DI SUSUN OLEH:
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS PADA AN. A DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG BAKUNG
RS PANTI WALUYO SURAKARTA
DI SUSUN OLEH :
NIM. P. 10032
NIM
: P. 10032
Program Studi
PADA AN. A
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benarbenar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan
ketentuan akademik yang berlaku
Surakarta, April 2013
Yang Membuat Peryataan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
: P. 10032
Program Studi
PADA AN. A
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Pembimbing
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/ Tanggal
iii
( ..................... .................... )
HALAMAN PENGESAHAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
: P. 10032
Program Studi
JALAN
NAFAS
PADA
AN.
: Surakarta
Hari / Tanggal
DEWAN PENGUJI
Penguji I
(.)
Penguji II
(.)
Penguji III
(.)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep. Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN. A DI RUANG BAKUNG RS. PANTI
WALUYO SURAKARTA.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
4. Ibu Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns selaku penguji II yang telah memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
5. Ibu Tyas Ardi S., S.Kep.,Ns selaku penguji III yang telah memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan program pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril
dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
ii
iii
iv
vii
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien .....................................................................
B. Pengkajian ..........................................................................
10
10
11
13
vii
16
B. Simpulan .............................................................................
25
C. Saran ...................................................................................
26
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1
ix
LAMPIRAN
Lampiran I
Look Book
Lampiran II
Format Pendelegasian
Lampiaran III
Lampiran IV
Asuhan Keperawatan
Lampiran V
Lampiran VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Word Health Organitation (WHO) tahun 2003, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) adalah merupakan salah satu penyakit penyebab
kematian ke-4 didunia yang diperkirakan sebanyak 15 juta terjadi pada anak
usia di bawah lima tahun setiap tahunnya (Yamin dkk, 2006).
Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2000, kejadian
penyakit ISPA di Indonesia masih cukup tinggi terutama pada Balita. Sekitar
20% sampai 30% kematian anak Balita disebabkan oleh penyakit ISPA.
Berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden ISPA pada Balita
antara lain: umur < 2 bulan, gizi kurang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
tidak mendapat ASI yang cukup, polusi udara, kepadatan tempat tinggal,
imunisasi yang tidak memadai, defisiensi vitamin A, pemberian makanan
tambahan terlalu dini dan ventilasi rumah yang kurang (Prasasti dkk, 2005).
Kasus ISPA di Puskesmas Nanjung Mekar Bandung, merupakan
penyakit yang setiap tahun menempati urutan pertama dari sepuluh pola
penyakit rawat jalan dan mengalami peningkatan (Yamin dkk, 2006).
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa
atau disertai radang parenkim paru. ISPA disebabkan oleh virus. Virus yang
menyebabkan ISPA terdapat 10-100 kali lebih banyak didalam mukosa
1
hidung dari pada mukosa faring ( Alasagaf dan Mukty, 2005). Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 1999,
Manifestasi klinis ISPA dapat berupa batuk, kesulitan bernafas, sakit
tenggorokan, pilek, demam dan sakit telinga (Nurhidayat dkk, 2008).
ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan ricketsia.
Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran nafas. Pada paparan
pertama virus akan menyebabkan mukosa membengkak dan menghasilkan
banyak lendir, sehingga akan menghambat aliran udara melalui saluran nafas.
Batuk merupakan mekanisme pertahan tubuh untuk mengeluarkan lendir
keluar dari saluran pernafasan. Bakteri dapat berkembang dengan mudah
dalam mukosa yang terserang virus, sehingga hal ini menyebabkan infeksi
sekunder yang akan menyebabkan terbentuknya nanah dan memperburuk
penyakit (Nurhidayat dkk, 2008).
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari
21%pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Kebutuhan oksigen (O2)
dan pertukaran gas merupakan salah satu kebutuhan dasar paling vital dalam
kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas
merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang sangat penting,
bermanfaat atau diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu
sendiri (Saryono dan Widianti, 2010).
B. Tujuan Penulis
1.
Tujuan Umum
Melaporkan kasus ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada
An. A
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
Penulis
mampu
menyusun
rencana
Asuhan
Keperawatan
e.
f.
C. Manfaat
1.
Bagi Penulis
a.
b.
2.
Bagi Institusi :
a.
Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi tentang asuhan keperawatan anak
pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, khususnya
pada pasien ISPA sehingga perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan lebih optimal serta meningkatkan
ketrampilan dalam memberikan penatalaksanaan yang lebih baik
pada pasien ISPA. Perawat mampu bersikap profesional dalam
memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
pada pasien ISPA.
b. Institusi Pendidikan
Sebagai
informasi
kepada
mahasiswa
tentang
asuhan
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini akan disampaikan laporan asuhan keperawatan pada An. A
dengan ISPA yang dilakukan tanggal 22 24 April 2013 di ruang Bakung
RS Panti Waluyo Surakarta. Laporan asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
A. Identitas Klien
Klien dengan inisial An. A, berjenis kelamin laki-laki, umur 9 bulan,
An. A lahir pada tanggal 21-07-2012, beragama Islam, alamat Kartasura.
Penanggung jawab klien adalah Ny. N, umur 43 tahun, pendidikan SI,
pekerjaan guru. Hubungan dengan klien adalah ibu sekaligus informan dan
tinggal 1 rumah dengan klien.
B. Pengkajian
Pengkajian di lakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 12.15 WIB,
pada kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa.
Keluhan utama, ibu pasien mengatakan An. A batuk disertai dahak yang sulit
dikeluarkan. Riwayat kesehatan sekarang ibu pasien mengatakan sejak 1
minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit An. A mengalami batuk
disertai dahak yang sulit dikeluarkan, pilek dan
Gambar 2. 1.
Genogram An. A
Keterangan :
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
Status nutrisi, An. A dari lahir sampai sekarang diberikan susu formula.
Makanan pendamping ASI diberikan pada An. A mulai usia 6 bulan. Pada
status nutrisi sekarang sebelum sakit An. A makan 3 kali sehari dengan 1/
porsi habis. Menu makanan terdiri dari nasi bubur atau pun biskuit. Minum
air putih 4 sampai 5 gelas perhari sedangkan susu formula diberikan kurang
lebih 3 x @120cc perhari, sedangkan selama sakit keluarga klien mengatakan
8
klien makan 3 kali sehari dengan 1/ 2 porsi habis. Menu makanan terdiri dari
bubur yang terbuat dari beras, minum 3 sampai 4 gelas perhari dan minim
susu formula 3 x @120cc botol tergantung keinginan ibu dalam memberikan
susu formula pada An A. Untuk status gizi An. A dengan perhitungan Z Score, berat badan berdasarkan umur = WAZ = BB Median
SD upp
=10 9 =
1,00
1,00
=1 (gizi normal)
menit irama nafas tidak teratur ( irreguler ), denyut nadi 132 kali per menit.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan hasil pemeriksaan laboratorium
pada tanggal 22 April 2012 didapatkan hasil hemoglobin 10,0 g/dl (N P:12-16
g/dl, Lk: 14-18 g/dl). Hematokrit 31,1 % (N P: 38-47 % Lk : 40-54 %),
basofil 1,5 % ( N 0-1%), neutrofil 18 % ( N 29-72% ), limfosit 369.000 % ( N
360.000-520.000% ), monosit 17,8 % ( N 0-5% ). mch 20 pg (N: 28-31 pg).
Terapi Pengobatan yang diperoleh An. A pada tanggal 22-24 April
2013 yaitu kalfoxime 3 x 200 mg, lameson 3 x 1/5 125 mg, puyer yang berisi
10
ocuson 0,25 mg dan mucosulvan 0,25 mg, syirup sanmol (jika panas)
sendok takar ( 1 sendok takar = 5 ml, 5 ml=120 mg ) dan infus Rl 15 menit
perjam. Pada hari ketiga An. A mendapatkan terapi yaitu, sanmol 3 x 1
sendok takar ( 1 sendok takar = 5 ml, = 125 mg ), dan puyer 3 x 1 bungkus
yang berisi ocuson 0,25 mg dan mucosulvan 0,25 mg. Nebulizer setiap 6 jam
dengan komposisi Ventolin 1,25 mg + Pulmicort 0,6 mg.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan analisa data dengan hasil :
data subyektif : Klien mengeluh batuk disertai dahak yang sulit dikeluarkan.
Data obyektif, klien terlihat batuk berdahak pilek terus menerus, terdapat
suara nafas tambahan ronkhi basah di lobus kanan atas, irama napas tidak
teratur dan frekuensi pernapasan 30 kali permenit, nadi 132x permenit, suhu
37,80C. Hasil analisa data diatas, maka penulis menganalisa diagnosa
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas sebagai prioritas utama.
D. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan masalah keperawatan di atas, maka penulis membuat
tujuan dan kriteria hasil berdasarkan kriteria SMART ( Spesifik, Measurable,
Achievable, Reasonable, Time), setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas
dapat teratasi, dengan kriteria hasil: batuk klien berkurang dahak keluar
10
11
dengan encer, irama reguler dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal
(20-30 kali per menit), auskultasi tidak terdengar suara nafas tambahan /
suara nafas bersih.
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan penulis
lakukan, dengan rasional yaitu kaji ulang karakteristik batuk pasien dan
pantau tanda - tanda vital, dengan rasional : tanda-tanda vital merupakan
indikator penting untuk mengetahui perkembangan keadaan klien, rasional :
untuk mengetahui karakteristik batuk, lakukan auskultasi suara nafas pada
bagian dada anterior dan posterio dengan rasional, : untuk mengetahui
adanya bunyi suara tambahan, anjurkan asupan cairan oral atau air hangat ,
rasional: mencukupin kebutuhan cairan dalam tubuh, dan kaloborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi bronkidilator, rasional: sebagai substansi anti
bakterial dan sebagai preparat yang menyebabkan dilantasi bronkus.
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan atau tindakan keperawatan dilakukan selama
3 hari. Hari pertama pada tanggal 22 April 2013 pada jam 12.30 WIB
memantau status keadaan umum pasien respon subyektif: respon objektif: An
A tidak rewel dan tampak tidur. Mengkaji karakteristik batuk klien respon
subjektif: Ny.N mengatakan An. A batuk, data onjektif: dahak yang sulit
dikeluarkan, frekuensi 30 kali per menit irama nafas tidak teratur, fokal
fremitus sama antara kanan dan kiri, suhu 37,80 C nadi 132x permenit. Pada
jam 12.35 WIB memberikan tindakan nebulizer respon subyektif : keluarga
11
12
dan pulmicort
klien masih batuk, respon obyektif : terdapat suara napas tambahan ronkhi, di
lobus kanan atas dan dahak belum keluar, ventolin
dan pulmicort
sudah
masuk. Pada jam 08.20 WIB menganjurkan keluarga untuk memberikan klien
air putih hangat, respon subyektif : keluarga menyetujui respon obyektif :
klien terlihat minum air putih hangat dibantu keluarga. Pada jam 08.25 WIB
12
13
menganjurkan asupan cairan oral atau susu formula, respon subjektif: Ny.N
mengatakan bersedia, data obyektif: An. A terlihat minum banyak.Pada jam
13.00 WIB Kolaborasi dengan dokter pemberian obat sesuai indikasi, respon
subyektif : keluarga menyetujui, respon obyektif : klien diinjeksi kalfoxime 3
x 200 mg, lameson 3 x 1/5 125 mg masuk secara intra vena, puyer yang berisi
ocuson 0,25 mg dan mucosulvan 0,25 mg masuk secara oral.
Tindakan keperawatan pada tanggal 24 April 2013 yaitu pada jam 08.00
WIB memantau status keadaan umum pasien respon subyektif: -, respon
objektif: An A tidak rewel. mengkaji karakteristik batuk klien respon
subjektif: mengatakan An. A batuk, dahak yang sulit dikeluarkan, dan pilek
frekuensi 25 kali per menit, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, irama
napas tidak teratur suhu 36,50 C, nadi 116x permenit. Pada jam 12.35 WIB
memberikan tindakan nebulizer
klien masih batuk, respon obyektif : terdapat suara napas tambahan ronkhi, di
lobus kanan atas dahak keluar sedikit, konsitensi kental warna kekuningan,
ventolin dan pulmicort
13
14
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode
Subjektif, Objektif, Analisa, dan Planing (SOAP). Evaluasi hari pertama
tanggal 22 April 2013 jika hasil dari evaluasi respon telah diuraikan pada sub
bab sebelumnya (implementasi). Evaluasi hasil dilakukan sesuai dengan
tujuan dari masing masing intervensi pada diagnosa keperawatan yang
muncul.
Evalusi pada hari senin tanggal, 22 April 2013, jam 13.00 Wib
didapatkan hasil data Subjektif: Ny. N mengatakan An. A batuk, dahak yang
sulit dikeluarkan, data Objektif: An. A tampak diam, denyut nadi 132 kali per
menit, frekuensi nafas 30 kali permenit irama nafas tidak teratur, fokal
fremitus sama antara kanan dan kiri, ada suara nafas tambahan ronchi basah
di lobus kanan atas, ekspansi (pengembangan dada normal), klien batuk,
disertai dahak belum keluar. Hasil Analisa masalah ketidakefektifan bersihan
jalan nafas belum teratasi. Intervensi yang di lanjutkan monitor vital sign,
lakukan tindakan nebulizer, anjurkan minum air hangat, kolaborasi dengan
dokter pemberian terapi nebulizer.
Evaluasi pada hari selasa tanggal 23 April 2013, jam 13.00 Wib
didapatkan hasil data Subjektif: Ny. N mengatakan An. A batuk, disertai
dahak yang sulit dikeluarkan, dan pilek An. A rileks, data Objektif: tampak
masih batuk, frekuensi nafas 28 kali permenit irama nafas tidak teratur, ada
suara tambahan ronchi basah, ekspansi (pengembangan dada normal), suhu :
36,7 oC, nadi : 122 kali per menit, dahak belum keluar, irama nafas tidak
14
15
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatn
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An. A dengan ISPA yang dilakukan
pada tanggal 22-24 April 2013 di ruang Bakung RS Panti Waluyo. Asuhan
keperawatan meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Penulis akan membahas adanya kesesuaian dengan
kesenjagan antara kasus dengan teori dan berfokus pada pemenuhsn kebutuhan
dasar manusia.
1. Pengkajian
Tahap selanjutnya adalah pengkajian. Pengkajian keperawatan adalah
proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang
klien. Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan.
Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang
didapat dari klien (sumber data primer), data yang didapat dari orang lain
(data sekunder),
informasi atau
laporan
laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat atau anggota
tim kesehatan merupakan pengkajian data dasar (Hidayat A, 2003).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang disebabkan
mikroorganisme di struktur saluran napas atas yang tidak berfungsi untuk
pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring dan laring. Penyakit yang
16
17
termasuk dalam ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok,
laringitis, dan influenza tanpa komplikasi (Corwin, 2009).
Keluhan utama, ibu pasien mengatakan An. A batuk disertai dahak
yang sulit dikeluarkan. Riwayat kesehatan sekarang ibu pasien mengatakan
sejak 1 minggu yang lalu An. A mengalami batuk, disertai dahak yang sulit
dikeluarkan, pilek dan badannya panas, hasil pemeriksaan dari IGD klien
tampak lemas. Nadi 132 kali permenit, suhu 37,8 0C respirasi 32 kali per
menit dengan irama napas tidak teratur.
Hasil pemeriksaan fisik di atas, dapat dilihat bahwa tanda gejala yang
sering dijumpai pada pasien dengan ISPA adalah rinitis, nyeri tenggorokan,
batuk-batuk dengan dahak kuning atau putih kental, nyeri retrosternal dan
konjunctivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai malaise,
mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah-muntah dan insomnia. Pada
tahap ISPA ada beberapa sindrom yaitu sindrom korisa, sindrom faring,
sindrom faringkonjungtiva, sindrom influenza, sindrom herpangina dan
sindrom laringotrakeobronkitis obstruktif akut. Beberapa sindrom di atas
yang paling sering dijumpai adalah sindroma influensa yang ditandai batuk,
lemah badan, malaise, anoreksia, panas badan, nyeri tenggorok. Penyakit
ISPA pada anak-anak umumnya sama seperti orang dewasa, menyebabkan
inflamasi dan pembengkakan pada saluran pernapasan. Tanda gejala yang
terjadi pada anak-anak akan lebih nyata karena saluran napas lebih sempit
daripada orang dewasa sehingga anak-anak lebih rentan untuk terjadi
sumbatan jalan napas (Alsagaff dan Mukty, 2006).
18
tanda-tanda vital nadi 132 kali per menit, suhu 37,80 C pernafasan 30 kali
per menit irama napas tidak teratur, Pada pemerikasaan hidung, simetris,
tidak ada luka, sedikit ada sekret dan pemeriksaan paru : inspeksi paru
pengembangan dada kanan-kiri simetris, palpasi vocal fremitus kanan kiri
sama, saat diperkusi bunyi paru sonor dan saat di auskultasi terdengar suara
nafas tambahan ronkhi basah di lobus kanan atas.
Pasien ISPA akan timbul penyempitan atau tersumbatnya saluran
pernafasan. Semua jenis infeksi mengaktifkan respon imun dan inflamasi,
sehingga terjadi pembengkakan pada jaringan yang terinfeksi. Reaksi
inflamasi menyebabkan peningkatan
saluran
pernapasan,
Sekret
yang
terakumulasi
akan
19
20
21
dengan encer, irama teratur dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal
(20-30 kali per menit), auskultasi tidak terdengar suara nafas tambahan
ronkhi.
Di dalam teori, permasalahan utama yang terjadi pada pasien dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Karena keluhan utama yang dirasakan
adalah batuk dan dahak yang sulit dikeluarkan ssehingga harus segera
diatasi agar kebutuhan oksigenasi pasien terpenuhi.
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan
klien dapat terpenuhi. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
dicetuskan maka penulis menyusun intervensi yang telah disesuaikan
dengan NIC, kaji ulang karakteristik batuk pasien dan pantau tanda - tanda
vital, rasional : tanda-tanda vital merupakan indikator penting untuk
mengahui perkembangan suhu klien, rasional : untuk mengetahui
karakteristik batuk, lakukan auskultasi suara nafas pada bagian dada
anterior dan posterior, rasional, : untuk mengetahui adanya bunyi suara
tambahan, anjurkan minum air putih hangat, rasional: mengencerkan dahak,
kaloborasi dengan dokter dalam pemberian bronkidilator, rasional: sebagai
substansi anti bakterial dan sebagai preparat yang menyebabkan dilatasi
bronkus (Wilkinson, 2006).
4. Implementasi
Berdasarkan
intervensi
yang
telah
direncanakan,
adapun
22
mengkaji ulang karakteristik batuk pasien dan pantau tanda tanda vital,
tanda-tanda
vital
merupakan
indikator
penting
untuk
mengetahui
perkembangan suhu dan keadaan klien dan mengatahui jenis batuk klien
(Nanda, 2010).
Implementasi yang ke-2 melakukan auskultasi suara nafas pada
bagian dada anterior dan posterior. Auskultasi suara nafas pada dada, untuk
mengetahui adanya bunyi suara tambahan (Wilkikinson, 2006).
Implementasi ke-3 Menganjurkan keluarga untuk memberikan air
minum yang hangat, Menurut Wong (2008), pemberian minum air hangat
efektif merupakan salah satu untuk menurunkan viskositas sekresi atau
mengencerkan sekret.
Implementasi yang ke-4 memberi terapi bronkodilator sesuai advis
dokter: terapi inhalasi dengan Ventolin dan pulmicort menggunakan
perbandingan 1:1 , melalui nebulizer. Obat oral syirup sanmol 3 x 1 sendok
takar ( 1 sendok takar = 5 ml, = 125 mg ), dan puyer 3 x 1 bungkus.
Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam
saluran napas melalui penghisapan. Terapi pemberian ini, saat ini makin
berkembang luas dan banyak dipakai pada pengobatan penyakit-penyakit
saluran napas. Berbagai macam obat seperti antibiotik, mukolitik, anti
inflamasi dan bronkodilator sering digunakan pada terapi inhalasi (Yamin
dkk., 2006).
23
5.
Evaluasi
Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP. S:
Subyektif data, O: Obyektif data, A: Analisis atau Assesment dan P:
planning Setelah melalukan implementasi diatas selama 3 hari dari tanggal
2224 April 2013 didapatkan evaluasi pada tanggal 23 April 2012 masalah
belum teratasi subyektif : keluarga klien mengatakan klien masih batuk
pilek dahak yang sulit dikeluarkan. Obyektif : klien terlihat masih batuk dan
pilek, frekuensi pernapasan 30 kali permenit, irama napas tidak teratur,
dahak belum bisa keluar, analisa: masalah belum teratasi, intervensi
dilanjutkan. Masalah belum teratasi dikarenakan penyakit klien sendiri yang
sudah masuk pada tahap sindroma influensa sehingga menyebabkan
penumpukan sekret yang berat dan mengakibatkan sumbatan jalan napas.
Hal ini di tambah dengan keadaan klien yang masih berumur 9 bulan
sehingga intervensi ajarkan batuk efektif yang berfungsi untuk pengeluaran
sekret tidak dapat dilakukan.
Evaluasi pada tanggal 24 April 2012 masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas teratasi sebagian, yang ditandai dengan, subyektif : Ny.
N mengatakan An. A tidak menangis, masih batuk dan pilek, data Objektif:
tampak masih batuk, dahak keluar sedikit, konsintensi kental warna
kekuningan, suhu : 365 oC, nadi : 116 kali per menit, fokal fremitus sama
antara kanan dan kiri, ada suara tambahan ronkhi, frekuensi nafas 25 kali
permenit, ekspansi ( pengembangan dada normal ), irama nafas tidak teratur
setelah pemberian terapi dan dahak sedikit keluar, konsitensi kental warna
24
B. Simpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
a. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 24 April 2013
data subjektif ibu pasien mengatakan keluhan utama yang dirasakan An. A
adalah batuk, disertai dahak dan pilek terus menerus, data objektif frekuensi
pernapasan 25 kali permenit, irama napas tidak teratur, terdapat suara napas
tambahan ronki basah di lobus kanan atas.
b. Diagnosa keperawatan utama pada An. A adalah ketidakefektifan bersihan
jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
c. Intervensi keperawatan : kaji karakteristik batuk, anjurkan minum air putih
hangat, lakukan auskultasi dada anterior dan posterior, kaloborasi dengan
dokter pemberian obat sesuai dengan advis dokter.
d. Tindakan keperawatan pada tanggal 22-24 April 2013 berdasarkan rencana
keperawatan yang telah dibuat, antara lain mengkaji ulang karakteristik
batuk efektif pasien dan memantau tanda tanda vital, melakukan tindakan
nebulizer mengauskultasi dada anterior dan posterior, menganjurkan
minum air hangat, mengkaloborasi dengan dokter pemberian obat sesuai
dengan advis dokter.
25
tidak
menangis, masih batuk dan pilek, data Objektif: tampak batuk, dan dahak
sudah keluar sedikit, konsitensi kental warna kekuningan, suhu : 36 5 oC,
nadi : 116 kali per menit, fokal fremitus sama antara kanan dan kiri, ada
suara tambahan ronkhi basah, frekuensi nafas 25 kali permenit irama nafas
tidak teratur, ekspansi (pengembangan dada normal), setelah pemberian
terapi nebulizer dahak sedikit keluar, konsitensi kental warna kekuningan.
dari data Analisa tersebut maka disimpulkan masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas teratasi sebagian, intervensi masih dilanjutkan,
observasi TTV klien, berikan tindakan nebulizer, anjurkan minum air putih
hangat.
f. An. A dengan ISPA didapatkan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas. Selama pengelola asuhan keperawatan 3x24 jam,
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian, sehingga
intervensi dilanjutkan.
C. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis dapat memberi saran
sebagai berikut :
26
fasilitas
bagi
mahasiswa
untuk
mengembangkan
ilmu
27
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff hood, Mukty Abdul, (2006), Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Penerbit
Airlangga University Press, Surabaya.
Anom, dkk. 2006. Deperterminan Sanitasi Rumah Dn Sosial Ekonomi Keluarga
Terhadap Kejadian ISPA Pada Anak Balita Serta Manajemen
Penanggulangannya
Di
Pukesmas
http
:
//
Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/Jurnal/10308141146.pdf diakses pada tanggal 30
April 2013
Corwin, Elisabeth J, (2009), Baku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Handayani isti,dkk (2009), Dokumentasi Keperawatan DAR Panduan, Konsep,
dan Aplikasi, Penerbit Mitra Cendikia Jogjakarta.
Hartono, Rahmawati, (2012), ISPA Gangguan Pernafasan Pada Anak ,Nuha
Medika: Yogjakarta.
Hidayat A. Aziz Alimul, (2003), Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Mubara Wahit Iqbal, Chayatin Nurul, (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Nursalam, (2003), Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Klinik,
Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Nurhidayah, Fatimah, dkk. 2008. Upaya Keluarga Dalam Pencegahan Dan
perawatan ISPA Di Rumah Pada Balita Di Kecematan Ciawai Kabupaten
Tasimakalaya http : //eprints.up.ac.id/1443/1/6_ Fatimah_Nurhidayah.pdf
Diakses pada tanggal 28 April 2013
Potter Patricia A, Perry Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Saryono, dkk 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Oksigenasi dalam Suatu Asuhan
Keperawatan, Penerbit Bahtera Buku, Jogjakarta
Sarasvati Kine, (2010), Menjadi Dokter Bagi Anak Anda, Penerbit Bahtera Buku,
Jogjakarta
28