pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan
lunak yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar,
mendorong jaringan normal. kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau
bengkak.
D. PATOFISIOLOGI
pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT)
adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan nonepitelial
ekstraskeletal tubuh.
dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di
ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan
leher, dan 30% di badan.
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor
jinak,seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya,
maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovaskular. Tumor
jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan tubuh.
proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu
1. perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi
2. pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3. Invasi lokal
4. metastasis jauh
E. PENATALAKSANAAN
a. Bedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah mencapai
angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan untuk
mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat
kimia untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan kerja sel tumor.
Pada saat sekarang, sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan tumor dan
kanker dirawat menggunakan cara kemoterapi ini.
c. Teraoi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber
dari radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi tyunggal. Tapi,
terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi pembedahan.
E. KOMPLIKASI
Penyebaran atau metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke
paru-paru , ke liver, dan tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar getah bening.
KONSEP KEPERAWATAN
SOFT TISSUE TUMOR
3
A. Askep Teori
Pengkajian
Identitas pasien.
Identitas pasien meliputi:
-
Nama
Umur
Agama
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Riwayat keperewatan/kesehatan.
1. Keluhan utama:
2. Riwayat kesehatan sekarang: data keadaan pasien saat diadakan
pengkajian
3. Riwayat kesehatan masa lalu: berisikan data atau keterangan
penyakit atau masalah kesehatan yang pernah di alami pasien pada
masa lalu misalnya asma.
4. Riwayat kesehatan keluarga: berisikan data atau keterangan
penyakit atau masalah kesehatan yang pernah di alami keluarga
pasien misalny dalam keluarganya ada yang menderita sama
Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola aktifitas dan latihan
3. Pola nutrisi dan metabolisme
4. Pola eliminasi
5. Pola tidur dan istirahat: biasanya pada pasien STT maxilla tidak ada
gangguan tidur
6. Pola kognitif dan perceptual
7. Pola toleransi dan koping stress : pasien biasanya mengalami stress
psikologi.
8. Pola seksual reproduktif
4
Pemeriksaan fisik
Berat badan dan tinggi badan
Mata
: Retina, pupil
Paru
Jantung
Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Cemas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit post operasi
2. Nyeri b/d terputusnya jaringan kontuinitas jaringan
3. Kerusakan intergritas kuit b/d adanya luka post operasi
4. Resti infeksi b/d luka post operasi
Rencana Keperawatan
NO
1.
TUJUAN &
KRITERIA HASIL
(NOC)
DX. KEPERAWATAN
Domain 12
Kelas 1
Kode dx (00132)
Nyeri akut
Pain level
Pain control
5
INTERVENSI (NIC)
Pain management
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Factor Berhubungan
dengan:
Comfort level
Mampu
mengontrol
nyeri)
Mampu menggunakan
factor presipitasi
Observasi reaksi non
verbal dari
tehnik non-farmakologi
ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
Batasan karakteristik:
untuk
mengurangi
komunikasi terapeutik
Perubahan selera
nyeri
(mencari
makan
Perubahan tekanan
darah
Perubahan frekuensi
jantung
Perubahan frekuensi
pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan
perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang
dapat diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh
melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan nyeri
fisik, psikologis
bantuan)
Melaporkan bahwa
untuk mengetahui
mempengaruhi respon
manajemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
nyeri
Evaluasi pengalaman
tentang ketidakefektifan,
nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
lampau
Bantu klien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi factor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
secara verbal
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang tehnik
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter
Analgesic administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Beri analgetik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesic
ketika pemberian lebih
dari 1
Tentukan pilihan
analgesic tergantung tipe
teratur
Monitor vital sign
pertama kali
Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Domain 11
Kelas 2
Kode NDX 00046
Kerusakan integritas kulit
Integritas jaringan :
Batasan karakteristik :
o Gangguan
pada
bagian tubuh
o Kerusakan lapisan
kulit
o Gangguan
permukaan kulit
Faktor yang berhubungan :
Eksternal :
o
o
o
o
o
o
Substansi kimia
Usia yang ekstrim
Kelembapan
Hipertermi
Hipotermi
Faktor
mekanik
(alat
cukur,
tekanan, restraint)
o Medikasi
o Imoobilisasi fisik
o Radiasi
Internal :
o Perubahan
status
Skin surveilance
Inspeksi kondisi
insisi
warna,
hangat,
Tahap primer
kulit
Penyembuhan luka : Wound care
Buang debris/benda asing
Tahap sekunder
Tidak ada lula/lesi
yang ada pada luka
Catat karakteristik
pada kulit
Anjurkan pasien untuk
Perfusi jaringan baik
Menunjukan
menggunakanpakaian
pemahaman
dalam
longgar
proses perbaikan kulit Hindari
dan
mencegah
terjadinya
cedera
kerutan
pada
tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih
berulang
Ubah posisi pasien settiap
Mampu melindungi
2 jam sekali
kulit
dan
8
cairan
o Perubahan pigmen
o Perubahan turgor
o Faktor
mempertahankan
kemerahan
Oleskan lotion atau baby
perawatan alami
oil
perkembangan
o Ketidakseimbangan
status
tertekan
Monitor
nutrisi
(obesitas, kurusan)
o Defisit imunologi
o Kerusakan sirkulasi
o Kerusakan status
Ansietas
Domain 9 : Koping /
Toleransi Stres
Kelas 2 : Respons Koping
NOC
pasien
Memandikan
pasien
NIC
Anxiety control
Coping
Impulse control
Klien mampu
Anxicty Reduction
(Penurunan Kecemasan )
Gunakan pendekatan
yang menenangkan
Nyalakan dengan jelas
mengidentifikasi
harapan terhadap
dan
mengungkapkan
gejala cemas
Mengidentifikasi,
dan menunjukan
dirasakan selama
tehnik untuk
mengontril cemas
Vital sign dalam
Gelisah
pelaku pasien
Jelaskan semua
prosedur dan apa yang
mengungkapkan
prosedur
Pahami prespektif
npasien terhadap
batas normal
situasi stres
Temani pasien untuk
memberikan
Postur tubuh,
dan
nutrisi
keamanan dan
ekspresi wajah,
Ditandai dengan
aktivitas
mobilisasi pasien
Monitor statu
Definisi :
yang
hanget
Kriteria Hasil :
Perasaan tidak nyaman
atau kekhawatiran yang
samar disertai respon
autonom ( suber sering kali
tidak spesifik atau tidak
dketahui oleh individu );
perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya.
daerah
matabolik
o Kerusakan sensasi
o Penonjolan tulang
3
pada
mengurangi takut
Berikan informasi
tingkat aktifitas
faktual mengenai
menunjkan
diagnosis, tindakan
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
berkurangnya
kecemasan
Batasan Karakteristik
Perilaku
Penurunan
produktivitas
Gerakan yang
trelevan
Gelisah
Melihat sepintas
Insomia
Kontak mata yang
buruk
Mengekspresikan
prognosis
Dorong keluarga
rub
Denagrkan dengan
penuh perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
mengungkapkan
perasaan, kelakuan,
perubahan dalam
kecemasan
Afektif
Gelisah, Distres
Kesedihan yang
mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak
adekuat
Berfokus pada diri
sendiri
Peningkatan
kewaspadaan
Iribilitas
relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi
peristiwa hidup
Angitasi
Mengintai
Tampak waspada
persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
kekhawatiran krena
kecemasan
Dorong pasien
10
Gugup
Senang berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
ketidakberdayaan
yang persisten
Bingung
Menyesal
Ragu / tidak percaya
diri
Khawatir
Fisiologi
Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar
Tremor
Suara bergetar
Simpatik
Anoreksia
Eksitensi
kardiovaskuler
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-
debar
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan
frekuensi pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superficial
11
Para simpatik
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan
darah
Penurunan denyut
nadi
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Ganguan tidur
Kesemutan pada
exstremitas
Sering berkemih
Dorongan segera
berkemih
Kognitif
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking fikiran,
Konfusi
Penurunan lapang,
persepsi
Kesulitan
berkonsentrasi
Penurunan
kemampuan untuk
belajar
Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
Lupa, Gangguan
perhatian
Khawatir
12
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain
Perubahan dalam
( status ekonomi,
lingkungan, status
ksesehatan pola
interaksi, fungsi
interpersonal
Penularan penyakit
interpersonal
Krisis maturasi
Krisis situasional
Steres, Ancaman
kematian
Penyalahgunaan zat
Ancaman pada
( status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi
peran, status peran,
konsep diri)
Konflik tidak
disadari mengenai
penting
Kebutuhan yang
13
tidak dipenuhi
4
Mendeskripsikan
proses
pengetahuan
untuk
Cuci tangan setiap sebelum dan
penularan penyakit, factor
menghindari
paparan
sesudah
tindakan
patogen.
yang mempengaruhi
keperawatan
Trauma
penularan serta
Gunakan baju, sarung tangan
Kerusakan jaringan dan
penatalaksanaannya,
sebagai alat pelindung
peningkatan
paparan
Pertahankan lingkungan aseptik
lingkungan
Menunjukkan kemampuan
Ruptur membran amnion
selama pemasangan alat
untuk mencegah
Agen
farmasi
Ganti letak IV perifer dan line
timbulnya infeksi
(imunosupresan)
central dan dressing sesuai
Malnutrisi
dengan petunjuk umum
Peningkatan
paparan Jumlah leukosit dalam
Gunakan
kateter intermiten
batas normal
lingkungan patogen
Imunosupresi
untuk menurunkan infeksi
Ketidakadekuatan imun Menunjukkan perilaku
kandung kencing
hidup sehat
buatan
Tingktkan intake nutrisi
Tidak
adekuat
Berikan terapi antibiotik bila
pertahanan
sekunder
perlu
(penurunan
Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
Tidak
adekuat
pertahanan tubuh primer
Infection Protection (proteksi
(kulit tidak utuh, trauma
jaringan,
penurunan
terhadap infeksi)
kerja silia, cairan tubuh
Monitor tanda dan gejala
statis, perubahan sekresi
infeksi sistemik dan lokal
pH,
perubahan
Monitor hitung granulosit,
peristaltik).
WBC
Penyakit kronik
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Batasi pengunjung
Resiko Infeksi
14
15
penyakit menular
Partahankan teknik aspesis
k/p
Berikan
bedah
Dorong
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
perawatan
masukkan
kuliat
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol. 2,
EGC, Jakarta.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC.
Jogjakarta : Mediaction Jogja
PRICE, Syilvia Anderson, 1995, Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, EGC
Jakarta
https://www.scribd.com/doc/288235728/LAPORAN-PENDAHULUAN-STT
16