Anda di halaman 1dari 16

Dampak kabut asap terhadap

kesehatan paru
Oleh : agis mira dewi
Dr . Joni Anwar, Sp.P

sulfur dioksida (SO2),


karbon monoksida
(CO), formaldehid,
akrelein, benzen,
nitrogen oksida (NOx)
dan ozon (O3).
World Wildlife Fund
(WHO) memperkira-kan
sekitar 20 juta orang
Indonesia telah terpajan
asap kebakaran hutan
yang mengakibatkan
berbagai gangguan paru
dan sistem pernapasan

manula, bayi, serta


mereka yang memiliki
penyakit paru
sebelumnya. Dampak
buruk tersebut juga dapat
mengenai populasi orang
sehat
Penderita ISPA di daerah
bencana asap meningkat 1,8
3,8 kali dibandingkan
jumlah penderita ISPA pada
periode sama tahun-tahun
sebelumnya.

definisi

Kebakaran hutan (wildfire) adalah keadaan api


menjadi tidak terkontrol dalam vegetasi yang
mudah terbakar di daerah pedesaan atau daerah
yang luas.

Ukuran lebih dari 10 mm


biasanya tidak sampai ke
paru; dapat mengiritasi
mata, hidung dan
tenggorokan.

Materi
partikul
at

Partikel kasar (coarse


particles) berukuran
2,5 10 mm.

Partikel
kurang atau
sama dengan
10 mm dapat
terinhalasi
sampai ke
paru.

Partikel halus (fine particles)


berdiameter kurang dari 2,5
mm.

Penilaian polusi
udara
PSI 0 50: sehat
PSI 51- 100: sedang
PSI 101 199: tidak begitu baik
PSI 200 299 : tidak sehat
PSI 300 399: berbahaya
PSI 400 : sangat berbahaya

Dampak kabut asap

1. Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)


2. Eritroderma dan erupsi obat eritematosa
3. Erupsi Pustural Obat : non-follicularly centered pustules yang
sering dimulai di leher dan daerah intertriginosa.
4. Staphylococcal scalded skin syndrome : SSSS dibedakan secara
klinis dari SJS/NET terutama oleh epidemiologi dan dari selaput
lendir. Diagnosis didukung oleh pemeriksaan histologis, yang
mengungkapkan peluruhan hanya lapisan atas epidermis.

Berikut ini dampak akibat


gangguan asap bagi kesehatan
kita :
1. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan
tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan
mungkin juga infeksi.
Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru
kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
2. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan
seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
3. Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun
yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan
tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan
kesehatan.

Lanjut
4. Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran
pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih
mudah terjadi infeksi.
Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
5. Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi
sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak
terlindungi.
6. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi,
terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola
bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan
(environment).

ASBUT

Istilah asbut (asap kabut) di adaptasi dari bahasa Inggris smog


(smoke dan fog). Istilah ini muncul sekitar awal abad ke-20, ketika
asap dan kabut tebal tampak di kota London akibat revolusi industri
di kota tersebut.
Polutan utama penyebab asbut industri adalah sulfur oksida dan
materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil
oleh industri, warnanya tampak keabuan. Asbut ini sering terlihat
keluar dari cerobong asap pabrik.

Dampak asbut

Asbut dapat mengganggu penglihatan sehingga menghambat


berbagai aktivitas manusia, seperti penerbangan. Selain itu, asbut
juga mengganggu pernapasan sehingga dapat menyebabkan
kematian

jenis penyakit pneumoconiosis


yang banyak dijumpai di daerah
kegiata indutri dan teknologi
1. Silikosis
Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa
SiO2 yang terhisap masuk ke paru-paru, kemudian mengendap
dengan masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Penyakit silikosis
di tndai dengan sesak napas yang disertai batuk, seringkali tidak
disertai dahak.
2. Asbestosis
Penyakit asbestosis disebabkan oleh debu atau serat asbes, yaitu
campuran dari berbagai macam silikat terutama magnesium
silikat. Gejala yang ditunjukkan berupa sesak napas dan batuk
dengan dahak. Pemeriksaan pada dahak akan menunjukkan
adanya debu asbes dalam dahal tersebut.

Lanjut
3. Bisinosis
Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh
serat napas. Masa inkubasinya yaitu sekitar 5 tahun, dengan
tanda-tanda awal berupa sesak napas dan terasa berat pada dada.
4. Antrakosis
Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh debu batu bara. Masa inkubasi antara 2 sampai 4 tahun.
Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:
a. Antrakosis murni
b. Silikoantrakosis
c. Tuberkolosilikoantrakosis

Lanjut

5. Beriliosis
Beriliosis disebabkan oleh debu logam, baik berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida. Debu logam
dapat menyebabkan nesoparingitis, bronchitis, dan pneumonitis
yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan
sesak napas

kesimpulan

Kebakaran hutan merupakan masalah kesehatan yang serius. Asap


polusi terkandung dalam biomassa yang besar pengaruhnya
terhadap kesehatan paru, terutama yang berukuran <10 mm.
Dampak asap terhadap kesehatan berupa berbagai gangguan dan
keluhan pernapasan, terutama pada orang yang berisiko tinggi atau
sensitive

Daftar pustaka

Rumajomi HB. Kebakaran hutan di Indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan [Makalah pengantar Filsafah Sains,
Program Pasca Sarjana]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2006.
Aditama TY. Dampak asap kebakaran hutan terhadap kesehatan paru. Jakarta: YP IDI & IDKI, 1999; p.3-33.
Brauer M. Health impact of biomass air pollution. WHO. [cited 2007 Nov 4]. Available from:
http//www.firesmokeheealth.org.
National Interagency Fire Center. The science of wildland fire. [cited 2011 Jan 9]. Available from
www.nifc.gov/preved/comm_guide/wildfire/fire 4.html.
Dawud Y. Smoke episodes and assessment of health impacts related to haze from forest fires: Indonesian experience. The
Indonesian Association of Pulmonologist,
Persahabatan Hospital Jakarta; 1999.p 313-22
A Guide for Public Health Officials. Wildfire smoke revised July 2008. Available from:
http://www.arb.ca.gov/smp/progdev/pubeduc/wfgv8.pdf
Disaster planning for lung health: Fire Fact Sheet. California Thoracic Society American Lung Association; 2008.p. 1-6. WHO
guidelines for vegetation fire events. Available from: http://www.who.effn/egry/fire.htm.accessed on november 15th,2005
Samet JM.Utell MJ. Indoor and Outdoor air pollution. In: Fisman Pulmonary Diseases and Disorders, 4th ed. New York :
McGraw Hill Medica; 2008. pp. 1009-36.
Malilay J. A review of factors affecting the human health impacts of air pollutants from forest fires. Health guideline for
vegetation fire. WHO october 1998.255-70.
WHO. Wildfires and heat-wave in the Russian Federation- public health advice. Aug. 19th, 2010.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai