Anda di halaman 1dari 25

Praktek Profesi Keperawatan Medikal

Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

LAPORAN PENDAHULUAN
LEUKEMIA
A. Anatomi Fisiologi Organ
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak
kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut
pada tiap organ-organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jatung
atau pembuluh darah.
Fungsi darah terdiri atas:
1) Sebagai alat pengangkut
2) Sebagai pertahanan tubuh terhada serangan bibit penyakit dan racun yang akan

membunuh tubuh dengan perantaraan leukosit, anti bodi / zat-zat anti racun
3) Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Bagian-bagian darah terdiri dari air 91%, protein 8% (albumin, globulin,
protombin dan fibrinogen), dan mineral 0,9% (Natrium Klorida, Natrium Bikarbonat,
Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino).
Darah terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Sel Darah
a. Eritrosit
Eritrosit bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai inti.
Ukurannya kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) diameter tidak dapat bergerak.
Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm 3 (4 - 4 juta).Warnanya kuning
kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandug suatu zat yang disebut
hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung O2.
Fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh dikeluarkan melalui
paru-paru.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5 15 gram
dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0%. Di
dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.Apabila keduanya berkurang
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya hal ini disebabkan oleh
karena pendarahan yang hebat, hama-hama penyakit yang menghanyutkan
eritrosit dan tempat pembuatan eritrosit sendiri terganggu.
b. Leukosit
Leukosit merupakan keadaan bentuk dan sifat-sifat leukosit berlainan
dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat bahwa di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak

dengan

perantaraan

kaki

palsu

(pseudopodia),

mempunyai

bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya.


Warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm 3 kira-kira 6.000
sampai 10.000.
Fungsinya:
Sebagai serdadu tubuh yaitu, membunuh dan memakan bibit penyakit /
bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (System Retikulo

Endotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfa


Sebagai pengangkut yaitu, mengangkut / membawa zat lemak dari
dinding usus melalui limpa uterus ke pembuluh darah.Hal ini
disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe,
sekarang beredar di dalam darah untuk mempertahankan tubuh
terhadap serangan bibit penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam
darah melebihi 10.000/mm3 disebut leukotosis dan kurang 5.000 / mm3
leukopenia.

Macam-macam leukosit meliputi :


1) Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri
dari:
- Limfosit
Macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar
limfa, bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil, di dalam
sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya
20 25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang
-

masuk ke dalam jaringan tubuh.


Monosit
Terbanyak dibuat di sum-sum tulang merah, besarnya lebih besar
dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 38%.Di
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warnanya


biru sedikit abu-abu, mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahmerahan.Inti selnya bulat dan panjang warnanya lembayung muda.
2) Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari :
- Neutrofil atau pulmor nuclear leukosit, mempunyai inti sel yang
berangkai kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya
-

banyak bintik-bintik halus / granula, banyaknya 60 70%


Eosinofil, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan netrofil
tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-

kira 2 4%
Basofil, sel inti kecil dan pada eosinifil tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granulagranula besar. Banyaknya %. Dibuat di sum-sum merah,
fungsinya tidak diketahui.

c. Trombosit
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat, ada yang lonjong, warnanya
putih, banyaknya normal pada orang dewasa 200.000 300.000 mm 3.
Fungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah. Jika
banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas
membeku sehingga timbul pendarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih
dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000
disebut trombositopenia. Terjadinya pembekuan darah di dalam plasma darah
terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah
yaitu

Ca2+

dan

fibrinogen

mulai

bekerja

apabila

tubuh

medapat

luka.Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin
dalam darah normal ialah kira-kira 15 gram setiap ml darah, dan ini jumlahnya
biasa disebut 100 persen.
2. Plasma darah
Plasma darah merupakan bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah,
warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari
air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah :
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

a. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.


b. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium dan lain-lain) yang
berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotil
c. Protein darah (albumin, globulin) meninggalkan viskositosis darah dan
juga menimbukan tekanan osmotic untuk memelihara keseimbangan
cairan dalam tubuh
d. Zat makanan (asam amino, glukosa, mineral dan vitamin)
e. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
f. Anti bodi / anti toksin
B. Landasan Teoritis Penyakit
1. Definisi
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002).
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi
kejaringan tubuh yang lain (Arief Mansjoer, dkk, 2002).
Leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal
dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk
darah. Sel darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum
adalah bahan yang lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan
sel darah yang disebut sel batang dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang di
sumsum tulang dan kemudian pindah ke pembuluh darah. Darah mengalir melalui
pembuluh darah dan jantung disebut darah perifer. Sumsum tulang membuat
berbagai jenis darah sel. Setiap jenis memiliki fungsi khusus:
a) Sel darah putih membantu melawan infeksi
b) Sel darah merah membawa oksigen ke jaringan seluruh tubuh
c) Trombosit membantu gumpalan darah terbentuk bahwa kontrol perdarahan
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah
putih dalam sum-sum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga
terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non
hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

2. Klasifikasi Leukemia
a. Leukemia Mioloblastik
1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80% leukemia akut pada orang dewasa. Permulaannya
mendadak atau progresif dalam masa 1- 6 bulan, jika tidak diobati,
kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3 : 2.
2) Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-60
tahun puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anakanak. (Sylvia, 1995). Leukemia mieloblastik dimulai dengan produksi sel
mielogenosa muda yang bersifat kanker disumsum tulang dan kemudian
menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi diberbagai
organ ekstramedular terutama di nodus limfa, limpa dan hati.
b. Leukemia Limfoblastik
1) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak
berumur dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens antara umur 3-4
tahun, insiden pada pria dan wanita 5 : 4.
2) Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada
kelompok umur tua ( 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian 2:1.
Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat
kanker, biasanya dimulai dalam nodus limfe atau jaringan limfogenosa
yang lain dan selanjutnya menyebar ke area tubuh lainnya.
3. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a. Faktor genetik
Virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell
Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV)
b. Tingkat radiasi yang tinggi
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

Orang orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena
leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi
tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di
Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari
paparan radiasi tinggi.
c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
d. Orang orang yang bekerja dengan bahan bahan kimia tertentu
Terpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja
dapat menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri
kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang
terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.
e. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
f. Kemoterapi
Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang kadang
berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai
agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir
akhir ini.
g. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetik lainnya
Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin
meningkatkan resiko leukemia.
h. Myelodysplastic syndrome
Orang orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap
berkembangnya leukemia myeloid akut.
i. Fanconi Anemia
Menyebabkan akut myeloid leukemia.
Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi
akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi
dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering
terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan
leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti
belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap
penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian
obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga
lebih peka terhadap leukemia.
4. Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu
sehingga

akan

retikuloendotelial

menimbulkan

anemia

dan

trombositipenia.

akan terpengaruh dan menyebabkan

Sistem

gangguan sistem

pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan tampak pada
gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan
berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan
tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya
pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian (Iman, 1997).
Leukemia limfoid, atau limfositik akut (Acute Lymphoid, lymphoicitic,
leukemia [ALL]) adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit. Dihasilkan
leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan leukositleukosit tersebut menyusup ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik menyusup
ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang normal. Akibatnya,
timbul anemia, dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak mencukupi.
Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi. Infeksi
juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel
leukemik ke dalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali,
dan limfadenopati.
Leukemia non limfoid akut (Cute nonlymphoid leukemia [ANLL]) mencakup
beberapa jenis leukemia berikut: leukemia mieloblastik akut, leukemia
monoblastik akut, dan leukemia mielositik akut. Timbul disfungsi sumsum tulang,
menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit, neutrofil, dan trombosit. Sel-sel
leukemik menyusupi limfonodus, limpa, hati, tulang dan system saraf pusat, selain
organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarcoma granulositik ditemukan pada
sejumlah anak yang tekena .
5. Manifestasi klinik
a. Gejala yang khas adalah pucat, panas dan perdarahan (perdarahan dan
anemia adalah manifestasi utama)

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

b. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat
disalah tafsirkan sebagai penyakit reumatik.
c. Gangguan pada sistem syaraf pusat
Dapat terjadi sakit kepala, muntah, kejang dan gangguan penglihatan.
d. Gejala lain
Leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura,
kejang pada leukemia serebral, serta perdarahan pada leukemia dapat
berupa ekimosis, petekie, perdarahan gastrointestinal.
Sedangkan manifestasi klinis menurut klasifikasinya :
1) Leukemia Mieloblastik Akut
- Rasa lemah
-

Pucat

Nafsu makan hilang

Anemia

Ptekie

Perdarahan

Nyeri tulang

Infeksi

Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar


mediatinum

Kadang-kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5

Sakit kepala

2) Leukemia Mieloblastik Kronik


-

Rasa lelah

Penurunan berat badan

Rasa penuh di perut

Kadang-kadang rasa sakit di perut

Mudah mengalami perdarahan

Diaforesis meningkat

3) Leukemia Limfositik Akut


-

Rasa lelah

Panas tanpa infeksi

Purpura
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

Nyeri tulang dan sendi

Anemia

Macam-macam infeksi

Penurunan berat badan

Ada massa abnormal

Muntah

Gangguan penglihatan

Nyeri kepala

4) Leukemia Limfositik Kronik


-

Mudah terserang infeksi

Anemia

Lemah

Pegal-pegal

Trombositopenia

Respons antibodi tertekan

Sintesis immonuglobin tidak cukup

6. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik


a.

Pemeriksaan laboratorium
1)

Darah tepi
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa
pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah
tepi monoton dan terdapatnya sel blast.Terdapatnya leukosit yang
imatur.

2)

Kimia darah
Kolesterol

mungkin

rendah,

asam

urat

dapat

meningkat,

hipogamaglobinemia.
3)

Sumsum tulang
Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain
terdesak (aplasia sekunder). Aspirasi sumsum tulang (BMP) =
hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

b. Pemeriksaan lain :
1)

Biobsi limfa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit,
pulp cell.

2)

Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah SSP terinfiltrasi yang dapat dilihat dari
peningkatan jumlah sel patologis dan protein (CSS). Kelainan ini dapat
terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis
atau pada keadaan kambuh.

3)

Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya.

7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medik
1) Transfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang
berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit, jika
ada tanda DIC dapat diberi heparin.
2) Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika
telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106).
b. Pelaksanaan Kemoterapi
Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :
1) Faseinduksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan Kortikosteroid (Prednison), vincristin, dan L-asparaginase.
Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau
tidak ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5% dalam sumsum
tulang.
2) Fase profilaksis sistem saraf pusat

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

Pada fase ini diberikan therapy methotrexate, cytrabine dan


hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia
ke otak. Terapi radiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia
yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
3) Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan
remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam
tubuh. Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk
menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi
supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan untuk sementara
atau posisi obat dikurangi.

8. Komplikasi
a.

Sepsis

b.

Perdarahan
Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulang
sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang.

c.

Regimen terapi, termasuk transpalantasi sumsum tulang, dihubungkan


dengan depresi sumsum tulang temporer dan peningkatan risiko
perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian.

d.

Iron Deficiency Anemia (IDA)

e.

Kematian

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

C. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, no RM, diagnosa medis, dan penanggung jawab.
b. Keluhan Utama
Pasien leukemia biasanya mengeluhkan lemah, sakit kepala dan nyeri pada
tulang.
c. Riwayat kesehatan

Riwayat Penyakit Sekarang


Biasanya pasien masuk rumah sakit untuk persiapan kemoterapi atau
muncul gejala-gejala seperti perdarahan, hepatomegali.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pengobatan kanker sebelumnya. Jika pasien pernah mengalami
kemoterapi sebelumnya akibat kanker yang diderita kemungkinan akan
memicu terjadinya leukemia akibat rusaknya sel-sel darah putih.

Riwayat Penyakit Keluarga


Adanya anggota keluarga yang mengalami penyakit leukemia, adanya
gangguan hematologis.

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

d. Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Pada umumnya klien yang mengidap penyakit leukimia dikarenakan
faktor genetik.Pada umumnya klien datang ke rumah sakit dengan
keluhan demam, pucat, lesu, anorexia, nyeri pada tulang dan
persendian, nyeri abdomen, hepatomegali, dan splenomegali.
2. Nutrisi dan Metabolik
Pada umumnya klien mengalami penurunan nafsu makan, sering
muntahsehingga berat badan menurun dan terdapat bintik-bintik merah
pada kulit klien.

3. Eliminasi
Pada umumnya klien mengalami diare dan penurunan haluaran urine,
kadang adanya darah pada urine akibat perdarahan. Jika ada
perdarahan di lambung maka fesesnya berwarna hitam.
4. Aktifitas dan Latihan
Pada umumnya aktifitas klien terganggu karena klien dengan penyakit
leukimia pada umumnya sering merasa cepat lelah dan klien tampak
pucatserta mengalami nyeri pada persendian dan nyeri abdomen. Nyeri
tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan
peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri yang
semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia
biasanya bersifat progresif.
5. Tidur dan Istirahat
Pada umumnya klien mengalami sulit tidur karena nyeri yang
dirasakan, Klien gelisah dan tidur klien kurang nyenyak karena merasa
sesak napas.
6. Kognitif Persepsi
Pada umumnya klien mengalami masalah pada penglihatan dan sering
mengalami nyeri.
7. Persepsi diri Konsep diri
Pada umumnya klien dengan penyakit leukimia merasa tidak berdaya
terhadap dirinya, sering merasa cemas, dan sering merasa takut.
8. Peran Hubungan
Pada umumnya peran dan hubungan klien dengan keluarga tidak
terganggu, klien umumnya pendiam dan malas berkomunikasi dengan

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

orang disekitarnya karena perasaan takut dan cemas dengan penyakit


yang dideritanya.
9. Seksualitas dan Reproduksi
Pada umumnya terganggu.
10. Koping Toleransi stres
Pada umumnya klien tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan
aktifitas. Klien merasa cemas dan takut dengan penyakit yang
dideritanya.
11. Keyakinan Nilai
Pada umumnya klien dan keluarga klien menyerahkan semuanya
kepada Tuhan untuk kesembuhannya.Terkadang pasien merasa Tuhan
tidak adil dengannya akibat penyakit yang diderita (hubungan
spiritualnya kurang baik).
e. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Keadaan Umum
Biasanya terjadi takikardia, bradipneu, suhu kadang meningkat,
demam, menggigil.
2. Kepala dan Rambut
Biasanya kulit kepala terkelupas dan merah, rambut banyak yang
rontok akibat kemoterapi.
3. Leher
Biasanya adanya pembesaran pada kelenjar limfa.
4. Mata
Biasanya konjungtiva pucat biasanya pada leukemia dengan tanda dan
gejala anemia, perdarahan retina, gangguan penglihatan.
5. Hidung
Biasanya ada epitaksis.
6. Mulut dan tenggorokan
Biasanya sering sariawan, mukosa bibir kering/pucat, ada perdarahan
pada gusi.
7. Thoraks
Biasanya pasien menderita CLL, ditemukan efusi pleura, suara nafas
ronkhi, frekuensi napas meningkat, dispneu.
8. Abdomen
Biasanya ada hepatomegali, pembesaran kelenjar limpa, nyeri ulu hati
jika ada perdarahan.
9. Ekstremitas
Biasanya ada nyeri pada tulang dan sendi.
10. Integumen

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

Biasanya akral dingin, pucat, ada petekie, ekimosis, purpura,


hematoma.
11. Neurologi
Biasanya pasien pusing, sakit kepala, gelisah, kesadaran turun.
12. Anus
Biasanya ada perdarahan.
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap : (Hemoglobin < 10 gr/100 ml), retikulosit
rendah, trombosit sangat rendah (<50.000/mm), leukosit bisa menurun
(ALL dan CLL), dan bisa meningkat (CML), dan hematokrit.
2. Foto dada dan biopsy nodus limfa
3. Penilaian PCV (Packed Cell Volume) : adalah pemeriksaan hematokrit
untuk melihat presentase sel-sel darah dalam darah seluruhnya.

2. Perumusan diagnosa (NANDA), Kriteria Hasil (NOC), dan Intervensi


Keperawatan (NIC)
NANDA
NOC
Resiko
tinggi Status imun
terhadap infeksi b.d Status infeksi
tak
adekuat - Ruam
- Nyeri
pertahanan sekunder:
- Demam
gangguan
dalam - Kelemahan
kematangan
SDP - Kegelisahan
(granulosit rendah dan

NIC
Proteksi infeksi
- Kaji kenaikan suhu tubuh,
penampilan ruam, menggigil,
takikardi, penampilan bercak
putih pada mulut
- Amati terhadap kemerahan,
pembengkakkan, panas atau
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

jumlah
limfosit
abnormal),
peningkatan jumlah
lomfosit imatur

nyeri pada mata, telinga,


tenggorok,
kulit,
sendi,
abdomen, rektal, dan area
perineal
- Kaji terhadap batuk dan
perubahan karakter dan warna
sputum
- Berikan oral hygiene yang
sering
- Berikan terapi IV
Pengontrolan infeksi
- Ciptakan lingkungan ( alatalat, berbeden dan lainnya)
yang nyaman dan bersih
terutama setelah digunakan
oleh pasien
- Gunakan alat-alat yang baru
dan berbeda setiap akan
melakukan tindakan
keperawatan ke pasien
- Tempatkan pasien yang harus
diisolasi yang sesuai dengan
kondisi pasien
- Batasi jumlah pengunjung
sesuai kondisi pasien
- Ajari klien untuk mencuci
tangan sebagai gaya hidup
sehat pribadi
- Instruksikan klien untuk
mencuci tangan yang benar
sesuai dengan yang telah
diajarkan
- Instruksikan kepada
pengunjung untuk selalu
mencuci tanagn sebelum dan
sesudah memasuki ruangan
pasien
- Gunakan sabun antimikroba
untuk proses cuci tangan
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
kepada pasien
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

- Bersihkan kulit pasien dengan


pembersih antibakteri
Nyeri (akut) b.d agen
fisikal (pembesaran
organ, sumsum tulang
yang dikemas dengan
sel leukemik), agen
kimia
(pengobatan
anti
leukemik),
manifestasi psikologis
(ansietas, takut)

Kontrol nyeri
- Menilai
faktor
penyebab
- Penggunaan
mengurangi
nyeri
dengan non analgesic
- Penggunaan analgesic
yang tepat
- Gunakan tanda tanda
vital
memantau
perawatan
- Laporkan tanda / gejala
nyeri
pada
tenaga
kesehatan professional
- Menilai gejala dari
nyeri
- Gunakan catatan nyeri
- Laporkan bila nyeri
terkontrol
Tingkat Kenyamanan
Indikator:
- Melaporkan
Perkembangan Fisik
- Melaporkan
perkembangan
kepuasan
- Melaporkan
perkembangan
psikologi
- Mengekspresikan
perasaan
dengan
lingkungan fisik sekitar
- Mengekspresikan
perasaan
dengan
hubungan social
- Mengekspresikan
perasaan
secara
spiritual
- Melaporkan kepuasan
dengan
tingkatan
mandiri

Manajemen Nyeri
- Lakukan
penilaian
nyeri
secara komprehensif dimulai
dari lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas dan penyebab.
- Kaji ketidaknyamanan secara
nonverbal, terutama untuk
pasien yang tidak bisa
mengkomunikasikannya
secara efektif
- Pastikan pasien mendapatkan
perawatan dengan analgesic
- Gunakan komunikasi yang
terapeutik agar pasien dapat
menyatakan pengalamannya
terhadap nyeri serta dukungan
dalam merespon nyeri
- Pertimbangkan
pengaruh
budaya terhadap respon nyeri
- Tentukan
dampak
nyeri
terhadap kehidupan seharihari (tidur, nafsu makan,
aktivitas, kesadaran, mood,
hubungan sosial, performance
kerja
dan
melakukan
tanggung jawab sehari-hari)
- Evaluasi pengalaman pasien
atau keluarga terhadap nyeri
kronik
atau
yang
mengakibatkan cacat
- Evaluasi bersama pasien dan
tenaga kesehatan lainnya
dalam menilai efektifitas
pengontrolan nyeri yang
pernah dilakukan
- Bantu pasien dan keluarga
mencari dan menyediakan
dukungan.

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

- Menekspresikan
Pemberian analgesic
lokasi
,
kepuasan
dengan - Menentukan
Kontrol nyeri
karakteristik,
mutu,
dan
intensitas
nyeri
sebelum
mengobati pasien
- Periksa order/pesanan medis
untuk obat, dosis, dan
frekuensi yang ditentukan
analgesik
- Cek riwayat alergi obat
- Mengevaluasi
kemampuan
pasien dalam pemilihan obat
penghilang sakit, rute, dan
dosis, serta melibatkan pasien
dalam pemilihan tersebut
- Tentukan jenis analgesik yang
digunakan (narkotik, non
narkotik
atau
NSAID)
berdasarkan tipe dan tingkat
nyeri.
- Tentukan analgesik yang
cocok, rute pemberian dan
dosis optimal.
- Utamakan pemberian secara
IV dibanding IM sebagai
lokasi
penyuntikan,
jika
mungkin
- Hindari pemberian narkotik
dan obat terlarang lainnya,
menurut agen protokol
- Monitor TTV sebelum dan
sesudah
pemberian
obat
narkotik
dengan
dosis
pertama atau jika ada catatan
luar biasa.
- Memberikan perawatan yang
dibutuhkan dan aktifitas lain
yang
memberikan
efek
relaksasi sebagai respon dari
analgesik
Pemberian obat penenang
- Kaji riwayat kesehatan pasien
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

Intoleransi Aktivitas
b.d kelemahan umum
(penurunan cadangan
energi, peningkatan
laju
metabolik,
produksi
leukosit
masif),
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan
oksigen
(anemia/hipoksia),
pembatasan
terapeutik, efek terapi
obat

dan riwayat pemakaian obat


penenang
Tanyakan kepada pasien atau
keluarga tentang pengalaman
pemberian obat penenang
sebelumnya
Melihat kemungkinan alergi
obat
Meninjau apakahpasien telah
mentaati
pembatasan
berkenaan dg aturan makan,
seperti yang ditentukan
Meninjau
ulang
tentang
contraindikasi pemberian obat
penenang
Beritahu keluarga dan/atau
pasien tentang efek pemberian
obat penenang
Mengevaluasi
tingkatan
kesadaran pasien dan refleks
normal sebelum pemberian
obat penenang
Memperoleh TTV dalam
batas normal

Toleran aktivitas
Terapi aktivitas
- Kaji status fisiologis klien
Ketahanan
terhadap tingkat stamina
Konservasi energi
sesuai dengan konteks umur
Perawatan diri: aktivitas
dan perkembangan
sehari-hari
- Jelaskan
kepada
klien
mengenai penyebab-penyebab
letih.
- Lakukan intervensi berupa
pemberian
obat
untuk
meningkatkan stamina.
- Ajarkan klien tentang teknikteknik untuk memanagemen
tingkat kelelahan
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

- Jaga pola makannya sesuai


dengan pola makan normal
- Ajarkan
kepada
klien
mengenai
kolaborasi
makanan
yang
dimakan
sesuai dengan nutrisi yang
dibutuhkan
- Ajarkan
kepada
klien
konsumsi-konsumsi makanan
yang harus dijaga
- Berikan informasi kepada
klien mengenai kebutuhankebutuhan nutrisi
Memanajemen energi
- Ajarkan klien mengenai pola
aktifitas sebelum tidur
- Monitor pola tidur klien dan
gejala-gejala
yang
menyimpang dari pola tidur
klien
- Ajarkan
kepada
klien
bagaimana
mengingkatkan
rasa nyaman.
- Monitor intake makanan dan
nutrisi klien
- Berikan latihan-latihan yang
rutin dan teratur untuk
menghindari gangguan pola
makan
- Bantu
klien
untuk
mengembangkan
konsep
dirinya dengan berat badan
yang sehat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan
anoreksia, mual, dan
muntah

Status nutrisi
Status nutrisi : asupan
makanan dan cairan
Status nutrisi : intake
nutrien
Pengontrolan berat badan

Manajemen nutrisi
- Kontrol
penyerapan
makanan/cairan
dan
menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
- Pantau
ketepatan
urutan
makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi harian
- Tentukan jimlah kalori dan
jenis zat makanan yang
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Anjurkan
pasien
untuk
memilih makanan ringan, jika
kekurangan
air
liur
mengganggu proses menelan
Anjurkan intake makanan
yang tinggi kalsium, jika
diperlukan
Anjurkan intake makanan dan
cairan yang tinggi kalium,
jika diperlukan
Beri pasien makanan dan
minuman tinggi protein,
tinggi kalori, dan bernutrisi
yang siap dikonsumsi, jika
diperlukan
Atur pemasukan makanan,
jika diperlukan
Beri makanan yang punya
daya tarik, dengan cara yang
menyenangkan,
member
penambahan warna, tekstur,
dan variasi
Lakukan perawatan mulut
sebelum
makan,
jika
diperlukan
Ajarkan pasien dan kelurga
tentang memilih makanan

Monitor nutrisi
- Timbang berat badan klien
- Monitor kehilangan dan
pertambahan berat badan
- Monitor turgor kulit
- Monitor adanya mual dan
muntah
- Monitor nilai albumin, total
protein, hemoglobin dan
hematokrit.
- Monitor nilai limfosit dan
elektrolit
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

- Monitor menu makanan dan


pilihannya
- Monitor tingkat energi, lelah,
lesu, dan lemah
- Monitor intake kalori dan
nutrisi
- Catat adanya luka, edema,
dan
hiperemik
serta
hipertropik papile pada lidah
dan mukosa mulut
- Tentukan
jika
klien
membutuhkan diet spesial
Manajemen cairan
- Timbang BB tiap hari
- Hitung haluaran
- Pertahankan intake yang
akurat
- Pasang kateter urin
- Monitor status hidrasi (seperti
:
kelembapan
mukosa
membran, nadi)
- Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP
- Monitor hasil lab. terkait
retensi cairan (peningkatan
BUN, Ht )
- Monitor TTV
- Monitor adanya indikasi
retensi/overload
cairan
(seperti : edem, asites,
distensi vena leher)
- Monitor perubahan BB klien
sebelum dan sesudah dialisa
- Monitor status nutrisi
- Monitor respon pasien untuk
meresepkan terapi elektrolit
- Kaji lokasi dan luas edem
- Anjurkan klien untuk intake
oral
- Distribusikan cairan > 24 jam
- Tawarkan snack (seperti : jus
buah)
Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

- Konsultasi dengan dokter,


jika
gejala
dan
tanda
kehilangan cairan makin
buruk
- Kaji ketersediaan produk
darah untuk trsanfusi
- Persiapkan untuk administrasi
produk darah
- Berikan terapi IV
- Berikan cairan
- Berikan diuretic
- Berikan cairan IV
- Nasogastrik untuk mengganti
kehilangan cairan
- Produk darah

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

Naldia, S.Kep
1541313026

Praktek Profesi Keperawatan Medikal


Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas

DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC. Jakarta.
Corwin, E.J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC.
Handayani, W. & Haribowo, A.S. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 Bagian I. Media Aesculapius,
FKUI. Jakarta.

Naldia, S.Kep
1541313026

Anda mungkin juga menyukai