Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (

HE )

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
Dalam proses industri, proses perpindahan energi dapat dilakukan dalam
berbagai cara. Salah satunya adalah perpindahan panas secara konduksikonveksi pada alat penukar kalor yang disebut heat exchanger. Prinsip heat
exchanger yaitu memindahkan panas dari suatu fluida pada temperature berbeda,
secara langsung maupun tidak langsung.
Prosedur dari percobaan ini yaitu sebagai berikut. Pada praktikum ini
digunakan alat heat exchanger jenis shell and tube. Panaskan air dalam tangki
penampung air panas hingga mencapai suhu 74C. Kemudian isi pipa air dan
hilangkan gelembung dalam manometer, alirkan air melalui dalam pipa pada laju
alir yang diinginkan. Alirkan air panas ke dalam shell. Kemudian setelah
konstan, lakukan pengamatan pada pada selang waktu 5 detik dan dilakukan
sebanyak 3 kali. Data yang diamati yaitu waktu, manometer, temperature air
pendingin dan panas masuk dan keluar, dan tekanan air panas. Ulangi percobaan
dengan variasi laju alir/ bukaan pipa.
Tujuan dari percobaan ini ada tiga. Tujuan yang pertama yaitu
mendemonstrasikan salah satu alat heat exchanger. Selain itu, tujuan lainnya
adalah memperkirakan koefisien perpindahan panas terkoreksi pada proses
pendinginan air. Tujuan ketiga dari percobaan ini yaitu untuk menggambar
grafik Laju alir ( Q ) vs LMTD dan laju alir ( Q) vs Koefisien perpindahan panas
(Ud).

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

I.2 Tujuan
1. Mendemonstrasikan salah satu alat heat exchanger
2. Memperkirakan

koefisien

perpindahan

panas terkoreksi pada proses

pendinginan air
3. Menggambar grafik Q vs LMTD dan Q vs Ud
I.3 Manfaat
1. Memahami prinsip-prinsip dasar dari alat heat exchanger
2. Mengetahui jenis - jenis alat heat exchanger sesuai percobaan
3. Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi perpindahan panas

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.Proses
terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang
panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya
pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida
dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
Perpindahan panas secara konduksi, merupakan perpindahan panas
antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar yang satu dengan yang
lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara
fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran
yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga
menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
Perpindahan panas secara konveksi yaitu perpindahan panas dari suatu zat ke zat
yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui media
(tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke
tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran
gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah
menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.
(Pratama. 2014)
Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

Heat exchanger adalah adalah sistem yang efisien untuk menukarkan


panas dari satu medium ke medium lainnya. Objek heat exchanger ini yaitu
fluida, sehingga prosesnya mengalir. Kinerja heat exchanger dapat dipengaruhi
oleh penambahan dalam satu atau dua arah, yang akan meningkatkan luas
permukaan dan dapat saluran aliran fluida atau menyebabkan turbulensi. Untuk
efisiensi, heat exchanger dirancang untuk memaksimalkan luas permukaan
dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap aliran fluida
melalui exchanger tersebut. Suhu yang terdapat dalam aliran heat exchanger
disebut Log Mean Temperature.
(Olovans. 2011)
Jenis Unit Heat Exchanger antara lainOnce Through System, air
pendingin mengalir melalui unit heat exchanger dan langsung dibuang.Jumlah
volume air yang dibutuhkan sangat besar sehingga kenaikan temperatur relatif
kecil sepanjang pipa unit heat exchanger dan kandungan mineral dalam air
relatif sama. Pada umumnya air pendingin untuk unit heat exchanger diambil
dari berbagai sumber seperti sungai, danau, laut dan sumur.
Closed

Recirculating

System,

air

pendingin

secara

kontinyu

disirkulasikan melalui unit heat exchanger. Panas yang diabsorbsi dari unit heat
exchanger dimanfaatkan untuk proses pemanasan lainnya, yang kemudian
didinginkan melalui pendingin sekunder once through atau open recirculating
system. Volume makeup water yang ditambahkan relatif kecil, karena kehilangan
air akibat evaporasi relatif sedikit. Kandungan mineral dalam air pendingin
relatif konstan, akan tetapi produk sampingan akibat korosi terakumulasi. Pada
umumnya, closed recirculating system digunakan pada sistem pendinginan
mesin pembakar.
Open Recirculating System, air pendingin secara kontinyu disirkulasikan
melalui unit heat exchanger dari menara pendingin. Volume makeup water yang
ditambahkan relatif banyak, untuk menggantikan air yang hilang akibat
evaporasi atau dibuang melalui blowdown untuk menjaga level mineral dan

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

padatan terlarut yang memenuhi persyaratan kualitas air pendingin. Konsentrasi


ion agresif dan padatan terlarut dalam air pendingin meningkat diakibatkan
penambahan makeup water secara kontinyu. Hal ini dapat mempercepat korosi
dan pembentukan kerak pada pipa unit heat exchanger.
Salah satu alat jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda (double
pipe

heat

exchanger).

Dalam

jenis penukar panas

ini

dapat

digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran,baik dengan cairan panas atau
dingin cairan

yang

terkandung dalam

ruangan

anular dan

cairan lainnya

dalam pipa. Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh (shell and tube heat
exchanger).

double pipe heat exchanger


Penukar panas cangkang dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang
menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas,
biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( baffle ).
Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure
drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur.

shell and tube heat exchanger


Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger ). Alat
penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat( kebanyakan segi
empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.

plate and frame heat exchanger


(Sinaga. 2012)

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

Adapun jenis - jenis aliran pada heat exchanger antara lain counter
current, yaitu jenis heat exchanger di mana aliran bahan dengan aliran energi
(fluida pemanas) mengalir berlawanan. Co current, yaitu jenis heat exchanger di
mana aliran bahan dengan aliran energi (fluida pemanas) mengalir searah.Cross
flow, yaitu terjadi ketika salah satu aliran fluida tegak lurus terhadap cairan
kedua, yaitu, satu aliran fluida melalui tabung dan cairan kedua melewati sekitar
saluran di sudut 90 . Biasanya ditemukan pada kondisi perubahan cairan 2 fasa.
Contohnya adalah sistem uap kondensor, di mana uap keluar turbin memasuki
sisi shell kondensor, dan air dingin yang mengalir di tabung menyerap panas dari
uap, kondensasi itu ke dalam air.
(Olovans. 2011)
Dalam penukar kalor, untuk mendapatkan koefisien perpindahan kalor
panas di selonsong dan koefisien menyeluruh yang memuaskan, kecepatan dan
keturbulenan dari fluida dari sisi tabung yang dialirkan tidak kalah penting.
Untuk meningkatkan aliran silang dan meningkatkan kecepatan rata-rata fluida
sisi selongsong, maka dipasang sekat-sekat dan diberi lubang. Tetapi
kelemahannya adalah bahwa penukar kalor akan menjadi lebih rumit dan rugi
gesekan juga akan meningkat disebabkan kecepatan yang lebih besar itu.
Bila terdapat aliran selain dari aliran searah, biasanya digunakan faktor
koreksi yang ditentukan sedemikian rupa sehingga bila dikalikan dengan LMTD,
akan menghasilkan penurunan suhu rata-rata sebenarnya. Nilai LMTD yaitu:

Sedangkan untuk menghitung koefisien perpindahan panas, maka digunakan:

(McCabe.1997)

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Satu rangkaian alat heat exchanger
2. Gelas ukur 1000 ml
3. Termometer
III.3 Gambar Alat

Termometer

Gelas ukur

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

Satu rangkaian alat heat exchanger


III.4 Prosedur
1. Panaskan air dalam tangki penampung air panas hingga mencapai suhu
74C.
2. Kemudian isi pipa air dan hilangkan gelembung dalam manometer,
alirkan air melalui dalam pipa pada laju alir yang diinginkan.
3. Alirkan air panas ke dalam shell.
4. Kemudian setelah konstan, lakukan pengamatan pada pada selang waktu
5 detik dan dilakukan sebanyak 3 kali. Data yang diamati yaitu waktu,
manometer, temperature air pendingin dan panas masuk dan keluar, dan
tekanan air panas.
5. Ulangi percobaan dengan variasi laju alir/ bukaan pipa.

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger ( HE )

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel hasil pengamatan


a) Tabel Pengamatan Laju Alir
Bukaan
Panas
Dingin
1
1
1.5
2
1
1.5
1.5
2
1
2
1.5
2

t
( sekon )
5
5
5
5
5
5
5
5
5

Tekanan
1.233
1.367
1.233
1.2
1.433
1.267
1.533
1.333
1.333

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

V1

V2

V3

Volume

( ml )
1450
1670
1700
1620
1660
1700
1650
1750
1780

( ml )
1480
1700
1730
1640
1660
1740
1670
1750
1780

( ml )
1510
1680
1720
1660
1680
1760
1670
1770
1790

Rata - rata
1480
1683.33
1716.67
1640
1666.67
1733.33
1663.33
1756.67
1783.33

( ml / s )
296
336.667
343.333
328
333.333
346.667
332.667
351.333
356.667

10

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger ( HE )

b) Tabel Pengamatan Temperatur

Bukaan
Panas

1.5

Manometer

Suhu Air Panas C

Suhu Air Dingin C


t1
T2 Keluar
t2 Keluar
Masuk
64
28
29

Dingin

P1

P2

P3

Manometer
Rata - Rata

1.1

1.2

1.4

1.233

74

1.5

1.4

1.4

1.3

1.367

74

63

28

30

1.2

1.2

1.3

1.233

74

61

28

31

1.2

1.2

1.2

1.2

74

65

28

29

1.5

1.5

1.5

1.3

1.433

74

63

28

30

1.2

1.2

1.4

1.266

74

59

28

31

1.5

1.6

1.5

1.533

74

66

27

30

1.5

1.4

1.4

1.2

1.333

74

64

28

31

1.4

1.4

1.3

1.367

74

63

27

32

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

T1 Masuk

11

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger ( HE )

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan

Bukaan
Panas

1.5

Suhu Air Panas F

Suhu Air Dingin F

Dingin

T1
Masuk

T2
Keluar

t1
Masuk

t2 Keluar

T LMTD
( F )

165.2

147.2

82.4

84.2

72.599

139.318

1.5

165.2

145.4

82.4

86

70.7913

178.755

165.2

141.8

82.4

87.8

68.0034

224.272

165.2

149

82.4

84.2

73.5653

137.117

1.5

165.2

145.4

82.4

86

70.7913

176.985

165.2

138.2

82.4

87.8

66.0121

269.17

165.2

150.8

80.6

86

74.6096

121.885

1.5

165.2

147.2

82.4

87.8

70.9135

169.292

165.2

145.4

80.6

89.6

70.0613

190.917

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

12

UD

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

IV.3 Grafik dan Pembahasan

Grafik 1. Pengaruh Laju Alir vs T LMTD

Grafik 2. Pengaruh Laju Alir vs Ud

IV.4. Pembahasan
Dari praktikum yang kami lakukan tentang Heat Exchanger dimana
menggunakan Heat Exchanger Single Pass Double Pipe dengan variable

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

13

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

yang dijalankan berupa bukaan kran yaitu 1,1 , 2 dengan selang waktu
selama 5 detik. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari percobaan
ini, nilai UD yang didapat mengalami kenaikan dan penurunan pada bukaan
kran 1 dan kran 1 yang bisa dilihat dalam grafik.
Hasil ini (UD) ternyata tidak sesuai dengan yang terdapat di literatur
( Kern, tabel 8 ), yaitu untuk air harga U D antara 250 500 Btu/ft2 oF. Ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya hal ini, yaitu dalam
pipa heat exchanger terdapat kerak kerak yang menempel pada dinding
dinding pipa, kurang akuratnya pengukuran laju alir sehingga berpengaruh
pada perhitungan massa air, dan dapat juga kurang telitinya pada saat
pengamatan pada termometer.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

14

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

V. 1 Kesimpulan
Dari praktikum Heat Exchanger yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Nilai koefisien perpindahan panas (UD) untuk tiap tiap bukaan kran 1,
2.
3.

1 dan 2 adalah sebesar 224.272; 269.17 dan 190.917 Btu/jam.ft.F.


Semakin besar volume (V) maka semakin besar debit (Q) yang didapat.
Nilai koefisien perpindahan panas (UD) berbeda - beda dapat disebabkan
perbedaan suhu dan tekanan pada tiap titik heat exchanger.

IV.2 Saran
1. Untuk alat heat exchanger sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum
digunakan terutama kompor nyalakan terlebih dahulu.
2. Dalam mengamati manometer sebaiknya lebih teliti dikarenakan kertas
millimeter sudah seharusnya diganti sehingga memudahkan praktikan
untuk melihat hasilnya.

Daftar Pustaka

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

15

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

Anonim. 2010. Air. (https://id.wikipedia.org/wiki/Air). Diakses pada tanggal


17 Maret 2016 pukul 08:10 WIB.
McCabe, Warren.L. 1997. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Olovans,

Daniel.

2011.

Praktikum

Pindah

Panas.

(https://olovans.wordpress.com/2011/05/16/praktikum-pindah-panas/).
Diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 08:15 WIB.
Pratama,

Dede.

2014.

Heat

Exchanger.

(http://kc12engineer.blogspot.co.id/2014/03/heat-exchanger-he.html).
Diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 08:20 WIB.
Sinaga,

Nurlela.

2012.

Alat

Penukar

Panas.

agnes.blogspot.co.id/2012/06/bab-ipendahuluana.html).

(http://kosDiakses

pada

tanggal 17 Maret 2016 pukul 08:25 WIB.

APPENDIX

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

16

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

Panjang pipa (L)


Diameter pipa besar (Do)
Diameter pipa kecil (Di)
Percobaan Putaran Kran 1

= 305 cm = 10.00656 ft
= 2 in
= 1.25 in

t1 = 28 C = 82.4 F

T1 = 74 C = 165.2 F

t2 = 29 C = 84.2 F

T2 = 64 C = 147.2 F

air = 62.4 lbm/ft3


Cp air = 1 cal/gramC = 1 Btu/lbmF

1.

2.
3. D =

=
= 0.75 in =0.133 ft
4. A = D L

= 3.14 x 0.133 x 10.00656


= 4.178 ft2
5. Q = m Cp T

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

17

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Heat Exchanger (


HE )

6.
= 72.59900591

7.

Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur

18

Anda mungkin juga menyukai