MAKALAH
MANAJEMEN UNIT KERJA REKAM MEDIS
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan dan pengertian
terhadap materi Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas semester pendek mata kuliah Manajemen Unit Kerja
Rekam Medis di Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang tidak
dapat dituliskan satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan tenaga
untuk membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Baik dari segi materi yang disampaikan ataupun dalam penulisan
makalah. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang
membangun pengembangan makalah ini kedepannya.
Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini dapat menjadi berkat dan memberikan
manfaat tertentu bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Defenisi Rekam Medis..............................................................................................
2.2 Manfaat Rekam Medis...............................................................................................
2.3 Defenisi Manajemen..................................................................................................
2.4 Ciri Manajemen.........................................................................................................
2.5 Fungsi dan Tugas Manajemen...................................................................................
2.6 Kebutuhan Pelaksana Manajemen.............................................................................
2.7 Pelayanan Kesehatan Sebagai Sebuah Sistem...........................................................
2.8 Permasalahan Kurangnya Manajemen Rekam Medis.............................................
2.9 Upaya Pemecahan Masalah.....................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
pada rekam medis merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena
vitalnya peran seorang perekam medis di rumah sakit, sangat dibutuhkan suatu sistem
manajemen yang dapat memantau dan mengatur kinerja dari para perekam medis. Inilah
peran vital yang dari pilar manajemen. Hubungan harmonis ketiga pilar inilah yang
menentukan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang cepat dan efisien.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memberikan gambaran peran rekam medis sebagai salah satu unit vital dalam
unit pelayanan kesehatan
2. Memberikan gambaran peran penting pilar manajemen dalam
keberlangsungan unit pelayanan kesehatan
3. Memberikan pengertian tentang peran manajemen unit kerja rekam medis
BAB II
PEMBAHASAN
5
Catatan medis adalah catatan yang berisikan segala data mengenai pasien mulai dari masa
sebelum ia dilakukan, saat lahir, tumbuh menjadi dewasa hingga akhir hidupnya. Data ini
dibuat bilamana pasien mengunjungi instansi pelayanan kesehatan baik pasien berobat
jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengbatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien disarana pelayanan
kesehatan (SK.MenPan No.135 tahun 2002).
Rekam medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, rawat penyakit dan
pengobatan masa lalu serta saat ini tertulis oleh profesi kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada pasien tersebut (Health Information Management, Edna K Huffman,
1999).
Rekam medis elektronik/rekam kesehatan elektronik adalah suatu kegiatan
mengkomputerisasikan tentang isi rekam kesehatan (rekam medis) mulai dari
(mengumpulkan, mengelolah, menganalisa dan mempresentasikan data) yang
berhubungan dengan kegiatan pelayanan kesehatan.
6
4. Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan
pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.
7
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik
ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
James A.F. Stoner dalam bukunya Management mengemukakan : Manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usahausaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen unit kerja rekam medis meliputi pelaksanaan fungsi dasar manajemen
yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pengembangan sumber daya manusia, pengarahan
dan pengawasan. Manajemen unit kerja rekam medis di rumah sakit diperlukan untuk
memenuhi tantangan kepemimpinan dalam upaya untuk mengembangkan pelayanan
rekam medis yang efektif dan efisien.
2.4 Ciri Manajemen
Berdasarkan pengertian manajemen diatas, dapat dikatakan bahwa manajemen
memiliki beberapa ciri khas antara lain :
1. Manajemen diarahakan untuk mencapai tujuan
2. Manajemen sebagai proses, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelakasanaan, pengarahan dan pengawasan
3. Tersedia sumber daya manusia, material, dan sumber lainnya
4. Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan
efektif
5. Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
6. Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer
2.5 Fungsi dan Tugas Manajemen
Fungsi manajemen dapat ditunjukkan melalui empat poin inti yang saling berkaitan,
diantaranya :
1. Planning (perencanaan)
8
Perencanaan merupakan proses menetapkan berbagai hambatan yang
diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai
pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenbrg) .
Perencanaan adalah suatu proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang dimasyarakat dan menyusun langkah praktis untuk
mencapai tujuan yg telah ditetapkan tersebut.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan memuaskan.
3. Actuating (pelaksanaan)
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
ingin mencapai sasaran tersebut.
4. Controlling (pengawasan)
Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan
nyata dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan
standard yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
Karena fungsi manajemen yang sangat vital, itulah mengapa ilmu manajemen sangat
diperlukan didalam sebuah sistem, karena tugasnya dan perannya dalam mengawasi dan
mengontrol berjalannya suatu sistem. Secara garis besar, mengapa sebuah manajemen
dibutuhkan dalam suatu sistem adalah untuk :
1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan individu
yang ada dalam organisasi tersebut.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dari
pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai,
pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.
9
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
2.6 Kebutuhan Pelaksana Manajemen
Dalam pelaksanaannya, kegiatan manajemen perlu dipimpin oleh seseorang yang
disebut dengan manajer. Seorang manajer sebaiknya memiliki tiga kualifikasi dasar
manajer yaitu :
Co
nc
ep
tu
al
M a n aSgke m e n
t Sillk ill
Te c h n ic a l S k ill
Gambar 1 Skema Piramid Keterampilan Khusus Manajer
10
Sesuai dengan bentuk bagan piramida diatas, dapat terlihat bahwa semakin tinggi
jabatan seseorang di dalam organisasi, maka akan semakin dituntut untuk memiliki
keterampilan konseptual. dan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi
semakin dituntut mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan
manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan antara
manusia.
Seorang manajer yang baik juga dituntu untuk memiliki enam kemampuan dasar,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
11
sesuai dengan surat keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. HK
00.06.2.3.730 Juli 1995 (terlampir).
Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan (Rumah Sakit Kelas B),
Seksi pelayanan (Kelas C & D) yang mengelola sistem pelayanan
medik sehingga dihasilkan suatu pelayanan medik yang bermutu sesuai
dengan visi dan misi Rumah Sakit.
Sesuai dengan Pasal 29 Permenkes 983/1992. Tugas Wadir
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi pelayanan rawat jalan, rawat
inap, rawat darurat, bedah sentral, perawatan intensif, radiologi,
farmasi, gizi, rehabilitasi medis, patologi klinis, patologi anatomi,
pemulasaraan jenazah, pemeliharaan sarana Rumah Sakit dan kegiatan
bidang pelayanan, keperawatan serta urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan. Tugas bidang pelayanan mengkoordinasikan semua
kebutuhan pelayanan medis, penunjang medis, melaksanakan
pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas serta kegiatan
pelayanan medis dan penunjang medis, pengawasan dan pengendalian
penerimaan dan pemulangan pasien. Tugas ini juga dilaksanakan oleh
seksi pelayanan pada Rumah Sakit Kelas C.
3. Kebijakan Direktur
Tentang pelayanan medik di Rumah Sakit termasuk hak dan kewajiban
pasien, hak dan kewajiban petugas medik dan peraturan-peraturan
lainnya.
4. Sarana dan Prasarana
Hal ini meliputi semua sarana dan prasarana kesehatan dalam suatu
sistem seperti : gedung rawat jalan, rawat inap, ruang bedah, UGD,
penunjang medik radiologi, laboratorium, gizi dan lain - lain yang
harus memenuhi syarat sesuai dengan arsitektur Rumah Sakit yang
berlaku.
5. Dana
Sumber dana bisa dari berbagai macam misalnya : pendapatan asli
rumah sakit, APBN, APBD, APBD Tingkat 1 dan 2, Banpres, Asuransi,
Kontraktor, Subsidi, dan lain-lain.
6. Pasien / klien
Dilihat dari status sosio-ekonomi dan budaya masyarakat pasien dapat
digolongkan pada pasien tingkat menengah ke atas dan tingkat
menengah ke bawah. Pada perencanaan suatu Rumah Sakit perlu
memperhitungkan status pasien yang akan menjadi pangsa pasar
12
Rumah Sakit sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Dari 200 juta
penduduk Indonesia, + 27 juta masih termasuk penduduk miskin yang
perlu perhatian dan bantuan sesuai dengan fungsi sosial Rumah Sakit.
Untuk itu Peraturan Menkes No. 378/1993 tentang Pelaksanaan Fungsi
Sosial Rumah Sakit Swasta telah mengatur fungsi sosial Rumah Sakit
dimana tempat tidur Kelas III bagi Rumah Sakit Swasta/BUMN milik
Yayasan adalah 25% dari jumlah tempat tidur yang ada. Sedangkan
bagi Pemodal Dalam Negeri (PMDN) dan Pemilik Modal Asing
(PMA) adalah 10% karena dikenakan pajak. Namun demikian jumlah
tempat tidur tersebut bukan satu-satunya fungsi sosial Rumah Sakit
Swasta karena dapat berupa yang lain misalnya Balkesmas,
penyuluhan-penyuluhan, pelatihan. Dengan demikian diharapkan
kontribusi swasta/BUMN terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit mempunyai daya ungkit yang cukup besar.
B. PROCESS
Komponen proses adalah dimana semua kegiatan medis terjadi baik yang
melibatkan pasien ataupun tidak. Dalam makalah ini akan membahas fungsi
manajemen rekam medis sebagai suatu proses dalam sistem pelayanan kesehatan.
Secara sederhana segala fungsi dan tugas manajemen secara umum termasuk
dalam proses ini, yaitu :
A. Perencanaan
- Tenaga yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan,
beban kerja yang ada dengan memperhitungkan kecenderungan (TREND)
-
medis.
Kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang diharapkan
dengan memperhitungkan sumber daya potensial yang ada maupun kendala
yang mungkin terjadi. Berdasarkan "waktu" maka perencanaan kegiatan dapat
harian, mingguan, bulanan, tahunan dan jangka panjang sesuai dengan visi dan
misi Rumah Sakit Dalam perencanaan kegiatan alangkah baiknya apabila
Rumah Sakit mempunyai skala prioritas dan mempunyai projek unggulan.
B. Pengorganisasian
Seperti telah dibicarakan pada bab sebelumnya, tenaga medik ini
diorganisir melalui staf medik fungsional dari komite medik, sedangkan
13
pengelolaan pelayanan medik di bawah Wadir Pelayanan Medik. Sesuai
dengan ketentuan Depkes dan akreditasi Rumah Sakit bahwa Wadir Pelayanan
Medik harus seorang dokter (umum/spesialis), ketua SMF adalah seorang
dokter spesialis (bila memungkinkan), sedangkan ketua komite medik dipilih
dari ketua SMF yang ada dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh bagan organisasi Rumah
Sakit Umum Kelas C berdasarkan SK Menkes 983/1992
14
-
rekomendasi profesi.
Fasilitas dan peralatan
Tersedia fasilitas pelayanan yang cukup sehingga tujuan pelayanan
efektif tercapai, misalnya ruang pertemuan staf medis, fasilitas untuk
seksi pelayanan.
Pengawasan teknis medis oleh komite medis Keduanya bertanggung
jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
Pengawasan ini harus secara periodik dan kontinyu dilakukan baik
dengan audit medis/audit manajemen maupun dengan upaya-upaya
peningkatan mutu yang lain, namun tetap dengan prinsip : "penelaahan
bersama tentang suatu kejadian/kegiatan pelayanan medis dan bukan
mencari siapa yang salah, kemudian mencari solusi tindak lanjut sehingga
kejadian yang sama tidak terulang lagi.
15
C. OUTPUT
Tentu saja out put yang diharapkan adalah pelayanan medis yang bermutu,
terjangkau oleh masyarakat luas dengan berdasarkan etika profesi dan etika
Rumah Sakit. Dengan demikian beberapa tolok ukur keberhasilan pelayanan di
Rumah Sakit seperti angka kematian di Rumah Sakit, kejadian infeksi
nosokomial, kepuasan pasien, waktu tunggu dan lain-lain akan berubah yaitu
angka kematian rendah, kejadian infeksi nosokomial rendah, kepuasan pasien
meningkat, waktu tunggu pendek. Keadaan ini akan meningkatkan CITRA
Rumah Sakit yang merupakan pemasaran Rumah Sakit.
16
2. Rumah Sakit Swasta sebaiknya merekrut dokter pasca PTT dan menyekolahkannya
sehingga menuju kemandirian swasta dalam aspek tenaga.
3. Adanya program kerjasama antar Rumah Sakit namun tanpa melanggar Keputusan
Menkes 415a/1984 baik bagi "provider" maupun Rumah Sakit sendiri.
4. Perencanaan peralatan secara bertahap perlu ditingkatkan dengan memperhitungkan
skala prioritas dan projek unggulan, tidak perlu seluruhnya membeli tetapi dengan
sistem kerja sama ataupun sewa.
5. Komunikasi, koordinasi, integrasi dengan unit lain di Rumah Sakit ditingkatkan. Unit
lain sebagai "MITRA". Sehingga pelayanan medik dan Rumah Sakit sebagai suatu
sistem dapat berlangsung dengan optimal.
6. Menempatkan tenaga medis sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya.
7. Pimpinan Rumah Sakit harus mempunyai sikap yang tegas dalam mengayomi,
mengawasi dan mengendalikan pelayanan medis Rumah Sakit.
17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pelayanan medis merupakan inti dari sebuah sistem pelayanan kesehatan. Didalam
sebuah sistem selalu terdapat masukan, proses, keluaran untuk keberlangsungan hidup
suatu sistem. Rekam medis merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan sistem
pelayanan kesehatan yang baik dan benar. Rekam medis selalu dibutuhkan untuk
memberikan informasi tentang data pasien mulai dari masuk hingga keluar dari rumah
sakit. Informasi ini tentunya sangat dibutuhkan dan pasti akan digunakan berulangkali
untuk kepentingan dan keberlangsungan sebuah sistem pelayanan kesehatan. Vitalnya
peran rekam medis ini, membutuhkan sebuah manajemen yang baik dan benar agar tetap
terjamin kualitas pelayanan yang cepat, efektif dan efisien. Sehingga kedepannya dapat
terhindar dari permasalahan yang dapat mengancam keberlangsungan sebuah sistem
pelayanan kesehatan.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan adalah :