Anda di halaman 1dari 44

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Subjek Penelitian


Dalam bab 4 penulis menjelaskan gambaran umum dari PT. Indonesia Power,
gambaran umum

CSR

yang

dijalankan

oleh

PT.

Indonesia

Power

dan

mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan pada bagian CSR. Subjek penelitian
akan difokuskan pada strategi CSR program Desa Siaga di Kecamatan Cihampelas
Bandung Barat.
4.1.1. Gambaran Umum PT. Indonesia Power
PT. Indonesia Power adalah salah satu anak perusahaan milik PT. PLN
(Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada tanggal 03
Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT. Indonesia
Power.
PT. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik
terbesar di Indonesia dengan Unit Bisnis Pembangkitan utama di beberapa
lokasi strategis di Pulau Jawa dan di Pulau Bali serta satu Unit Bisnis
Pembangkitan yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP). Unit-unit Bisnis Pembangkitan tersebut
adalah : Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang,
Mrica, Semarang, Perak dan Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan.
PT.Indonesia Power mempunyai visi untuk menjadi perusahaan publik
dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Serta misi untuk

melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usahausaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang
sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka
panjang
Kiprah PT. Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di
bidang pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak
perusahaan PT. Cogindo Daya Bersama (saham 99,9%) yang bergerak dalam
bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep
cogeneration dan distributed generation, juga PT. Indonesia Power mempunyai
saham 60% di PT. Arta Daya Coalindo yang bergerak dibidang usaha
perdagangan batubara.
PT. Indonesia Power terus melakukan upaya-upaya penambahan
kapasitas pembangkit, termasuk proyek pembangunan pembangkit baru,
pencapaian sertifikasi Manajemen Mutu (ISO 9002) dan Manajemen
Lingkungan Hidup (ISO 14001) untuk seluruh unit pembangkit, serta
peningkatan efisiensi operasional maupun kompetensi sumber daya manusia.
Dengan demikian, Indonesia Power akan mampu berperan mewujudkan sektor
ketenagalistrikan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor industri dan
komersial dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif ekonomi
indonesia di tataran global.

4.1.2. Pembangkit PT. Indonesia Power


PT Indonesia Power yang bergerak dalam bidang kelistrikan ini
memiliki kurang lebih 48 (empat puluh delapan) pembangkit dengan 8 kantor
cabang utama di delapan kota seJawa-Bali.

Delapan Unit Bisnis Pembangkit (UBP) yang dimiliki oleh Indonesia


Power tersebut adalah sebagai berikut :
1. Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya adalah salah satu unit
pembangkit yang dimiliki PT Indonesia Power dan merupakan
pembangkit listrik terbesar di Indonesia yang menggunakan batubara
sebagai bahan bakar utamanya. Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
dibangun dalam 3(tiga) tahap yang seluruhnya berjumlah 7(tujuh)
Unit.
2. Unit Bisnis Pembangkitan Priok
Unit Bisnis Pembangkitan Priok ini menempati areal seluas 28
Ha di tepi pantai utara Jakarta, mengelola sejumlah pusat listrik
tenaga thermal yang menggunakan bahan bakar Gas Alam, minyak
residu (MFO) dan minyak solar (HSD) dengan kapasitas terpasang
sebesar 1.445,68 MW. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di
Jakarta dan Jawa Barat, pada akhir tahun 1960-an dibangun 2 unit
PLTU dengan kapasitas masing-masing sebesar 25 MW. Selanjutnya
dibangun lagi 2 unit PLTU dengan kapasitas masing-masing sebesar
50 MW dan mulai beroperasi pada tahun 1972.Berkembang dengan
tuntutan kebutuhan energi listrik, pada pertengahan tahun 1970-an,
PLN membangun sejumlah pusat listrik yaitu 2 unit PLTG
Westinghouse, 1 unit PLTG John Brown dan 4 unit PLTG General
Electric. Unit Bisnis Pembangkitan Priok ini juga mengoperasikan 6
unit pusat listrik tenaga diesel (PLTD) di Senayan yang bertugas

sebagai pemasok utama dan menjamin pasokan untuk kebutuhan


Sidang-Sidang MPR.
3. Unit Bisnis Pembangkitan Saguling
Unit

Bisnis

Pembangkitan

Saguling

terletak

di

area

pegunungan dibagian hulu Sungai Citarum, Rajamandala Jawa Barat


yang kaya dengan keindahan dan budaya. Unit Bisnis Pembangkitan
saguling membawahi 8 Sub Unit Bisnis Pembangkitan yang tersebar
di wilayah Jawa Barat. Sub-Sub Unit tersebut adalah PLTA Saguling
dan PLTA Bengkok/Dago di Bandung Utara, PLTA Plengan, PLTA
Lamajan,

PLTA

Cikalong

di

Bandung

Selatan,

PLTA

Parakankondang di timur Kota Sumedang, PLTA ubrug di Pelabuhan


Ratu, Sukabumi dan PLTA Kracak di barat Kota Bogor.
UBP Saguling adalah Unit Bisnis Pembangkitan yang
menggunakan tenaga air sebagai penggerak utama (prime mover).
Pengembangan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan
perwujudan upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi tenaga
listrik dan konservasi minyak bumi. UBP Saguling mengelola 29
mesin pembangkit yang tersebar di Jawa Barat dengan Total
Kapasitas terpasang 797,36 MW
4. Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang
Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang mengelola 7 unit
pembangkit tenaga listrik

tenaga panas-bumi

(PLTP)

yang

dioperasikan di 3 Sub Unit Bisnis Pembangkitan yaitu PLTP


Kamojang, PLTP Darajat, PLTP Gunung Salak. Indonesia yang
wilayahnya banyak bergunung berapi, memiliki potensi panas bumi

yang bisa dimanfaatkan. Sebagai energi alternatif, panas bumi


memiliki beberapa keunggulan, yaitu mudah didapat secara terusmenerus dalam jumlah besar tanpa terpengaruh cuaca dan bebas
polusi udara karena tidak menghasilkan gas berbahaya.
5. Unit Bisnis Pembangkitan semarang
Unit Bisnis Pembangkitan Semarang terletak di tepi Laut Jawa,
di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah,
mengelola unit-unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), gas
(PLTG), dan gas uap (PLTGU). Unit-unit pembangkit tersebar di 3
lokasi yaitu PLTU dan PLTGU di Tambak Lorok (Semarang), PLTG
di Lomanis (Cilacap) dan Sunyaragi (Cirebon). Pada awal berdirinya
tanggal 5 Oktober 1979 dengan nama PLN Sektor Semarang
dibawah PLN Wilayah XIII mengoperasikan PLTU 2 x 50 MW.
Sejak tanggal 12 Februari 1983, PLN Sektor Semarang masuk
kejajaran PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian Barat
(PLN KJB) dan akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1995 menjadi
bagian dari PT. Indonesia Power dengan nama Unit Bisnis
Pembangkitan Semarang.
6. Unit Bisnis Pembangkitan Mrica
Unit Bisnis Pembangkitan Mrica terletak di hulu Sungai Serayu
di daerah Banjarnegara Jawa Tengah. Unit Bisnis Pembangkitan
Mrica mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).Unit
Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica merupakan salah satu dari 8 unit
pembangkitan yang dimiliki oleh PT Indonesia Power yang terletak
di Jawa Tengah. UBP Mrica merupakan pembangkit listrik bertenaga

air atau lebih dikenal dengan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
dengan menggunakan sistem Waduk, Kolam Tando, dan Run of
River (berada di aliran sungai).
7. Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati
Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati terletak di pantai
utara Pasuruhan, tepatnya di Desa Wates, Kecamatan Lekok, Grati
Pasuruhan, Jawa Timur.Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati
ini mengelola dua unit pembangkit PLTU di Tanjung Perak,
Surabaya yang pada awalnya mengoperasikan 4 PLTU. PLTGU
Grati terdiri dari satu unit pembangkit combined cycle (blok 1) serta
3 unit turbin gas open cycle (blok 2), yang saat ini menjadi PLTG
Grati, menempati lahan seluas 70 hektar terdiri dari 35 hektar lahan
pantai dan 35 hektar lahan reklamasi. Turbin gas dirancang
menggunakan dua bahan bakar primer yakni gas dan HSD. Karena
gas alam belum masuk, unit ini sekarang menggunakan bahan bakar
solar yang dikirim dari fasilitas lepas pantai kapal tanker (sekitar 4
km dari lokasi) ke tangki PLTGU.
8. Unit Bisnis Pembangkitan Bali
Unit bisnis pembangkitan Bali terletak di Pesanggaran
Denpasar arah Nusa Dua, Bali dimana pulau ini terkenal baik
domestik maupun internasional tentang keindahan budaya dan
panoramanya. Unit bisnis pembangkitan ini mengelola hanya
mensuplai khusus untuk kebutuhan energi listrik di Pulau Bali yang
kekurangannya dipasok dari sistem Jawa-Bali melalui Kabel Laut
yang digelar deari Ketapang (Pulau Jawa) ke Gilimanuk (Pulau Bali).

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan


Visi
Menjadi pusat informasi dan komunikasi dalam membangun citra
perusahaan.
Misi
Mengembangkan hubungan yang dinamis dan harmonis dengan
stakeholder perusahaan melalui media komunikasi efektif.

4.1.4. Logo PT.Indonesia Power

4.1.5. Tujuan dan Motto PT. Indonesia Power


Tujuan :
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang
berwawasan lingkungan.

3. Menciptakan

kemampuan

dan

peluang

untuk

memperoleh

pendanaan dari berbagai sumber yang menguntungkan.


4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
Motto :
Bersama... Kita Maju...!
4.1.6. Paradigma dan Filosofi PT. Indonesia Power
Paradigma :
Bekerja dan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi
kepentingan stakeholders (pihak terkait).
Filosofi :
1) Mengutamakan pelanggan, karyawan dan pemegang saham.
2) Menciptakan keunggulan untuk menjadi pelopor di bidang pembangkitan
tenaga listrik.
3) Menciptakan organisasi pembelajar.
4) Menjunjung tinggi etika profesi dan etika bisnis.
5) Memberikan penghargaan dan prestasi

4.1.7. Budaya Perusahaan


Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan
adalah pembentukan budaya perusahaan di PT. Indonesia Power, budaya

perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan


pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam 12
dimensi perilaku.
12 Dimensi Perilaku PT. Indonesia Power
1.

Integritas, berpikir benar, bersikap jujur, dapat dipercaya dan bertindak


professional.

2.

Sikap Melayani, berupaya memenuhi komitmen terhadap kualitas


pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

3.

Komunikasi,

melakukan

komunikasi

yang

terbuka,

efektif

dan

bertanggung jawab serta mengikuti etika yang berlaku.


4.

Kerjasama, melakukan kerjasama yang harmonis dan efektif untuk


mencapai tujuan bersama dengan mengutamakan kepentingan perusahaan.

5.

Tanggung Jawab, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan


kewajiban hingga tuntas, tepat waktu, untuk mencapai hasil yang terbaik
bagi perusahaan.

6.

Kepemimpinan, memberi arahan yang jelas, mau menerima umpan balik


dan menjadi contoh di lingkungan kerjanya.

7.

Pengambilan Resiko, melaksanakan pengambilan keputusan dengan resiko


yang sudah diperhitungkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

8.

Pemberdayaan, memberdayakan potensi SDM dengan memberikan


kepercayaan dan kewenangan yang memadai.

9.

Peduli Biaya dan Kualitas, melaksanakan setiap kegiatan usaha dengan


mengutamakan efektivitas biaya untuk mencapai kualitas yang terbaik.

10. Adaptif,

menyesuaikan

diri

dengan

cepat

terhadap

menyumbangkan gagasan dan menjadi agen perusahaan.

perubahan,

11. Keselarasan

Tujuan,

menyelaraskan

tujuan

SDM

dengan

tujuan

Perusahaan melalui pemahaman Visi dan Misi.


12. Keseimbangan antara Tugas dan Hubungan Sosial, menyeimbangkan
usaha mencapai hasil kerja yang optimal dengan terciptanya suasana kerja
yang harmonis
4.1.8. Struktur Organisasi Sekretariat Humas PT. Indonesia Power

4.1.9. Tugas Pokok Humas PT. Indonesia Power :


1.

Menyusun strategi komunikasi perusahaan.

2.

Membangun citra positif perusahaan dimata stakeholders.

3.

Membangun hubungan baik dengan seluruh stakeholders.

4.

Mengelola penyelenggaraan kegiatan resmi perusahaan.

5.

Mengelola kegiatan komunikasi internal dan eksternal perusahaan.

6.

Mengelola lingkungan sosial perusahaan.

7.

mengelola dokumentasi dan publikasi perusahaan.

8.

Membina unit bisnis dalam kegiatan Humas.

4.1.10. Kebijakan dan Sasaran Humas PT. Indonesia Power

Kebijakannya sebagai berikut

1. Menjalin komunikasi dan dokumentasi secara akurat, tepat dan cepat.


2. Membina hubungan baik dengan stakeholder perusahaan.
Sasarannya sebagai berikut :
1. Terciptanya sistem dari prosedur kehumasan yang tepat.
2. Terciptanya struktur organisasi kehumasan yang memadai.
3. Tersusunnya standarisasi sarana kehumasan.
4. Tersusunnya tolak ukur penyampaian informasi perusahaan yang
efektif.
5. Terselenggaranya acara perusahaan sesuai panduan keprotokolan PT.
Indonesia Power.
6. Terbinanya hubungan yang lebih harmonis dengan masyarakat sekitar
perusahaan.
7. Terbinanya hubungan yang profesional dan proporsional dengan media
massa.
4.1.11. Staff Senior Pengembangan Komunitas
Fungsi Pekerjaan :
Melakukan analisis strategi, program dan kebijakan pengembangan
komunitas perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan citra positif
perusahaan.
Tanggung Jawab Utama :
1) Tersusunnya usulan RKA fungsi pengembangan komunitas Kantor Pusat.
2) Terlaksananya penyusunan kebijakan dan prosedur fungsi pengembangan
komunitas.
3) Terlaksananya kegiatan pengembangan komunitas Kantor Pusat.

4) Terlaksananya kegiatan Lingkungan dan K3 di lingkungan unit kerjanya.


Wewenang:
1) Mengusulkan RKA fungsi pengembangan komunitas untuk lingkup
Kantor Pusat.
2) Mengusulkan penyempurnaan kebijakan / prosedur fungsi pengembangan
komunitas.
3) Mengambil

tindakan

yang diperlukan

apabila

ada

permasalahan

pengembangan komunitas untuk lingkup Kantor Pusat.


4.1.12. Community Development
Community Development adalah kegiatan pengembangan masyarakat
yang dilakukan perusahaan dan diarahkan untuk memperbesar akses
masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik
dari sebelumnya sehingga kehidupan masyarakat di sekitar perusahaan
diharapkan menjadi lebih berdaya dan mandiri dengan kualitas dan
kesejahteraan yang lebih baik.
Community Development mencakup :
a. Community Assistance (Pelayanan Masyarakat), yaitu pelayanan
Perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan kebutuhan komunitas setempat sebagi dukungan terhadap
kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pelayanan
tersebut dapat berupa bantuan pendidikan, kesehatan, keagamaan
perbaikan fasilitas umum dan sebagainya.
b. Community Relation (Pembinaan Hubungan Masyarakat), yaitu
kegiatan komunikasi dua arah yang dilakukan untuk memfasilitasi
tumbuhnya pemahaman bersama dan mewujudkan komitmen bersama

di antara para stakeholders (Perusahaan, Pemda dan masyarakat


sekitar) untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kegiatannya dapat
seperti silaturahmi, ceramah, sosialisasi, peringatan 17Agustus.
c. Community

Empowerment

(Pemberdayaan

Masyarakat),

yaitu

program yang berkaitan dengan usaha memberikan peluang lebih luas


untuk

meningkatkan

ekonomi

masyarakat

untuk

menunjang

kemandiriannya. Kegiatannya dapat berupa pemberian bantuan


kemitraan untuk industri usaha kecil, usaha pertanian dan lainnya.

4.2.

Hasil Penelitian

4.2.1. Strategi Corporate Social Responsibilty dalam Program Desa Siaga


Sebagai perusahaan pembangkit listrik milik Negara PT. Indonesia
Power menjadi satu-satunya perusahaan listrik yang bergerak di bidang
pembangkit listrik, peranan PT. Indonesia Power dalam mengolah listrik
untuk masyarakat khususnya Jawa-Bali, PT. Indonesia Power tetap
memperhatikan lingkungan sebagai dasar utama Misi dan Visi perusahaan.
Karena bagi PT. Indonesia Power perkembangan dan keadaan lingkungan
menjadi tanggung jawab bersama untuk mengelolah, menjaga

dan

melestarikannya.
Penulis melakukan penelitian di bagian Humas PT. Indonesia Power.
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam dengan satu
orang key informan dan enam Informan. Dalam menentukan key informan
penulis

menggunakan

purposive

sampling,

yaitu

pemilihan

sample

berdasarkan karakteristik yang dianggap memiliki sangkutpaut dengan


penelitian ini. Key informan pada penelitian ini adalah Bapak Lhutfi Hani

selaku Manajer Senior Humas dan Informan pertama Bapak Salman Bachtiar
selaku divisi pengembangan masyarakat dan Informan kedua ibu Siti Sundari
selaku wakil dari Dinas Kesehatan Pusat, Informan ketiga Neneng.Sk sebagai
Fasilisator Desa Siaga untuk Desa Cipatik dan Informan keempat Ibu Aisyah
sebagai TP PKK Desa Situwangi, Informan kelima dari penelitian ini adalah
Bapak Yayan Supriatna beliau sebagai Kepala Desa di Kecamatan Cihampelas
sekaligus menjadi Kader dalam Program Desa Siaga dan Informan keenam
dalam penelitian ini adalah Susanti S.Amkeb sebagai Bidan Desa sekaligus
menjadi Kader penting untuk pelaksanaan program CSR Desa Siaga.
Peranan PR dalam menjalin dan menjaga hubungan dengan para
stehorders menjadi suatu kewajiban. Banyak hal yang dilakukan PR PT.
Indonesia Power dalam menjalin hubungan dengan para stehorders. Salah
satunya dengan cara melaksanakan program CSR sebagai bentuk tanggung
jawabnya terhadap masyarakat sekaligus menjaga dan menjalin Goodwill
yang baik dengan para stehorders. Ditambah lagi adanya Visi, Misi dan Motto
perusahaan yang harus memperhatikan masyarakat sekitar menjadi bagian dari
perusahaan.
Hal tersebut sesuai dengan definisi menurut WBCSD (World Business
Council for Sustainable Development) menyebutkan tanggung jawab social
sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berprilaku etis dan
memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki
mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan
masyarakat secara keseluruhan hal ini sesuai dengan kerja dan objektifitas PR
PT. Indonesia Power dalam menjadikan CSR sebagai komitmen perusahaan.

Menurut bapak Salman Bachtiar CSR yang dilakukan PT. Indonesia


Power sebagai wujud Visi dan Misi perusahaan bukan karena adanya
dorongan dari pemerintah yang mengharuskan setiap perusahaan melakukan
tanggung jawab sosial kepada masyarakat seperti yang tertuang di Undangundang PT No.40 Tahun 2007. Bahkan jauh sebelum Undang undang
tersebut disahkan oleh pemerintah, PT. Indonesia Power telah melakukan CSR
diberbagai daerah di Indonesia yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi
PT Indonesia Power Nomor 08.K/010/IP/2004.
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis lebih menspesifikkan
bagaimana CSR yang dilakukan PT. Indonesia Power dalam program Desa
Siaga di Kecamatan Cihampelas Bandung Barat. Serta penggunaan strategi PR
PT. Indonesia Power dalam pelaksanaan program CSR .
Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapsiagaan untuk mengatasi
permasalahan kesehatan secara gotong royong dengan memanfaatkan potensi
yang ada, secara khusus menyiapkan masyarakat menghadapi ancaman dan
masalah kesehatan, mengembangkan sistem surveilans dan informasi
kesehatan berbasis masyarakat serta menciptakan masyarakat yang berperilaku
hidup bersih dan sehat yang hidup di lingkungan pemukiman yang sehat.
Berdasarkan fokus penelitian yang menjadi landasan penulis dalam
mewawancarai Key Informan dan Informan, ada beberapa hal yang mendasar
yang dilakukan Informan dalam merancang strategi program Desa Siaga.
Diantaranya mengadakan identifikasi norma dan prinsip yang melandasi
pelaksanaan program, dalam perencanaan strategi yang ada, PR PT.Indonesia
Power secara keseluruhan mengajukan kepada tingkat menajemen atas sebagai
persetujuan perusahaan melaksanakan program CSR. Dengan menimbang

apakan pelaksanaan program sejalan dengan Misi perusahaan, hal ini


dikemukakan dan didukung dari hasil wawacara dengan Key Informan (01
Februari 2010).
Lebih lanjut Pak Lhutfi Hani menjelaskan bahwa kedekatan antara PR
dengan masyarakat khususnya dalam pelaksanaan program ini adalah Desa
Wangunsari, Desa Situwangi dan Desa Cipatik menjadi hal utama dalam
strategi yang dibuat, kiat khusus yang dilakukan PT.Indonesia Power yaitu
dengan cara meyakini dan mengajarkan para Kader yang berada ditiga Desa
tersebut. Dengan penggunaan metode pendekatan terhadap Kader maka besar
harapan kepercayaan masyarakat terhadap program semakin meningkat serta
dukungan masyarakat terhadap program juga akan semakin baik. Pendekatan
yang dilakukan PT.Indonesia Power dengan para stakeholder salah satunya
dengan cara mengadakan Workshop. Dimana para kader akan diberikan
peyuluhan berkaitan dengan kemandirian membangun Desa Siaga. Masih
berdasarkan fokus penelitian yang menjadi landasan penulis dalam
mewawacara Key Informan, berkaitan proses keefektifan operasional dari
sebuah komitmen CSR yang dibangun PT.Indonesia Power dalam pelaksanaan
Desa Siaga. Pelaksanaan dari CSR yang menjadi landasan PT.Indonesia
Power adalah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk mewujudkan
Indonesia Sehat yang menjadi program pemerintah 2010. Secara
pelaksanaan teknik, pelaksanaan program dijalankan oleh Litbangkes Diskes.
Hal ini dikemukan oleh Key Informan dalam wawancara dengan peneliti.
CSR itu baru timbul di era tahun 2007 belakangan ini sedangkan IP
telah melakukan CSR jauh sebelumnya dari tahun 2007 namun namanya
bukanlah CSR melainkan PPLK yang sejak tahun 1990. Semula tujuan
diadakannya PPLK ini adalah untuk mengurangi dan menolong masyarakat
yang terkena dampak akibat bisnis dari perusahaan. Dan sejak 2000 ke depan
hal ini lebih dipacu oleh adanya UU PT tersebut dan menyebutnya dengan

CSR. Namun dalam PPLK yang lama kita bener-bener membantu seperti
menyuapin tetapi ternyata hal ini membahayakan masyarakat sendiri dengan
adanya ketergantungan dan akhirnya program tidak berjalan dengan baik.
Dan unuk itulah kita membuat program CSR dengan tujuan mensejahterahkan
masyarakat walaupun dan tidak terkena dampak dari bisnis, hal ini juga di
dukung dengan adanya motto PT. Indonesia Power yang menggunakan titik
tiga pada di tengah kata () dalam titik tiga tersebut memberikan arti adanya
stekholders yang salah satunya adanya masyarakat. Dan dari masyarakat itu
kita kelompokkan lagi dengan urutan-urutan ring 1, ring 2 dan ring 3. Oleh
karena alasan tadilah kami membuat CSR, dengan alasan perusahaan harus
menjadi karunia untuk orang lain bukan bencana untuk masyarakat dengan
kehadiran perusahaan. (hasil wawancara dengan Key Informan 1 February
2010 berkaitan pelaksanaan CSR).
Wawancara tersebut juga didukung dari wawancara dengan Informan
pertama PT. Indonesia Power mengadakan CSR dengan alasan sebagai
perwujudan visi misi perusahaan, khususnya bersahabat dengan lingkungan
serta mewujudkan tanggung jawab social perusahaan sebagai bagian dari
tata kelola perusahaan yang baik, dengan maksud untuk mewujudkan
tanggung jawab moral perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya,
memberikan dukungan terhadap keberhasilan bisnis secara jangka panjang,
mempromosikan niat baik perusahaan dan membangun reputasi positif
diantara masyarakat dan pemerintahan daerah setempat serta adanya
stakehorder perusahaan pada umumnya dan menciptakan lingkungan yang
kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar
kegiatan perusahaan, jadi adanya CSR sangat diperlukan karena misi dan visi
perusahaan mengharuskan kita bertanggung jawab akan keberadaan
lingkungan di sekitar kita. (wawancara tanggal 29 Januari 2010)
Dalam komitmen perusahaan melaksanakan CSR program Desa Siaga,
PR menerapkan prinsip kemandirian masyarakat dengan memberikan motivasi
untuk dapat merubah prilaku untuk menerapkan PHBS dalam kesehariannya,
dari hasil wawancara dengan Key Informan berkaitan dengan komitmen ke
depannya program Desa Siaga menjelaskan akan adanya tindak lanjut secara
berkala yang dilakukan PT.Indonesia Power.
Sebenarnya program ini telah lama dilaksanakan ini hanyalah
lanjutan dari program sebelumnya namun sebelumnya kita melakukannya di
Garut, dan program ini juga berhubungan dengan Klinik yang kita bangun
yang bernama Klinik Bakti. Dan kami akan terus melaksanaan program
secara berkelanjutan(wawancara dengan Pak Lhutfi Hani tanggal 1 Feb
2010)

Dari hasil wawacara dengan bapak Salman Bachtiar alasan PT.


Indonesia Power melakukan CSR lewat program ini karena fenomena yang
terjadi di masyarakat adalah berkaitan tentang kesehatan, antara lain tingginya
kematian Ibu dan Bayi serta pencemaran Lingkungan. Untuk itulah PT.
Indoensia Power memilih program CSR Desa Siaga sekaligus mendukung
pemerintah dalam pelaksanaan program mewujudkan Indonesia yang sehat.
Dengan alasan pelaksanaan CSR yang dilakukan perusahaan harus sejalan
dengan program pemerintah.
Kabupaten Bandung Barat merupakan Kabupaten yang terpilih oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem serta merupakan Kebijakan
Kesehatan Depkes RI untuk mengembangkan pola kemitraan melalui Program
Tanggung Jawab Sosial.
Kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya adalah, identifikasi
kebutuhan untuk pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Cihampelas
Kabupaten Bandung Barat yang meliputi 3 Desa, yaitu ; Desa Cipatik,
Mekarmukti dan Situwangi dengan cara diskusi bersama Tokoh Masyarakat
peduli kesehatan, Aparat Desa difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten,
Provinsi dan Puslitbang Depkes. Kemudian diskusi dilanjutkan di tingkat
Kecamatan dan Kabupaten dengan mengundang Perusahaan yang ada di
wilayah Kabupaten Bandung Barat untuk identifikasi kebijakan Pemerintah
Daerah (Kecamatan, Kabupaten, Provinsi) dan peran LSM dalam hal ini
Perusahaan

untuk mengatasi permasalahan dan upaya pembangunan

kesehatan yang bersifat inovatif.


Banyak strategis PR yang dilakukan di beberapa tempat ternyata tidak
membuahkan hasil yang maksimal, tidak semua strategi yang sama mampu

dan berhasil dilain tempat, tetap harus adanya analisis dan penelitian yang
dilakukan, untuk itu PT. Indonesia Power terlebih dahulu menggunakan
Strategi Pengenalan, melakukan pendekatan secara emosional dengan
masyarakat agar adanya keterbukaan yang ada.
Dari wawancara dengan Informan menjelaskan metode penelitian yang
digunakan dalam program Desa Siaga. Dalam strategi kita mengajak serta
kerjasama dalam bidang kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang
berada dekat dengan daerah yang masuk dalam kategori target Desa Siaga.
Dalam hal ini PT.Indonesia Power masuk kedalam target kemitraan kami
dengan alasan berada dekat dengan daerah dan memang PT.Indonesia Power
melaksanakan CSR yang meliputi klinik yang dibangun untuk masyarakat
sekitar tersebut, dan kerjasama dengan PT.Indonesia Power tidak hanya di
Desa Siaga Bandung Barat saja tetapi sebelumnya kami telah melaksanakan
Desa Siaga ditempat lain yaitu Garut. Strategi pertama kami meneliti terlebih
dahulu keperluan yang dibutuhkan masyarakat mengenali permasalahan
daerah setempat dengan terjut langsung kedaerah tersebut melakukan survai
secara personal dengan masyarakat. Setelah itu kami membuat perencanaan
program pelaksanaannya dengan PT.Indonesia Power seperti Workshop
tersebut. (wawancara dengan Informan kedua tanggal 20 January 2010)
Kegiatan yang telah dimulai pada awalnya, tidak akan memberi
manfaat bagi upaya pengembangan Desa Siaga di Kabupaten Bandung Barat
jika tidak ditindak lanjuti, karena Program CSR merupakan peluang bagi
Pemerintah Daerah untuk mengarahkan kepedulian Perusahaan kepada
kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat. Berdasarkan pengalaman,
bantuan CSR yang bersifat fisik dan insidentil hanya memberikan manfaat
sesaat, masyarakat tidak mempunyai rasa memiliki, ketika bantuan itu habis
atau rusak masyarakat tidak mampu mengganti atau meneruskannya. Hal ini
juga didukung dari hasil wawancara dengan Informan.
Kebiasaan ataupun yang menjadi budaya mereka yaitu membawa diri
mereka ke paraji untuk berobat. Dari hal ini kami melihat adanya dorong
yang harus diberikan kepada masyarakat setempat untuk mengubah perilaku
mereka dengan memberikan motivasi. Dengan memberikan motivasi kepada
mereka kami ingin mereka mengubah prilaku secara sadar, bukan lagi
memberikan sarana tanpa adanya perubahan prilaku, karena akan menjadi
hal yang percuma jika kita memberikan sarana namun mereka tidak secara
sadar membutuhkan kesehatan untuk itulah kami memberikan dorongan

berupa motivasi lewat program Desa Siaga ini.(Pak Salman tanggal 29 Jan
2010)
Dalam pengembangan Desa Siaga yang mempunyai ciri masyarakat
mandiri untuk hidup sehat,

diperlukan dukungan dari Perusahaan untuk

memberikan pelatihan kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Kader, dan


Aparat Desa agar mampu memetakan permasalahan kesehatan yang ada di
masing-masing desa,

mengidentifikasi potensi masyarakat dan menyusun

rencana kegiatan untuk mewujudkan Desa Siaga melalui musyawarah


masyarakat dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat secara gotong-royong.
Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan Manajer Senior Humas
Bapak Lhutfi Hani akan program CSR yang dilakukan PT. Indonesia Power.
Secara strategi yaitu bagaimana kita memberikan kemandirian untuk
masyarakat, dan strategi yang ada atas persetujuan dari tingkat manajemen
atas. jauh sebelum UU PT tersebut ada kita memang telah lama melakukan
CSR, dan ketika UU tersebut disahkan kita merasa terpacu dan lebih tergerak
membuat suatu program yang lebih baik lagi daripada yang kemarin. Dan hal
ini bisa diukur dari sisi system dan program yang kita buat, dengan strategi
yang lebih baik yaitu bukan lagi memberi, memberi dan beri lagi tetapi
dengan merubah pola pikir dan tataan hidup yang lebih baik lagi. Kita tidak
ingin CSR yang kita lakukan menjadi merubah dari perusahaan listrik
menjadi departemen social tetapi ingin merubah masyarakat menjadi
masyarakat mandiri tidak lagi memberi tetapi menjadikan kemandirian di
masyarakat.
Dukungan yang diharapkan dari Program CSR adalah peningkatan
kapasitas TIM Desa untuk mampu menyusun proposal kegiatan dalam rangka
pengembangan Desa Siaga berbasis kebutuhan masyarakat. Strategi inilah
yang dianggap tepat oleh PT. Indonesia Power untuk pelaksanaan program di
Kecamatan Cihampelas Bandung Barat, karena dengan mengajak peran serta
masyarakat sekitar untuk ikut serta, sehingga mampu memberikan
kemandirian kepada mereka, tidak lagi memberikan sumbangan sosial yang

tidak didukung dengan perubahan prilaku masyarakat sekitar dan kemandirian


untuk tidak tergantung kepada pihak lain.

Sedangkan dari pihak Aparat Desa sendiri mengungkapkan ;


Program Desa Siaga menjadi salah satu misi saya untuk
mensejahterahkan masyarakat, Desa kami yang sampai sekarang masih
banyak ditemui masalah-masalah, seperti gizi buruk, kematian Ibu dan balita,
lingkungan kotor, diare dan banyak sekali sampah yang menggenangi sungai
sehingga tidak bisa digunakan serta penyakit lainnya yang terus muncul
sesuai dengan musimnya. Belum lagi ditambahnya fasilitas yang kurang,
karena minimnya biaya. Saya bersyukur dapat menjadikan 3 Desa kami
program Desa Siaga. Peran pemerintah dan perusahaan yang diwakili PT.
Indonesia Power menjadikan semangat dan motivasi tersendiri untuk kami.
Harapan kami sama besarnya dengan semangat kami untuk menuju Desa
Siaga. (Wawancara dengan Yayan Supriatna, Kader sekaligus Kepala Desa,
tanggal 10 Oktober 2010)
Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara dengan salah satu Kader
yang sekaligus adalah Kepala Desa Cihampelas Bandung, bahwa antara
kebutuhan yang ada di masyarakat dengan program yang akan dilaksanakan
adanya kesinambungan antara satu dengan lainnya. Hal ini terjadi karena
adanya penelitian yang sebelum telah dilakukan oleh Public Relations PT.
Indonesia Power berserta wakil dari Dinas Kesehatan berkaitan tentang
permasalahan yang terjadi, seperti yang diungkapkan Senior Manejer Humas
PT.Indonesia Power dari hasil wawancara tanggal 1 Februari 2010. Sedangkan
pendapat dari warga Desa Situwangi Ibu Aisyah sebagai wakil kader TP PKK
Desa Situwangi.
Program Desa Siaga memang kami harapkan sejak dulu, dan Desa
kami sangat beruntung mendapatkan kesempatan untuk menjalankan program
ini di desa. Padahal tidak semua perusahaan mau untuk ikut membantu kami
untuk menyelesaikan permasalahan yang kami hadapi, ini termaksud
mengembangkan kami dan mengajarkan kami untuk dapat menghadapi
kemandirian. Kami berterima kasih atas kepedulian pemerintah dan Indonesia
Power mengadakan program ini. (10 Oktober 2009).

Dari hasil penelitian di lapangan peneliti menyimpulkan bahwa strategi


yang dibuat Dinas Kesehatan dan PT. Indonesia Power dalam membuat
program Desa Siaga di sambut dengan baik oleh masyarakat ketiga kecamatan
tersebut, dalam strategi program partisipasi masyarakat terhadap program
menjadi hal utama sehingga peran serta warga menjadi salah satu kunci utama
berjalannya program, hal ini didukung dengan wawancara Ibu Siti Sundari
wakil dari Dinas Kesehatan. Mengatakan alasannya mengajak serta Indonesia
Power dalam pelaksanaa Program Desa Siaga.
Program yang kami selenggarakan adalah menjadi program
Pemerintah sejak tahun 2006, dengan mewujudkan Indonesia Sehat, untuk
itulah kami sebagai wakil dari Pemerintah menjalankan program Desa Siaga
di beberapa daerah yang memang masuk dalam kategori desa yang criteria
Desa Siaganya kurang, kami juga mengajak serta bergabung beberapa
instansi untuk ikut bergabung dengan program Pemerintahan ini karena akan
menjadi hal yang berat untuk Pemerintah jika berkerja sendirian untuk
mengelolah Desa Siaga dengan luas Indonesia yang cukup Besar, dan dalam
hal ini kami mengajak Indonesia Power berkerja sama dalam mengadakan
Workshop dan mengajarkan Mapping masalah. (Wawancara dengan Dinas
Kesehatan tanggal 20 Januari 2010)

4.2.1.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Workshop


Lokasi yang dipilih PR dalam pelaksanaan workshop adalah Gor
serbaguna Desa Cipatik Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.
Pada tanggal 10 11 Oktober 2009, alasan yang dikemukan oleh Bapak
Salman Bachtiar memilih lokasi tersebut
Karena Kecamatan Cihampelas ini masuk kedalam Ring 1, maksud
dalam ring satu disini adalah menjadi prioritas kami, maksudnya begini
banyak sekali daerah-daerah di Indonesia yang mesti di bantu dan menjadi
hal yang sangat sulit jika kita membantu secara keseluruhan bagian dari
Indonesia tersebut. Untuk itu kami mengkelompokan beberapa daerah yang
menjadi prioritas kami. Seperti yang berdekatan dengan pembangkit
ataupun sumber air, karena secara tidak langsung pendistribusian dari
perusahaan kami berhubungan sumber air mereka.

Dan pendapat di atas juga didukung oleh Manajer Senior Humas


Bapak Lhutfi Hani, Alasan kami karena kecamatan ini termaksud dalam
Ring 1 dan di sini juga ditemukan banyak permasalahan kesehatan seputar
pencemaran lingkungan, PHBS dan kematian Ibu dan Anak.
Penjelasan yang diberikan oleh Key Informan dan Informan
menggambarkan bahwa pelaksanaan CSR PT. Indonesia Power memilih
Kecamatan Cihampelas telah melakukan riset terlebih dahulu, dengan
menganalisis SWOT keadaan setempat, dengan demikian pemilihan tempat
tersebut bukan hanya berdasarkan oleh kepentingan perusahaan tetapi juga
melihat bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah berupa
kesehatan.

4.2.1.2. Tujuan Pelaksanaan Workshop Pada Program Desa Siaga


Meningkatkan kapasitas Tim Desa Siaga agar :
1. Mampu memetakan permasalahan kesehatan masyarakat di masingmasing desa
2. Mampu mengidentifikasi potensi dan dukungan masyarakat untuk
pengembangan Desa Siaga
3. Mampu menyusun rencana kegiatan untuk mewujudkan Desa Siaga
termasuk rencana pengorganisasian dan penggerakan masyarakat dengan
memperhatikan nilai-nilai serta budaya lokal
4. Mampu

melakukan

advokasi

dan

sosialisasi

rencana

kegiatan

pengembangan Desa Siaga kepada pemangku kepentingan terkait (stake


holder)

Dari tujuan program CSR yang dilakukan PT. Indonesia Power hal
ini sesuai dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat sekitar, antara lain
pendapat dari Neneng Sk.
Saya senang dengan adanya penyuluhan ini mengajak kami
berkerjasama dan membantu kami memahami permasalahan yang dihadapi
di desa. Di sini kami seperti benar-benar diajarkan
Walaupun belum secara keseluruhan tujuan pelaksanaan program
dapat dimengerti oleh masyarakat namun kader-kader tersebut telah
sedikitnya memahami bagaimana cara pemetaan permasalahan Desa serta
melatih diri untuk saling berkerjasama dan memahami dari berbagai pihak
yang terkait dari permasalahan yang terjadi di Desa. Pendapat lainnya juga
mendukung adanya tujuan ini, menurut Informan kedua bernama Susanti
salah satu Bidan di Desa.
Saya senang dengan penyuluhan ini, kita bisa mengetahui
bagaimana masalah yang terjadi di masyarakat yang sesungguhnya, dan d I
sini kita bisa bersama-sama terbuka menyelesaikan permasalahan yang ada,
selain itu ada diskusi untuk warga dan dinas setempat.
Jika dilihat dari alasan pelaksanaan CSR yang dilakukan PT.
Indonesia Power menurut Key Informan ada keterkaitan antara tujuan
program Desa Siaga dengan tujuan PT. Indonesia Power melaksanakan
CSR. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Salman.
Desa Siaga adalah menjadi program Nasional atau program
Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan siap menghadapi
permasalahan meliputi kesehatan, namun tidak semua program yang dijalan
Pemerintah ini efektif di semua tempat. Ada yang berjalan sesuai dengan
harapan ada yang tidak berjalan hal ini berkaitan dengan keyword yang
menjadi masalahannya. Hal ini bekaitan dengan teori transaksional yang
mengatakan bahwa hasil itu merupakan upaya dikurangi oleh hambatan,
dalam Desa Siaga ini merupakan sebuah program untuk masyarakat, berarti
harus adanya peran aktif yang ditunjukan masyarakat untuk itu perlu adanya
peran aktif yang ditunjukan masyarakat terdahap keberlangsungan program.
Kami memakai cara lewat penyuluhan secara aktif kepada masyarakat
dengan melibatkan kader-kader yang berasal dari daerah dan kampung
setempat karena mereka sendirilah yang mengetahui secara detail apa

permasalahan yang dihadapi oleh Desa mereka. Dalam hal ini kader yang
ikut serta dalam pelaksanaan program ada tiga yang pertama Puskesmas,
Pimpinan Desa (orang yang sangat di percaya) dan Aparat Desa. Dan
strategi kami disini adalah memberikan pelatihan secara khusus kepada
ketiga kader-kader yang ada tersebut dengan demikian peran aktif dan
keikutsertaan kader ini sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
program. (Wawancara Pak Salman tanggal 29 Jan 2010).

Dari pernyataan diatas tersebut ternyata motivasi menjadi dasar atas


pelaksanaan program yang dibuat oleh PT. Indonesia Power. Mulai dari
tujuan program Desa Siaga dan Workshop yang dilakukan semua
berdasarkan sebuah motivasi. Membangun kepercayaan diri untuk dapat
memperbaiki permasalahan yang dihadapi oleh Desa mereka. Dan dalam
alasan pelaksanaan CSR tersebut juga ada sebuah motivasi untuk
menjadikan masyarakat yang mandiri.
4.2.1.3. Perserta dan Fasilisator Pemandu
Peserta yang hadir dalam Workshop yang dilaksanakan merupakan
perwakilan dari setiap Desa yang telah didiskusikan terlebih dahulu oleh
warga setempat :
Anggota Tim/Forum/Komite Desa Siaga /kader dari
1) Desa Cipatik 10 orang
2) Desa Mekarmukti 10 orang
3) Situwangi 10 orang
Pemandu/Fasilitator :
1) Pihak Dinas kesehatan Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas
2) Pihak Badan Litbangkes dan tim
3) Forum Kecamatan Siaga
4) Corporate Perusahaan

4.2.1.4. Agenda/ Materi Workshop


Dalam pelaksanaan Workshop ada beberapa hal yang menjadi target
yang ingin dicapai PT. Indonesia Power untuk menciptakan kemandirian
masyarakat. Antara lain :
1) Membangun kesepakatan/kerjasama Tim
2) Cara memetakan masalah kesehatan di desa dan identifikasi potensi
masyarakat (latihan dan praktek lapangan atau kajian data sekunder) di
masing-masing desa
3) Penyajian hasil temuan permasalahan oleh masing-masing desa
4) Penyusunan proposal kegiatan
5) Mempersiapkan advokasi dan sosialisasi proposal
6) Menyusun jadwal kegiatan, dan monitoring- evaluasinya
JADWAL WORKSHOP
Hari I: 10-10-2009
Tabel IV

NO
1

WAKTU
09.00-09.30

KEGIATAN
Pembukaan

METODE
Ceramah

09.30-10.30

Pencairan Kerjasama
Tim

Permainan

10.30-12.30

Cara Identifikasi
masalah dan potensi
desa dilanjutkan dengan
Kerja kelompok

CTJ
Diskusi
Kelompok

12.30-13.00
13.00-14.00

ISHOMA
Pemaparan Masalah dan
Potensi Desa

Presentasi
Ketua
Kelompok

FASILITATOR
Camat Cihampelas
Kadinkes Kab. BB
Dinkes Bandng Barat (Ibu
Sofi)
Pak Salman (IPower )
Dinkes Bandung Barat (2
org)
Fasilitator Kelompok
(Puskesmas: 3 org)
Moderator: Litbangkes

14.00-14.15

Penjelasan dan
pengumpulan data di
Desa

CTJ

14.15Selesai

Pemetaan Masalah
Kesehatan menurut RW

Kunjungan
Desa

Dinkes Bandung Barat (2


org)
Pak Salman (IPower )
Ibu Elly
Ka Forum kec Siaga
Puskemas (3 org)
Dinkes Kab (ibu Sofi)
Pak Salman (IPower )

Sumber : Public Relations PT.Indonesia Power

Hari II: 11-10-2009


Tabel V

NO
1

WAKTU
08.00-11.00

11.00-12.00

3
4

12.00-13.00
13.00-15.00

15.00 15.30

KEGIATAN
1. Cara Pemecahan
masalah: (Matriks
,RTL)
- Prioritas
- Tujuan
- Kegiatan
- Waktu
- Indikator
2. Presentasi
Cara Pembuatan
Proposal
ISHOMA
- Pembuatan Proposal
Desa
-Persiapan Advokasi
untuk tgl. 17-10-2009

METODE
CTJ
Kerja
Kelompok

FASILITATOR
-Puskesmas (3 org)
-Dinkes BB (2 org)
-Ibu Elly

Tim Litbangkes

Kerja
Kelompok

Penutupan

Dinkes BBarat (Ibu Sofi)


Dinkes Prop(Bp.
Riwayat)
Puskesmas (3 org)
Ibu Elly
Ketua Forum Desa Siaga
Badan Litbangkes

Sumber : Public Relations PT.Indonesia Power

2.4.1.5. Anggaran Biaya Workshop.


Rincihan anggaran yang dikeluarkan untuk berlangsungnya Workshop
diperoleh dari beberapa instansi terkait antara lain PT. Indonesia Power dan
Dinas Kesehatan, dan rincihan bantuan sosial lainya di luar dari rencana
anggaran Workshop.

Tabel VI Biaya Workshop

Sumber : Public Relations PT.Indonesia Power

4.3.

Pembahasan

4.3.1. Public Relations PT. Indonesia Power


PR PT. Indonesia Power melakukan kegiatan komunikasi melalui

No

KEGIATAN

Unit Satuan Hari

Biaya
Satuan

Biaya transport
peserta

30

Org

ATK

Paket

Foto copy

Paket

200,000.00

30

Org

25,000.00

50

Org

27,500.00

10

Org

200,000.00

Paket

400,000.00

4
5
6
7

Perlengkapan
Pelatihan
Konsumsi (Makan
minum, snack)
Honorarium
Fasilitator
Sewa mobil/
Transportasi lokal

50,000.00

Jumlah
3,000,000.00

1,000,000.00 1,000,000.00
400,000.00
750,000.00
2,750,000.00
4,000,000.00
800,000.00
12,700,000.00

Usulan
Sumber
dana
Litbangkes
IP
Litbangkes
IP
Litbangkes
IP
Litbangkes
-

beberapa program salah satunya adalah Community Development. Teori Bab II


halaman 16, bila dikaitkan dengan definisi Public Relations menurut Frazier
Moore, PR peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi
dua arah dengan publiknya, berusaha untuk memperoleh saling pengertian dan
itikad baik dengan khalayaknya. Penelitian dapat menarik kesimpulan dari
hasil penelitian di lapangan bahwa PR di sini berupaya melakukan program-

program yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat,


serta bagaimana terciptanya komunikasi dua arah untuk menciptakan
keterbukaan antara satu sama lainya serta membuat Goodwill dengan
masyarakat melalui program yang dilakukan.
Dalam melaksanakan tugasnya PR PT. Indonesia Power melakukan
fungsi manajemen dengan baik, terbukti adanya sistem bottom up top down
dalam melakukan rencana kegiatan, adanya komunikasi antara pihak
manajemen atas dengan manajemen bawah, bila dikaitkan dengan teori Bab II
halaman 16 definisi menurut Cutlip, Center dan Broom di mana adanya upaya
PR menjadi fungsi manajemen serta mengidentifikasi, membangun dan
memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan
khalayaknya. Dari hasil penelitian di lapangan setiap kebijakan yang
diputuskan dari bagian humas memang melihat dari segi dan sisi manajemen
serta kebijakan yang dibuat oleh manajemen, serta adanya komunikasi dua
arah antara tingkat manajemen atas dan bawah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PR PT. Indonesia Power
selalu memberikan masukan-masukan kepada manajemen atas, untuk
menciptakan hubungan baik antara khalayak, serta menciptakan kerjasama dan
iklim yang baik antara satu sama lainnya. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana
bagian pengembangan masyarakat dalam membuat program CSR untuk Desa
Siaga di Kecamatan Cihampelas Bandung Barat, yang mana terlebih dahulu
PR PT. Indonesia Power mengadakan penelitian, lalu melihat apa saja yang
sebenarnya diperlukan masyarakat setempat serta membuat rancangan strategi
untuk pelaksanaan program yang kemudian harus adanya persetujuan dari
tingkatan manajemen.

Dengan menjalankan program CSR lewat Desa Siaga ini PR juga


memiliki kemampuan untuk menunjukkan tanggung jawab organisasi kepada
kepentingan publiknya ataupun kepentingan masyarakat luas ( Bab II halaman
17, mengenai tujuan PR) dan hal ini juga sesuai dengan tujuan PR menurut
David (Bab II halaman 17) bahwa PR PT. Indonesia Power membuat program
ini sebagai tujuan hubungan baik dengan kahlayaknya serta sebagai
pengaplikasi dari Visi dan Misi perusahaan.
Jika melihat dari program Desa Siaga yang dijalankan PT. Indonesia
Power bila dikaitkan dengan teori komunikasi yang dipakai penulis adalah
dengan menggunakan teori S -M-C-R (Bab II halaman 14) yang dikemukakan
oleh David K. Berlo. Dimana PT. Indonesia Power menjadi source dari pesan
yang di sampaikan, Massage yang ingin disampaikan oleh perusahaan adalah
berkaitan tentang kesehatan, baik berupa keadaan lingkungan ataupun
kesehatan diri, Channel yang dipakai oleh PT. Indonesia Power untuk
mencapai sasarannya dengan baik serta memperoleh feedback yang positive
adalah dengan program CSR lewat Desa Siaga dan Receiver yang menjadi
penerima adalah masyarakat, khususnya ketiga desa yang menjadi target
sasaran PT. Indonesia Power. Diantaranya Desa Wangunsari, Situwangi dan
Cipatik. Yang telah dilakukan penelitian sebelumnya bahwa memang ketiga
Desa ini memiliki permasalahan kesehatan yang tinggi serta masuk dalam
kategori ring 1 bagi PT. Indonesia Power, hal ini sesuai dengan wawancara
yang dilakukan oleh Pak Salman seputar alasan memilih program Desa Siaga.
Dari hasil wawancara dengan informan tersebut bisa dilihat bahwa
pesan kesehatan yang ingin disampaikan oleh PT. Indonesia Power dalam
pelaksanaan program, lewat media CSR Desa Siaga, ditambah lagi dengan

adanya dorongan motivasi yang menjadi landasan utama pelaksanaan program


ini, hal ini memperkuat adanya teori ini, karena kelebihan dari teori ini model
ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga
komunikasi antarapribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis, dimana
diperlukannya kedekatan antara penerima pesan dan penyampai pesan.
Tujuan PR PT. Indonesia Power bila dikaitkan dengan teori Bab II
halaman 17, berdasarkan kesimpulan dari penelitian adalah bahwa PR PT.
Indonesia Power dalam melaksanakan program Desa Siaga untuk menumbuh
kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau
masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat Kecamatan Cihampelas Bandung
Barat serta tujuan lainnya adalah mendorong tercapainya saling pengertian
antara publik sasaran dengan perusahaan sekaligus untuk mewujudkan
kepedulian Perusahaan terhadap permasalahan yang ada dilingkungan dan
sebagai wujud kepedulian Perusahaan kepada masyarakat.
Apa yang dilakukan PR PT. Indonesia Power juga sesuai dengan
definisi menurut Jeffkin yang membagi tujuan PR (Bab II halaman 18), salah
satunya sesuai dengan memperbaiki hubungan serta membina hubungan yang
dilakukan PT. Indonesia Power dengan masyarakat sekitar lewat program
Desa Siaga, karena dalam program ini adanya partisipasi yang ditunjukan oleh
masyarakat sekitar.
Fungsi dan tugas PR PT. Indonesia Power bila dikaitkan dengan teori
Bab II halaman 19, berdasarkan kesimpulan dari penelitian adalah bahwa PR
PT. Indonesia Power melakukan kegiatan lewat CSR Desa Siaga yang
bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan
citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. Seperti yang

diungkapkan oleh Key Informan (Lhutfi Hani) menurut hasil wawancara


bahwa Indonesia Power dapat memperoleh dua hal dalam melakukan Program
Desa Siaga tersebut, antara lain Citra dimata publiknya serta saling memahami
antara perusahan dengan masyarakat sekitar.
Peneliti memaparkan Strategi Public Relations PT. Indonesia Power
yang berkaitan dengan pelaksanaan program (bab II halaman 23) :
1) Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam
maupun di luar perusahaan. Dalam hal ini Public Relations PT.
Indonesia Power mencari fakta permasalahan kesehatan yang
dialami di Kecamatan Cihampelas tersebut, dan timbulnya opini di
masyarakat berkaitan tentang pencemaran lingkungan khususnya
sungai yang kotor, Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari penelitian
yang dilakukan Public Relations bekerjasama dengan Dinas terkait
dalam hal ini Dinas Kesehatan yang telah memiliki data akurat
meliputi kesehatan masyarakat setempat.
2) Mempelajari bagaimana cara yang baik untuk keefektifan program
dengan

melihat

cara-cara

program

yang

telah

dijalankan

Pemerintah dibeberapa tempat sebelumnya, dari wawancara yang


dilakukan peneliti dengan Key Informan ditemukan bahwa tidak
semua cara yang digunakan pemerintah dapat berlaku di setiap
tempat, dan strategi yang digunakan PR Indonesia Power
menggunakan metode pendekatan kader.
3) PR melakukan analisis SWOT terhadap program CSR Desa Siaga
yang akan dijalankan. Dengan memperhatikan kondisi Perusahaan
dan keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

4.3.2. Corporate Social Responsibility PT. Indonesia Power


Program yang akan dilakukan oleh PT. Indonesia Power berkaitan
untuk membantu masyarakat menciptakan suatu Desa yang siap siaga
mengatasi permasalahan kesehatan serta menciptakan lingkungan hidup yang
sehat dengan adanya kemandirian di masyarakat, serta memberikan sedikit
keuntungan dari Perusahaan kepada mereka.

Hal ini

menujukkan

PT.Indonesia Power mengelolah bisnisnya dengan tetap bertanggug jawab


kepada lingkungan luar/sekitar perusahaan, dalam hal ini masyarakat yang
berada disekitar lingkungan kerja. Hal ini sesuai dengan definisi yang di
ungkapkan oleh WBCSD (Bab II halaman 29).
Peneliti mengungkapkan mengenai cara membina hubungan yang
positif dengan masyarakat setempat (Bab II halaman 29), bila dikaitkan
dengan PT. Indonesia Power maka perusahaan melakukan aktivitas
sponsorship dan amal/sosial dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat lebih baik dan hal ini mendapatkan dukungan dari manajemen
pusat untuk melaksanakan program CSR Desa Siaga sebagai tindak lanjut
sebelumnya.
Dari hasil penelitian yang didapat di lapangan dan wawancara dengan
Key Informan PT. Indonesia Power melaksanakan PR perusahaan memiliki
tanggung jawab yang lebih luas dari sekadar mencari untung dan taat hukum
terhadap para pemegang sahamnya. Tanggung jawab perusahaan itu
mencakup isu-isu seperti lingkungan kerja, hubungan dengan masyarakat
sekitar, dan perlindungan terhadap lingkungan. Sehingga peranan perusahaan
terhadap masyarakat menjadi salah satu bagian penting dalam kelangsungan

perusahaan sendiri hal ini sesuai dengan pendapat yang dikatakan Zadek (Bab
II halaman 29).
Menurut Garriga dan Mele (Bab II halaman 29) menjelaskan CSR
mempunyai fokus pada empat aspek utama. Peneliti ingin menjelaskan bahwa
program Desa Siaga melakukan CSR melalui empat aspek fokus CSR sebagai
berikut : (Wawancara dengan Salman, 29 January)
1) Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai perusahaan bukan hanya
pembentukan citra di mata masyarakat/komunitasnya tetapi juga
ingin

memberikan

kontribusi

kepada

masyarakat

akan

kepeduliannya terhadap perkembangan kehidupan lebih baik yang


ada di masyarakat, serta mewujudkan Visi dan Misi perusahaan.
CSR yang dilakukan PT. Indonesia Power bukan melihat dari sisi
profit yang ada di perusahan/melihat seberapa besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan melainkan kebutuhan yang diperlukan
masyarakat

setempat.

Dengan

demikian

adanya

hubungan

berkelanjutan yang dibina oleh masyarkat dengan perusahaan.


2) Dalam hal menggunakan kekuatan bisnis yang bertanggung jawab
PT. Indonesia Power memberikan kontribusi kepada masyarakat
yang terkena dampak dari pembakitan listrik perusahan. Namun
walaupun masyarakat tidak terkena dampak secara langsung dari
perusahaan. PT. Indonesia Power tetap membuat program untuk
melestarikan lingkungan sekitar, dengan program-program yang
mengajak serta peran masyarakat setempat dengan berkerjasama
berbagai pihak.

3) Dalam pembuatan program CSR Desa Siaga PT. Indonesia Power


melihat kebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya dibutuhkan oleh
masyarakat setempat, dengan memberikan pembelajaran dan
motivasi untuk membentuk kemandirian serta bantuan-bantuan
sosial yang memang secara nyata benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat

setempat,

anatara

lain

PT.

Indonesia

Power

mengadakan workshop untuk mengajarkan para kader perwakilan


dari

Desa

masing-masing

untuk

mempelajari

bagaimana

memahami permasalahan serta memetakan permasalahan dan


mencari jalan ke luar untuk permasalahan antara lain dengan
mengajarkan membuat proposal kegiatan teknik presentasi tingkat
lanjutan program.
4) PT. Indonesia Power melakukan kontribusi secara nyata dengan
mengadakan dialog terbuka dan diskusi aktif yang dilakukan
beberapa hari, untuk mengetahui permasalahan yang mereka
hadapi serta mengajarkan mereka untuk berperan aktif dalam
program Desa Siaga tersebut. Karena program ini dilandaskan
berdasarkan kemandirian, sehingga diperlukan keterbukaan oleh
semua pihak dan kerjasama yang baik antara satu dengan lainnya.
Peneliti ingin menjelaskan tahapan-tahapan dari CSR yang dilakukan
oleh PT. Indonesia Power lewat program Desa Siaga, menurut Jahja dan Irvan
(Bab II hal 36) Wawancara dengan Siti Sundari (25 January 2010) :
1) Motivasi Program : Membuat program yang bertujuan membantu
masyarakat mewujudkan kesiapsiagaan menghadapai permasalahan
meliputi kesehatan

2) Misi : Mengurangi masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan


setempat serta mewujudkan kemandirian di masyarakat serta
membantu Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Sehat dan
berkerjasama dengan Dinas Kesehatan menjalankan program Desa
Siaga.
3) Pengelolahan : Jangka Menengah
4) Pengorganisasian : Kepanitian (Perusahaan, Dinas Kesehatan dan
Aparat Desa)
5) Penerima Manfaat : Masyarakat Kecamatan Cihampelas Bandung
Barat meliputi tiga Desa anatara lain Cipatik, Situwangi dan
Sekarmukti.
6) Kontribusi : Bantuan sosial serta mengikuti pemetaan program dan
membantu masyarakat dalam pembangunan Desa Siaga.
Berdasarkan lima dasar dari CSR yang muncul dari Global Market
Working Group Report sebagai dasar untuk penerapan yang efektif pada setiap
prinsip CSR menurut Ardianto (Bab II halaman 31) peneliti ingin mengenai
dasar pelaksanaan CSR yang dilakukan PT. Indonesia Power dalam
pelaksanaan program Desa Siaga, peneliti mengemukakan bahwa jika dilihat
dari dasar-dasar prinsip pelaksanaan CSR, PR PT. Indonesia Power
melakukan beberapa dasar prinsip CSR antara lain :
1) Berkaitan dengan norma-norma pelaksanaan CSR, PT. Indonesia
Power melihat dan mempelajari lebih mendalam bagaimana
strategi yang telah digunakan oleh Dinas Kesehatan sebelumnya di
beberapa daerah yang telah menjalankan program Desa Siaga, PR
Indonesia Power melihat norma yang berlaku di masyarakat

setempat serta mencoba memprediksikan hasil yang akan


didapatkan jika menggunakan strategi workshop untuk masyarakat
setempat dengan mengajak peran serta secara aktif.
2) Dalam hal pendekatan antara stakeholder dengan perusahaan, PR
Indonesia Power mencoba tidak memberikan jarak antara
masyarakat dengan perusahaan, strategi yang digunakan PT.
Indonesia Power mencoba mengajak serta masyarakat untuk
bersama-sama ikut serta dalam pelaksanaan program untuk adanya
rasa memiliki dengan program yang dijalankan.
3) Dasar PT. Indonesi Power menjalankan program CSR adalah Visi
dan Misi perusahan yang bersahabat dengan lingkungan serta
mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bagian dari
tata kelola perusahaan yang baik, dari wawancara dengan Key
Informan mengatakan bukan hanya Visi dan Misi yang menjadi
landasan PT. Indonesia Power menjalankan CSR tetapi juga karena
Motto yang mengatakan Bersama Kita Maju dalam hal ini kata
bersama adalah berkaitan dengan stakeholder yang terkait
4) Dari hasil penelitian di lapangan dengan beberapa para Informan
(Neneng. Sk) mengatakan metode pembelajaran yang diberikan
oleh PT.Indonesia Power adalah teknik pengenalan situasi dan
pemetaan masalah serta pembelajaran pembuatan proposal, hal ini
sesuai dengan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan meliputi
tujuan pelaksanaan Workshop.
Wawancara dilakukan pula oleh peneliti melalui pihak Kader Desa
Siaga, untuk menanyakan pendapat Neneng.Sk salah satu Perwakilan Desa

yang menjadi Kader program Desa Siaga mengenai pelaksanaan program


Desa Siaga oleh PT. Indonesia Power dan Dinas Kesehatan, Neneng
berpendapat bahwa, pihaknya sangat senang dengan program Desa Siaga yang
dilakukan Indonesia Power dan Dinas Kesehatan, dari hal ini penulis
mengambil kesimpulan adanya penerimaan oleh masyarakat sekitar berkaitan
program Desa Siaga yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan dan PT.Indonesia
Power
Peneliti menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara yang berfokus
pada dasar-dasar pelaksanaan CSR dari pihak Desa, maka PT. Indonesia
Power melakukan kegiatan CSR dengan melihat kebutuhan dan menganalisis
situasi setempat, dengan pengenalan terhadap kebutuhan yang diperlukan
masyarakat maka PT. Indonesia Power berupaya untuk semaximal mungkin
keberhasilan program, berkerjasama dengan Dinas Kesehatan, Indonesia
Power berupaya untuk memenuhi dan membantu program Pemerintah untuk
mewujudkan Indonesia Sehat dengan demikian adanya dukungan program
antara Pemerintah dan Perusahan.

Peneliti berpendapat dari beberapa hasil wawancara yang didapat dari


Key Informan dan Informan pada hasil penelitian bahwa program yang
dijalankan PT. Indonesia Power berkerjasama dengan Dinas Kesehatan jika
dikaitkan dengan teori Bab II halaman 32 maka level dasar CSR yang
dilakukan termaksud dalam point pertama dan point ketiga, dasar kepentingan
umum dan keuntungan langsung, karena dalam hal ini antara kepentingan
perusahaan dengan tujuan dan pelaksanaan program bertujuan untuk
kepentingan umum bukan untuk melakukan tuntutan umum seperti yang

diharuskan UU PT No.40 tahun 2007, serta dalam pelaksanaan program


adanya keuntungan langsung yang didapatkan perusahaan, bukan hanya dalam
bentuk citra positive di mata masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat
namun penghargaan dari pemerintah dengan mendapatkan beberapa
penghargaan antara lain :
1. Peringkat Hijau PROPER untuk PLTGU Priok yang diberikan
Kementerian Negara Lingkungah Hidup Republik Indonesia.
2. Peringkat Hijau PROPER untuk PLTP Kamojang yang diberikan
Kementerian Negara Lingkungah Hidup Republik Indonesia.
3. Millenium Development Goals Awards untuk program community
development di Kabupaten Buleleng Propinsi Bali yang diberikan
The United Nations for MDGs in Asia Pacific dan Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.
4. Millenium Development Goals Awards untuk program community
development di Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa
Barat yang diberikan The United Nations for MDGs in Asia Pacific
dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Peneliti berpendapat dari Feedback yang didapatkan bukan hanya
bentuk secara langsung namun citra yang positif untuk perusahan, dalam hal
ini PR bukan hanya menjalankan fungsinya tetapi juga menjadi fungsi
manajemen sesuai dengan teori Bab II halaman 32 menurut Iriantara dari
prinsip PR melaksanakan CSR yaitu antara lain dengan memperkerjakan
tenaga lokal dalam program, hal ini dilakukan perusaha untuk adanya rasa

memiliki program, untuk mendapatkan hasil yang maxsimal dari pelaksanaan


program, program Desa Siaga bertujuan untuk membangun masyarakat kearah
yang lebih baik, dengan menciptakan pola hidup sehat dan menerapkan
kesiapsiagaan di masyarakat dari penyakit dan permasalahan kesehatan yang
menjadi ancaman untuk masyarakat.
Dari beberapa hasil yang didapatkan peneliti berkaitan tentang strategi
program CSR Desa Siaga, adanya perubahan prilaku yang ingin dilakukan
oleh Dinas Kesehatan dan PT. Indonesia Power. Dalam hal ini komunikator
menginginkan adanya keterlibatan mendalam komunikan dalam CSR yang
dilakukan, serta komunikasi aktif dan keterbukaan antara kedua belah pihak.
Dalam program CSR Desa Siaga ini peneliti menggunakan teori PR Grunig
dan Hunt yang memaparkan Two- Way Symmetrical Communication (Bab II
halaman 28). Dimana teori ini menggunakan komunikasi untuk mengelola
konflik, dan meningkatkan pemaham public dengan strategis, teori ini juga
menjelaskan bahwa PR buka hanya menjelaskan tetapi juga mendengarkan
secara seksama atau dengan kata lain adanya komunikasi dua arah antara
kedua belah pihak. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh kedua
komunikator dalam strategi yang digunakan, kedekatan antara komunikan dan
komunikator serta kedekatan di antara keduanya menjadi landasan utama
strategi serta partisipasi langsung yang ditunjukan oleh masyarakat sekitar.
Adapun karakteristik yang melandasan teori ini dengan strategis
program CSR Desa Siaga antara lain :
1. Dalam pelaksanaan program ketergantungan antara masyarakat dan
perusahaan dinilai cukup tinggi, dimana metode pengajaran yang

diterapkan oleh perusahaan bersifat dua arah, dengan demikian


untuk

tahap

pertama

strategi

yang

digunakan

adanya

ketergantungan di antara keduannya. Workshop juga tidak akan


mampu berjalan tanpa kehadiran masyarakat.
2. Dalam strategi yang digunakan PT. Indonesia Power dengan Dinas
Kesehatan juga mengurangin konflik diantara kedua belah pihak
seperti hambatan-hambatan yang ada seperti penolakan program,
ataupun hambatan dalam komunikasi, dalam pelaksanaan ini misi
Desa sama dengan misi Perusahaan dan Misi Pemerintah yaitu
menjadikan Indonesia Sehat, walaupun secara tidak langsung
adanya feedback yang didapatkan perusahaan dalam melakukan
CSR.
3. Adanya keterbukaan, saling percaya dan saling memahami,
diantara dua belah pihak.
4.

Dalam hal pelaksanaan dan strategi program disini PT. Indonesia


Power menerapkan aturan untuk memandirikan masyarakat dengan
sekecil mungkin menjadi tumpuhan masyarakat tetapi masyarakat
sendiri yang harus mampu memetakan permasalahan yang terjadi
dengan bimbingan dari komunikator.

Dalam pokok aktivitas yang dilakukan PT.Indonesia Power dalam


melaksanakan CSR diperlukan strategi untuk mendukung keberhasilan
program, berdasarkan Bab II halaman 39 berkaitan dengan strategi CSR
menurut Budimanta terdapat 6 komponen dalam perencanaan strategi CSR,
penulis mencoba menginterpertasikan dari data-data yang diperoleh hasil
penelitian.

1.

Dalam pelaksanaan CSR Desa Siaga PT.Indonesia Power ingin


menjadikan ketiga Kecamatan tersebut masuk dalam komunitas
dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Dengan alasan
secara letak ketiga Desa tersebut termaksud dalam ring satu
pembangkit Saguling. Harapan yang ingin dicapai PT.Indonesia
Power ada dua komponen secara sosial ingin memberikan
tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat
sekitar sebagai wujud pengaplikasian Misi, Visi dan Motto
perusahaan, namun secara pribadi ada Feedback yang didapat dari
masyarakat dan pemerintah berkaitan pelaksanaan program Desa
Siaga, pertama terciptanya Goodwill yang baik di mata khalayak
dalam hal ini masyarakat Kecamatan Cihampelas. Sedangkan
feedback dari pemerintah adanya penghargaan berupa Award
sebagai perusahaan terbaik melaksanaan CSR.

2.

Pelaksanaan untuk PT.Indonesia Power memiliki arah untuk


organisasi, dengan adanya kerjasama dengan Dinas Kesehatan
setempat di dalam mengelolah strategi program Desa Siaga, serta
pelaksanaan CSR Desa Siaga dibutuhkan kerjasama oleh berbagai
pihak

untuk

menjalankan

fungsinya

dengan

diadakannya

pelatihan-pelatihan terhadap Kader.


3.

Bersama-sama dengan Litbangkes, PR PT. Indonesia Power


melakukan pengembangan strategi program untuk menjalankan
program Desa Siaga. Diskusi kemitraan tersebut dilakukan secara
berskala dengan memandang sisi dari pemerintah begitu juga

perusahaan. Serta berkaitan seberapa besar keterlibatan perusahaan


dalam pelaksanaan program.
4.

Membangun

kepercayaan

adalah

bentuk

penting

dalam

pelaksanaan program CSR. Khususnya Desa Siaga kepercayaan


menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk melaksanakan
program, karena tujuan dari Desa Siaga adalah perubahaan
perilaku masyarakat untuk sadar pentingnya kesehatan, berbagai
cara yang dilakukan PT.Indonesia Power untuk membangun
kepercayaan masyarakat, antara lain dengan cara menyakini
terlebih dahulu Leader mereka/orang yang sangat dipercayakan,
dengan memberikan penyuluhun kepada Leader mereka, dan
menjadikan perantara penyampaian pesan diharapkan dapat
membangun

kepercayaan,

serta

mengajak

secara

aktif

pembangunan program dengan kehadiran masyarakat.


5.

Secara tidak langsung ada keuntungan-keuntungan yang diperoleh


PT.Indonesia Power dalam pelaksanaan program Desa Siaga yaitu
terjalinya hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Namun
pelaksanaan CSR Desa Siaga tetap dilakukan evaluasi oleh PR
PT.Indonesia Power yaitu dengan melakukan monitoring kegiatan
pada masyarakat. Serta PR melakukan dialog dengan masyarakat
untuk saling memahami dan mengetahui kebutuhan mereka serta
sejauh mana pesan dan program berlangsung, dan membuat
laporan kerjasama kemitraan antara PT.Indonesia Power dengan
Dinas Kesehatan.

6.

Dari hasil laporan evaluasi program Desa Siaga peneliti menarik


kesimpulan bahwa, strategi yang dijalankan cukup menyakinkan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam program membangun Desa
Siaga dengan adanya keaktifan masyarakat untuk hadir dan aktif
membantu Dinas Kesehatan dan PT.Indonesia Power dalam
melaksanakan kegiatan, dari hasil penelitian dengan strategi yang
telah dijalankan tersebut mampu mengurangi hambatan-hambatan
dalam penyampaian pesan.

Anda mungkin juga menyukai