Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ICT

(INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DAN


PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
SISWA KELAS X PADA MATERI STOIKIOMETRI DI SMAN 2
LABUAPI LOMBOK BARAT

ARTIKEL ILMIAH
OLEH :
KADEK AYU BUDIAWATI
E1M 011017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ICT


(INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DAN
PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
SISWA KELAS X PADA MATERI STOIKIOMETRI DI SMAN 2
LABUAPI LOMBOK BARAT
Kadek Ayu Budiawati
E1M 011017
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengembangan media
pembelajaran kimia berbasis ICT (Information and Communication Technology)
dan untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran kimia berbasis
ICT (Information and Communication Technology) terhadap hasil belajar kimia
siswa kelas X pada materi stoikiometri di SMAN 2 Labuapi Lombok Barat. Jenis
penelitian ini adalah kuasi eksperimen menggunakan desain Postet-Only
Nonequivalent Control Group Design. Pengembangan media pembelajaran ini
menggunakan komputer dengan pernagkat keras (hardware) berupa LCD dan
perangkat lunak (software) menggunakan macromedia flash professional 8. Hasil
dari penelitian ini adalah media pembelajaran kimia berbasis ICT yang dibuat
dengan bantuan aplikasi macromedia flash dengan kualifikasi baik (89%) dari ahli
media, berkualifikasi sangat baik (95,6%) ahli materi dan kualifikasi baik (80%)
dari siswa. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa penerapan media
pembelajaran kimia berbasis ICT (Information and Communication Technology)
diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol masing-masing adalah
80,28 untuk kelas ekaperimen dan 30 untuk kelas kontrol dengan ketuntasan
klasikal 100% untuk kelas eksperimen dan 15% untuk kelas kontrol. Berdasarkan
hasil uji Mann-Whitney U (U-test) didapatkan hasil Uhitung < Utabel (24<100),
sehingga Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh penerapan media
pembelajaran kimia berbasis ICT (Information and Communication Technology)
terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi stoikiometri di SMAN 2 Labuapi
Lombok Barat.
Kata Kunci : Media Pembelajaran Kimia, ICT (Information and Communication
Technology), Model ADDIE, Mann-Whitney U.

MEDIA DEVELOPMENT BASED LEARNING CHEMISTRY ICT


(INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) AND EFFECT
OF IMPLEMENTATION OF LEARNING OUTCOMES IN CHEMISTRY
GRADE STUDENTS 10th STOICHIOMETRY MATERIAL IN SMAN 2
LABUAPI WEST LOMBOK
Kadek Ayu Budiawati
E1M 011017
ABSTRACT
The research aim to know the development of media-based chemistry learning
ICT (Information and Communication Technology) and to know the effect of the
application of chemical-based learning media ICT (Information and
Communication Technology) on learning outcomes chemistry students of class X
in stoichiometric material in SMAN 2 Labuapi Lombok Barat. This type of
research is a quasi-experimental design using Postet-Only Control Group Design.
Development of instructional media use with hardware such as LCD and software
using Macromedia Flash Professional 8. Results from this research is chemicalbased ICT learning media created by help of Macromedia Flash applications with
good qualifications (89%) of media specialist, media qualified is very well
(95.6%) matter experts and good qualifications (80%) of students. Based on the
results of data analysis showed that the application of chemical-based media
learning ICT (Information and Communication Technology) obtained by the
average value of the experimental class and control of each is 80.28 for the
experimental class and 30 to the control class with classical completeness 100%
for the experimental class and 15% for control class. Based on the test results of
the Mann-Whitney U (U-test) showed U count < U table (24 <100), so that Ha
accepted, which means that there is influence between the application of learning
media based chemical ICT (Information and Communication Technology) on
learning outcomes students of class X in the stoichiometric material in SMAN 2
Labuapi West Lombok.
Keywords: Media Chemistry Learning, ICT (Information and Communication
Technology), ADDIE Model, Mann-Whitney U.

I.

Pendahuluan
Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang paling penting yaitu

metode mengajar dan media pembelajaran. Dua unsur tersebut dapat dioptimalkan
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Salah satunya, guru
dapat mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran untuk menjelaskan
materi ajar, sehingga materi ajar dapat mudah disampaikan dalam bentuk visual
dan membantu guru dalam mengefisienkan waktu dengan mengurangi verbalisme.
Dengan menggunakan media pembelajaran guru dapat membangkitkan semangat
siswa dalam belajar dan mampu mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.
Media pembelajaran dapat berupa media tiga dimensi atau media elektronik. Salah
satu mata pelajaran yang dapat dijelaskan dengan bantuan media pembelajaran
adalah mata pelajaran kimia.
Di SMAN 2 Labuapi, guru yang mengajar mata pelajaran kimia di kelas X
kurang mengoptimalkan media pembelajaran dalam membantunya menjelaskan
materi kimia kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti pada siswa kelas X di SMAN 2 Labuapi, guru menjelaskan materi kimia
yang terkadang bersifat abstrak hanya dengan menjelaskannya saja sehingga siswa
kurang mampu memahami materi yang disampaikan. Terkadang media
pembelajaran yang guru gunakan sangatlah sederhana sehingga siswa kurang
mampu melihat dengan jelas media yang digunakan, hal tersebut membuat siswa
menjadi bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam memperhatikan guru dalam
menjelaskan materi-materi kimia yang menyebabkan menrunnya minat siswa
untuk belajar pelajaran kimia.

Media pembelajaran merupakan alat yang dapat digunakan untuk


membantu guru menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar. Seiring
dengan perkembangan zaman, media pembelajaran juga semakin berkembang.
Apalagi dizaman modern seperti sekarang, teknologi informasi dan komunikasi
atau ICT (Information and Comunication Technology) semakin canggih, guru
dapat dengan mudah membuat media pembelajaran. Banyak aplikasi pendukung
yang telah dikembangkan dari kemajuan ICT, sehingga aplikasi tersebut dapat
digunakan dalam

menyampaikan materi-materi kimia dengan tampilan yang

menarik. Salah satunya aplikasi perangkat lunak (software) macromedia flash


dapat didesain atau dirancang sendiri oleh guru mata pelajaran sesuai dengan
materi yang dijelaskan pada siswa dan karakteristik dari siswa yang diajarakan.
Guru dapat membuat animasi yang dapat dikontrol sendiri, membuat permainan,
dan membuat presentasi pembelajaran dengan tampilan yang menarik, sehingga
siswa menjadi lebih tertarik untuk mendengarkan materi dan proses belajar
mengajar menjadi lebih kondusif. Jika proses belajar mengajar kondusif dan siswa
tertarik dalam mendengarkan penjelasan materi, maka akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan tingkat pemahaman dari siswa akan
meningkat dan minat belajar siswa juga meningkat. Minat dari siswa dilihat dari
keaktifan siswa dalam kelas dan respon siswa dalam belajar. Keaktifan siswa
didalam kelas berupa mencatat, bertanya, mendengarkan penjelasan guru yang
mengajar dan menjawab pertanyaan dari guru. Respon siswa dalam belajar dapat
dilihat dari suasana siswa dalam kelas disaat belajar, berupa senang, malas,
mengeluh saat akan belajar, dan ekspresi siswa saat proses belajar mengajar.

Salah satu materi yang dapat dijelaskan menggunakan macromedia flash


yaitu materi kimia mengenai stoikiometri dalam pokok bahasan tata nama
senyawa dan persamaan reaksi. Karena materi stoikiometri ini tergolong materi
yang sulit untuk dipahami oleh siswa-siswa. Penyebabnya adalah pada materi ini
siswa diharuskan untuk memiliki daya ingat dan pemahaman yang lebih dalam
menyetaraan reaksi dan menentukan nama dari suatu senyawa. Kesulitan yang
sering dialami oleh siswa adalah sulit dalam melakukan penyetaraan reaksi kimia
dan kesulitan dalam menentukan nama-nama senyawa. Sehingga berdasarkan
hasil observasi peneliti tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengembangan media pembelajaran kimia berbasis ICT (Information and
Communication Technology) dan untuk mengetahui pengaruh penerapan media
pembelajaran kimia berbasis ICT (Information and Communication Technology)
terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi stoikiometri di SMAN 2
Labuapi Lombok Barat.
Menurut Scramm didalam Rusman (2013) media adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media ada yang
tinggal dimanfaatkan oleh guru (by utilizion) dalam kegiatan pembelajaran,
artinya

media

tesebut

dibuat

oleh

pihak

tertentu

dan

guru

tinggal

menggunakannya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran,begitu juga media


sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk yang dapat
langsung digunakan. Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin
memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat
memudahkan pekerjaan.

Media merupakan alat komunikasi. Media berasal dari bahasa latin


medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan (
a source) dengan penerima pesan (a recivier). Contoh dari media adalah film,
televisi, diagram, bahan tercetak, dan komputer . Contoh dari media tersebut, bisa
dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan
(massage) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat
dengan adanya hubungan antara media dengan pesan dan metode (Sulisiana,
2009).
Dalam pembelajaran, media memegang peranan penting dalam mencapai
sebuah tujuan belajar. Hubungan komunikasi antara guru dan siswa akan lebih
baik dan efisien jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar
memiliki dua peranan penting yaitu : (1) Media dalam proses belajar mengajar
atau disebut dependet media karena posisi media disini sebagai alat bantu
(efektivitas) dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh
siswa secara mandiri atau disebut dengan independent media. Independent media
dirancang secara sistematis agar dapat menyalurkan informasi secara terarah
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Hamalik, 2008).
Dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran
dalam kelas, atau sebagai cara utama pembelajaran langsung yaitu ;
a)Penyimpanan pelajaran tidak kaku. b) Pembelajaran bisa lebih menarik. c)
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik
dan penguatan. d) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan


pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinan
dapat diserap oleh siswa lebih besar. e) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
nilai

integrasi

kata

dan

gambar

sebagai

media

pembelajaran

dapat

mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terintrogasi dengan


baik, spesifik dan jelas. f) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari
dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan (Sanjaya, 2006).
ICT atau TIK mencangkup semua teknologi yang dapat digunakan untuk
menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi. Yang
termasuk teknologi ini adalah teknologi komputer, baik perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (Software) pendukungnya (Nisa, 2014).
Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file, slide,
Power Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided
instruction), program simulasi dan lain-lain. Penggunaan media berbasis ICT
memberikan beberapa keuntungan yaitu (1) Memvisualisasikan konsep-konsep
abstrak,

(2)

Mempermudah

memahami

materi-materi

yang

sulit,

(3)

Mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual, (3) Mengatasi


keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga, (4) Mendukung perubahan peran guru ke
arah yang positif sebagai fasilitator dan mediator, dari posisi semula sebagai satusatunya sumber pengetahuan, dan (5) Meningkatkan keterampilan individu
penggunanya (Sahid, 2010).
Pengembangan media pembelajaran menggunakan model ADDIE merupakan
salah satu model desain pembelajaran. Menurut Tegeh dan Kirna (2010) model

ADDIE terdiri dari 5 (lima) langkah yaitu (1) analisis (analyze), (2) perancangan
(design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation),
dan (5) evaluasi (evaluation) (N.Subana, 2013).
Pengoptimalan media dalam mengajar materi kimia akan membantu guru
untuk menyampaikan tersebut dengan mudah. Media yang digunakan untuk
mengajar dapat berupa media tiga dimensi, media dua dimensi (gambar dan
animasi) atau media elektronik. Di zaman modern ini media pembelajaran kimia
dapat dibuat atau didisain sendiri dengan bantuan ICT. Perkembangan ICT di
zaman ini salah satunya adalah komputer dengan hardware dan software
pendukungnya. Dengan bantuan ICT bermacam-macam media pembelajaran
kimia dapat dibuat sendiri oleh guru misalnya membuat animasi kimia,
menapilkan materi dengan tampilan menari menggunakan aplikasi PowerPoint,
membuat video yang berkaitan dengan kimia, atau membuat ilustrasi menarik
dengan menggunakan aplikasi pendukung lainnya. Media dalam pembelajaran
kimia dapat membantu merangsang siswa untuk bersemangat dengan memberikan
suasana belajar yang baru bagi siswa yang menyebabkan siswa tidak merasa jenuh
untuk terus mendengarkan guru dalam menjelaskan materi kimia, sehingga hasil
belajar menjadi lebih baik atau meningkat. Sehingga peneliti memiliki hipotesis
yaitu media pembelajaran kimia berbasis ICT (Information and Communication
Technology) dapat dikembangkan (dibuat dan diterapkan) dalam pengajaran kimia
pada materi stoikiometri dan ada pengaruh penerapan media pembelajaran kimia
berbasis ICT (Information and Communication Technology) terhadap hasil beajar
kimia siswa kelas X pada materi stoikiometri.

II.

Metode Penelitian
Penelitian ini berjenis eksperimen semu (Quasi Experimental Design),

dimana dalam desain ini kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan
secara ketat, atau secara penuh. Oleh sebab itu, peneliti harus dapat memilih dan
menentukan variabel mana yang boleh dilonggarkan pengendaliannya, dalam arti
kata tidak dilakukan sepenuhnya (Sudjana, 2012).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Posttest-Only
Control Group Design. Rancangan ini, menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diajarkan
dengan menggunakan media pembelajaran kimia berbasis ICT, sedangkan
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Untuk menentukan kelas
eksperieman dan kelas kontrol peneliti menggunakan nilai ulangan semester I
sebagai nilai yang paling dekat. Pada akhir penelitian, untuk mendapatkan data
akhir, dilakukan posttest terhadap kelas sampel dan kelas eksprimen. Dengan
demikian, rancangan penelitian secara sederhana dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel Rancangan Penelitian
Kelas

Data Awal

Eksperimen

Nilai Semester I

Kontrol

Nilai Semester I

Perlakuan
Menggunakan media
pembelajaran kimia berbasis
ICT
-

Data Akhir
(Post-test)
O2
O4

Keterangan:
O2
= data yang didapatkan setelah perlakuan pada kelas eksperimen
X
= Perlakuan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT
O4
= data yang didapatkan tanpa adanya perlakuan terhadap kelas kontrol

Nilai kemampuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
perlakuan ditentukan dengan menggunakan nilai hasil ulangan semester I,
sedangkan hasil post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan untuk
mengetahui pengaruh perlakuan dalam hal ini hasil belajar siswa. Media
pembelajaran kimia berbasis ICT ini dikembangkan (dibuat) dengan bantuan
perangkat lunak (software) yaitu macromedia flash dan perangkat

keras

(hardware) yaitu komputer, dan LCD. Pengembangan media pembelajaran ini


dirancang dengan menggunakan model ADDIE (analyze, desaign, development,
implementation, evaluation) yang merupakan salah satu model

desain

pembelajaran. Adapun tahap atau langkah yang telah peneliti lakukan dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dengan model ADDIE adalah
analisis, desain, pengembangan, dan evaluasi. Pada tahapan evaluasi peneliti
dapatkan data dari hasil kuesioner respon siswa. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah media pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar
kimia. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X
SMAN 2 Labuapi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling, sehingga didapatkan sampel untuk penelitian ini terdiri dari
dua kelas yaitu kelas X A digunakan sebagai kelas eksperimen, dan kelas X B
digunakan sebagai kelas kontrol.
Untuk mengetahui media pembelajaran dapat digunakan, peneliti
melakukan analisis kualitas media pembelajaran untuk mengetahui kualitas media
pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini (Subana, 2013):

Rumus Presentasi pencapaian media pembelajaran oleh para ahli


( )=

100 %

Keterangan : ( ) = Presentase setiap aspek yang dinilai

= Jumlah skor tiap aspek yang dinilai


N
= Jumlah skor maksimum
Setelah menghitung presentase dari aspek yang dinilai dari ahli media dan ahli
materi, setiap presentasi yang telah didapatkan ditransformasikan kedalam tabel
berikut yang diadaptasi dari Agung oleh Suana (2013) :
Tabel Konversi Tingkat Pencapaian Media untuk Ahli Media dan Materi
Tingkat Pencapaian (%)
Kualifikasi
90-100
Sangat baik
80-89
Baik
65-79
Cukup
55-64
Kurang
0-54
Sangat Kurang
Sedangkan untuk mengetahui respon siswa terhdap penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT yang diterapkan dalam pembelajaran kimia digunakan
rumus berikut ini :
Rumus Presentasi penilaian media pembelajaran oleh siswa
( )=
Keterangan : ( )

F
N

= Presentase setiap aspek yang dinilai


= Jumlah presentasi keseluruhan subjek
= Banyaknya Subjek

Setelah menghitung presentase dari aspek yang dinilai oleh siswa, presentasi yang
telah didapatkan ditransformasikan kedalam tabel berikut yang diadaptasi dari
Kristingrum oleh Suana (2013) :

No
1
2
3
4
5

Tabel Interval Kriteria Penilaian Media Pembelajaran Untuk Siswa


Interval
Kriteria
Sangat baik atau sangat setuju
81% <skor<100%
Baik atau setuju
61% <skor<80 %
Cukup atau cukup setuju
41% <skor<60 %
Kurang setuju
21% <skor<40 %
Tidak baik atau tidak setuju
0% <skor<21 %

Statistik yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis peneliti yang


berikutnya tergantung pada hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas.
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan oleh peneliti menghasilkan
data tidak terdistribusi normal sehingga untuk menguji hipotesis peneliti
menggunakan statistik non parametris. Statistik yang digunakan adalah MannWhitney U-Test. U-test

digunakan untuk menguji komparatif dua sampel

independen bila data yang diperoleh tidak normal. Terdapat dua rumus yang
digunakan untuk pengujian. Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan,
karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U
yang lebih kecil tersebut digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan
U tabel.

III.

Hasil dan Pembahasan


Untuk mengetahui kualitas atau validitas media pembelajaran yang

digunakan, peneliti mengadakan uji validitas media terhadap tiga orang guru
kimia. Dua orang guru kimia yang sangat berrkompeten dalam bidang media
sebagai ahli media dan satu orang guru sebagai ahli materi. Ahli media tersebut
yaitu bapak Aspari M.Pd dan ibu Sumai Wahyu Astuti S.Pd yang tidak mengajar
pada kelas sampel. Ahli materi yaitu bapak Efrizal S.Pd selaku guru kimia kelas
X. Penilaian dari para ahli menggunakan angket berupa kuesioner yang diisi oleh

ahli media dan ahli materi. Hasil penilaian media pembelajaran kimia berbasis
ICT dari ahli media menunjukkan kualifikasi baik (89%), sehingga media ini
dapat digunakan dalam penelitian tanpa perlu direvisi. Hasil penilaian media
pembelajaran kimia berbasis ICT dari ahli isi materi menunjukkan kualifikasi
sangat baik (95,6%), sehingga media ini dapat digunakan dalam mengajar siswa
kelas X A (kelas eksperimen) tanpa perlu revisi.
Untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran kimia
berbasis ICT, peneliti melakukan test

yang dilakukan pada akhir pertemuan

dengan jumlah soal sebanyak 32 soal dengan jenis soal pilihan ganda. Sebelum
soal diujikan soal divalidasi oleh bapak H. Efrizal S.Pd dengan menggunakan
angket validasi soal (vaidasi construk). Soal posttest yang sudah divalidasi oleh
ahli diujikan pada 38 orang siswa. Dari 32 soal yang diujikan, terdapat 20 butir
soal yang valid. Valid atau tidaknya soal ditentukan dengan mencari nilai korelasi
product moment setiap butir soal dan dibandingkan dengan nilai korelasi atau r
tabel soal dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Untuk mengetahui r hitung,
peneliti menggunakana rumus korelasi product moment angka kasar dengan
demikian didapatkan 20 butir soal yang valid. Untuk menguji reliabilitas butir soal
secara keseluruhan digunakan 1rumus KR- 20 yang menghasilkan koefisien
reliabilitas sebesar 0,943 dengan kriteria soal sangat tinggi.
Hasil belajar siswa kelas X pada materi stoikiometri pada pokok bahasan
tata nama senyawa dan persamaan kimia diikuti oleh 20 orang siswa pada kelas
kontrol dan 18 orang siswa pada kelas eksperimen. Hasil post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat tabel berikut:

Tabel Data Hasil Posstest Siswa Dua Kelas Sampel


Kelas
Jumlah Siswa
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Ketuntasan Klasikal
KKM

Kelas Kontrol
(X B)
20
30
80
0
15 %
70

Kelas Eksperimen
(X A)
18
80,27
85
70
100%
70

Perbedaan hasil posttest ini terjadi karena kelas eskperimen lebih mudah
menerima atau menyerap materi yang diajarakandibandingkan dengan kelas
kontrol. Kemudahan dalam kelas eksperimen dalam menyyerap materi disesbakan
karena adanya media pembelajaran kimia berbasis ICT yang mampu menarik
minat siswa untuk memperhatikan dan media ini juga mampu merangsang otak
siswa untuk mengingat hal yang sudah dipelajari. Hal ini juga disampaikan oleh
Edgar Dale didalam Sanjaya (2006), semakin konkrit siswa mempelajari bahan
pengajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa.
Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman dimana hanya
mengandalakan bahasa verbal, maka semakin seidkit pengalam yang diperoleh
siswa. Maka dari itu, penggunaan media pembelajaran kimia untuk menjelaskan
materi stoikiometri ini mampu membuat materi stoikiometri yang abstrak menjadi
lebih konkrit sehingga siswa di kelas eksperimen lebih banyak mendapatakan
pengalaman berupa memperhatikan dan mendengar penjelasan sekaligus yang
menyebabkan siswa di kelas eskperimen lebih mudah memahami materi yang
diajarkan.
Penyebab lainnya adalah media pembelajaran kimia berbasis ICT ini
menampilkan materi stoikiometri tidak hanya dalam bentuk tulisan saja,

melainkan kehadiran gambar-gambar yang mendukung penjelasan yang


dipadukan dengan variasi warna yang medukung mampu membuat siswa
mengembangkan imajenasi dan lebih berminat untuk memperhatikan penjelasan
materi. Menurut Basuki dan Farida (2001) fungsi gambar dalam media
pembelajaran yaitu mengembangkan kemampuan visual, mampu mengembangkan
imajenasi, meningkatkan kemampuan siswa terhadap hal-hal yang abstrak yang
tidak mungkin dihadirkan didalam kelas sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari perbedaan rata-rata nilai kelas eksperimen
dengan kelas kontrol pada grafik dibawah ini :
Pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis ICT (Information and
Communication Technology) dapat diyakini membantu siswa mendapatkan
pengalaman belajar secara langsung dengan cara mengamati langsung materi yang
diajarakan. Tampilan media pembelajaran ini dapat menumbuhkan minat siswa
untuk memperhatikan penjelasan materi. Hal ini dikarenakan menurut Yamin
(2007) penggunaan

media dalam

kegiatan

pembelajaran

adalah

untuk

mempelancar proses interaksi antara guru dan siswa, dan mampu membantu siswa
belajar secara optimal. Selain itu menurut Arsyad (2003) pemanfaatan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minatyang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Disamping membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga mampu membantu siswa
meningkatkan pemahaman dengan menyajikan data (materi) dengan menarikdan
dapat memudahkan penafsiran materi, sertamampu memandatkan informasi.

IV.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan antara lain yaitu

media pembelajaran kimia berbasis ICT dikembangkan dengan model ADDIE


(Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, Evaluasi) dengan komputer atau
laptop dan LCD sebagai perangkatkeras (hardware) dan perangkat lunaknya
(software) adalah macromedia flash. Media pembelajaran ini dapat digunakan
untuk mengajar berdasarkan hasil penilaian dari ahli (ahli media dan ahli materi)
dan berdasarkan hasil dari posttest menandakan bahwa ada pengaruh media
pengaruh penerpan media pembelajaran berbasis ICT (Information and
Communication Technology) terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X pada
materi stoikiometri di SMAN 2 Labuapi yang dapat dilihat dari rata-rata nilai
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dan ketuntasan klasikal
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
V.

Daftar Pustaka

Arikunto, S . 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta.


Basuki dan Farida. 2001. Media Pembelajaran. Rosda : Bandung
Hamalik, O. 2008 . Media Pendidikan . PT Cipta Adiya Bakti : Bandung
Kustandi,Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Ghalia
Indonesia : Jakarta.
Nisa, Khoirun dan Yudha Anggana Agung. 2013. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro (Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Menggunakan
Multsim 10 Simulations Pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar di
SMK Negeri 7 Surabaya) diakses pada tanggal 20 Maret 2015
(http//www.scrib.id/mobile/).
Prasetya, Agung Tri, dkk . 2008. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer Dengamn Pendekatan Chemo-Edutainment Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No.
2, 2008. Diakses pada tanggal 13 April 2015 pada pukul 17.00 di Mataram.

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Alfabeta :


Bandung.
Sahid. 2010. Makalah Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT.
Diakases pada tanggal 29 Maret 2015 di Mataram. http//staff.uny.ac.id.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Prenada Media Group : Jakarta.
Sudjana, N dan Rivai, A . 2005. Media Pengajaran. Sinar Baru : Algesindo
Sukenda, Falahah, dan Fubian Lathahino. 2013. Pengembangan Aplikasi
Multimedia Pengenalan Pemanasan Global Dan Solusinya Menggunakan
Pendekatan ADDIE. Seminar Nasional diakses pada tanggal 29 Maret 2015
di Mataram.
Subana,N, I D. K. Tastra, dan L. P. Putrini Mahadewi. 2013. Pengembangan
Multimedia Interaktif dengan Model ADDIE Pada Mata Pelajaran IPA
Kelas VII Semeseter I di SMP TP 45 Sukasada. Jurnal Undiksha Volume 01
Nomor 2.
Sugiyono, 2014 . Statistika untuk Penelitian . Alfabeta : Bandung.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D . Alfabeta : Bandung.
Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. CV Wacana Prima :
Bandung.
Yamasari, Yuni. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis
ICT yang Berkualitas. Hasil Seminar Nasional Pascasarjana X-ITS
Surabaya (http//salamsemangat.files.wordpress.com) diakses pada tanggal
29 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai