Anda di halaman 1dari 4

Alternatif Aplikasi Smart House :

Pengendali Suhu Ruangan Dengan


Sistem Embedded Ethernet
Oleh Ade, 20 Oktober 2009.
embedded Ethernet, pengendali suhu ruangan, Smart House, TCP/IP

Jika

melihat

film

Transformer, Terminator, Spy Kids dan sejenisnya pasti kita menjadi terkagum-kagum pada kecanggihan
teknologinya (pengalaman pribadi buat saya, he). Semua serba otomatis, mau ini itu tinggal tekan remote
dan wuuush yang kita inginkan akan muncul di depan mata.
Contoh yang sering kita lihat adalah smart house. Yaak! Rumah pintar. Semua berbau otomatis, sungguh
sangat mempermudah kehidupan manusia seperti membuka pintu secara otomatis dan lain-lain.
Contoh menarik diatas dapat dibuat dengan protokol rumah otomatis yang telah ada sekarang ini, walaupun
tidak terintegrasi satu sama lain, di antaranya adalah X-10, Lonworks, EIB dan CEBus (Consumer Electronis
Bus).
Sayangnya, kebanyakan dari protokol-protokol diatas tidak dapat kita jumpai di Indonesia, selain teknologi
yang tidak memadai, biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya juga tidak murah.
Eits, tapi jangan kecewa dulu, masih ada alternative lainnya untuk merancang teknologi rumah pintar. Salah
satunya adalah dengan menggunakan embedded Ethernet. Contoh dari alatnya yang sudah terealisasi
adalah sistem pengendali suhu ruangan, dengan sistem tersebut, kita dapat memonitor suhu ruangan dan
mengendalikan perangkat listrik berupa kipas angin jika suhu ruangan merambat naik.

Kenapa ethernet?? Ethernet banyak dijumpai di kantor, kampus atau bahkan dirumah. Selain itu dengan
kecepatan 10Mbps sistem ini jauh lebih cepat dari pada sistem rumah pintar dengan protokol X-10 yang
menggunakan mediapowerline dan hanya memiliki kecepatan 100Bps. Dan yang paling penting, biayanya
lebih terjangkau J mengingat kita menggunakan sistem jaringan komputer yang telah ada.
Embedded Ethernet di sini digunakan sebagai perangkat tambahan agar dapat memonitor suhu ruangan dan
mengendalikan pendingin secara jarak jauh (remote). Dengan memanfaatkan protokol TCP/IP, perangkat ini
memiliki sebuah alamat IP dan dapat dengan mudah berkomunikasi dengan mikrokontroler, sehingga kita
dapat mengakses sistem pengendali suhu ruangan secara jarak jauh selama terhubung dengan sebuah
jaringan komputer atau bahkan jaringan Internet sekalipun.

Rancangan Sistem Pengendali Suhu Ruangan Dengan Sistem


Embedded Ethernet
Bingung? Gak bakal bingung deh setelah kita perhatikan cara kerja dari sistem ini:
Pada intinya perancangan sistem dari pengendali suhu ruangan melalui protokol TCP/IP ini terbagi atas
hardware dan software. Hardware nya pun terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian antar muka jaringan
dengan computer yaitu embedded Ethernet Siteplayer.
Selanjutnya hardware pengendali suhu yang meliputi mikrokontroler, sensor suhu, penggerak kipas dan
rangkaian untuk memonitor status kipas. Sedangkan softwarenya antara lain: program utama pengendali
suhu, berkas definisi untuk konfigurasi Siteplayer, Perangkat lunak untuk antar muka dengan pengguna,
meliputi halaman web (HTML) dan SPI (Siteplayer Interface File).

Rancangan sistem pengendali suhu

Mikrokontroller membaca suhu ruangan sekitar dengan menggunakan sensor suhu. Kemudian mengirimkan
hasilnya ke Siteplayer yang terhubung dengan jaringan komputer, sehingga semua pengguna (user) melalui
komputer yang terhubung pada jaringan tersebut dapat melihat suhu ruangan pada saat itu secara real

time melalui halaman web. Selain dapat melihat suhu ruangan, pengguna juga dapat memberikan masukan
kepada Siteplayer berupa batas atas suhu (setpoint) untuk mengaktifkan pendingin melalui halaman web
tersebut.

Siteplayer

kemudian

mengirimkan

setpoint

ke

mikrokontroler.

Dengan

metode if..then, mikrokontroler akan mengaktifkan pendingin melalui relay jika suhu ruangan saat itu lebih
besar atau sama dengan setpoint yang diberikan dan sebaliknya akan menonaktifkan pendingin jika suhu
saat itu lebih kecil dari setpoint.
Bagaimana cara mengujinya? Pengujian dilakukan sebanyak dua kali, yaitu yang pertama dilakukan dengan
menggunakan kabel jaringan cross over dan dihubungkan langsung dengan sebuah komputer desktop.
Pengujian menunjukkan bahwa halaman web pada memori Siteplayer dapat diakses dengan baik oleh
komputer.
Pengujian kedua dilakukan untuk menguji sistem pada suatu jaringan komputer, dengan menggunakan
sebuah Hub

Hub SMCFS5

Kemudian mengakses halaman web pengendali suhu untuk diamati perubahan suhunya selama 30 menit.

Hasil pengujian sistem

Tampilan suhu pada halaman web kurang lebih sama dengan besarnya suhu pada termometer walaupun
pada pertengahan waktu terjadi perrbedaan sebesar 1 derajat yang mungkin dikarenakan sensor LM35 yang
terlalui sensitif. Sementara itu setpoint diatur pada suhu 29 oC, maka kipas akan langsung menyala,

kemudian suhu berangsur-angsur turun sehingga kipas mati pada menit ke 14. Tetapi kembali naik sedikit di
menit-menit akhir dan akhirnya turun ke suhu 28 oC, mungkin dikarenakan kipas yang digunakan telalu kecil.
Dengan demikian kipas hanya dapat menjaga suhu paling rendah 28 oC. Suhu ruangan dan status pendingin
(kipas) dapat dilihat secara real time oleh pengguna melalui web browser, akan tetapi Siteplayer tidak akan
memperbaharui (update) data-data yang ditampilkan oleh halaman web sampai halaman tersebut di-refresh

Anda mungkin juga menyukai