Anda di halaman 1dari 11

Nama

faisal

raiyatul budi
Nim

: 080101003

Prodi

: S1 Keperawatan

TES SEREBELUM

1. TUJUAN.
Mengenal berbagai fungsi serebulum serta menyelidiki ada?
tidaknya gejala gejala kerusakan fungsi serebulum.

2. DASAR TEORI.
Kerusakan organik maupun fungsional dari serebulum biasanya
akn menampakkan suatu gejala gejala yang bisa diamati sebelum
atau sesudah dilakukan suatu test tertentu. Gejala gejala yang
ditimbulkan sesuai dengan fungsi maupun letak anatomis dari
kerusakan yang terjadi.
Fungsi serebulum adalah :
a. Fungsi koordinasi.
Untuk membentuk suatu gerakan yang bertujuan secara
fungsional, maka beberapa otot atau beberapa persendian
harus terorganisasi dengan baik. Misalnya untuk membentuk
kata kata yang baik diperlukan koordinasi berbagai macam
otot / persendian seperti otot otot laring, otot mulut ataupun
respirasi. Tidak adanya koordinasi dari beberapa persendian
kita kenal dengan istilah dissarti. Dapat juga hilangnya
koordinasi gerakan ini akan menimbulkan apa yang disebut

ataxia, yaitu suatu kelainan yang disebabkan tidak adanya


koordinasi

karena

adanya

gangguan

kecepatan,

luas,

kekuatan serta arah dari gerakan.


b. Fungsi keseimbangan dan orientasi ruangan.
Seseorang utuk mengetahui posisinya dalam suatu
ruang

atau

keseimbangan

tubuh,

maka

impuls

dari

propioseptor yang terletak poada persendian, otot, dan lain


lain serta serebulum harus baik. Gangguan Seseorang tidak
dapat mengenal posisinya dalam suatu ruangan, kita kenal
sebagai astereognasi. Lintasan serabut afferent keserebulum
berasal dari informasi propioseptik dsan sensorik dari semua
bagian tubuh. Selain itu serabut afferent serebulum juga
berasal dari semua daerah motorik korteks serebri melalui
nuclei Pons. Gangguan gangguan ini bisa di test dengan test
Romberg atau test Adiadokokinesis.
c. Fungsi penghambat / pendamping.
Impuls yang datang ke\serebulum dari korteks motorik
sebelum

akan

dihambat

damping.

Gangguan

fungsi

penghambat ini terlihat pada tidak mampuannya mengeram /


menghentikan gerakan dengan cepat pada test Rebound atau
post pointing test penderita selalu overshoot. Overshoot ialah
bila sseorang mau menunjukan titik tertentu selalu melebihi
apa yang dituju. Ketidakmampuan untuk menilai jarak ini
disebut juga sebai disantri. Ciri khas lain pada kerusakan
serebulum ialah aadnya intensi tremor, yaitu tremor yang
terjadi sewaktu gerak volunteer. Sebaiknya tremor akan hilang
bila penderita itu diam. Jadi beberapa dengan tremor diam
parkinsonisme.

3. CARA KERJA.
a. Past Pointing test.
Orang yang normal dapat menyentuh sesuatau
berkali

kali

dengan

cepat

dan

tepat,

misalnya

menyentuh hidung, menyentuh jari satu terhadap yang


lain.
b. Test Romberg.
Mata

tertutup

dan

kaki

dirapatkan,

tangan

diluruskan kedepan bila ad kerusakan serebulum maka


orang akan jatuh kebelakang.
c. Test Disarti.
Mengucapkan kalimat yang hampir sama dan
disebut berulang ulang dan intensitas suara yang
lengkap, kadang kadang keras, kadang kadang
lemah, kadang kadang lambat.
d. Test Adiodokokinesis.
Secara normalorang dapat melakukan gerakan
pronasi dan supinasi secara berulang ulang dan cepat
atau orang dapat menaikan tanganya dan menurunkan
tanganya berulamg ulang dan cepat.bila ada kerusakan
dari serebulum maka kemampuanya untuk mengetahui
posisi dari bagian tubuh yang bergerak tidak ada,
akibatnya gerakanya tidak teratur.
e. test intense tremor

kerusakan

serebelum

pada

saat

melakukan

gerakan terutama pada saat hampir sampai ke tujuan


terjadi

tremor

(gerakan

yang

halus

dan

cepat,

involunter) karena fungsi samping serebulum hilang.


Tremor terjadi bila nuclei dentatus atau brachium
konjungtivum

rusak.

Ini

khas

kerusakan

pada

serebulum.
f. test rebound
orang dengan kerusakan serebelum diminta untuk
mengkontraksikan lenganya kuat kuat. Sementara orang
lain menahanya tetapi kemudian di lepaskanya,maka
lengan itu akan melayang dengan kuat sampai memukul
mukanya

sendiri.

antagonisnya

Ini

tidak

karena

terjadi

kontraksi

oleh

karena

otot

otot

kerusakan

serebelum.

4. TINJAUAN PUSTAKA
Serebelum merupakan otak kecil yang terletak pada bagian
bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh
fisura tranversalis dibelakangi oleh ponsvaroli dan diatas medula
oblongata.Organ

ini

banyak

menerima

serabut

eferen

sensoris,merupakan pusat koordinasi dan integritas.


Bentuknya oval,bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis
dan bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Serebelum
berhubungan dengan batang otak melalui pendukulus serebri
inferior (korpus retiformi). Permukaan luar serebelum berlipat lipat
menyerupai serebelum tetapi lipatanya lebih kecil dan lebih teratur.
Permukaan serebelum inimengandung zat kelabu.
Korteks serebelum dibentuk oleh subtansi grisea, terdiri dari tiga
lapisan yaitu granular luar, lapisan purkinye, lapisan granular dalam.

Serabut saraf yang masuk dan yang keluar dari serebrum harus
melewati serebelum.
Fungsi serebelum
1. Arkhioserebelum (vestibuloserebelum), serabut eferen berasal
dari

telinga

(auditorius)

dalam

yang

untuk

diteruskan

keseimbangan

oleh
dan

nervus

VIII

rangsangan

pendengaran ke otak.
2. Paleaserebelum (spinoserebelum). Mengatur tonus otot dan
gerakan volunteer yang terampil dan terkoordinasi. Sewaktu
daerah daerah motorik korteks mengirim pesan ke otot
otot untuk melaksanakan gerakan tertentu, spinoserebelum
juga

diberi

informasi

mengenai

perintah

motorik

yang

diingnkan. Selain itu, daerah ini menerima masukan dari


reseptor reseptor perifer yang membertahu mengenai apa
yang sebenarya terjadi berkaitan dengan gerakan dan posisi
tubuh. Spinoserebelum pada dasarnya bertindak sebagai
menejemen menengah membandingan keinginan atau
perintah dari pusat pusat yang lebih tinggi dengan
kinerja otot otot dan kemudian mengoreksi setiap
kesalahan
diinginkan.

atau

penyimpangan

Spinoserebelum

bahkan

dari

gerakan

tampaknya

yang
mampu

memperkirakan posisi bagian tubuh dalam sepersekian detik


kemudian dan melakukan penyesuaian penyesuaian yang
diperlukan. Apabilah anda sedang meraih sebuah pensil,
sebagai contoh, daerah ini segera melakukan pengereman
untuk menghentikan gerakan maju tangan anda didaerah
lokasi yang diinginkan sehingga tangan anda tidak menjulur
melebihi sasaran. Penyesuaian penyesuaian sambil jalan ini,
yang memastikan agar gerakan terarah, tepat dan mulus,
terutama penting untuk aktivitas aktivitas yang cepat
berubah (fasik) misalnya mengetik, bermain piano atau
berlari.

3. Neoserebelum

(pontoserebelum).

Korteks

serebelum

menerima informasi tentang gerakan, yang sedang dan yang


akan dikerjakan dan mengatur gerakan sisi badan.
4. Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inhalasi
aktivitas volunter dengan memberikan masukan kedaerah
motorik korteks. Bagian ini juga merupakan daerah serebelum
yang terlibat dalam ingatan procedural.
Berbagai gejala yang menandai penyakit serebelum semua
dapat dikaitkan dengan hilangnya fungsi fungsi tersebut antara
lain adalah gangguan keseimbangan nistagmus (gerakan bola mata
ritmis dan bolak balik) , penurunan tonus otot tanpa paralisis,
ketidakmampuan untuk melakukan gerakan gerakan cepat dengan
mulus, dan ketidakmampuan untuk menghentikan dan memulai
gerakan otot rangka secara cepat. Yang terakhir menimbulkan
tremor intensional yang ditandai oleh gerakan maju mundur
berulang

anggota

badan

sewaktu

mendekati

tujuan

yang

dikehendaki. Sewaktu orang yang mengidap kerusakan serebelum


hendak

mengambil

sebuah

pensil,

ia

mungkin

menjulurkan

tangannya melampaui letak pinsil dan kemudian menarik tangannya


secara berlebihan, mengulang ulang gerakan maju-mundur
tersebut sampai akhirnya dia berhasil memegang pensil tersebut.
Tidak

dijumpai

tremor

kecuali

sewaktu

melakukan

aktivitas

bertujuan, dan berbeda dengan tremor istirahat yang berkaitan


dengan penyakit nucleus basal.
Baik serebelum maupun nucleus basal, keduanya memantau
dan menyesuaikan aktivitas motorik yang diperintahkan

oleh

korteks motorik, namun seperti nucleus basal, serebelum tidak


memiliki pengaruh langsung apapun pada neuron neuron motorik
eferen.

Serebelum

berfungsi

secara

tidak

langsung

dengan

memodifikasi keluaran system system motorik utama di otak.


Walaupu serebelum dan nucleus

basal

membantu koordinasi

aktivitas motorik volunteer secara bawah sadar, keduanya


memiliki

peran

yang

berbeda.

Serebelum

membantu

mempertahankan keseimbangan; memperhalus aktivitas motorik


fisik cepat; dan meningatkan tonus otot. Nukleus basal penting
dalam koordinasi gerakan lambat yang menetap yang berkaitan
dengan postur dan penunjang dan juga berfungsi menghambat
tonus otot.
Walaupun perintah motorik motorik untuk aktivitas volunteer
tertentu berasal dari korteks motorik, koordinasi pelaksanaan
aktivitas yang sebenarnya diselesaikan secara bawah sadar oleh
daerah daerah subkorteks tersebut Sebagai gambaran, anda
secara sadar memutuskan bahwa anda ingin jalan kaki, tetapi anda
tidak harus secara sadar berfikir mengenai rangkaian gerakan
spesifik yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tindakan yang
diinginkan tersebut. Dengan demikian, sebagian besar aktivitas
volunteer sebenarnya diatur secara involunter.

5. Pembahasan
Dalam praktikum yang ke 3 dari kelompok kami membahas
tentang

permasalah

tentang

cerebellum

tetapi

setiap

dari

kelompok kami mencobak berapa tes setiap anak atau probandus


menjobak satu satu test antara lain tes cerebellum :
1. Past pointing tes
Orang yang normal dapat menyentuh sesutu yang kita sebutka
dengan cepat dan tepat misanya probandus saudara anisa di test
dengan past pointing tes lalu menyebutkan kata hidung, mata
telinga saudara faisal lau ssaudara faisal menyebutkan dengan
lantang tentang hidung, mata, telinga tetapi saudara anisa dengan
cekatan

merespon

kata-

kata

tersebut

dengan

baik

hal

ini

menunjukan bahwa saudara Anisa merespon atau cerebellum


saudara anisa (_) negatif atau normal tidak ada kerusakan pada
cerebelumnya saudara anisa kalau kata- kata yang di sebutkan

anisa tidak bisa merespon dengan baik maka akan adanya


kerusakan pada cerebelellum anisa dengan + ( positif)
2. Test rombeng
Pada percobaan yang ke dua dengan tes rombeng probandus
Siti holifah mata tertutup dan kaki dirapatkan, tangan diluruskan ke
depan bila ada kerusakan pada serebellumnya maka orang akan
terjatuh ke belakang hal ini menunjukan bahwa saudara siti holifah
tidak merasa akan terjatuh dari belakang , hal ini menujukan bahwa
cerebelumya tidak adanya kerusakan berarti bagi saudara siti
holifah maka hasil dari tes rombeng menunjukan ( negatif )
3. Test disantri
Dalam percobaan ini probandus saudara faisal mengucapkan
kata kata yang hampir sama dan disebut berulang ulang dan
intentinitas suara yang tetap akan tetapi dari percobaan yang
dilakukan saudara faisal dan saudara anisa sebagai pengamat
menunjukan kata-kata seperti km pergi ke

campus tidak ada

kesalah dan intesitas suara tetap tidak adanya kesalah dengan itu
mak test disantri tersebut menunjukan hasilnya (negatif ) dalam
percobaan ini dan tidak adanya kerusakan pada cerebellumnya.
4. Test adiodokokinesis
Dalam percobaan ini secara normal orang dapat melakukan
pronasi dan supinasi secara berulang ulang dan cepat atau orang
dapat menaikkan tangannya dan menurunkan tangannya secara
cepat tanpa ada hampat karena itu kita test probandus hadi debgan
mengeraka kedua lenganya secara memutar dan ke dua tanganya
secara bolak- balik menunjukan bahwa saudara hadi merespon tidak
adanya nyeri pada ke dua lenganya maka hasil dari percobaan tadi
( negatif ) maka Kalau saudara hadi adanya kerusakan , maka
kemampuan untuk mengetahui posisi dari bagian tubuh yang
bergerak tidak ada, akibatnya gerakannya tidak teratur
5. Test intense tremor
Pada

percobaan

ini

maka

probandus

saudara

nuril

tri

melakukan test intesentis termor dengan tangan secara lurus lalu

tanganya memengan bulpen atau kertas ditahan sampa 3 menit


dengan berdiri lalu hasinya tangan saudara nuril

+ (positif )

gemetar maka saudara nuril menunjukan bahwa saudara nuril


adanya kerusak pada fungsi samping serebellum. Tremor terjadi bila
nuclei detantus atau brachium konjungtivum rusak. Itu khas
kerusakan pada serebellum
6. Test rebound
Pada percobaan ini probandus saudara M. Iqbal dengan
tangan secara kuat menahan tangan dari saudara nuril tri yang
sebagai pengamat menunjukan bahwa lengan yang di tarik oleh
saudara nuril tri ke pada saudara M.iqbal kembali ke pada badanya
atau ekstensi dengan hasil ( negatif ) hali ini menunjukan bahwa
tes rabound tidak ada kerusakan pada saudara M.iqbal

hal ini

menunjukan bahwa karena adanya kontraksi otot- oto antonisnya


tidak

terjadi

oleh

karena

itu

tidak

adanya

kerusakan

pada

cerebellum saudara M.iqbal hal ini menujukan bahwa cerebellumnya


saudara M.iqbal normal
Serbelum terletak di fossa posterior, dibelakang pons dan
medula oblongata. Dipisahkan dari serebrum bagian atasnya oleh
tentorium serebeli. Serebelum terdiri atas 3 komponen anatomis
utama yaitu, lobus flokulonodular (archi serebelum) lobus anterior
(paleo serebelum) dan lobus posterior (neo serebelum). Lobus
flokulonoduler menerima proyeksi terutama dari inti-inti vestibuler.
Lobus anterior terutama pada bagian vermis menerima input dari
jaras spinocerebelaris. Lobus posterior menerima proyeksi dari
hemisfer serebri. Korteks serebelum terdiri atas 3 lapisan yaitu,
lapisan molekuler, lapisan sel-sel purkinje dan lapisan granuler. Pada
hemisfer serebri terdapat 4 pasang inti yaitu fastigial, globosus,
emboliformis dan dentatus. Terdapat 3 pasang berkas proyeksi
utama yaitu pedunkulus serebeli superior (brachium conjuncyivum),
pedunkulus serebeli media (brachium pontis) dan pedunkulus
serebeli inferior (corpus restiforme) Fungsi serebelum adalah

sebagai pusat koordinasi untuk mempertahankan keseimbangan


dan Tonus otot. Serebelum diperlukan untuk mempertahankan
postur dan keseimbangan untuk berjalan dan berlari.
Setelah dilakukan tes ternyata probandus melakukan tes
tersebut dengan sempurna dan dapat di artikan bahwa serebelum
probandus dapat berfungsi dengan normal. Namun pada tes intese
tremor

ada gerakan tremor pada probandus namun gerakan ini

terlalu tampak, dikarenakan ada gangguan yang terjadi pada nuclei


dentatus atau brachium konjungtivum rusak.
Penghubungan dengan batang otak ;
Ada tiga cerebellum dengan batang otak
1. Pedun cullus cerebelli inferies, dulu disebut sebagai cprpus
restiforme , menghubungkan dengan medulla oblongata.
Serabuta afferen yang jalan memesuki cerebellum meleluli
pedun cullus cerebelli inferior
2. Fraktus spino cerebelaris datang dari medulla spinalis pergi ke
paleo(lobus anteror, pyramis, ulava ),
raktur

cuneo

cerebellaris

(fibra

dari nulei cuneutum

crsaruta

)datang

dari

cuneutum input dari climbing pergi ke vermis , sel stela dan


sel basket di kenal sebagai interneuron menerima

dari

climbing dan paralel fibres, untup ke sel purk inje, axon sel
setelah berakhir.
Basal ganglia
Basal ganglia adalah kompleks inti subkortika yang komponen
utamanya terdiri atas nukleus kaudatus, putamen dan globus
palidus. Komponen lain daribasal ganglia adalah kompleks inti
amigdaloid dan klaustrum. Kompleks inti lain yang mempunyai
hubungan erat dengan basal ganglia adalah nukleus
subthalamikus dan substansia nigra. Kontrol aktivitas motorik
dilakukan melalui berbagai sirkuit yang melibatkan basal ganglia,
korteks serebri dan serebelum kemudian diteruskan melalui jaras
motorik desendens yang selanjutnya mempengaruhi aktivitas lower
motorneuron. Gerakan yang dipengaruhi oleh basal ganglia adalah

yang berhubungan dengan postur, gerakan otomatis (ayunan


tangan waktu berjalan), dan gerakan terampil. Basal ganglia diduga
mempunyai peran dalam perencanaan gerakan dan sinergi gerakan.
Traktus spinoselebralis membawa input untuk serebelum dari
muscle spindle, organ tendon dan aferen persendian. Neuron
traktus spinoseleberalis dorsalis menerima input spesifki dari aferen
otot

sehingga

mudah

terpengaruh,

sedangkan

traktus

spinoserebelaris ventralis menerima input dari perifer yang lebih


difus dan lebih lemah sehingga lebih sulit dipengaruhi. Kedua
neuron traktus spinoserebelaris dorsalis dan ventralis berada dalam
keadaan aktif (secara fasik) selama pergerakan. Kedua traktus
spinoserebelaris ini mengirimkan informasi yang berbeda kepada
serebelum.

Traktus

dorsalis

mengirimkan

informasi

mengenai

aktifitas otot, sedangkan traktus ventralis mengirimkan informasi


mengenai proses aktif dalam medula spinalis (pembangkitan pola
untuk pergerkan). Informasi eferen mempunyai 2 peran penting
dalam proses berjalan, yang pertama adalah memulai program
motorik dari satu fase ke fase berikutnya. Selama proses berjalan
terdapat 2 fase dalam satu siklus langka yaitu fase mengayun
(swing phase) dilakukan oleh otot-otot fleksor dan fase berdiri
(stnacephase) dilakukan oleh otot-otot ekstensor
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul praktikum fisiologi stikes bhakti al qodiri jember.
2. www. -Bedah iskandar japardi3.pdf Adobe reder.com
Diakses pada Jember 07 Januari 2011 16.00 wib.
3. www.scribd.com/doc/38734089/cerebellumDiakses

pada

Jember 07 januari 2011 pk. 16.20 wib


4. Sherwood Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem.
Jakarta : EGC
5. Syaifudin,H,Drs.2006.

Anatomi

Keperawatan. Jakarta : EGC

Fisologi

Untuk

Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai