Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Genetika

PENYILANGAN DAN UJI STATISTIKA PENYILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID


Drosophila melanogaster
Achmad Firdaus*, D. M . Selina, D. W. Safira, E. N. Salmah, L. Alharits, M. H. Rizadha, N. Nuriza, N. Purida, R. A. A.
Nurhaliza, V. Priscilla, A. A. Deanov, N. Mufida
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
Maret 2016

ABSTRAK
Penyilangan antara organisme yang memiliki satu sifat beda monohibrid dan dua sifat beda dihibrid menyatakan
bahwa gamet hanya menerima satu alel secara acak dan sifat dari sepasang alel tidak dipengaruhi oleh sepasang alel dari
organisme tersebut. Drosophila melanogaster digunakan dalam praktikum karena memiliki silkus yang cepat, jumlah
pasangan kromosom sedikit, mutan dan normal dapat dibedakan dan memiliki banyak jenis mutan, serta mudah
dibedakan fenotip betina dan jantan. Hasil dari penyilangan antara organisme dapat diuji dengan metode chi-square.
dengan perhitungan uji chi-square, hipotesis dapat diterima ataupun ditolak tergantung nilai chi-square yang dihitung.
Telah dilakukan penyilangan monohibrid antara D melanogaster betina normal dan jantan sephia, dan D. melanogaster
betina sephia

dengan jantan normal.Penyilangan D melanogaster normal dengan D melanogaster sephia terjadi

kegagalan saat dalam pemeliharaan sehinggga data yang dipakai untuk diuji adalah data penyilangan monohibrid
D.melanogaster normal dengan mutan black. Hasil dari penyilangan tersebut sesuai dengan hukum Mendel.

Kata kunci : Penyilangan monohibrid;penyilangan dihibrid; Drosophila melanogaster; uji chi-square

PENDAHULUAN

1884) melakukan penyilangan pada kacang ercis warna

Kemiripan anak dengan ayah atau dengan

kuning dan warna hijau sebagai induk (P1) dalam

ibunya dapat terjadi karena tedapat sifat-sifat yang

percobaan persilangan monohibrid. percobaan tersebut

diturunkan kepada anak tersebut baik dari ayah atau

menghasilkan anakan (F1) 100% kuning. Anakan

ibunya. Setiap organisme dapat menurukan sifat-sifa

tersebut

fisiologis, anatomi, dan perilaku, ciri oganisme dan

sehingga menghasilkan anakan generasi kedua (F2).

proses tersebut disebut hereditas. Gregor Mendel (1822-

Hasil tersebut didapatkan perbandingan warna kuning

disilangkan

kembali

dengan

sesamanya

1
*) Kelompok 1 B

dengan warna hijau dengan rasio 3:2. Percobaan ini

Drosophila

terlihat bahwa warna kuning pada kacang ercis

melanogaster digunakan dalam percobaan penyilangan

merupakan sifat dominan. Mendel menyusun hukumya

karena mudah diperoleh dan dikembangbiakan di

berdasarkan percobaan tersebut bahwa faktor-faktor

laboratorium. D melanogaster memiliki siklus hidup

pembawa

yang pendek sehingga praktikum juga akan berlangsung

sifat

dipisah

secara

bebas

selama

pembentukan gamet (Hartwell 2011: 13, 19-20). Jenis

cepat. Perbedaan antara jantan dan betina pada D

penyilangan dibagi atas dua berdasarkan jumlah sifat

melanogaster

bedanya. Monohibrid merupaka penyilangan antar

Kelebihan

individu dengan satu sifat atau karakter yang berbeda.

percobaan penyilangan adalah memiliki berbagai macam

Penyilangan monohibrid contohnya seperti penyilangan

jenis mutan. Kemudahan dari D melanogaster

kacang ercis warna kuning homozigot dan warna hijau

antara mutan yang satu dengan jenis mutan yang lainya

homozigot. Warna kuning pada kacang ercis lebih

dapat dibedakan dari fenotipnya. Jumlah kromosom

dominan dari warna hijau, sehingga semua anakan yang

pada Drosophila melangaster sedikit, terdiri dari tiga

dihasilkan

pasang autosom dan sepasang genosom (Campbell &

akan

bewarna

kuning

heterozigot.

dapat

dari

dibedakan

Drosophila

dari

fenotipnya.

melanogaster

dalam
ialah

perbandingan frekuensi penyilangan monohibrid antara

Reece 2014:294).

sifat

3:1.

hidup Drosophila melanogaster terjadi peda waktu yang

Perbandingan tersebut didapat setelah hasil anakan yang

relatif singkat. Siklus hidup D. melanogaster merupakan

dihasilkan

sesamanya

proses metamorfosis sempurna. Urutan perkembangan

(Campbell dkk. 2008: 268). Kesimpulan yang dapat

D. melanogaster dimulai dari telur, larva instar I, larva

diambil dari penyilangan monohibrid ialah bahwa alel-

instar II, lerva instar III, prepupa, pupa, dan imago. Telur

alel atau gen-gen akan berpisah pada saat pembentukan

D. melanogaster bewarna putih. Tahap telur merupakan

gamet dan diturunkan secara acak ini (The Law of

satu periode embrionik bagi D.melanogaster tersebut.

Segregation of Allelic Genes). Kesimpulan tersebut

Umumnya D melanogaster betina menghasilkan telur

dikenal dengan sebutan hukum Mendel satu (Pierce

mencapai 50-75 per hari. Telur-telur tersebut biasanya

2003:51).

Penyilangan yang melibatkan dua sifat

diletakan di permukaan medium. Telur-telur tersebut

beda disebut dihirid. Berbeda dengan penyilangan

akan menetas dan menjadi larva. Larva akan melakukan

monohibrid pada penyilangan dihibrid memimiliki 16

dua kali pergantian kulit atau lapisan kutikula pada

kombinasi dengan 4 macam fenotip. Rasio dari

permukaan tubuhnya (Molting). Larva yang baru keluar

penyilangan dihibrid memiliki perbandingan 9:3:3:1

dari telur disebut larva instar I. Ciri-ciri dari Larva I

(Campbell dkk. 2008: 169). Kesimpulan yang didapat

tersebut sangat kecil. Larva instar I akan berganti kulit

dari penyilangan dihibrid menghasilkan Hukum Mendel

dan terjadi penambahan integumen sehinngga larva akan

dua yang intinya membahas bahwa suatu sifat yang

berukuran lebih besar dari sebelumnya. Pergantian kulit

diatur oleh sepasang gen tidak dipengaruhi oleh

pertama tersebut akan merubah larva instar I menjadi

sepasang alel yang mengatur sifat lainya atau The Law

larva instar II. Pergantian akan terjadi kedua kalinya dan

of Independent Assortment of Genes (Suryo 2003:24).

akan membentuk larva instar III. Setelah proses molting

dominan

dan

tadi

resesif

disilangkan

memiliki
dengan

rasio

Siklus

selesai larva instar III akan mencari tempat yang lebih


kering dan akan mengalami pengerasan kutikula dan
ukuran menjadi lebih pendek dan kemudian larva tidak

= nilai observasi (observed number)

= nilai yang diharapkan (expected number)


Penentuan

bergerak lagi, hal tersebut menandakan bahwa larva

tingkat

kepercayaan

dalam

memasuki tahap prepupa. Setelah melaluli tahap tersebut

membandingkan perbandingan antara data yang didapat

prepupa akan berubah menjadi pupa. Di dalam tahap

dengan

tersebut akan terjadi pembentukan kepala, sarta bantalan

ditentukan dalam uji chi-square . tingkat kepercayaan

sayap dan kaki. Setelah semua organ terbentuk pada

dalam uji chi-square didapat dari nilai probabilitas. Nilai

tahap pupa, individu baru akan keluar yang disebut

probabilitas pada chi-square sebagai batas diterima atau

imago. Semua energi untuk melalui tahap-tahapan

tidaknya hasil dari suatu percobaan berdasrakan analisis

tersebut seperti pergantian kulit, larva menjadi pupa

statistika. Nilai yang digunakan paling umum ialah level

kemudian menjadi lalat dewasa diperoleh dari aktivitas

0,05. Nilai probabilitas pada chi-square juga disebut

maka dilakukan oleh larva dalam jumlah yang banyak

sattisfically significant. Apabila suatu uji penyilangan

(Dahmann 2008: 2-3).

mendapatkan nila chi-square lebih kecil dari nilai

hukum

Mendel

yang

diharapkan

dapat

tersebut maka hipotesa yang dibuat peneliti dapat

Tahapan yang perlu perhatian khusus pada

diterima (Ahluwalia 2009: 59-61).

siklus Drosophila melanogaster dalam praktikum ini

Tujuan dari praktikum tersebut ialah untuk

ialah, ketika imago keluar dari pupa. D. melanogaster


yang keluar tersebut apabila betina, maka harus segera

mengetahui dan

diisolasi sebelum 8 jam sejak keluar dari pupa. Alasanya

Mendel pada penyilangan monohibrid dan dihibrid.

ialah agar D. melanogaster betina tersebut tetap virgin

Selain itu agar dapat melakukan penyilangan antara

sampai pada saat penyilangan berikutnya (Dahmann

monohibrid Drosophila melanogaster normal dan

2008:2-3).

mutan, dan membuktikan kesesuaian hasil penyilangan


monohibrid

Goodness of fit atau chi-square adalah suatu

dengan

uji

kasus penyilangan dihibrid Drosophila melanogaster

hasio yang diharapkan. Fungsi dari uji chi-square ini

dengan uji goodness of fit (Chi-square).

ialah untuk tolak ukur apakah uji coba hasil dari


penyilangan sesuai dengan hukum Mendel atau tidak.

METODOLOGI

Rumus chi-square adalah:

( OE )2
E

Alat

yang

dibutuhkan

dalam

praktikum

penyilangan dan uji satistika penyilangan monohibrid


dan dihibrid Drosophila melanogaster adalah botol 6

Keterangan:
X

melanogaster

juga bertujuan agar dapat menguasai perhitungan studi

nilai penyimpangan antara hasil pengamatan dengan

Drosophila

goodness of fit (Chi-square). Dari praktikum tersebut

uji matematis untuk menentukann perbandingan dan

X 2=

memahami hukum pewarisan sifat

botol satu botol digunakan sebagai botol etherizer dan

= nilai chi-square atau derajat kebebasan.

yang lainya sebagai medium Drosophila melanogaster.


3

Selain itu juga dibutuhkan busa sumbat dari potongan

ketika individu baru keluar dari pupa maka dilakukan

busa kasur atau sofa yang sudah tidak dipakai, kemudian

pengisolasian betina virgin normal dan mtan dengan cara

pipet tetes, lup, cawan petri, kuas kecil, dan label.

seperti biasa dan masing-masing diletakan ke medium

Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah koloni

baru secara terpisah. Kemudian dilakukan penyilangan

Drosophila

ini

dengan lalat jantan yang dihasilkan dari penyilangan

digunakan koloni Drosophila melanogaster normal dan

pertama secara duplo yaitu jantan normal dengan betina

mutan sepia. Lalu bahan berikutnya ada dietil eter,

mutan dan jantan mutan dengan betina normal dengan

medium campuran terdiri aquades 500cc, agar-agar 7

perbandingan sama 3:9. Setelah didapat F1 maka

gram, gula aren 150 gram, pisang ambon 500 gram,

dilakukan hal yang sama dan disilangkan dengan

yeast 10 gram, sertaa asam sorbat 2,5 gram dan methyl

generasi sesamanya. Setelah mendapatkan F2 dicatat

paraben 2,5 gram yang dilarutkan dalam botol alkohol

hasil yang diperoleh kemudian dihitung dengan uji chi-

95% 250 cc.

square

melanogaster

dalam

praktikum

Langkah pertama dari praktikum ini

ialah dengan membuat parental satu terlebih dahulu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara membuat parental satu Drosophila melanogaster

Hasil praktikum dari hasil penyilangan oleh

normal dan mutan ialah dengan menyiapkan dua botol

kelompok

selai yang berisi koloni D melenogaster. Botol selai


pertam berisi Drosophila melanogaster

proses penyilangan sehingga dari hasil kelompok 1B


hanya dapat memperoleh sampai tahap pembuatan

yang telah dibasahi oleh dietil eter. Kemudian D

parental dan gagal ketika ingin membuat generasi F1.

melanogaster itu diletakan ke cawan petri dengan

Sehingga data dari laporan praktikum ini menggunakan

menggunakan kuas lalu pilah D melanogaster betina D


dipilah

dengan

kuas.

antara

perhatian saat pemeliharaan dan kurang telitinya dalam

dalam botol tersebut dipisah kedalam

jantan

penyilangangan

kegagalan. Hal itu disebabkan karena kurangnya

botol etherizer dahulu lalu kemudian dibius dengan tisu

melanogaster

yaitu

D.melanogaster normal dengan mutan sepia mengalami

normal dan

yang botol kedua berisi D melanogaster sepia. Tiap D


melanogaster

1B

data kelompok 5B yang berhasil melakukan penyilangan

sampai generasi F2 sebagai acuanya.

melanogaster yang sudah dipilah kemudian dimasukan

Table

kedalam botol medium baru dengan perbandingan betina

menunjukkan

dan jantanya 9:3. Selanjutnya D melanogaster yang

siklus
bahwa

hidup

yang

Drosophila

dilampirkan
melanogaster

mengalami metamorphosis sempurna. Tabel pengamatan

mutan sepia juga diperlakukan seperti yang diatas.

harian dari siklus hidup Drosophila melanogaster untuk

anakan (larva) dari hasil penyilangan tersebut akan

menghasilakn telur dibutuhkan waktu 1 hari dan total

menghasilkan P1 sebagai langkah pertama dalam

hingga menjadi larva instar III membutuhkan dengan

praktikum ini. perkembangan dari larva yang dihasilkan

rata-rata waktu yang diperoleh kurang lebih 6 hari.

harus diamati, apabila sudah ada yang menjadi pupa

sedangkan waktu yang dibutuhkan dari larva menjadi

sebaiknya indukan dari anak tersebut dipisahkan dari

pupa sekitar 2-3 hari dan waktu yang dibutuhkan untuk

botol medium pemeliharaan tersebut dengan bolol

berubah menjadi lalat dewasa dari fase pupa hanya

ehterizer dengan cara yang sama seperti yang diatas.

sekitar 2 hari. dari literatur juga menunjukan bahwa

siklus metagenesi D. melanogaster untuk menghasilkan

dan identifikasi. Kuas bersungsi untuk memindahkan

telur selama satu hari dan untuk mengghasikan larva

dan memilah D.melanogaster. label digunakan untuk

instar III berlangsung selama satu minggu, sedangkan

memberikan keterangan pada botol. Busa digunakan

perubahan larva menjadi pupa selama tujuh hari

untuk menutup botol dan lup digunakan untuk

seiringan

mengidentifikasikan lalat tersebut.

dengan

jumlah

larva

instar

III

yang

mendominasi (Geiger 2002: 2).

Hasil data praktikum yang diperoleh oleh

Penyilangan
Drosophila

melanogaster

memerlukan

praktikan kelompok 5 yaitu penyilangan monohibrid

beberapa

D.melanogaster normal dan black diperoleh generasi F2

perlakuan khusus seperti pembiusan, pengisolasian

dengan jumlah anakan yang normal adalah 80

betina virgin dan penghitungan hasil penyilangan.


Pembiusan

bertujuan

untuk

memudahkan

sedangkan pada anakan yang mutan black hanya

saat

berjumlah 19.

melakukan pemindahan medium, penyilangan maupun


penghitungan

jumlah

Drosophila

perbandingan fenotip individu-individu generasi F2

melanogaster.

adalah 3:1 namun perbandingan dari penyilangan

Pengisolasian betina virgin dilakukan karena lalat betina

tersebut tidak tepat 3:1. Dengan perhitungan chi-square

dapat menyimpan dan menggunakan sperma hasil

hasil yang didapat dari perhitungan tersebut didapat nilai

inseminasi semasa reproduksi untuk jangka waktu yang

1,781. Tabel chi-square dengan probabilitas 0,05 dan

panjang (Jones & Rickards 1991: 50-53). Sedangkan


penyilangan

monohibrid

dilakukan

Hukum Mendel yang menyatakan

karena

untuk

penyilangan

monohibrid

sehingga

derajat

kebebasanya adalah 1 maka nilai chi-square pada tabel

membandingkan hasil anakan yang dihasilkan dengan

yang

hukum Mendel dengan uji chi-square.

digunakan

adalah

3,841,

maka

apabila

dibandingkan nilai chi-square yang diperoleh dari

Pembiusan D.melanogaster dapat dilakukan

perhitungan dari uji penyilangan tersebut maka nilai

dengan pemindahan dengan botol etherizer. Senyawa

yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai

yang digunkan untuk membius adalah dietil eter. Pipet

yang ada pada tabel, sehingga penyilangan tersebut

tetes dapat digunakan untuk meneteskan dietil eter

sesuai dengan hukum Mendel (Ahluwalia 2009:5).

tersebut ke tisu dan diletakan di botol etherizer. Fungsi

KESIMPULAN

pada tisu ini untuk menyerap dieti eter agar mengurangi


dietil eter terpapar langsung oleh D.melanogaster. selain

Hukum pewarisan Mendel pada penyilangan

itu tisu juga berfungsi sebagai tempat yang ideal bagi

monohibrid dan dihibrid tidak selalu benar. Hal tersebut

lalat tersebut untuk menghinggap. pembiusan juga

dapat diuji dengan perhitungan chi-square yang didapat

digunakan untuk pengisolasian betina virgin agar tidak

dari hasil data yang diperoleh pada penyilangan tersebut.

dibuahi dan dapat melakukan penyilangan duplo

Penyilangan monohibrid dan dihibrid dilakukan sampai

nantinya (Dahmann 2008: 27-31).

mendapatkan generasi F2 agar dapat menguji hukum


pemeliharaan

Mendel dengan menghitung hasil penyilangan tersebut

bersungsi untuk menyimpan D.melanogaster. cawan

dengan uiji-square. Perhitungan uji chi-square didapat

petri digunakan untuk meletakan lalat yang telah dibius

akan dibandingkan dengan tebel chi-square. apabila

Botol

melebihi nilai chi-square di tabel maka hipotesis dari

Dahmann, Christian. 2008. Drosophila: Methods and


protocols. Humana Press, Dresden: ix + 437
hlm.
Hartwell, Leland A., Leroy Hood, Michael L. Lodberg,
Ann E. Reynolds, Lee M. Silver. 2011.
Genetics
from Gene to Genomes. 4th ed. The
McGrawHill Companies, New York: xxii +730+
A-1 + B12 + G24 + C-3 + I-22
Pierce, B. A. 2003. Genetics: A Conceptual Approach.
W.H. Freeman & Company, New York: 736
hlm.

hukum tersebut ditolak.

DAFTAR PUSTAKA
Ahluwalia, Karvita B. 2009. Genetics 2nd ed. New Age
International Publisher, New Delhi: xvi+ 451
hlm.
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael
L. Cahin, Steven A. Wasserman, Peter V.
Minorsky, & Robert B. Jackson. 2014. Biology
10 th ed. Pearson education, Inc, New Jersey:
xIviii + 1279 + 1-51 hlm.

Suryo.

2003.

Genetika

Manusia.

Gadjah

Mada

University Press, Yogyakarta: xvi + 540 hlm.

Tabel pengamatan siklus hidup Drosophila melanogaster


Jam
Pengamat
an
Jumat ,

20.00

26-2-2016

Sabtu , 27-

PerkembanganHidup
Keterangan

Drosophila

Telur

Larva

Pupa

Dewasa

2-2016

Hal yang

at

dilakukan
selain

melanogaster

22.00

Pengam

Mulyati

mengamati
Membawa

Fadilah

Drosophila

aktif terbang

melanogaste

setelah dibius

dengan eter
Telur mulai

terlihat

Mulyati

Menutup

Fadilah

sediaan agar

menempel di

tidak terkena

sediaan

cahaya yang
banyak dan
mencatat
tabel
pengamatan

Minggu ,

20.00

28-2-2016

Telur

++

menetas,

Mulyati

harian
Menaruh

Fadilah

seediaan ke

Larva instar I

dalam paper

terlihat

bag dan

menempel di

mencatat

sediaan

tabel
pengamatan

Senin, 292-2016

19.30

Larva instar
II terlihat

++

Mulyati

harian
Mencatat

Fadilah

tabel

bergerak-

pengamatan

gerak di

harian

dinding

sediaan
Selasa, 1-

20.30

3-2016

Larva instar

++

III mulai

Mulyati

Mencatat

Fadilah

tabel

terlihat

pengamatan

bergerak-

harian

gerak di
dinding
Rabu, 2-3

19.30

2016

sediaan
Larva instar

+++

III semakin

Mulyati

Mencatat

Fadilah

tabel

banyak

pengamatan

terlihat

harian

bergerakgerak di
dinding
sediaan,mulai
terbentuk
Kamis, 3-

19.00

3-2016

pupa
Semakin

+++

banyak pupa

Mulyati

Mencatat

Fadilah

tabel

terbentuk
Jumat, 4-

17.00

3-2016

Sabtu, 5-

17.00

pengamatan
Seluruh

harian
Mengeluarka

mendominasi

anggota

n induk

di dinding

kelompo

Drosophila

k
Mulyati

melanogaster
Mencatat

Fadilah,

tabel

Clara

pengamatan

Alverina
Mulyati

harian
Mencatat

banyak pupa

Fadilah,

tabel

yang menetas

Clara

pengamatan

Alverina

harian

Pupa

sediaan
Pupa menetas

+++

+++

3- 2016

Minggu,
6-3-2016

20.00

Semakin

++

Senin, 7-

16.00

3-2016

Selasa, 8-

07.00

3-2016

Rabu, 9-3-

17.00

2016

Kamis,

19.00

10-3-2016

Jumat, 11-

12.00

3-2016

Sabtu, 123-2016

10.00

Sebagian

++

Mulyati

Mengeluarka

besar pupa

Fadilah,

n Drosophila

sudah

Rani

melanogaster

menetas,

Octavia,

dewasa

Drosophila

Clara

normal

melanogaster

Alverina

dengan

tertumbuh

Drosophila

dewasa

melanogaste

Larva instar I

Clara

mutan black
Mencatat

sudah terlihat

Alverina,

tabel

dan telur

Rani

pengamatan

masih terlihat

Octavian

harian

Larva instar

i
Clara

Mencatat

II sudah

Alverina,

tabel

banyak

Rani

pengamatan

terlihat

Octavian

harian

i
Clara

Mencatat

III mulai

Alverina,

tabel

muncil

Rani

pengamatan

Octavian

harian

i
Rara

Mencatat

III nampak

Safitri,

tabel

banyak dan

Rani

pengamatan

aktif bergerak

Octavian

harian

di dinding

Larva instar

Larva instar

botol
Larva mulai

++

++

++

Rara

Mencatat

membentuk

Safitri,

tabel

pupa dan

Rani

pengamatan

pupa sudah

Octavian

harian

mulai terlihat
Minggu,

11.00

13-3-2016

Senin, 14-

07.00

3-2016

Selasa, 15-

13.00

3-2016

Rabu, 16-

09.26

19.00

17-3-2016

Jumat, 18-

09.00

3-2016

Sabtu, 193-2016

Rara

Mencatat

banyak

Safitri,

tabel

terlihat pada

Rani

pengamatan

dinding botol

Octavian

harian

Pupa sudah

i
Rara

Mencatat

menetas dan

Safitri,

tabel

lalat dewasa

Rani

pengamatan

sudah

Octavian

harian,

muncul

melakukan

Rara

proses isolasi
Mencatat

Safitri,

tabel

Rani

pengamatan

Octavian

harian

i
Rara

Mencatat

menetas dan

Safitri,

tabel

larva instar I

Rani

pengamatan

mulai terlihat

Octavian

harian

Larva instar

i
Rara

Mencatat

II sudah

Safitri,

tabel

mulai terlihat

Rani

pengamatan

Octavian

harian

i
Rara

Mencatat

Safitri

tabel

Telur sudah

+++

++

++

mulai terlihat

3-2016

Kamis,

Pupa mulai

Telur

Larva instar

++

+++

+++

III sudah

11.00

mulai terlihat

pengamatan

Pupa mulai

Rara

harian
Mencatat

Safitri

tabel

terlihat

++

pengamatan

harian
Minggu,

19.00

20-3-2016

Senin, 21-

10.00

++

16.00

3-2016

Mencatat

Safitri

tabel
pengamatan

larva instar II

harian

masih terlihat
Pupa terlihat

+++

Rara

Mencatat

Safitri

tabel

dalam jumlah

pengamatan

besar
Banyak lalat

Rara

harian
Mencatat

Safitri

tabel

++

yang sudah

19.00

Rara

beberapa

menempel

3-2016

Rabu, 23-

terlihat dan

3-2016

Selasa, 22-

Pupa banyak

keluar dari

pengamatan

pupa
Lalat sudah

Rara

harian
Mencatat

Safitri

tabel

++

menjadi
dewasa dan

pengamatan

kawin

harian

dengan
Kamis,
24-3-2016

10.00

sesamanya
Sudah
banyak lalat

+++

Rara

Membawa

Safitri

Drosophila

hasil

melanogas

persilangan

ter untuk

dan siap

didata

untuk

banyak lalat

dihitung

yang telah
dikembang
biakkan
Ket:
+

: 0--50

++

: 51--100

+++

: 101--150

++++ : >150

Anda mungkin juga menyukai