Anda di halaman 1dari 82

KEPERAWATAN GERONTIK

BY
TUMIUR SORMIN

Perspektif Keperawatan
Lansia
Trend dan Issue
Kebijakan Pemerintah

Trend dan Issue Keperawatan


Lansia
Pendahuluan :
Seiring berjalannya waktu, proses
penuaan memang tidak bisa dihindarkan.
Keinginan semua orang adalah bagaimana
agar tetap tegar dalam menjalani hari tua
yang berkualitas dan penuh makna.
Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat
usia harapan hidup penduduk yang
semakin meningkat

Fenomena Demografi Lansia :


Menurut Expert Committae on Health of
the Erderly: Jumlah lansia di Indonesia
diperkirakan beranjak dari peringkat ke10 tahun 1980 menjadi peringkat ke-6
dunia pada tahun 2020

Tahun 1990 jumlah penduduk yang


berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta
jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.
Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat
3x, menjadi kurang lebih 29 juta
jiwa/11,4% dari total populasi penduduk
(Lembaga Demografi FE-UI-1993)

Hasil yang mengejutkan tentang


lansia di Indonesia :
- 62,3% lansia masih berpenghasilan dari
pekerjaannya sendiri.
- 59,4% lansia masih berperan sebagai
kepela
keluarga.
- 53% lansia masih menanggung beban
kehidupan keluarga.
- Hanya 27,5% lansia mendapat
penghasilan
dari anak atau menantu.

Permasalahan Umum
1.Makin besar jumlah lansia yang berada di
bawah garis kemiskinan.
2.Makin melemahnya nilai kekerabatan
sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
3.Lahirnya kelompok masyarakat industry.
4.Masih rendahnya kuantitas dan kualitas
tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
5.Belum membudaya dan melembaganya
kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia

Permasalahan Khusus :
1.Berlangsungnya proses menua yang
berakibat
timbulnya masalah baik fisik,mental, dan
sosial.
2.Rendahnya produktifitas kerja lansia.
3.Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan
cacat
4.Berubahnya nilai sosial masyarakat,
mengarah
pada tatanan masyarakat individualistik.
5.Adanya dampak negatif dari proses
pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.

Fenomena Bio-Psico-Sosio-Spiritual
Lansia :
- Penurunan fisik
- Perubahan mental
- Perubahan psikososial

Karakteristik penyakit pada lansia:


- Penyakit sering multiple, yaitu saling
berhubungan
satu sama lain.
- Penyakit bersifat degeneratif yang sering
menimbulkan kecacatan.
- Gejala sering tidak jelas dan berkembang
secara
perlahan.
- Sering bersama-sama problem psikologis dan
sosial.
- Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi
akut.
- Sering terjadi penyakit iatrogenik

Hasil Penelitian Profil Penyakit


Lansia di 4 Kota
(Padang,Bandung,Denpasar dan
Makassar) :
1. Fungsi tubuh yang dirasakan menurun
:
penglihatan (76,24%),
daya ingat (69,39%),
seksual (58,04%),
kelenturan(53,23%),
gigi dan mulut (51,12%).

2.Masalah kesehatan yang sering muncul :


sakit
tulang atau sendi (69,39%),
sakit kepala (51,15%),
daya ingat menurun (38,51%),
selera makan menurun (30,08%),
mual/perut perih (26,66%),
sulit tidur (24,88%),dan
sesak nafas (21,28%).
3.Penyakit kronis : rematik (33,14%),
darah tinggi (20,66%),
gastritis (11,34%),dan
jantung (6,45%).

Kebijakan Pemerintah Terhadap Lansia


Upaya Pemerintah Terhadap Lansia:
- Pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan
di tingkat individu lansia, kelompok lansia, dan
keluarga
- Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW)
- Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar
(primer), tingkat pertama (sekunder), dan
tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada lansia

Program Pemerintah dalam


Meningkatkan Kesehatan Lansia :
- JPKM, salah satu sasarannya di
Puskesmas adalah
keluarga lansia.
- Kartu Sehat, salah satu sasarannya adalah
lansia

Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap


Lansia
Meliputi : Azas, Pendekatan, dan Jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
- Azas :
Menurut WHO (1991) adalah dengan prinsip
:
--Kemerdekaan (independence)
--Partisipasi (participation)
--Perawatan (care)
--Pemenuhan diri (self fulfillment)
--Kehormatan (dignity)

Depkes RI (sekarang Kemenkes RI),


memiliki azas : ---Add life to the Years
--Add Health to Life, and
--Add Years to Life
yaitu :
--Meningkatkan mutu kehidupan lansia,
--Meningkatkan kesehatan, dan
--Memperpanjang usia.

- Pendekatan :
Menurut WHO (1982) sbb :
--Menikmati hasil pembangunan (sharing
the
benefits of social development)
--Masing-masing lansia mempunyai
keunikan
(individuality of aging persons)
--Lansia diusahakan mandiri dalam
berbagai hal
(nondependence)
--Lansia turut memilih kebijakan (choice)
--Memberikan perawatan di rumah (home
care)

- Pendekatan :
--Pelayanan harus dicapai dengan mudah
(accessibility)
--Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar
generasi (engaging the aging)
--Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai
dengan lansia (mobility)
--Para lansia dapat terus berguna dalam
menghasilkan
karya (productivity)
--Lansia beserta keluarga aktif memelihara
kesehatan
lansia (self help care and family care)

- Jenis pelayanan kesehatan lansia :


Meliputi 5 upaya kesehatan, yaitu :
--Promotif,
--Prevention
--Diagnosa dini dan pengobatan,
--Pembatasan kecacatan, serta
--Pemulihan.

Promotif :
Juga merupakan proses advokasi
kesehatan untuk meningkatkan dukungan
klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif
menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi
lansia :
Mengurangi cedera dan meningkatkan
keamanan di tempat kerja

Hukum dan Per-UU Terkait Lansia :


1.UU No. 4 /1965 tentang pemberian bantuan
bagi
orang jompo.
2.UU No.14/1969 tentang ketentuan pokok
mengenai tenaga kerja
3.UU No.6 /1974 tentang ketentuan pokok
kesejahteraan sosial
4.UU No.3 /1982 tentang jaminan sosial tenaga
kerja
5.UU No.2 /1989 tentang sistem pendidikan
nasional
6.UU No. 2 /1992 tentang usaha perasuransian
7.UU No.4 /1992 tentang perumahan &
pemukiman

8.UU No.10 /1992 tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera
9.UU No.11 /1992 tentang dana pensiun
10.UU No.23 /1992 tentang kesehatan
11.PP No.21 /1994 tentang penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera
12.PP No.27 /1994 tentang pengelolaan
perkembangan kependudukan
13.UU No. 13/1998 tentang kesejahteraan lansia
(tambahan lembaran negara Nomor 3796)
sebagai
pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang
Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.

13.UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan


Lansia (tambahan lembaran negara Nomor
3796)
sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965
tentang
Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
Berisi :
--Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung
jawab
pemerintah, masyarakat, dan
kelembagaan.
--Upaya pemberdayaan

--Upaya peningkatan kesejahteraan


sosial lansia
potensial dan tidak potensial
--Pelayanan terhadap lansia
--Perlindungan sosial
--Bantuan sosial
--Koordinasi
--Ketentuan pidana dan sanksi
administrasi
--Ketentuan peralihan

Konsep Lansia

Pengertian
Batasan
Tipologi
Mitos-Mitos

Definisi Lansia :
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah
seseorang yang mencapai umur 55 tahun,
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).

Usia lanjut adalah sesuatu yang harus


diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan
diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

Lansia merupakan kelompok penduduk yang


berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan
Setiabudhi; 1999).
Pada lansia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
setiap kerusakan yang terjadi
(Constantinides ;1994)

Usia lanjut adalah suatu proses alami


yang tidak dapat dihindari (Azwar,
2006).
Menua secara normal dari system saraf
didefinisikan sebagai perubahan oleh
usia yang terjadi pada individu yang
sehat bebas dari penyakit saraf jelas
menua normal ditandai oleh perubahan
gradual dan lambat laun dari fungsifungsi tertentu (Tjokronegroho Arjatmo
dan Hendra Utama,1995).

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses


menghilangnya secara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Constantinides 1994).
Proses menua merupakan proses yang terus
menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai
sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000).

Batasan Lansia :
Menurut DEPKESRI :
1.Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th)
sebagai
masa VIRILITAS
2.Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai masa
PRESENIUM
3. Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai masa
SENIUM

Sedangkan menurut WHO ada 3 kategori, yaitu :


1. Usia lanjut : 75-89 tahun
2. Usia tua : 75-89 tahun
3.Usia sangat lanjut : > 90 tahun

Tipe-tipe Lansia :
Umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal
di rumah sendiri daripada tinggal bersama
anaknya.
Menurut Nugroho W ( 2000), tipe lansia terdiri dari
:
- Tipe Arif Bijaksana: yaitu tipe kaya pengalaman,
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
ramah,
rendah hati, menjadi panutan.
- Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap
pekerjaan, mempunyai kegiatan.

- Tipe Tidak Puas: yaitu tipe konflik lahir batin,


menentang proses penuaan yang
menyebabkan
hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani,
kehilangan
kekuasaan, jabatan, teman.
- Tipe Pasrah: yaitu lansia yang menerima dan
menunggu nasib baik.
- Tipe Bingung: yaitu lansia yang kehilangan
kepribadian, mengasingkan diri, minder, pasif,
dan
kaget.

Lasia dapat juga dikelompokan dalam


beberapa tipe menurut karakter, pengalaman
kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik,
mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini,
antara lain :
1. Tipe optimis
2. Tipe kontruktif
3. Tipe ketergantungan (dependent)
4. Tipe defensif
5. Tipe militan dan serius
6. Tipe marah/ frustasi (the angry man)
7. Tipe putus asa ; (benci pada diri sendiri) =
self
heating man

Menurut kemampuannya dalam berdiri


sendiri, lansia digolongkan sebagai berikut :
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan
langsung
keluarganya
3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak
langsung
4. Lanjut usia dibantu oleh Badan Sosial
5. Lanjut usia Panti Sosial Tresna Werda
6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit
7. Lanjut usia yang menderita gangguan
mental.

Lansia dapat santai menikmati hasil kerja


dan jerih
payahnya di masa muda dan dewasanya,
badai dan
berbagai goncangan kehidupan seakanakan sudah
berhasil dilewati.
Kenyataan :
a) Sering ditemui stres karena
kemiskinan, berbagai
keluhan dan penderitaan karena
penyakit
b) Depresi
c) Kekhawatiran
d) Paranoid
e) Masalah psikotik

2. Mitos konservatifme dan kemunduran :


Pandangan bahwa lansia pada umumnya
a) Konservatif
b) Tidak kreatif
c) Menolak inovasi
d) Berorientasi ke masa silam
e) Merindukan masa lalu
f) Kembali ke masa kanak-kanak
g) Susah berubah
h) Keras kepala
i) Cerewet
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran
demikian

3. Mitos berpenyakitan :
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi
biologis
yang disertai berbagai penderitaan akibat
bermacam penyakit yang menyertai proses
menua.
(lansia merupakan masa berpenyakitan dan
kemunduran)

Kenyataan :
a)Memang proses ketuaan disertai dengan
menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap
penyakit.
b)Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang
dapat
dikontrol dan di obati

Mitos Senilitas :
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun
yang disebabkan oleh kerusakan bagian
tertentu dan otak
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia dalam proses
ketuaannya diiringi dengan kerusakan
bagian otak (banyak yang masih tetap sehat
dan segar)

5.Mitos ketidakreproduktifan
Lansia dipandang sebagai usia tidak
produktif
Kenyataan :
Tidak demikian, banyak lansia yang
mencapai
kematangan, kemantapan dan
produktifitas mental
dan material pada lansia

Mitos dan kenyataan yang seringkali terjadi :


- Kedamaian dan ketenangan
Mitos :Lanjut usia dapat santai menikmati hasil
kerja
dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya,
badan dan goncangan kehidupan seakan-akan
sudah
berhasil dilewati.
Kenyataan :Seringkali ditemui lanjut usia yang
stres,
depresi karena kemiskinan dan berbagi keluhan
serta
penderitaan karena penyakit.

- Kolot dan berorientasi masa silam :


Mitos :Banyak pandangan yang menyatakan
bahwa
lansia berpikiran kolot, berorientasi masa
silam,
menolak inovasi, merindukan masa lalu, susah
berubah, keras kepala dan cerewet.
Kenyataan :Tidak semua lanjut usia berpikiran
demikian. Banyak lanjut usia yang berpikiran
jauh ke
depan.


- Tidak jatuh cinta :
Mitos :Banyak pandangan yang menyatakan bahwa
lansia tidak jatuh cinta dan tidak ada gairah kepada
lawan jenis.
Kenyataan :Perasaan dan emosi setiap orang
berubah. Perasaan cinta tidak berhenti hanya
karena
menjadi lansia. Buktinya, banyak terjadi lania yang
mempunyai pasangan jauh lebih muda, bahkan
lebih
dari satu.


- Aseksualitas :
Mitos :Ada pandangan bahwa minat,
dorongan,
gairah, kebutuhan, dan daya seks pada lansia
berkurang.
Kenyataan :Kehidupan seks lansia normal saja,
tetap
baik walau tentu saja frekuensi hubungan
seksual
menurun, tetapi aktivitas seksual masih cukup
tinggi.

- Tidak Produktif :
Mitos :Ada pandangan bahwa usia lanjut
tidak
produktif, tidak bisa menghasilkan karya.

Kenyataan :Banyak lanjut usia yang


mencapai
kematangan, kemantapan, dan
produktivitas mental
dan material.

PENUGASAN (TUGAS MANDIRI)


1. Konsep Keperawatan Lansia
2. Konsep Penuaan
3. Masalah Kesehatan yg Terjadi pada
Lansia

PENUGASAN
(TUGAS MANDIRI)
1. Konsep Keperawatan
Lansia
2. Konsep Penuaan
3. Masalah Kesehatan yang
Terjadi pada Lansia

Konsep Keperawatan Lansia


Pengertian
Sasaran

Konsep Penuaan

Teori
Teori
Teori
Teori

menua biologi
menua fisiologi
menua radikal bebas
menua....

Masalah Kesehatan yang Terjadi


pada Lansia
Fisik
Psikologis

Askep Gerontik : Pengkajian


1.Data Demografi
Mengkaji identitas seperti nama,
jenis kelamin, usia, tempat dan tgl
lahir, pendidikan terakhir, agama,
status perkawinan, alamat, orang
yang terdekat dihubungi, hubungan
orang tersebut dengan klien dan
alamat keluarga tersebut.

2.Riwayat keluarga
Dikaji gangguan, kemungkinan terdapat
penyakit
menular seperti Hepatitis,HIV AIDS dan
menurun
seperti PJK,DM,HT dll
3.Riwayat pekerjaan
Perlu dikaji riwayat pekerjaan saat ini,
pekerjaan
sebelumnya, jarak tempuh, alat transportasi,
sosial
ekonomi karena mempuyai pengaruh dengan
kesehatan.

4.Riwayat lingkungan hidup


Dikaji daerah denah rumah, penggunaan
ruangan,
demografi, aktivitas keluarga dalam
membersihkan
rumah.
5.Riwayat rekreasi
Dikaji aktivitas rekreasi keluarga,
penggunaan waktu
luang yang dapat mempengaruhi
terhadap
kesehatan.

8.Status kesehatan
a. Keluhan utama
Persepsi yang dirasakan saat ini,
masalah yang
dirasakan saat ini seperti perasaan
nyeri, bingung
atau gangguan sensorik
b.Penatalaksanaan masalah kesehatan
Sikap keluarga jika terjadi masalah
kesehatan,
pelayanan yang dimanfaatkan, diit yang
dikonsumsi

3.Status imunisasi
Perlu dikaji kelengkapan berimunisasi,
kapan
diberikan dan berapa frekuensinya,adanya
kelengkapan atau tidak adanya imunisasi
dapat
mempengaruhi imunitas tubuh.
4.Alergi
Kaji adanya riwayat alergi, pada makanan,
obat atau
lingkungannya.

5.Penyakit yang diderita


Kaji adanya penyakit yang menular dan
menurun
ataupun kronis,adanya penyakit
sebelumnya yang
mempengruhi status kesehatan lansia
saat ini.

6.Riwayat pengobatan
Tindakan keluarga dalam pengobatan,
penggunaan
fasilitas kesehatan.
9.Aktivitas sehari -hari
Digunakan untuk menentukan seberapa
besar
kemampuan seseorang untuk melakukan
aktifitas
sehari-hari.

Secara mandiri instrumen yang digunakan


adalah
Indeks Katz.
Tergantung berarti aktivitas dilakukan
dengan pengawasan (bantuan seseorang )
Mandiri adalah aktivitas yang dilakukan
tanpa pengawasan, pengarahan,bantuan
seseorang kecuali hal tertentu.

Mandiri

Dapat
mengerjakan
sendiri

Berpakaian

Seluruhnya
Dapat
tanpa bantuan mengerjakan
sendiri
kecuali
mengikat
sepatu

Pergi ke toilet Dapat pergi


ke WC dan
dapat
mengerjakan

Sebagian atau Sebagian


pada bagian besar
atau
tertentu
selalu
dibantu
Seluruhya
dengan
bantuan

Dapat
Tidak dapat
mengerjakan pergi ke WC
sendiri ke WC
tetapi

Mandiri

Dapat
Sebagian atau Sebagian
mengerjakan pada bagian besar
atau
sendiri
tertentu
selalu
dibantu

Berpindah

Tanpa
bantuan

Dapat
melakukan
dengan
bantuan

Tidak dapat
melakukan

Continance

Dapat
mengontrol

Kadangkadang
ngompol,defe
kasi ditempat
tidur

Dibantu
seluruhnya
dengan
kateter
manual

Mandiri

Dapat
Sebagian
Sebagian
mengerjakan atau
pada besar
atau
sendiri
bagian
selalu
tertentu
dibantu

Makan

Dapat
melakukan
tanpa
bantuan

Dapat makan Seluruhnya


sendiri
dibantu
kecuali hal
tertentu

Klasifikasi Hasil Pemeriksaan :


A.Mandiri untuk enam fungsi
B.Mandiri untuk lima fungsi
C.Mandiri kecuali untuk mandi
D.Mandiri kecuali untuk mandi dan satu
fungsi lain
E.Mandiri kecuali untuk
mandi,berpakaian,pergi ke
toilet,dan satu fungsi lain
F.Mandiri kecuali untuk
mandi,berpakaian,pergi ke
toilet,transfer dan satu fungsi lain
G.Tergantung enam fungsi.

H. SEKSUAL: adanya penurunan seksual pada lansia


I.PSIKOLOGIS: Adanya penurunan daya ingat pada
peristiwa yang baru terjadi,berkurangnya
keinginan
atau kegairahan
J.EMOSI:Pada lansia terjadi peningkatan emosi
K.ADAPTASI: Adanya penurunan adaptasi pada
lingkungan pada lansia
L. SPIRITUAL: Pada lansia biasanya menurun pada
mekanisme pertahanan dirinya,persiapan lansia
adalah dengan meningkatkan ibadahnya.
M.MEKANISME: Kepada Tuhan, pertahanan diri.

10.Status mental
Dalam pengkajian status mental lansia yang
mengalami depresi dengan menggunakan
depresi
Back.
a.Kesedihan
3 : Saya sangat sedih atau tidak bahagia
dimanasaya tidak dapat
menangnaninya
2 : Saya galau atau sedih sepanjang waktu
dan
saya tidak dapat keluar darinya.
1 : Saya merasa sedih atau galau
0 : Saya tidak merasa sedih

b. Pesimisme
3 : Saya merasa bahwa masa depan adalah
sia sia
atau tidak dapat membaik
2 : Saya merasa tidak mempunyai apa apa
untuk
memandang kedepan
1 : Saya merasa berkecilhati mengenai
masa depan
0 : Saya tidak begitu pesimis ataukecil hati
tentang
masa depan

c.Rasa kegagalan
3 : Saya merasa gagal sebagai seorang
orangtua,
suami, istri )
2 : Seperti melihat kebelakang hidup
saya, semua
yang saya lihat hanya kegagalan
1 : Saya merasa gagal melebihi orang
pada umumnya
0 : Saya tidak merasa gagal

d.Ketidakpuasan
3 : Saya tidak puas dengan segalanya
2 : Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari
apapun
1 : Saya tidak menyukai cara yang saya
gunakan
0 : Merasa puas
e.Rasa Bersalah
3 : Saya merasa seolah olah sangat buruk
atau tidak
berharga
2 : Saya merasa sangat bersalah
1 : Saya merasa sangat buruk atau itdak
berharga lagi
sebagai bagian dari waktu yang baik
0 : Saya tidak merasa benar-benar bersalah

f.Tidak menyukai diri sendiri


3 : Saya benci diri saya sendiri
2 : Saya muak dengan diri saya sendiri
1 : Saya tidak suka dengan diri saya
0 : Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya
sendiri
g. Membahayakan diri sendiri
3 : Saya akan membunuh diri saya sendiri
2 : Saya mempunyai rencana pasti tentang
tujuan
bunuh diri
1 : Saya merasa lebih baik mati
0 : Saya tidak mempunyai pikiran pikiran
untuk
membunuh diri saya sendiri

h.Menarik diri darisosial


3 : Saya telah kehilangan semua minat saya
pada
orang lain dan tidak peduli dengan
mereka
2 : Saya telah kehilangan semua minat pada
orang
lain dari pada sebelumnya
1 : Saya kurang berminat pada orang lain
dari pada
sebelumnya
0 : Saya tidak kehilangan minat pasa orang
lain

i.Keragu raguan
3 : Saya tidak dapat membuat keputusan
sama sekali
2 : Sayabenyak mengalami kesulitan
saat membuat
keputusan
1 : Saya berusaha mengambil keputusan
0 : Saya dapat membuat keputusan

j.Perubahan gambaran diri


3 : Saya merasa bahwa diri saya jelek atau
tampak
jijik
2 : Saya merasa ada perubahan perubahan
yang
permanen dalam penampilan saya
1 : Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan
tidak
menarik
0 : Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk
dari
pada sebelumnya

k.Kesulitan kerja
3 : Saya tidak melakukanpekerjaan sama
sekali
2 : Saya telah mendorong diri saya sendiri
dengan
keras untuk melakukan sesuatu
1 : Ini merupakan upaya tambahan untuk
memulai
melakukan sesuatu
0 : Saya dapat bekerjakira kira selesai
sebelumnya

l. Keletihan
3 : Saya sangat letih untuk melakukan sesuatu
2 : Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 : Saya lelah lebih dari biasanya
0 : Saya tidak lebih lelah dari biasanya
m.Anoreksia
3 : Saya tidak lagi mempunyai napsu makan
sama
sekali
2 : Napsu makan saya sangat memburuk
sekarang
1 : Napsu makan saya tidak seb aik
sebelumnya
0 : Napsu makan saya tidak buruk dari yang
biasanya

Penilaian :
0 4: Depresi tidak adaatau minimal
5 7: Depresi ringan
8 15: Depresi sedang
16 +: Depresi berat

11.Status sosial
a.Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
dan
( teman teman ) saya untukmembantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya ( adaptasi )
b.Saya puas dengan cara keluarga ( teman teman )
saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan )
c.Saya puas bahwa keluarga ( teman teman ) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktfitas atau arah baru ( pertumbuhan )
d.Saya puas dengancara keluarga ( teman teman )
saya
mengekspresikan efek dan respon terhadap emosi
saya,
seperti marah, sedih, atau mencintai
e.Saya puas dengan cara teman teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama sama ( pemecahan )

Penilaian :
Pernyataan pernyataan yang dibawah :
- Selalu: 2 poin
- Kadang: 1 poin
- Tidak pernah: 0
Nilai:
< 3: disfungsi keluarga sangat
tinggi
4 6: disfungsi keluarga sedang
> 6: disfungsi keluarga rendah

12.Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Observasi dan pemeriksan fisik pada
klien tingkat
kesadaran ( GCS ) vital sign, senilis
berpengaruh
terhadap tingkat atau derajat penyakit

13.Tinjauan Body System :


a.Sistem pernapasan : Adakah peningkatan frekwensi
nafas, kaji adanya pernafasan cuping hidung.
b.Sistem cardiovaskuler : Kaji adanya peningkatan
denyut nadi, peningkatan tensi
c.Sistem pencernaan : Dapat terjadi anoreksi, penurunan
BB, dan ketidakmampuan untuk nafas
d.Sistem persyarafan : kajiadanya gangguan penurunan
kesadaran
e.Sistem perkemihan : Dapat terjadi inkonentia karena
proses menua
f. Sistem integumen : Turgor kulit menurun, kulit keriput
karena proses menua

Pemeriksaan penunjang :
Pada pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan kreatinin untuk mengetahui
normal/
tidaknya fungsi ginjal
Pemeriksaan urine untuk diagnosa batu ginjal
Pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi DM
Pemeriksaan cairan sendi untuk melihat kristal
urea
dalam cairan sendi
Pemeriksaan radiologi untuk melihat proses
yang
terjadi dalam sendi dan tulang

Askep Gerontik : Diagnosa Keperawatan

Menarik diri berhubungan dengan penolakan


terhadap keadaan
Harga diri rendah berhubungan dengan
ketidakmampuan mencari nafkah
Kurangnya penyesuaian diri berhubungan
dengan lingkungan kurang bisa menerima
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan
depresi
Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan
dengan anoresia
Gangguan pemenuhan kebutuhan

Nyeri (akut), sakit kepala sehubungan dengan


peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan
dengan
penurunan fungsi motorik sekunder terhadap
kerusakan neuron motorik atas.
Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan
dengan defisit lapang pandang, motorik atau
persepsi
Intoleransi Aktivitas sehubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan akan
oksigen

Resiko tinggi cedera sehubungan dengan


penurunan
lapangan pandang

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai