LP Leukemia
LP Leukemia
Bedah I
Fakultas Keperawatan, Universitas
LAPORAN PENDAHULUAN
LEUKEMIA
A. Anatomi Fisiologi Organ
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak
kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut
pada tiap organ-organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jatung
atau pembuluh darah.
Fungsi darah terdiri atas:
1) Sebagai alat pengangkut
2) Sebagai pertahanan tubuh terhada serangan bibit penyakit dan racun yang akan
membunuh tubuh dengan perantaraan leukosit, anti bodi / zat-zat anti racun
3) Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Bagian-bagian darah terdiri dari air 91%, protein 8% (albumin, globulin,
protombin dan fibrinogen), dan mineral 0,9% (Natrium Klorida, Natrium Bikarbonat,
Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino).
Darah terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Sel Darah
a. Eritrosit
Eritrosit bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai inti.
Ukurannya kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) diameter tidak dapat bergerak.
Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm 3 (4 - 4 juta).Warnanya kuning
kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandug suatu zat yang disebut
hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung O2.
Fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh dikeluarkan melalui
paru-paru.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5 15 gram
dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0%. Di
dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.Apabila keduanya berkurang
Naldia, S.Kep
1541313026
maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya hal ini disebabkan oleh
karena pendarahan yang hebat, hama-hama penyakit yang menghanyutkan
eritrosit dan tempat pembuatan eritrosit sendiri terganggu.
b. Leukosit
Leukosit merupakan keadaan bentuk dan sifat-sifat leukosit berlainan
dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat bahwa di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak
dengan
perantaraan
kaki
palsu
(pseudopodia),
mempunyai
kira 2 4%
Basofil, sel inti kecil dan pada eosinifil tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granulagranula besar. Banyaknya %. Dibuat di sum-sum merah,
fungsinya tidak diketahui.
c. Trombosit
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat, ada yang lonjong, warnanya
putih, banyaknya normal pada orang dewasa 200.000 300.000 mm 3.
Fungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah. Jika
banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas
membeku sehingga timbul pendarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih
dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000
disebut trombositopenia. Terjadinya pembekuan darah di dalam plasma darah
terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah
yaitu
Ca2+
dan
fibrinogen
mulai
bekerja
apabila
tubuh
medapat
luka.Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin
dalam darah normal ialah kira-kira 15 gram setiap ml darah, dan ini jumlahnya
biasa disebut 100 persen.
2. Plasma darah
Plasma darah merupakan bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah,
warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari
air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah :
Naldia, S.Kep
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
2. Klasifikasi Leukemia
a. Leukemia Mioloblastik
1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80% leukemia akut pada orang dewasa. Permulaannya
mendadak atau progresif dalam masa 1- 6 bulan, jika tidak diobati,
kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3 : 2.
2) Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-60
tahun puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anakanak. (Sylvia, 1995). Leukemia mieloblastik dimulai dengan produksi sel
mielogenosa muda yang bersifat kanker disumsum tulang dan kemudian
menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi diberbagai
organ ekstramedular terutama di nodus limfa, limpa dan hati.
b. Leukemia Limfoblastik
1) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak
berumur dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens antara umur 3-4
tahun, insiden pada pria dan wanita 5 : 4.
2) Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada
kelompok umur tua ( 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian 2:1.
Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat
kanker, biasanya dimulai dalam nodus limfe atau jaringan limfogenosa
yang lain dan selanjutnya menyebar ke area tubuh lainnya.
3. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a. Faktor genetik
Virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell
Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV)
b. Tingkat radiasi yang tinggi
Naldia, S.Kep
1541313026
Orang orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena
leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi
tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di
Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari
paparan radiasi tinggi.
c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
d. Orang orang yang bekerja dengan bahan bahan kimia tertentu
Terpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja
dapat menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri
kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang
terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.
e. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
f. Kemoterapi
Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang kadang
berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai
agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir
akhir ini.
g. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetik lainnya
Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin
meningkatkan resiko leukemia.
h. Myelodysplastic syndrome
Orang orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap
berkembangnya leukemia myeloid akut.
i. Fanconi Anemia
Menyebabkan akut myeloid leukemia.
Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi
akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi
dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering
terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan
leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti
belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap
penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian
obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki
Naldia, S.Kep
1541313026
kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga
lebih peka terhadap leukemia.
4. Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu
sehingga
akan
retikuloendotelial
menimbulkan
anemia
dan
trombositipenia.
Sistem
gangguan sistem
pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan tampak pada
gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan
berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan
tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya
pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian (Iman, 1997).
Leukemia limfoid, atau limfositik akut (Acute Lymphoid, lymphoicitic,
leukemia [ALL]) adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit. Dihasilkan
leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan leukositleukosit tersebut menyusup ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik menyusup
ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang normal. Akibatnya,
timbul anemia, dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak mencukupi.
Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi. Infeksi
juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel
leukemik ke dalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali,
dan limfadenopati.
Leukemia non limfoid akut (Cute nonlymphoid leukemia [ANLL]) mencakup
beberapa jenis leukemia berikut: leukemia mieloblastik akut, leukemia
monoblastik akut, dan leukemia mielositik akut. Timbul disfungsi sumsum tulang,
menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit, neutrofil, dan trombosit. Sel-sel
leukemik menyusupi limfonodus, limpa, hati, tulang dan system saraf pusat, selain
organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarcoma granulositik ditemukan pada
sejumlah anak yang tekena .
5. Manifestasi klinik
a. Gejala yang khas adalah pucat, panas dan perdarahan (perdarahan dan
anemia adalah manifestasi utama)
Naldia, S.Kep
1541313026
b. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat
disalah tafsirkan sebagai penyakit reumatik.
c. Gangguan pada sistem syaraf pusat
Dapat terjadi sakit kepala, muntah, kejang dan gangguan penglihatan.
d. Gejala lain
Leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura,
kejang pada leukemia serebral, serta perdarahan pada leukemia dapat
berupa ekimosis, petekie, perdarahan gastrointestinal.
Sedangkan manifestasi klinis menurut klasifikasinya :
1) Leukemia Mieloblastik Akut
- Rasa lemah
-
Pucat
Anemia
Ptekie
Perdarahan
Nyeri tulang
Infeksi
Sakit kepala
Rasa lelah
Diaforesis meningkat
Rasa lelah
Purpura
Naldia, S.Kep
1541313026
Anemia
Macam-macam infeksi
Muntah
Gangguan penglihatan
Nyeri kepala
Anemia
Lemah
Pegal-pegal
Trombositopenia
Pemeriksaan laboratorium
1)
Darah tepi
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa
pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah
tepi monoton dan terdapatnya sel blast.Terdapatnya leukosit yang
imatur.
2)
Kimia darah
Kolesterol
mungkin
rendah,
asam
urat
dapat
meningkat,
hipogamaglobinemia.
3)
Sumsum tulang
Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain
terdesak (aplasia sekunder). Aspirasi sumsum tulang (BMP) =
hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
Naldia, S.Kep
1541313026
b. Pemeriksaan lain :
1)
Biobsi limfa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit,
pulp cell.
2)
Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah SSP terinfiltrasi yang dapat dilihat dari
peningkatan jumlah sel patologis dan protein (CSS). Kelainan ini dapat
terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis
atau pada keadaan kambuh.
3)
Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medik
1) Transfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang
berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit, jika
ada tanda DIC dapat diberi heparin.
2) Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika
telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106).
b. Pelaksanaan Kemoterapi
Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :
1) Faseinduksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan Kortikosteroid (Prednison), vincristin, dan L-asparaginase.
Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau
tidak ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5% dalam sumsum
tulang.
2) Fase profilaksis sistem saraf pusat
Naldia, S.Kep
1541313026
8. Komplikasi
a.
Sepsis
b.
Perdarahan
Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulang
sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang.
c.
d.
e.
Kematian
Naldia, S.Kep
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
d. Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Pada umumnya klien yang mengidap penyakit leukimia dikarenakan
faktor genetik.Pada umumnya klien datang ke rumah sakit dengan
keluhan demam, pucat, lesu, anorexia, nyeri pada tulang dan
persendian, nyeri abdomen, hepatomegali, dan splenomegali.
2. Nutrisi dan Metabolik
Pada umumnya klien mengalami penurunan nafsu makan, sering
muntahsehingga berat badan menurun dan terdapat bintik-bintik merah
pada kulit klien.
3. Eliminasi
Pada umumnya klien mengalami diare dan penurunan haluaran urine,
kadang adanya darah pada urine akibat perdarahan. Jika ada
perdarahan di lambung maka fesesnya berwarna hitam.
4. Aktifitas dan Latihan
Pada umumnya aktifitas klien terganggu karena klien dengan penyakit
leukimia pada umumnya sering merasa cepat lelah dan klien tampak
pucatserta mengalami nyeri pada persendian dan nyeri abdomen. Nyeri
tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan
peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri yang
semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia
biasanya bersifat progresif.
5. Tidur dan Istirahat
Pada umumnya klien mengalami sulit tidur karena nyeri yang
dirasakan, Klien gelisah dan tidur klien kurang nyenyak karena merasa
sesak napas.
6. Kognitif Persepsi
Pada umumnya klien mengalami masalah pada penglihatan dan sering
mengalami nyeri.
7. Persepsi diri Konsep diri
Pada umumnya klien dengan penyakit leukimia merasa tidak berdaya
terhadap dirinya, sering merasa cemas, dan sering merasa takut.
8. Peran Hubungan
Pada umumnya peran dan hubungan klien dengan keluarga tidak
terganggu, klien umumnya pendiam dan malas berkomunikasi dengan
Naldia, S.Kep
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
NIC
Proteksi infeksi
- Kaji kenaikan suhu tubuh,
penampilan ruam, menggigil,
takikardi, penampilan bercak
putih pada mulut
- Amati terhadap kemerahan,
pembengkakkan, panas atau
Naldia, S.Kep
1541313026
jumlah
limfosit
abnormal),
peningkatan jumlah
lomfosit imatur
Kontrol nyeri
- Menilai
faktor
penyebab
- Penggunaan
mengurangi
nyeri
dengan non analgesic
- Penggunaan analgesic
yang tepat
- Gunakan tanda tanda
vital
memantau
perawatan
- Laporkan tanda / gejala
nyeri
pada
tenaga
kesehatan professional
- Menilai gejala dari
nyeri
- Gunakan catatan nyeri
- Laporkan bila nyeri
terkontrol
Tingkat Kenyamanan
Indikator:
- Melaporkan
Perkembangan Fisik
- Melaporkan
perkembangan
kepuasan
- Melaporkan
perkembangan
psikologi
- Mengekspresikan
perasaan
dengan
lingkungan fisik sekitar
- Mengekspresikan
perasaan
dengan
hubungan social
- Mengekspresikan
perasaan
secara
spiritual
- Melaporkan kepuasan
dengan
tingkatan
mandiri
Manajemen Nyeri
- Lakukan
penilaian
nyeri
secara komprehensif dimulai
dari lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas dan penyebab.
- Kaji ketidaknyamanan secara
nonverbal, terutama untuk
pasien yang tidak bisa
mengkomunikasikannya
secara efektif
- Pastikan pasien mendapatkan
perawatan dengan analgesic
- Gunakan komunikasi yang
terapeutik agar pasien dapat
menyatakan pengalamannya
terhadap nyeri serta dukungan
dalam merespon nyeri
- Pertimbangkan
pengaruh
budaya terhadap respon nyeri
- Tentukan
dampak
nyeri
terhadap kehidupan seharihari (tidur, nafsu makan,
aktivitas, kesadaran, mood,
hubungan sosial, performance
kerja
dan
melakukan
tanggung jawab sehari-hari)
- Evaluasi pengalaman pasien
atau keluarga terhadap nyeri
kronik
atau
yang
mengakibatkan cacat
- Evaluasi bersama pasien dan
tenaga kesehatan lainnya
dalam menilai efektifitas
pengontrolan nyeri yang
pernah dilakukan
- Bantu pasien dan keluarga
mencari dan menyediakan
dukungan.
Naldia, S.Kep
1541313026
- Menekspresikan
Pemberian analgesic
lokasi
,
kepuasan
dengan - Menentukan
Kontrol nyeri
karakteristik,
mutu,
dan
intensitas
nyeri
sebelum
mengobati pasien
- Periksa order/pesanan medis
untuk obat, dosis, dan
frekuensi yang ditentukan
analgesik
- Cek riwayat alergi obat
- Mengevaluasi
kemampuan
pasien dalam pemilihan obat
penghilang sakit, rute, dan
dosis, serta melibatkan pasien
dalam pemilihan tersebut
- Tentukan jenis analgesik yang
digunakan (narkotik, non
narkotik
atau
NSAID)
berdasarkan tipe dan tingkat
nyeri.
- Tentukan analgesik yang
cocok, rute pemberian dan
dosis optimal.
- Utamakan pemberian secara
IV dibanding IM sebagai
lokasi
penyuntikan,
jika
mungkin
- Hindari pemberian narkotik
dan obat terlarang lainnya,
menurut agen protokol
- Monitor TTV sebelum dan
sesudah
pemberian
obat
narkotik
dengan
dosis
pertama atau jika ada catatan
luar biasa.
- Memberikan perawatan yang
dibutuhkan dan aktifitas lain
yang
memberikan
efek
relaksasi sebagai respon dari
analgesik
Pemberian obat penenang
- Kaji riwayat kesehatan pasien
Naldia, S.Kep
1541313026
Intoleransi Aktivitas
b.d kelemahan umum
(penurunan cadangan
energi, peningkatan
laju
metabolik,
produksi
leukosit
masif),
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan
oksigen
(anemia/hipoksia),
pembatasan
terapeutik, efek terapi
obat
Toleran aktivitas
Terapi aktivitas
- Kaji status fisiologis klien
Ketahanan
terhadap tingkat stamina
Konservasi energi
sesuai dengan konteks umur
Perawatan diri: aktivitas
dan perkembangan
sehari-hari
- Jelaskan
kepada
klien
mengenai penyebab-penyebab
letih.
- Lakukan intervensi berupa
pemberian
obat
untuk
meningkatkan stamina.
- Ajarkan klien tentang teknikteknik untuk memanagemen
tingkat kelelahan
Naldia, S.Kep
1541313026
Status nutrisi
Status nutrisi : asupan
makanan dan cairan
Status nutrisi : intake
nutrien
Pengontrolan berat badan
Manajemen nutrisi
- Kontrol
penyerapan
makanan/cairan
dan
menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
- Pantau
ketepatan
urutan
makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi harian
- Tentukan jimlah kalori dan
jenis zat makanan yang
Naldia, S.Kep
1541313026
Monitor nutrisi
- Timbang berat badan klien
- Monitor kehilangan dan
pertambahan berat badan
- Monitor turgor kulit
- Monitor adanya mual dan
muntah
- Monitor nilai albumin, total
protein, hemoglobin dan
hematokrit.
- Monitor nilai limfosit dan
elektrolit
Naldia, S.Kep
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC. Jakarta.
Corwin, E.J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC.
Handayani, W. & Haribowo, A.S. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 Bagian I. Media Aesculapius,
FKUI. Jakarta.
Naldia, S.Kep
1541313026