Anda di halaman 1dari 24

Tentang Urea

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen
merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal
berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 merupakan pupu yang mudah larut
dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan
di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46%
dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%,
ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.
Ciri-ciri pupuk Urea:

Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.

Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.

Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis).

Mengandung unsur hara N sebesar 46%.

Standar SNI-02-2801-1998.

Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :

Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun
(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa.

Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)

Menambah kandungan protein tanaman

Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman
perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur, tanaman akan
tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak merusak struktur
tanah.

Dalam rangka pengamanan dan menghindari penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab untuk Penyaluran Pupuk Bersubsidi, maka dilakukan perubahan pupuk urea berwarna
PUTIH menjadi pupuk urea berwarna PINK (merah muda). Pupuk urea pink tidak mengubah
komposisi dan kandungannya, pupuk urea pink tetap aman gunakan, ramah lingkungan dan tidak
meracuni tanaman. Adapun bahan pewarna yang digunakan terbuat dari bahan kimia organik yang
tidak berbahaya bagi tanaman karena larut dalam air.

Produk utama yang dihasilkan oleh PT Pusri adalah pupuk urea. Disamping itu, PT Pusri
juga menghasilkan Amoniak cair, NPK, Phonska, ZA, SP36/TSP, DAP dan ZK. Kapasitas
terpasang produksi pupuk urea PT Pusri adalah sebesar 2.262.000 ton pertahun
sedangkan Amoniak cair sebesar 1.449.000 ton pertahun. Belakangan ini pula, PT Pusri
juga telah mengembangkan produksi pupuk organik, yang berbahan baku dari limbah
organik masyarakat sekitar PT Pusri. Berbagai jenis pupuk yang dihasilkan oleh PT Pusri
diproduksi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun beberpa tahun terakhir,
telah pula di-ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Sebagai perusahaan induk bagi seluruh perusahaan industri pupuk di Indonesia, maka
PT Pusri menjadi pemegang saham dari perusahaan-perusahaan tersebut. Berikut anak
perusahaan PT Pusri:
1. PT Pupuk Kaltim
2. PT Kaltim Industrial Estate
3. PT DSM Kaltim Melamin
4. PT Kaltim Sahid Baritosodakimia
5. PT Rekayasa Industri
6. PT Pupuk Kujang
7. PT Kawasan Industri Cikampek
8. PT Kujang Sud Chemie Catalyst
9. PT Multi Nitrotama Kimia
10. PT Sintas Kurama Perdana
11. PT Peroksida Indonesia Pratama
12. PT Petrokimia Gresik
13. PT Puspetindo
14. PT Petrosida Gresik
15. PT Petrokimia Kayaku
16. PT Petrocentral
17. PT Petronika
18. PT Petrowidada
19. PT Kawasan Industri Gresik
20. PT Pupuk Iskandar Muda
21. PT Ima Persada
22. PT Rekayasa Industri (Engineering and Construction)

23. Rekayasa Industri Malaysia Sdn Bhd.


24. PT Yasa Industri Nusantara
25. PT Rekayasa Engineering
26. PT Puspetindo
27. Comspain SA
28. PT Rekayasa Konsultan
29. PT Rekadaya Elektrika
30. PT Mega Eltra (Trading)
31. PT Sigma Utama

Disamping itu, PT Pusri juga dipercaya sebagai pemegang saham dari PT ASEAN Aceh
Fertilizer (AAF) dan ASEAN Bintulu Fertilizer SDN Bhd (ABF) di Serawak, Malaysia.
Demi menunjang aktivitas perusahaan, PT Pusri juga mempunyai beberapa anak
perusahaan lainnya, yaitu:
1. PT Sri Melamin Rejeki, yang memperoduksi melamin.
2. PT Puspetindo, yang menyediakan peralatan atau perlengkapan pabrik.
3. PT Slipi Sri Indopuri, yang bergerak dibidang penyediaan jasa perhotelan dan
apartemen.
4. PT Agrim, yang memproduksi pupuk NPK.
5. PT Foxboro Perkin, yang bergerak dibidang pengadaan chemical dan spare part
serta pemeliharaan pabrik.
6. PT Konservasi Energi Abadi (Koneba), yang bergerak dibidang pemasyarakatan
program konservasi energi.
7. PT Kellog Pusri (Kelsri), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pusri
dengan MW Kellog (Amerika Serikat) yang bergerak dibidang perekayasaan dan
konstruksi.

Selain itu juga, ada beberapa anak perusahaan PT Pusri yang berada dibawah naungan
Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pusri (YKKP), yaitu:
1. PT Srijasa Brika Perkasa (Brikasa), yang bergerak dibidang usaha engineering,
pabrikasi dan plant service.
2. PT Sri Metriko Utama, yang begerak dibidang usaha instrumentasi serta
elektronika elektrika.

3. PT Sri Andal Lestari, yang bergerak dibidang pelayanan jasa konsultas dan
pemeriksaan lingkungan.
4. PT Sri Varita Wisata, yang bergerak dibidang jasa travel, penginapan dan
pariwisata dengan mengelola beberapa hotel dan wisma PT Pusri di Sumsel dan
DKI Jakarta.
5. PT Varita Utama, yang begerak dibidang pelayanan ibadah haji dan umroh.
6. PT Sri Aneka Karya, yang begerak dibidang jasa pelayanan cleaning service,
konstruksi sipil, dll.
7. PT Plasindo, yang bergerak dibidang produksi dan perdagangan karung bagor
plastik.

Terhitung 11 November 2007, PT Pusri juga memiliki anak perusahaan produsen pupuk
di Assaluyeh, Iran, yaitu Hengam Petrochemical Company. Untuk tahap awal,
perusahaan ini dapat memproduksi 3.250 ton urea/hari dan 2.050 ton amoniak/hari.

Proses Produksi Urea

Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply dari
Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:
(1) Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan
mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan
juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi di Sintesa
adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium
karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
(2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit Sintesa diuraikan dan
dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan tekanan, yaitu pada
17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian
Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
(3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal ureanya
dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel

larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke
HP Absorber dari Recovery.
(4) Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan udara panas,
kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke
seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari
bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan
belt conveyor.
(5) Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2 step
absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di-recycle kembali ke
bagian sintesa.
(6) Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan dikondensasikan.
Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan
hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover.
Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

Tentang Amonia
Amonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik Amonia PT Pusri Palembang
ialah pabrik yang menghasilkan amonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil
samping yang keduanya merupakan bahan baku pupuk urea.
Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi
utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam atau uap air
diperoleh dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses pengolahan tertentu di Pabrik
Utilitas. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dan sebelum udara ini digunakan sebagai
udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara.

Proses Produksi Amonia


Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :
(1) Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum
masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan
pada katalisator di Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung
dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut
Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
(2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian
direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide
dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai
berikut :

Hidrogen

Nitrogen

Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon
dioksidanya.
(3) Purifikasi & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit
Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa
karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator
ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration
terlebih dahulu masuk ke Methanator.
(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen : nitrogen = 3 : 1,
ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar
terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan
amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.

Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida digunakan
sebagai bahan baku pembuatan Urea.

Produksi Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja terdiri dari Produk Utama dan Produk Samping yang
dihasilkan oleh Pabrik Utama Pusri II, III, IV, IB dan Pabrik Kecil seperti Pabrik CO2 cair
dan dry ice, serta Pabrik Nitrogen dan Oksigen cair.
Produk utama terdiri dari Amoniak dan Urea, sedangkan produk samping terdiri dari
Amoniak Ekses, Oksigen, Nitrogen, Dry Ice, dan CO2

Produk Utama PT Pusri yaitu :


a. Amoniak
Nama
Produk

Spesifikasi

Kandungan

Keterangan

AMMONIA

NH3

99.5 %

Minimum

H2O

0.5 %

Maksimum

Oil

5 ppm

Maksimum

Loading Facility :
- Loading Rate 300 M.Tons / hr
- Vessel LOA permitted 190 meters
- Vessel Draft : 6.5 meters maximum
- Type of Vessel : Semi / Full Refrigerated Vessel
b. Urea
Nama

Spesifikasi

Kandungan

Keterangan

Produk
UREA Nitrogen

46.0 %

Minimum

Biuret

0.5 %

Maksimum

Moisture

0.5 %

Maksimum

Prill Size : 6 - 8 US Mesh

95 %

Maksimum

2%

Maksimum

pass 25 US Mesh

Apprearance : White, prilled , free flowing, free from harmful


substances
Loading Rate :
1,000 M.Tons per WWDSHEX.UU for Urea in Bags and
3,500 M.Tons per WWDSHEX.UU for Urea in Bulk
Vessel Draft : 6.5 meters

Pabrik CO2 Cair dan Es Kering (kiri) serta kegiatan penyimpanan O2 cair dan Nitrogen
(kanan)
Produk Samping PT Pusri yaitu :
a. Amoniak Ekses
b. Nitrogen dan Oksigen Cair
Pabrik oksigen mulai berproduksi pada tahun 1980 dan nitrogen pada tahun 1983.

Dalam pabrik pemisah udara (Air Separation Unit) prinsipnya adalah melakukan
fraksinasi terhadap kandungan nitrogen dan oksigen yang terdapat dalam udara bebas
Dengan melalui kompresor, udara bebas tersebut dikompresi dan kemudian didinginkan
hingga suhu minus 184 derajat Celcius. Kandungan H2O yang terdapat dalam udara
tersebut diuapkan untuk dihilangkan. Dengan titik didih yang berbeda, pada suhu minus
183 derajat Celcius, Oksigen (O2) mencair dan memisahkan diri dari Nitrogen (N2). Gas
Nitrogen akan mencair pada suhu minus 196,8 derajat Celcius. Proses yang digunakan
dalam Air Separation Unit adalah dari perusahaan Process System Incorporated, New
York, Amerika Serikat.
Kapasitas terpasang pabrik ini adalah 60 N/M3 Oksigen per Jam dan
50 N/M3 Nitogen per Jam.
Produk nitrogen dan oksigen cair ini terutama untuk keperluan sendiri, disamping
kelebihannya dapat dijual.
c. CO2 dan es kering (dry ice)
Dry ice mulai diproduksi tahun 1983 dan produksi CO2 pertama kali dalam bentuk botol
pada tahun 1980 dan sejak 1983 ada yang dalam bentuk botol dan ada juga yang cair.
Pabrik ini menggunakan proses dari perusahaan Gases Industriales Buenos Aires,
Argentina dengan kemampuan produksi 55 ton CO2 cair per hari. CO2 cair berasal dari
gas CO2 yang berlebih dari pabrik amoniak yang dikirim ke pabrik CO2 cair. Setelah gas
CO2 domurnikan, lalau didinginkan pada suhu minus 30 derajat Celcius. Pada tekanan
15kg/cm2 gas CO2 berubah menjadi cair.
CO2 cair umumnya digunakan dalam industri minuman dan blanket.
Untuk memproduksi es kering (dry ice), CO2 cair yang telah dihasilkan sebelumnya
diubah menjadi salju CO2 padat yang ditekan dengan alat press sehingga membentuk
silinder berukuran panjang 34 cm dengan penampang garis tengah 15cm dan
temperatur minus 78,8 derajat Celcius. Kapasitas pembuatan es kering in iadalah 4,8 ton
per hari.
Es kering ini umumnya digunakan untuk pengawetan hasil pertanian dan perikanan.
Penggunaan es kering dapat mengurangi persentase kerusakan, lebih tahan lama
penyimpanannya dan dapat mengurangi bahan-bahan terbuang.
Pendinginan/pengawetan bahan makanan dengan es kering tidak boleh tersentuh
langsung, sebab akan mengakibatkan bahan makanan tersebut rusak. Untuk beberapa
industri tertentu, es kering berguna dalam pekerjaan liner yang sangat penting.

Tabel data kapasitas Pabrik Produk Samping


PT Pupuk Sriwidjaja
No.

Produk

Kapasitas

CO2 Cair

55 ton / day

Dry Ice

200 kg / jam

N2 Cair

100 NCM / jam

N2 Gas

500 NCM / jam

O2 Cair

115 NCM / jam

O2 Gas

165 NCM / jam

Pinky, Pupuk Urea Bersubsidi keluaran PT Pusri


Kamis, 24 November 2011 | 18:30 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - PT Pusri Palembang telah mengeluarkan produk terbaru
berupa pupuk urea bersubsidi dengan warna pink guna menghindari penyimpangan
pendistribusian pupuk bersubsidi dan nonsubsidi. "Perubahan warna ini guna memudahkan
pengawasan oleh pemerintah dan PT Pusri dalam pendistribusiannya, sehingga penyelewangan
dapat diminimalisir. Sedangkan kandungan dan isinya masih tetap sama, dan tidak ada
perubahan," kata Kepala Pemasaran PT Pusri wilayah Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi
Rawas Bunyamin, Kamis.
Selama ini pupuk urea bersubsidi dan nonsubsidi kata dia, hanya dibedakan oleh kemasan atau
karung sedangkan warna tetap sama dan mudah disalahgunakan oleh oknum tertentu sehingga
kalangan petani yang berhak mendapatkannya malah kesulitan jatah pupuk bersubsidi.
Saat ini di gudang PT Pusri Lubuklinggau-Musi Rawas tambah dia, tersisa pupuk urea bersubsidi
stok tahun 2011 sebanyak 500 ton, diperkirakan akan terserap habis sampai akhir November,
sehingga pada Desember nanti petani di kedua daerah tersebut sudah menggunakan pupuk
bersubsidi berwarna pink.
Sementara itu menurut Kepala Bidang Produksi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura
Kabupaten Musi Rawas Tohirin, adanya perubahan warna pupuk urea bersubsidi yang
dikeluarkan PT Pusri merupakan langkah yang tepat.
Selama ini pupuk bersubsidi untuk petani dengan pupuk nonsubsidi hanya dibedakan karung
belaka. Akibatnya pendistribusian di lapangan justru terbalik, pupuk bersubsidi malah dinikmati
oleh kalangan tertentu dan pupuk nonsubsidi melimpah di pasaran dengan harga jual dua kali
lipat.
Penyaluran pupuk urea bersubsidi di daerah itu saat ini sudah hampir 100 persen dari jumlah

jatah yang diterima Kabupaten Musi Rawas sebanyak 20.382,07 ton yang terdiri atas pupuk urea
sebanyak 10.243,11 ton, pupuk SP-36 sebanyak 2.216,55 ton, pupuk ZA 774 ton, NPK 6.700,41
ton dan pupuk organik sebanyak 448 ton.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Source: Antara

How's Life?
Rabu, 06 Juni 2012

PROSES PRODUKSI PUPUK DI PT PUPUK


SRIWIDJAJA
PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
menjalankan usaha di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Perusahaan yang juga
dikenal dengan sebutan PT Pusri ini, saat didirikan pada tanggal 24 Desember 1959,
merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya Pusri,
karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang dikenal dengan
Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas
terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Seiring dengan
kebutuhan pupuk yang terus meningkat, maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah
membangun sejumlah pabrik Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV. Pabrik Pusri II memiliki
kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun.Pada tahun 1992 Pabrik Pusri II dilakukan
proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun.Pusri III yang dibangun pada 1976

dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun.Sedangkan pabrik urea Pusri IV
dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun.
Upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas produksi pabrik dilakukan dengan
membangun pabrik pupuk urea Pusri IB berkapasitas 570.000 ton per tahun menggantikan
pabrik Pusri I yang dihentikan operasinya karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang
menurun.

PT Pupuk Sriwidjaja yang semula hanya memiliki satu pabrik dengan kapasitas
terpasang 100.000 ton per tahun, dalam periode 1972-2004 telah menjadi 2.280.000 ton
urea dengan rincian sebagai berikut :

Pabrik
Pusri

Kapasitas
Terpasang
Amoniak
(ton)

Kapasitas Areal
Terpasang Pabrik
Urea (ton) (ha)

Nilai Pabrik
(US$)

Mulai
Produksi

180 / hari

100.000

20

34.363.51 +
Rp.3.651.063.1
40

II (**)

445.50

552.000

15

85.734.42

III

262.00

570.000

10

192.000.000

Des
1976

IV

396.00

570.000

10

184.372.772

Okt
1977

IB

396.00

570.000

326.883.626

Mar
1994

I (*)

4
1.499.500
Pabrik

2.262.000

55

Okt
1963
Agu
1974

823.354.1 +
3.651.063.140

(*) Pusri I diganti dengan Pusri IB karena usia pabrik telah tua dan tidak efisien
(**) Telah dilakukan optimalisasi, lihat desain awal di Profil Pusri II

Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan distribusi dan
pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service
Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan
produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini tentu saja mengindikasikan bahwa produksi Pupuk Sriwidjaja


dilaksanakan secara efisien sehingga mampu menjadi garda depan industri
pupuk di Indonesia. Dengan mempertimbangkan berbagai keunggulan produksi
dan kemajuan yang dicapai olehPT Pupuk Sriwidjaja, tulisan ini mencoba

mengkaji proses produksi pupuk pada Pabrik Pusri tersebut. Hasil kajian
diharapkan dapat menjadi suatu tambahan pengetahuan dan sebagai acuan
dalam membangun atau merancang suatu proses produksi terutama proses
produksi pupuk supaya lebih efektif dan efisien.

I.

Teknologi pabrik
PT Pusri merupakan salah satu pabrik pupuk terbaik di Indonesia dan menjadi
induk bagi perusahaan pupuk milik pemerintah yang ada di Indonesia. Terletak
di daerah Palembang, PT pusri memiliki keuntungan dalam proses produksinya
karena dekat dengan bahan baku pembuatan pupuk, yakni gas alam yang
terdapat di kota Prabumulih. Di dalam melakukan proses produksinya,PT. Pusri
mempunyai 4 (empat) unit pabrik dengan masing-masing pabrik terdiri atas 3
(tiga) bagian sebagai berikut :

a.

Pabrik Offsite/Utilitas

Pabrik Amoniak

Pabrik Urea

Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu


maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea. Produk yang
dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai berikut :
Air bersih
Air pendingin
Air demin
Udara pabrik
Udara instrument
Tenaga listrik
Uap air

b.

Pabrik amoniak

Di dalam pabrik Pupuk Sriwidjaja, pabrik amoniak memiliki unit sebagai berikut:

(1) Feed Treating Unit


Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa
belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini,
agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit. Untuk
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas

alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas
alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
(2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil rekasi yang berupa
gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirm ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
Hidrogen
Nitrogen
Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan
gas karbon dioksidanya.
(3) Purification & Methanasi

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan
dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim
sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas
proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh
karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih
dahulu masuk ke Methanator
(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen :
nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang
diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini
kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa
cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
Hasil / produk pada proses di atas adalah gas ammonia cair serta karbon
dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
c.

Pabrik Urea
Di dalam pabrik Pupuk sriwijaya, pabrik urea memiliki unit-unit sebagai berikut:
(1) Unit Sintesa
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke
dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari
bagian Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa
Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan
kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2

(2)Unit Purifikasi
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan
dua step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil

peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan
larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
(3)Unit Kristaliser
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum.
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas Sensibel larutan urea, maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber
dari Recovery.
(4) UnitPrilling
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan
udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prillign Tower untuk dilelehkan
dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan
ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk
urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.
(5)Unit Recovery
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali
dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent
kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.

(6) UnitProses Kondensat Treatment


Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan.Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian
diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer.Gas CO2 dan gas NH3nya dikirim
kembali ke bagian purifikasi untuk direcover.Sedang air kondensatnya dikirim ke
utilitas.

Berikut Diagram Overall Pabrik PT Pusri :

II.

Proses produksi urea


Terdengar sangat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan
udara. Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat banyak di
Indonesia. Dengan sendirinya, seharusnya bagi Indonesia bukanlah menjadi
masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk buatan bagi
kepentingan pertaniannya.Akan tetapi, akhir-akhir ini malah terdengar kabarkabar mengenai kelangkaan pupuk, suatu hal yang sangat disayangkan.Terlepas
dari hal tersebut, produksi pupuk sriwidjaja terkenal cukup tinggi, walaupun
belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional.
Proses pembuatan pupuk Urea yang dibuat di Pabrik Pusri yang dikenal
sebagai jenis pupuk tunggal berkadar Nitrogen 46%. Proses produksi dimulai
dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar Prabumulih yang
diusahakan oleh Pertamina. Gas alam yang bertekanan rendah dikirim melalui
pipa-pipa berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja, di
Palembang.Gas alam ini dimasa lalu tidak diusahakan orang dan dibiarkan habis
terbakar.Dalam perjalanannya menuju Palembang,gas alam bertekanan rendah
ini dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju
pemusatan gas alam di pabrik pupuk di Palembang. Menjelajah hutan-hutan,
rawa-rawa, sungai, bukit-bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui,. Setelah
sampai di Pabrik PT Pusri di Palembang, gas bertekanan rendah, melalui proses
khusus pada kompresor, gas diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi.
Kemudian gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk menghilangkan debu,
lilin dan belerang.

Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit
sintesa ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N 2 (zat
lemas), unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia
penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N 2) dan zat air (H 2)
bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat
lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH 3).Gas asam arang
(CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan
amoniak pada unit Sintesa Urea.Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang
berbentuk jarum dan sangat menyerap air.
Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir,
dimana bentuk butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi
menjadi butir-butir Urea bulat yang berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga
mempermudah petani menabur dan menebarkannya pada sawah-sawah mereka.
Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik dengan
berat 50 Kilogram.

Proses Kimia Pembuatan Amoniak dan Urea


Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya
NH2CONH2 pertama kali dibuat secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928
dengan mereaksikan garam cyanat dengan ammonium hydroxide.
Pupuk urea yang dibuat PT Pusri merupakan reaksi antara karbon dioksida
(CO2) dan ammonia (NH3).Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air
dan udara.Ketiga bahan baku tersebut merupakan kekayaan alam yang terdapat
di Sumatera Selatan.
Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor
(150 atmosfir) yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO 2,
penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan
yaitu :
Tingkat

Pertama

Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam
dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:
CnH2n +nH2O ->
CH4

+H2O ->

NC
O

(2n+1)
H2

CO + 3H2

pana
s
pana

s
Tingkat

Kedua

Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam
reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming
dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)
2CH4 +3 O2 --->

12N
2

2 CO +4H2O --->

12N
2

lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam


converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2
CO

+H2O

---> CO2 +H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K 2 CO3


K2CO3 +CO2
larutan

+H2
O

-->

KHCO3

KHCO3 dipanaskan

guna

mendapatkan

CO2 sebagai

bahan

baku

pembuatan urea.
Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus
dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali
CO

+3H2

---> CH4 +H2O

CO2

+4H2

---> CH4 +2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda
pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam konverter amoniak.
N2

+3H2

--->

2NH
3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3(cair), kedua senyawa ini direaksikan
dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer.
2NH3
amoniak

+CO2---..
Karbon
dioksida

NH2COONH4
ammonium
karbamat

+Q

NH2COON
H4

----

H2
> NH2CONH2 +
-Q
O

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu 25 menit. Proses


selanjutnya adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil
reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan
penurunan

tekanan,

dan

temperatur

120-165

derajat

Celsius,

sehingga

ammonium karbamat akan terurai menjadi NH 3 dan CO2, dan kita akan
mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.

Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan


pemekatan dengan cara:
1.

Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan

0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal.


2.

Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge

3.

Penyaringan kristal dengan udara panas

Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal
urea dipanaskan kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan
melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas menara pembutir (prilling tower).
Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara
dingin ke atas sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea
yang keras dan padat.

III.

Data Produksi Tahunan PT Pupuk Sriwidjaja dan anakperusahaan

Produksi Urea dan Amoniak dalam ton


PT PUPUK SRIWIDJAJA Unit Usaha (2004 - 2008)
Produk

2008

2007

2006

2005

2004

Amoniak 1.301.990
Urea

1.950.130

1.381.150

1.349.970

1.332.050

1.440.150

2.020.760

2.051.250

2.045.860

2.187.550

Ikhtisar Produksi Pupuk dan Non Pupuk (Ton)


PT Pusri (Persero) Periode 2004-2008
Produk
Pupuk

2008

2007

2006

2005

2004

8.598.846 7.944.649 7.444.927 7.656.582 7.216.208

Non Pupuk
Amonia

4.169.987 4.070.194 3.984.246 4.012.421 4.120.640

Asam Sulfat

567.733

492.544

517.165

492.308

519.803

Asam Phospat

190.188

194.456

186.304

204.534

198.509

Cement Retarder

480.769

404.002

441.591

441.384

361.012

7.012

7.681

6.267

7.194

6.412

152.461

125.260

125.081

132.668

131.185

Aluminium Flouride
Lain-Lain
TOTAL Non Pupuk

5.568.150 5.294.136 5.260.654 5.290.509 5.337.561

Informasi Produksi
PT Pusri (Persero) 2007-2008

Produk

Kapasitas
Produksi

Aktual Produksi
2007

PT Pupuk Sriwidjaja (Unit Usaha)

2008

Amoniak

1.499.000

1.381.15 1.301.99
0
0

Urea

2.262.000

2.020.76 1.950.13
0
0

PT Petrokimia Gresik
Amoniak

445.500 362.258

378.366

Urea

462.000 381.845

413.850

ZA

650.000 652.486

692.604

1.000.000 660.653

488.847

750.000 645.276

1.194.98
3

SP-36 / TSP
Phonska

muhammad riefqi di 11.40


Berbagi

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

muhammad riefqi
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai