Anda di halaman 1dari 4

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Perawatan Payudara

A. Konsep Dasar
1. Pengertian

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI (Sitti Saleha,
2009).
Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui
yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu
keluar dengan lancar (Suririnah, 2007).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui.
Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu-satu pengahasil ASI yang merupakan
makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
2. Anatomi dan Fisiologi

ANATOMI PAYUDARA
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan diatas dada.Dalam keadaan
normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara. Pada wanita hamil payudara
membesar mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui mencapai 800 gram.
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu :
a. Korpus (badan) yaitu bagian yang membesar
b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
c. Papilla atau putting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

Dalam badan payudara terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang merupakan
tempat dimana air susu diproduksi. Dari alveolus ASI disalurkan kedalam saluran kecil
(duktulus), dimana beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih
besar (duktus). Di bawah areola, saluran ini mengalami pelebaran dan disebut sinus.
Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke
luar. Didalam dinding alveolus maupun saluran terdapat otot polos yng bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Ada empat macam bentuk putting susu yaitu:
a. bentuk normal/umum
b. pendek/ datar
c. panjang
d. terbenan ( inverted )
FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian , yaitu produksi dan pengeluaran
ASI. Pada saat hamil payudara membesar Karena pengaruh hormon estrogen,
progesterone, HPL dan prolaktin. hormone lain yang berfungsi memperlancar
pembentukan ASI adalah insulin, kortikosteroid, tiroksin.
Pada beberapa wanita, mulai kehamilan 5 bulan kadang kadang keluar cairan yang
dinamakan kolustrum. Selama kehamilan ASI biasanya belum keluar. Karena masih
dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga post partum
kadar estrogen turun dengan dratis dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.

Ada dua reflek yang berperan dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan reflek
aliran ( let down reflek ). Kedua reflek ini bersumber dari persangsangan putting susu
akibat hisapan bayi.
a. Reflek prolaktin. Dalam puting susu banyak terdapat ujung saraf peraba, bila ini

dirangsang, maka akan timbul impuls ( aliran listrik ) yang menuju hipotalamus
selanjutnya ke kelenjar hipofisis anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan
hormone prolaktin. Hormon inilah yang memegang peran utama dalam produksi ASI
di tingkat alveolus. Dengan demikian bahwa semakin sering rangsangan penyusuan
makin banyak pula produksi ASI.
b. Reflek aliran ( let down reflek ). Rangsangan yang berasal dari punting susu, tidak
hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis anterior, tapi jugas ke kelenjar
hipofisisi posterior yang berakibat bagian ini mengeluarkan hormone oksitoksin.
Hormon ini memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus sehingga ASI
dipompa keluar. Makin sering menyususi pengosongan alveolus dan saluran makin
baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil dan menyusui
akan lancar. Dengan keluarnya oksitoksin maka hormone ini juga memacu kontraksi
otot uterus sehingga proses involusi uterus makin cepat dan makin baik. Tidak
jarang perut ibu terasa mules yang sangat pada hari hari pertama menyususi dan ini
merupakan mekanisme alamiah yang baik utntuk kembalinya uterus ke keadaan
semula.

3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan


c. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai

payudara.
d. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
e. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum

berangkat tidur.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Inspeksi

Klien membuka pakaian atau selimut nya untuk memungkinkan visualisasi


simultan pada keduapayudara.
2) Palpasi
Memungkinkan perawat menentukan kondisi jaringan payudara dan nodus
limfe.jaringanpayudara yang terdiri atas kelenjar,ligmen penompang fibrosa dan
lemak.
3) Massa abnormal dipalpasi untuk menentukan:
a) Lokasi dalam kaitannya kuadran
b) Diameter dalam setimeter
c) Bentuk (misalnya bulat atau cakram)
d) Konsistensi (lunak, liat, atau keras)
e) Nyeri tekan
f) Mobilitas
g) Ciri khas (apakah tepi jelas atau tidak jelas)
b. Perencanaan

1) Pengeluaran dengan tangan

Cara ini yang lazim dilakukan karena tidak banyak membutuhkan alat bantu dan
lebih mudah
Caranya:
a) tangan dicuci sampai bersih
b) siapkan gelas bertutup yang bersih
c) letakkan ibu jari di payudara diatas puting susu dan areola dan jari telunjuk di
payudara di bawah puting susu dan areola
d) tekan ibu jari dan jari telunjuk kedalam kearah dinding dada
e) areola diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat / menekan
puting karena dapat menyebabkan rasa nyeri / lecet
f) ulangi tekan peras-lepas-tekan peras lepas, pada mulanya ASI tidak keluar
setelah beberapa kali ASI akan keluar
g) Gerakan ini diulang pada sekeliling areola dari semua sisi agar yakin bahwa
ASI telah diperas dari semua segmen payudara.
h) peras satu payudara sekurangnya 3-5 menit, hingga aliran pelan, kemudian
tekan payudara dan kemudian ulangi keduanya. Ini dapat menggunakan satu
tangan untuk satu payudara dan gantilah bila merasa lelah
i) memeras ASI secara tepat membutuhkan waktu 20 30 menit khususnya pada
hari hari pertama
2) Pengeluaran dengan pompa karet payudara

Pompa ini tidak efisien, terutama bila payudara dalam keadaan lembek dan tidak
cocok untuk mengumpulkan ASI. Sukar dibersihkan dengan baik, susu dapat
terkumpul di buli - buli pompa karetnya dan sukar untuk dikeluarkan, ASI yang
terkumpul seringkali mudah terkontaminasi. Bermanfaat terutama mengurangi
pembengkakkan
dan jika pengeluaran dengan tangan sukar ibu dapat
menggunakan dengan pompa susu.
Caranya :
a) Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara
b) Ujung lebar tabung ditekan pada payudara dengan puting susu tepat, dan
tabung benar - benar melekat pada kulit
c) Bola karet dilepas sehingga puting dan areola tertarik ke dalam
d) Tekan dan lepas bebrapa kali sehingga ASI akan keluar dan terkumpul pada
lekukan penampung pada sisi tabung
e) Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus dicuci bersih
menggunakan air mendidih. Bola karet sukar dibersihkan oleh karenanya lebih
baik pengeluaran ASI dengan tangan
3) Penanganan payudara bengkak
a) Jangan mengistirahatkan payudara

b) Kompres payudara dengan kain basah dan hangat selama 5 menit

c) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu dengan arah Z
d) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak
e) Susukan bayi setiap 2 3 jam sekali, apabila tidak dapat menghisap ASI
dikeluarak dengan tangan
f) Setelah selesai menyussui payudara dikompres dengan air dingin
g) Payudara dikeringkan
4) Puting susu lecet

Termasuk trauma puting susu disamping lecet, retak dan pembentukan celah
celah. Retak retak putting susu dapat sembuh dalam waktu 24 48 jam
Penanganannya:
a) Kalau rasa nyeri dan luka tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayinya
dimulai dari puting susu yang tidak lecet
b) Puting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan
menggunakan kutang yang terlalu ketat
c) Apabil lecet sangat berat dapat diistirahatkan 24 jam, ASI dikeluarkan dengan
tangan jangan menggunakan pompa karena menambah rasa sakit dan
diminumkan menggunakan sendok
d) Untuk menghilangkan rasa nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4
6 jam

Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik

Praktikan

Yustina Heni S, A Md Keb

Sri Wahyuni, S. SiT

Clara Vika Betarahmawati

Anda mungkin juga menyukai