10 - Aisha Safira Mahdapati - 2010130268 - Seminar Audit A
10 - Aisha Safira Mahdapati - 2010130268 - Seminar Audit A
PENDAHULUAN
Perusahaan go public jika dilihat dari pengertiannya ialah perusahaan yang
memperjual belikan saham kepemilikannya di pasar modal, yang berarti pemilik
dari perusahaan bukan lagi peroranga atau golongan tertentu. dikarenakan saham
kepemilikannya diperjual belikan di pasar modal dapat dilihat bahwa perusahaan
menyerap dana sebagai sumber pembiayaan dari masyarakat yang menjadi buyer
dari
saham
perusahaan.
Harga
saham
perusahaan
yang
diperjual
belikan
BAB II
PEMBAHASAN
RUPS
DEFINISI
Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut Perseroan) ialah perusahaan yang
pemiliknya merupakan persekutuan modal, kepemilikan perseroan bisa merupakan
perseroan terbuka atau biasa disebut perseroan publik atau perseroan tertutup
yang
merupakan
persekutuan
modal,
didirikan
berdasarkan
Publik
adalah
Perseroan
yang
memenuhi
kriteria
jumlah
perusahaan,
organ-organ
dan
tanggung jawab masing-masing, yang mana terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Direksi (Board of Director) dan Dewan Komisaris (Board of
Commissioners).
Pasal 1 angka 4, angka 5 dan angka 6 UU No. 40
perseroan
menjalankan
operasi
Perseroan
dan
strategi-strategi
Internal Audit (Bagian dari Komite Audit) merupakan mitra manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan dengan melaksanakan fungsi audit dan fungsi
konsultasi secara independen dan objektif. Internal Audit juga melakukan kegiatan
monitoring tindak lanjut untuk memastikan bahwa rekomendasi perbaikan yang
telah disepakati bersama telah benar-benar dilaksanakan tepat waktu sesuai
dengan komitmen audit
Isi
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Wewenang RUPS
a) Menyetujui Laporan Tahunan termasuk mengesahkan Laporan Keuangan
RUPS
Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris
Memberhentikan direksi atau komisaris
Menetapkan besar gaji direksi dan komisaris
Mengevaluasi kinerja perusahaan
Memutuskan rencana penambahan/pengurangan saham perusahaan
Menentukan kebijakan perusahaan
Mengumumkan pembagian laba (dividen)
dan
Laporan
Tugas
Pengawasan
Dewan
Komisaris
Perseroan
dan
lain perubahan
anggaran
dasar,
penggabungan, peleburan,
yang
berdasarkan
Anggaran
Dasar
a) Pengajuan laporan keuangan oleh Direksi yang terdiri dari neraca akhir
tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta catatan atas
laporan keuangan tersebut, serta penjelasan atas dokumen tersebut yang
telah diperiksa oleh akuntan publik terdaftar, untuk mendapatkan
pengesahan RUPS.
b) Pengajuan laporan tahunan oleh Direksi yang telah ditelaah oleh Dewan
Komisaris mengenai keadaan dan jalannya kegiatan usaha Perseroan,
hasil yang telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan Perseroan di
masa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya
selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku
yang
mempengaruhi
kegiatan
usaha
Perseroan,
termasuk
laporan
mestinya
sesuai
dengan
kuasanya yang hadir dalam RUPS berdasarkan suara terbanyak yang dikeluarkan
secara sah.
Keabsahan RUPS
a) RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili,
kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar menentukan jumlah
kuorum yang lebih besar.
b) Dalam hal kuorum tidak tercapai, dapat diadakan pemanggilan RUPS
kedua.
c) Dalam pemanggilan RUPS kedua harus disebutkan bahwa RUPS pertama
telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum.
d) RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS paling
sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara hadir atau diwakili, kecuali anggaran dasar menentukan jumlah
kuorum yang lebih besar.
e) Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, Perseroan dapat memohon
kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan atas permohonan Perseroan agar ditetapkan kuorum
untuk RUPS ketiga.
f) Pemanggilan RUPS ketiga harus menyebutkan bahwa RUPS kedua telah
dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum dan RUPS ketiga akan
dilangsungkan
dengan
kuorum
yang
telah
ditetapkan
oleh
ketua
pengadilan negeri.
g) Penetapan ketua pengadilan negeri mengenai kuorum RUPS bersifat final
dan mempunyai kekuatan hukum tetap.
h) Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua atau ketiga dilangsungkan.
i) RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat
10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS
yang mendahuluinya dilangsungkan
Dewan Komisaris
Tugas Utama Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan
Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat keapada Direksi.
Fungsi pengawasan dapat dilakukan oleh masing-masing Anggota Komisaris namun
keputusan pemberian nasihat dilakukan atas nama Komisaris secara Kolektif
(sebagai Dewan). Fungsi pengawasan yang dimaksud merupakan proses yang
berkelanjutan.
Wewenang Komisaris
a) Wewenang Preventif
Di dalam Anggaran Dasar Perseroan dapat ditetapkan wewenang
Dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada
Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu (Pasal 117 UU No.
40 Tahun 2007 UUPT)
Jika direksi berhalangan dapat bertindak sebagai pengurus
Meminta keterangan kepada Direksi
Berwenang memasuki ruangan/tempat penyimpanan barang
milik Perseroan untuk pengawasan.
(1)
Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian
wewenang
kepada
Dewan
Komisaris
untuk
memberikan
ayat
Komisaris,
(1),
tanpa
perbuatan
persetujuan
hukum
tetap
atau
bantuan
mengikat
Dewan
Perseroan
dimaksud
yang
pada
diberhentikan
ayat
(1)
tidak
sementara
berwenang
tanggal
pemberhentian
sementara
harus
diselenggarakan RUPS.
(5) Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) anggota
Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela
diri.
(6)
RUPS
mencabut
atau
menguatkan
keputusan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4)
tidak
RUPS
Kewajiban Komisaris
a) Komisaris berkewajiban mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan
Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi
b) Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggungjawab
Komisaris
bertanggung
jawab
atas
pengawasan
Perseroan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 108 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 yaitu
dalam hal melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan
pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi
nasehat kepada Direksi.
Pasal 108 ayat 1, ayat 2 UU No. 40 Tahun 2007
(1) Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun
usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.
(2) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan.
Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberikan nasehat
kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan. Kemudian setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab
secara pribadi atas kerugian Perseroan, apabila yang bersangkutan bersalah atau
lalai menjalankan tugasnya. Jika Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota
Dewan Komisaris atau lebih, maka tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas,
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris (Pasal 114
ayat 3 UU No. 40 Tahun 2007).
(3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi
atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris
dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh
Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban
Perseroan akibat kepailitan tersebut, Pasal 114 ayat 4 UU No. 40
Tahun 2007
mengatur bahwa setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut
bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi.
Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
secara tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas, berlaku juga bagi anggota
Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan
pernyataan pailit diucapkan.
Namun, Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggung jawabkan atas kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 114 ayat 3 UU No. 40 Tahun 2007 apabila
dapat membuktikan:
-
Direksi
Kegiatan
ditentukan
oleh
kekuasaan,
tugas,
dan
tanggung
jawab
yang
didelegasikan dan/atau diberikan pada direksi oleh otoritas di luar dirinya. Hal ini
biasanya rinci dalam peraturan organisasi. Peraturan umum juga menentukan
jumlah anggota direksi, bagaimana mereka akan dipilih. Namun, peraturan ini
jarang
mengatasi
kekuatan
direksi
ketika
dihadapkan
dengan
perubahan
Dalam sebuah organisasi dengan anggota voting, direksi bertindak atas nama,
dan bawahan, kelompok penuh organisasi, yang biasanya memilih anggota direksi.
Dalam sebuah perusahaan terbuka, direksi dipilih melalui RUPS (otoritas tertinggi
dalam pengelolaan perseroan publik).
penunjukan,
mendukung
dan
meninjau
kinerja
kepala
eksekutif;
c) memastikan ketersediaan sumber daya keuangan yang memadai;
d) menyetujui anggaran tahunan;
e) akuntansi kepada para pemangku kepentingan untuk kinerja
organisasi;
f) menetapkan gaji dan kompensasi dari manajemen perusahaan;
Tanggung jawab hukum dari Direksi dan anggota dewan direksi bervariasi
dengan sifat organisasi, dan dengan yurisdiksi di mana ia beroperasi. Untuk
Perseroan Publik tanggung jawab ini biasanya jauh lebih ketat dan kompleks
daripada Perseroan Tertutup.
Biasanya Dewan Direksi memilih salah satu anggotanya untuk menjadi ketua,
yang memegang gelar apa pun yang ditentukan dalam peraturan atau anggaran
dasar.
Tanggung Jawab Direksi menurut Pasal 97 UU No. 40 Tahun 2007 UUPT
(1)
(3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas
kerugian
Perseroan
apabila
yang
bersangkutan
bersalah
atau
lalai
pengurusan
dengan
itikad
baik
dan
telah
kehati-hatian
untuk
tidak
telah
karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk
membayar seluruh kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap
anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh
kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga bagi
anggota Direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota
Direksi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit
diucapkan.
(4)
telah
Direktur utama
Secara keseluruhan Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang
disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud
dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan
dimintakan pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana.
Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan
kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan
yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, maka direktur tidak dapat dipersalahkan atas kerugian PT.
mengadakan
perjanjian-perjanjian,
serupa,
harus
menggambarkan
situasi
ekonomi
dan
c)
lainnya atau firma audit eksternal lainnya yang sah secara hukum;
menyediakan informasi yang benar dan lengkap bagi Dewan Pengawas
mengenai situasi ekonomi dan keuangan Perusahaan
KETERBUKAAN INFORMASI
Perseroan Publik yang yang mendaftarkan sahamnya di pasar modal harus
menyingkap informasi yang material di pelaporannya, hal tersebut diatur dalam UU
Pasar Modal. Penyingkapan informasi tersebut
Undang-Undang Pasar Modal Pasal 86
(1) Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau
Perusahaan Publik wajib:
a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan
mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan
b . menyampaikanlaporan kepada Bapepam dan mengumumkan
kepada
masyarakat
tentang
peristiwa
material
yang
dapat
(1)
Direktur
atau
komisaris
Emiten
atau
Perusahaan
Publik
wajib
BAB III
KESIMPULAN
Organ-organ Perseroan
ingin
meningkatkan
pendapatan
usahanya.
Salah
satu
cara
dan cara
pelaporan.
Material
yang
dimaksud
ialah
mampu
menghasilkan