423,19
375,69
Meler Kuwus RTK. 111
1.277,25
100
1.281,15
Todo RTK. 14
751,54
733,04
Nggalak Rego RTK. 103
453,82
19
382,07
Ramut RTK. 15
1.034,13
934,13
Bajak RTK. 103.A
32,98
32,98
Pisok RTK 103.C
37,59
37,59
Jumlah
4.010,5
3.776,65
119
-

Kondisi
Lahan
Kritis
(Ha)
s/d
Tahun
2015
375,69
1.181,15
733,04
363,07
934,13
32,98
37,59
3.657,65

Grafik Kondisi Lahan Kritis Dalam Kawasan Hutan


Tahun 2014 Dan Tahun 2015
Tahun 2015 luas lahan kritis di luar kawasan hutan setelah dilakukan rehabilitasi melalui
kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan (DAK
Kehutanan), kegiatan Pembuata Bibit/Benih Tanaman Kehutanan dan Kegiatan Gerakan
Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (GPKAN). mengalami penurunan
seluas 227,60 ha atau 0,97 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

No.

1.
2.

Tabel 1.32
Data Perkembangan Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan
Awal
Kondisi
Rehabilitasi
Kondisi
Renstra
Lahan
(Ha)
Lahan
Kritis
Kritis
(Ha)
Tahun
Kecamatan
Tahun
(Ha) s/d
2015
(Ha) s/d
2011
Tahun
Tahun
2014
2015
9,37
Langke Rembong
545,97
257,80
248,42
1.123,00
13,87
Ruteng
183,13
169,25

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

3,64
7,58

19

KABUPATEN MANGGARAI

3.
4.
5.

Wae Rii
Reok
Reok Barat

1.611,33
4.200,00
6.760,18

766,02
3.436,60
6.135,18

6.

Satar Mese

4.682,04

3.500,49

18,37
8,00
35,37
0,50

747,64
3.428,60
6.099,80
3.499,99

14,75
7.
8.

Cibal
Cibal Barat

9.

Satar Mese Barat

10.
11.

Lelak
Rahong Utara
Jumlah

1.272,87
1.400,00

58,73
676,00

10.204,12

8.119,82

522,59
1.272,85

62,54
187,08
23.383,39

2,40
0,23
0,58
0,01

0,00
94,00
30,87
2,47
227,60

25,11
43,98
676,00
8.025,82
31,66
184,60
23.155,77

0,00
1,16
49,37
1,33
0,97

33.594,95
GRAFIK KONDISI LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2015

Langke Rembong

b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB

Ruteng

1) Pertumbuhan ekonomi

Wae Rii
Reok

Kondisi perekonomian Kabupaten Manggarai periode Tahun 2011-2013 menunjukan


Reok Barat

perkembangan yang positif. Pada Tahun 2011 Produk Domestik Regional Bruto menurut
Satar Mese

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
Cibal

(ADHB/ADHK) masing-masing dengan jumlah sebesar Rp.1.389.041,14,- dan


Cibal Barat

Rp.620.572,76,- serta tingkat pertumbuhannya yaitu sebesar 11,56% dan 5,58%. Dari

Satar Mese Barat

kondisi awal pada tahun 2011 tersebut, meningkat menjadi Rp.1.562.924,43,- dan
Lelak

Rp.653.221,24,- pada Tahun 2012, dengan tingkat pertumbuhan yaitu sebesar 11,52 %
Rahong Utara

dan 5,26%. Pada Tahun 2013 PDRB (ADHB/ADHK) Kabupaten Manggarai terus
mengalami kenaikan yaitu Rp. 1.766.093,03,- dan Rp. 688.444,02,- atau pertumbuhan
sebesar 11,00% dan 5,39% dengan demikian pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai
Tahun 2011-2013 tersebut, masih dibawah target pertumbuhan rata-rata sesuai RPJMD
Kab.Manggarai yaitu sebesar 6,4 %.
Tabel 1.33
PDRB dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2011-2013 (Rp.000)
Tahun
ADHB
ADHK
Nilai (Ribu)
2011 r)
2012*
2013**
Total
Rerata

1.389.041,14
1.562.924.43
1.766.093,03
4.718.058.300
1.572.686.100

Pertumbuhan
(%)
11,56
11,52
11,00
34,08
11,36

Nilai (Ribu)
620.572.76
653.221,24
688.444.02
1.962.238.020
654.079.340

Pertumbuhan
(%)
5,58
5,26
5,39
16,23
5,41

Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara


Sumber
: DDA Kabupaten Manggarai Tahun 2014

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

20

KABUPATEN MANGGARAI

Kontribusi sektor adalah sumbangan atau peran yang diberikan oleh masing-masing
sektor terhadap pembentukan PDRB. Indikator kontribusi sektor ini dipergunakan untuk
menganalisis sektor mana yang paling besar menyumbang atau berperan terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Manggarai. Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Manggarai Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013,
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.34
PDRB Kabupaten Manggarai Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menurut
Lapangan Usaha Tahun 2011 2013
No

Lapangan Usaha

2011 r)

I. Atas Dasar Harga Berlaku ( ADHB )


1
Pertanian
478.935,60
2
3
4
5
6
7
8
9

2
3
4
5
6
7

2012 *)

Kontribusi
Sektor
(%)

2013**)

Kontribusi
Sektor
(%)

34,48

529.198,73

33,86

589.149,97

33,36

Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan

28.998,54

2,09

33.497,06

2,14

38.725,77

2,19

6.912,15

0,50

7.512,89

0,48

8.286,35

0,47

Listrik, Gas dan Air


Minum
Bangunan dan
Konstruksi
Perdagangan, Hotel &
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan
Jasa Jasa

6.903,92

0,50

7.879,48

0,50

9.111,94

0,52

107.289,64

7,72

122.171,33

7,82

139.564,65

7,90

176.311,66

12,69

202.718,29

12,97

234.073,15

13,25

60.517,77

4,36

67.337,60

4,31

75.934,44

4,30

103.208,62

7,43

116.778,30

7,47

133.264,61

7,55

419.963,24

30,23

475.830,75

30,44

419.963,24

30,46

1.389.041,14

100

100

1.766.093,03

100

PDRB
II.
1

Kontribusi
Sektor
(%)

Atas Dasar Harga Konstan ( ADHK )


Pertanian
189.544,11

1.562.924,43

30,54

193.865,48

29,68

199703,27

29,01

Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan

12.557,07

2,02

13.269,32

2,03

14.035,41

2,04

5.567,69

0,90

5.742,93

0,88

6.006,09

0,87

Listrik, Gas dan Air


Minum
Bangunan dan
Konstruksi
Perdagangan, Hotel &
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi

3.004,58

0,48

3.258,23

0,50

3.572,93

0,52

38,363,76

6,18

40.561,28

6,21

42.984,81

6,24

70.414,82

11,35

74.874,96

11,46

79.751,69

11,58

39.658,82

6,39

41.703,53

6,38

44.210,44

6,42

Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan

38.738,21

6,24

41.456,05

6,35

44.561,63

6,47

Jasa Jasa

222.723,72

35,89

238.489,45

36,51

253.617,75

36,84

PDRB

620.572,76

100

653.221,24

100,00

688.444,02

100

Keterangan
Sumber Data

: r) Angka Revisi *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara


: DDA Kab.Manggarai Tahun 2014

Integrasi 9 (Sembilan) Lapangan Usaha perekonomian daerah kedalam 3 sektor utama


atas kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Manggarai sebagai berikut:

Tahun

Tabel 1.35
Kontribusi 3 Sektor ADHB & ADHK Tahun 2011-2013
Kabupaten Manggarai
Sektor

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

PDRB
21

KABUPATEN MANGGARAI

Primer
Sekunder
I. ADHB
2011
507.934,14
121.105,71
2012
562.695,79
137.563,70
2013
627.875,74
156.962,94
II. ADHK
2011
202.101,19
46.936,03
2012
207.134,80
49.562,44
2013
213.738,68
52.563,83
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Tahun 2014

No.
1.
2.
3.

4.

5.
6.
7
8.

Tersier
760.001,29
862.664,94
981.254,34

1.389.041,14
1.562.924,43
1.766.093,03

371.535,57
396.523,99
422.141,51

620.572,76
653.221,24
688.444,02

Tabel 1.36
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Manggarai
Tahun 2011 2013
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
INDIKATOR
r)
*)
**)
PDRB Atas Dasar Harga
1.389.041,14
1.562.924,13
1.766.093,03
Berlaku (Rp)
PDRB Atas Dasar Harga
620.572,76
653.221,24
688.444,02
Konstan (Rp)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5,58
5,26
5,39
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
Kontribusi Sektoral (%)
32,17
30,91
a. Primer
7,69
7,73
b. Sekunder
60,14
61,36
c. Tersier
PDRB per Kapita
- ADHB (Rp./Jiwa)
4.395.043
4.856.940
5.396.608
- ADHK (Rp./Jiwa)
1.963.544
2.029.949
2.103.662
Tingkat Pengangguran (%)
Jumlah Penduduk Miskin
64.880 Jiwa
65.200 Jiwa
65.200
(21,86 %)
(21,33 %)
(20,96%)
Total APBD (Rp)
546.889.417.234 566.515.426.163 691.973.705.849

9.

Rasio PAD terhadap APBD


5,99
6,75
(%)
10. Rasio Dana Perimbangan
74,97
84,34
terhadap APBD (%)
11
Rasio Dana Lain-lain
12,51
8,98
Pendapatan Daerah yang
Sah terhadap APBD (%)
Keterangan : r) Angka Revisi *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Sumber Data : DDA Kab.Manggarai Tahun 2014, BPS

6,87
80,62
8,58

2) Pendapatan per kapita


Tingkat kesejahteraan masyarakat Manggarai ditinjau dari pendapatan perkapita ratarata selama tiga tahun (2011-2013) Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga
Konstan terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.37
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

22

KABUPATEN MANGGARAI

Rata-Rata Pendapatan Perkapita Penduduk Kab.Manggarai


Tahun 2011 s/d 2013
No.
URAIAN
TAHUN
2011 r)
2012 *)
1.
Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 4,395,043 4,856,940

2013 **)
5,396,608

2.

2,103,662

Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

1,963,544

2,029,949

Keterangan : r) Angka Revisi *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara


Sumber Data : DDA Kab.Manggarai Tahun 2014, BPS

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2015

23

Anda mungkin juga menyukai