OLEH :
dr. Ardiani Okky Novitasari
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internship
Peserta
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium
berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3
cm dan tebal 0,6 sampai 1,5 cm. Berat ovarium mencapai 5 sampai 6 gram. Ovarium
terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat pada uterus lewat ligamentum
ovarii yang berjalan dari permukaan posterior uterus di dekat kornu uteri. Fungsinya
sebagai tempat folikel, menghasilkan sel telur yang sudah matang, menghasilkan dan
mensekresi estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium ini dapat terganggu oleh penyakit penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit yang dapat terjadi adalah kista ovarium.
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang
dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium
yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang halangi masuknya kepala ke dalam panggul. Penyebab dari kista belum
diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahanbahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat
kimia, polutan, hormonal dan lain lain.
Akhir-akhir
ini
diperkirakan
terjadi
peningkatan
kasus
dengan
gambaran
asimptomatik dan baru bisa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis,
sehingga 60 70% pasien datang pada stadium lanjut sehingga penyakit ini juga disebut
sebagai The lady silent killer. Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium
pada hampir semua wanita premenopause dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post
menopause.
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika
ukuran lebar kista kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada
pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista. Perawatan pasca operatif setelah pembedahan untuk
mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen.
Pada klien post operasi kista ovarium akan mengalami masalah yang berhubungan dengan
nyeri, risiko infeksi, kurang perawatan diri serta berbagai masalah yang mengganggu
kebutuhan dasar lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi Ovarium
dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa
fimbria dari infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu
dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal
dari gubernakulum.
albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang sangat
sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica kanan dan kiri
yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai drainase mengikuti
perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.
pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma
pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada
segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas.
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang berasal
dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur
menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan antara
tumor dengan kista. Perlu diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor
berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Karena secara definisi tumor adalah
jaringan, oleh karena itu beberapa literatur membedakan antara kista dengan tumor
ovarium.
III.Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat, umumnya
kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal
maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang
sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak,
dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan.
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang
spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.
V. Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid
A
Tumor lain
i Kista folikel
ii Kista korpus lutein
iii Kista teka-lutein
Kistik
ii
iii
iv
Kista endometroid
Kista dermoid
b
Solid
ii
Tumor Brenner
iii
Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya bakteri
kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan menuju ke adneksa. Kemudian
terjadilah infeksi dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.
b Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di
8
bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
membesar menjadi kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya
berdiameter 1-1 cm. Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor
yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak
lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang
sendiri.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone)
normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit
2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal
meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
10
Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel
yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil
peluruhan dinding saat menstruasi.
Neoplasti Jinak
1
Kistik:
a
kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
b Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering
ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa
dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding
dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi
dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning
dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri
kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
12
histopatologis
pertumbuhan
tumor
tersebut
mungkin
jinak
13
Kista Dermoid
15
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat
ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga
beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat pembentukan
lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan menjadi sel sel folikel
rambut, tulang, serta gigi secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini
tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit,
rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat
produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan
akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita
lewat menopause.
Solid
16
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya
sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang
padat.
a
Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%.
Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim
yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling
sering ditemukan pada penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan
90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu
keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak
disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di
tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut
kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan
dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii,
ascites, hidrotoraks).
b Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua
tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya
beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning
muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini
temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2
elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan
ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan
keganasan pada histopatologi dan klinisnya.
c
17
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi
antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri
atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.
VI. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.
a
Menstruasi dini
Tingkat kesuburan
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus oleh
radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.
VII.
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
18
lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa
dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk
jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah
kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium
biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti
terlihat dalam sonogram.
19
VIII.
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
Asites
IX. Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun
biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka
kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium.
Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
20
Ultrasonografi (USG)
Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.
Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (berseptasepta).
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis apakah tumor
tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang umum dilakukan untuk
mendiagnosis kista ovarium.
21
X. Penatalaksanaan
1
1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu
atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat
nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri
NSAID.
2
Operasi
22
XI. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan operasi,
angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal
dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
23
BAB III
PERMASALAHAN
kadang-kadang disertai nyeri sejak 2 tahun yang lalu. Nyeri juga dirasakan saat perut
ditekan terutama perut bagian kanan bawah dan disertai mual. Sebelum datang ke
Puskesmas Dharmarini pasien sudah pernah periksa ke dr. I Sudomo, Sp.OG dengan
keluhan menstruasi terus menerus selama 40 hari dan dilakukan pemeriksaan USG
abdomen. Hasil pemeriksaan USG abdomen didapatkan adanya kista ovarium,
akhirnya pasien dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan tindakan operasi. Pada saat
itu pasien tidak langsung ke Rumah sakit karena merasa takut untuk dilakukan
operasi. Benjolan tersebut dibiarkan sampai akhirnya terus membesar seperti orang
hamil tua. Pasien tidak mengalami penurunan berat badan. Riwayat haid teratur tiap
bulan,lama 3-5 hari,ganti pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan nyeri saat
haid dan saat berhubungan. Pasien sering BAK tetapi sedikit-sedikit. Pasien tidak ada
riwayat minum jamu, merokok, minum-minuman beralkohol. Pasien tidak mengalami
nyeri pervaginal. Pasien tidak pernah darah tinggi, Pasien tidak pernah gula darah
tinggi. Riwayat pemakaian KB suntik.
Riwayat Penyakit Dahulu:
-
: baik
: compos mentis
:
25
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
Suhu: 36,7oC
Nadi
: 80 x/menit
Frekuensi pernafasan : 20 x/menit
Status Gizi
:
TB: 152 cm, BB: 59 kg
Skor BMI = 25,53 kg/m2
Mata
: Konjunctiva palpebra pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thorak :
Jantung : gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen :
Cembung, supel, timpani , peristaltik , nyeri tekan pada regio iliaca dextra
Extremitas :
Edema pretibia : (-), Varises : (-)
Status Obstetri
Pemeriksaan luar: Tanggal : 19 Maret 2016 Tinggi fundus setinggi 2 jari di bawah
processus xyphoideus.
Pemeriksaan dalam vagina : Tidak dilakukan
Pemeriksaan inspekulo : Tidak dilakukan.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG abdomen:
26
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang diberikan pada kasus ini adalah berupa konsultasi dan penanganan
terhadap penyakit yang diderita pasien. Selain itu, diberikan edukasi terhadap pasien agar
pasien mau untuk dilakukan penanganan terhadap penyakitnya termasuk meyakinkan pasien
agar mau di operasi. Serta perawatan dan kontrol pasca operasi dapat langsung ke dokter
spesialis ataupun ke Puskesmas Dharma Rini setiap bulannya bila obat mau habis dan atau
muncul keluhan keluhan baru.
27
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol ke Puskesmas Dharma Rini
berupa anamnesis, pemeriksaan, dan perawatan pasca operasi dibandingkan dengan keluhan
keluhan sebelumnya, apakah ada perbaikan atau tidak.
28
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 1998
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
Medscape
Reference
Ovarium
Anatomy,
Available
at
overview#a0101, Last Update August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology
Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008
29