Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, Karena atas limpahan
karunianya Laporan Hasil Pengamatan Bryophyta, pteridophyta, monocotyle, dan
dycotyle, ini dapat terselesaikan.
Laporan Pengamatan ini berisi tentang pengamatan Bryophyta, pteridophyta,
monocotyle, dan dycotyle.
baik mengenai ciri-ciri, bentuk tubuh, struktur tubuh maupun cara reproduksinya.
Sehingga kita mempunyai pengetahuan mengenai gejala bakteri yang akan berguna bagi kita
di kehidupan, baik sekarang maupun mendatang.
Untuk itu semoga bagi para pembaca bisa mengambil sedikit ilmu dan pengetahuan
dalam Laporan Pengamatan yang telah kami buat.
Bagi pembimbing kami memohon saran dan kritiknya mengenai Laporan Pengamatan
ini, sehingga kami bisa memperbaiki hal-hal kekurangan dalam Laporan Pengamatan ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................
.........................
KATA
PENGANTAR ................................................................................
.............................
DAFTAR
ISI ..............................................................................................
................................
BAB
I
PENDAHULUAN ...........................................................................
...............................
A.
Latar
belakang ......................................................................................................
.....................
B.
Tujuan pengamatan
............................................................................................................
......
C.
Rumusan
masalah .......................................................................................................
...............
D.
Hipotesis ......................................................................................................
...............................
BAB
II
LANDASAN
TEORI .........................................................................................
..........
BAB
III
METODE
PENGAMATAN .............................................................................
.........
Objek
pengamatan .................................................................................................
....................
Lokasi
pengamatan .................................................................................................
...................
Waktu
pelaksanaan
pengamatan ................................................................................................
Alat
dan
bahan ...........................................................................................................
................
Langkah
kerja .............................................................................................................
................
BAB
IV
DATA
HASIL
PENGAMATAN .............................................................................
..
BAB
V
KESIMPULAN ..............................................................................
...............................
BAB
VI
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................
.............
BAB I
PENDAHULUAN
Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong)
adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk
hidup. Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Sehingga
anatomi tumbuhan adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi dari tumbuhan itu sendiri yaitu struktur yang pembangun tumbuhan tersebut.
Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi
yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu
organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya,
beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu
individu makhluk hidup. Namun, pada tumbuhan tidak terdapat sistem organ. Pertumbuhan
hanya sampai pada organ kemudian membentuk satu individu tumbuhan.
Kita ketahui setiap makhluk memiliki struktur yang menyusunnya, seperti halnya pada
tumbuhan dikotil dan monokotil disusun atas berbagai organ seperti akar, batang, daun,
bunga dan biji. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut. Meskipun
sama-sama diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji (spermatophyte), pada kenyataannya
tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai perbedaan yang cukup jelas baik secara anatomi
maupun secara morfologinya.
Kalau secara morfologi mungkin kita bisa melihatnya secara langsung seperti bentuk daun,
akar, dan akarnya tetapi kalau struktur penyusun bagian-bagian tersebut kita tidak dapat
melihatnya dengan kasat mata karena sel-sel yang berukuran sangat kecil. Untuk itu kami
melakukan praktikum untuk mengamati dengan lebih jelas mengetahui dan mengidentifikasi
serta membuktikan apakah benar seperti yang dipaparkan di buku bentuk susunan dan letak
sel-sel penyusun bagian-bagian tumbuhan monokotil dan dikotil serta dapat membedakan
antara struktur monokotil dan dikotil secara anatominya.
B.
Tujuan Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati struktur Bryophyta, pteridophyta,
monocotyle, dan dycotyle.
C.
Rumusan Masalah
Bagaimana struktur Bryophyta ?
Bagaimana struktur Pteridophyta ?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Lumut.
Lumut dapat dijumpai di berbagai tempat, misalnya di tanah lembab, di pohon, tembok, di
permukaan batu bata dan bahkan dikutub yang memiliki ekosistem tundra. Lumut ada yang
seperti beledu hijau dan ada juga yang seperti lembaran daun.
rhizoid.
Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa
melakukan fotosintesis
dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Seperti gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri
dan jamur.
B. PAKU
Ciri-ciri Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. (berkormus)
Baik pada akar, batang, dan daun memiliki berkas pembuluh angkut,yaitu xilem dan floem
(tracheophya).
Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang
hidupnya menempel.
Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri (sifat
dominan).
Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
Macam-macam daun pada tumbuhan paku :
a. Berdasarkan ukurannya
1) Mikrofil : daun yang berukuran kecil.
2) Makrofil : daun yang berukuran besar.
b. Berdasarkan fungsinya
1) Tropofil : daun yang berfungsi untuk melakukan
fotosintesis.
2) Sporofil : daun yang berfungsi untuk menghasilkan spora.
3.)Troposporofil : daun yang berfungsi untuk fotosintesis dan menghasilkan spora.
c) Paku Heterospora
Jenis paku yang menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang berbeda, yaitu spora
jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran yang lebih kecil (mikrospora) dan
spora betina memiliki ukuran yang lebih besar (makrospora). Contohnya adalah Marsilea
crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii.
daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ
khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut
sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada permukaan
bawah daun.
Batang dan akar mempunyai kambium sehingga dapat terjadi pertumbuhan sekunder
dan tentunya akan tumbuh membesar
Tidak mempunya pelindung ujung akar (koleoriza) dan pelindung ujung batang
(koleoptil)
Bagian bunga terdiri atas kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari tersebut
berjumlah 4 atau 5 atau kelipatannya
Memiliki berkas vaskuler (pembuluh angkut) yang terdapat di batang yang bertipe
kolateral tertutup (antara xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak dari
xilem dan floem tersebar atau tidak teratur. Umunya batang dan akar tidak memiliki
kambium sehinga tidak dapat terjadi pertumbuhan sekunder dan tidak akan tumbuh
membesar. Namun, ada juga tumbuhan monokotil yang berkambium, seperti sisal
(Agave sisalana).
Umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut-rambut halus, dan ruas-ruas pada
batang tampak jelas
Berakar serabut
Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil
Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok kalem. Urat daun sejajar atau
melengkung dan berpelepah daun.
Bagian bunga terdiri atas kelopok bunga, mahkota bunga, benang sari tersebut
berjumlah tiga atau kelipatan tiga.
Ordo: Geraniales
Genus: Averrhoa
Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan
Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat
tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan
merah yang biasa dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa
diproses. Tomat memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih
sekeluarga dengan kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid.
Ordo: Solanales
Genus: Solanum
Ciri-Ciri
- Berakar serabut,
- Daun berbentuk lanset (sempit memanjang),
- Urat daun sejajar,
- Memiliki pelepah daun,
- Bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret,
- Floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret,
- Buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis.
Klasifikasi ilmiah
Divisio: Spermatophyta
Kelas: Monocotyledoneae,
Ordo: Poales,
Famili: Graminae
Salak ialah salah satu tumbuhan yang tumbuh dengan daun berduri pada lahan tertentu.
Dimana Salak yang memiliki nama latin Salacca edulis reinw. Nama yang indah ini tentunya
juga memiliki klasifikasi tersendiri entah itu secara klasifikasi dan morfologi.
Dimana pada karakteristik tersebut menjadikan suatu perbedaan yang lebih spesifik
dengan berbagai tumbuhan yang lain. Karena karakteristik tersebut memberikan penjelasan
yang lebih detail terhadap keluarga dan unsur lain yang ada pada tanaman Salak.
Di Indonesia ini, terdapat berbagai jenis Salak yang bisa dijumpai nan dikonsumsi.
Masing-masing daerah pun memiliki khas Salak dengan rasa manis yang berbeda. Sekalipun
pada perbedaan jenis tersebut, buah Salak tetap memiliki satu klasifikasi yang sama. Seperti
halnya pada beberapa detail berikut ini yang menjadi klasifikasi tanaman Salak, yaitu:
Kingdom
Divisi
Sub devisi
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
Class
: Monocotyledonae
Ordo
: Lilifrorae
Famili
: Palmaceae
Genus
: Salacca
Spesies
Gambar pengamatan
Gambar literatur
1.
Lumut hati
(Hepatophyta)
2.
Lumut daun
(Bryophyta)
3.
Lumut tanduk
(Anthocerotops
ida)
B. Paku
No.
Nama Tumbuhan
Paku
Gambar pengamatan
Gambar literatur
1.
Suplir (Adiantum
cuneatum)
2.
Pakis
(Sakis)
3.
Ekor kuda
(Equisetum)
Rane
(Selaginella)
Semanggi
(Marsilea)
Sarang burung
(Asplenium
nidus)
IV. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan di atas, tumbuhan lumut yang kami amati adalah tumbuhan lumut
dalam fase gametofit. Lumut berwarna hijau dan memiliki ukuran kecil dan pendek. Lumut
juga memiliki batang semu, daun semu dan akar semu/rizoid yang digunakan untuk melekat
pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian.
Lumut hati berbentuk lembaran daun. Pada lumut hati terdapat gema atau kuncup
sebagai alat reproduksi secara vegetatif. Untuk reproduksi secara generatif membentuk
gamet. Bentuk arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya
sedangkan anteridium seperti payung yang tepinya rata.
Lumut daun mempunyai batang bercabang dan daun yang kecil, hampir seperti
tumbuhan tingkat tinggi tapi belum sejati. lumut daun hampir mirip seperti rumput, tetapi
lebih pendek. Lumut daun memiliki kuncup untuk reproduksi vegetatifnya.
Pada praktikum kali ini juga kami mengamati beberapa jenis tumbuhan paku. Tumbuhan
paku adalah tumbuhan yang memiliki daun, akar dan batang sejati (berkormus). Pada
praktikum kali ini juga ditemukan daun muda yang menggulung.
Batang tumbuhan paku berada di dalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom muncul
akar-akar kecil yang merupakan akar serabut. Rizom juga berfungsi untuk alat
perkembangbiakan secara vegetatif.
Tumbuhan ini tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya tetapi menggunakan spora
yang dihasilkan oleh kotak spora (sporangium). Sporangium berkumpul didalam sorus yang
terletak di bagian bawah daun. Ukuran, bentuk dan warna sorus berbeda-beda. Dan tidak
semua daun tumbuhan paku memiliki sorus atau dapat disebutkan daun yang berfungsi
penghasil spora (sporofil).
Perbedaan anatomi akar monokotil dan dikotil, akar monokotil memiliki batas ujung
akar dan kalipra jelas, perisikel terdiri dari beberapa lapis sel, punya empelur yang luas
sebagai pusat akar, tidak ada kambiumnya, jumlah lengan protoxilem banyak, letak xilem dan
floemnya berselang seling. Sedangkan akar dikotil memiliki batas ujung akar dan kalipra
tidak jelas, perisikel terdiri dari 1 lapis, tidak punya empelur, mempunyai kambium, jumlah
lengan xilem antara 2-6, letak xilem di dalam dan floem di luar.
Perbedaan anatomi batang monokotil dan dikotil, batang monokotil tidak bercabangcabang, pembuluh akut tersebar, tidak punya jari-jari empulur, tidak ada lkambium vaskular
sehingga tidak ada membesar, empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks. Batamg
dikotil bercabang-cabang, pembuluh akut teratur, punya jari-jari empulur, mempuyai
kambium vaskular sehingga dapat membesar, dapat dibedakan antara daerah kortexs dan
empulur, ada kambium diantara xilem dan floem.
Struktur anatomi batang secara umum batang tersusun atas epidermis yang
berkutikula dan terkadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan
empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem
tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar
pada tumbuan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.
Perbedaan anatomi daun monokotil dan dikotil daun pada banyak dikotil bersifat
dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas dan bawah yang berbeda secara morfologis.
Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, terbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh
kutikula dan tidak mengandung kloroplas. Mesofil palisade terletak persis di bawah
epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel-selnya berdinding
tipis yang sangat berdekatan, sel-sel persegi memanjang kearah epidermis.
Struktur anatomi daun. Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan
terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat
dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar dpat dibedakan atas jaringan pagar
dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem
berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
Lumut hati bereproduksi secara vegetatif dengan cara membentuk gema atau kuncup, dan
metagenesis.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berkormus atau memiliki akar, batang dan daun
sejati.
Memiliki rizom atau batang tumbuhan paku yang berada di dalam tanah. Pada rizom terdapat
akar serabut.
Daun mudanya menggulung.
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara membentuk spora. Spora tersebut terdapat
di dalam kotak spora atau sporangium. Sporangium terkumpul di wadah yang disebut sorus
(angiospermae).
Tunbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki biji berkeping 2, sedangkan