Asam Nukleat:
Dari Struktur Hingga
Aplikasi
Andy Khootama 1406573942 Michaelle Flavin Carli 1406533516 Nadia Alisha 1406533623
Nur Annisa 1406605862
Sangghadatu Abda M 1406569913
Struktur Asam
Nukleat
Struktur
Umum
Asam nukleat
adalah senyawa
kimia yang
membawa informasi
genetik dari suatu
sel. Ada dua jenis
asam nukleat yang
diketahui hingga
saat ini, yaitu DNA
(Deoxyribonucleic
Acid) dan RNA
(Ribonucleic Acid).
Gula
Aldopentosa
Gugus
Fosfat
Basa
Nitrogen
Basa purin atau pirimidin
yang terdapat pada asam
nukleat ada 5 jenis, yaitu
adenin (A) dan guanin (G)
yang memiliki struktur
purin, dan sitosin (C),
timin (T) serta urasil (U)
yang memiliki struktur
pirimidin. Tidak semua
basa ini ada pada DNA
ataupun RNA. DNA tidak
memiliki basa pirimidin
yang
berupa
urasil,
sedangkan RNA tidak
memiliki basa pirimidin
yang berupa timin.
Gula Aldopentosa
Fosfat
Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau
asam ortofosfat. Fosfat ini berupa kristal berbentuk
orto-rombik, tak stabil dan melebur pada suhu 42,35C.
Fosfat ini tergolong asam lemah atau sedang dan
bervalensi tiga jenis garam natrium. Garam natrium
tersebut dapat terbentuk pada suhu kamar yaitu,
Natrium fosfat Na3PO4, Natrium hidrogen fosfat
Na2HPO4, dan Natrium dihidrogen fosfat NaH2PO4.
Struktur Primer
Struktur
Sekunder
Struktur sekunder adalah
interaksi antara basa.
Struktur ini menunjukkan
bagian mana helai terikat
satu sama lain. Kedua
untai DNA dalam double
heliks DNA terikat satu
sama lain dengan batas
hidrogen.
Nukleotida
pada pasangan basa satu
untai dengan nukleotida
untai lainnya. Struktur
sekunder DNA didominasi
pasangan basa dua helai
polinukleotida
membentuk
double
heliks.
Struktur Tersier
Struktur tersier adalah bentuk tiga
dimensi di mana seluruh rantai dilipat.
Pengaturan struktur tersier berbeda dalam
empat bentuk struktural:
Tangan Kiri atau kanan
Panjang pergantian heliks.
Jumlah pasangan basa per giliran.
Perbedaan ukuran antara utama dan alur
kecil.
Struktur Kuarter
Struktur Kuarter adalah tingkat yang lebih
tinggi dari organisasi asam nukleat.
Struktur ini mengacu pada interaksi asam
nukleat dengan molekul lain. Organisasi
yang paling sering terlihat adalah bentuk
kromatin yang menunjukkan interaksi
dengan protein histon kecil.
Struktur DNA
DNA
merupakan
rantai
polinukleotida yang berbentuk
heliks ganda (double helix).
Bentuk ini disarankan oleh
Watson
dan
Crick
yang
menyatakan bahwa DNA adalah
untai ganda yang terdiri atas
dua rantai polinukleotida yang
antiparalel. Antiparalel tersebut
maksudnya adalah seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 6 di
samping ini, ujung 5 sejajar
dengan ujung 3. Kedua rantai
ini
bukanlah
rantai
yang
identik, melainkan rantai yang
saling komplementer.
Tipe-tipe DNA
Tipe-tipe DNA
Ikatan Glikosidik
Ikatan yang menghubungkan antara gula
pentosa dengan basa nitrogen. Ikatan ini
terletak pada posisi 1 pada gula dengan
posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi
1 (N-1) pada basa pirimidin.
Exon
Intron
RNA
RNA merupakan polinukleotida dengan
untai tunggal yang dapat memiliki bentuk
yang kompleks yang terdiri atas banyak
tonjolan (bulges) dan lipatan (loops).
Lipatan-lipatan dalam RNA ditutup dengan
batang untai ganda yang memiliki
konformasi A. RNA tidak dapat memiliki
konformasi B karena adanya gugus OH
pada karbon nomor 2 gula ribosa (C2).
RNA (2)
RNA memiliki bentuk yang kompleks
dengan banyak tonjolan dan simpul. Ujung
lipatan jepit (hairpin loop) yang biasa
terjadi pada RNA dapat terdiri atas 3 atau
lebih nukelotida. Salah satu susunan
nukleotida yang membentuk lipatan jepit
yang stabil adalah 5-GGACUUCGGUCC.
Susunan lainnya yang sering muncul
adalah UGAA, CCCG, GCAA, dan GAAA.
RNA (3)
Selain lipatan jepit, ada
juga
yang
disebut
pseudoknot yang lebih
kompleks.
Pseudoknot
ini
dapat
terbentuk
ketika
susunan
nukleotida
memilih
untuk
membentuk
formasi yang terdiri atas
dua batang RNA pendek
yang saling tumpang
tindih.
Pembentukan
pseudoknot ini seperti
ditunjukkan gambar di
samping.
RNA (4)
RNA juga merupakan Polinukleotida, nukleotioda pada RNA
juga tersusun dari komponen gula, gugus fosfat, dan basa
nitrogen.
Basa nitrogen pada RNA juga ada 4 jenis. Namun Gula
pentosa pada RNA adalah gula ribose. Pada RNA tidak
terdapat basa timin, sebagai gantinya terdapat basa urasil,
basa ini juga dari golongan pirimidin sebagaimana timin.
Dalam sel eukariot, RNA merupakan rantai polinukleotida
tunggal, bukan rantai heliks ganda sebagaimana DNA.
Jenis-Jenis RNA
GENET
IK
NONGENETIK
Jenis-Jenis RNA
PramRNA
mRNA
tRNA
rRNA
Pra-mRNA
Pre-mRNA merupakan RNA yang baru saja di transkripsi dari DNA dan
merupakan RNA yang belum matang. RNA ini mengandung intron dan ekson
seperti ditunjukkan Gambar 12 di bawah ini. Bagian intron tidak mengandung
kode untuk asam amino, sehingga akan dibuang pada saat pematangan RNA ini
untuk menjadi mRNA. Sementara itu bagian ekson merupakan bagian yang
mengandung kode untuk asam amino. Bagian-bagian ekson yang terputus
karena penghilangan intron akan menyatu kembali dan menjadi kesatuan mRNA
yang utuh.
tRNA (Transfer
RNA)
RNA jenis ini berfungsi
untuk
membaca
kode
genetik dan meletakkan
asam amino di urutannya
yang tepat pada protein.
Seluruh
tRNA
dapat
berbentuk
seperti
semanggi
(clover
leaf)
dengan tiga atau empat
lipatan jepit. Pada tRNA,
terdapat antikodon yang
merupakan
pasangan
triplet basa dari triplet
kodon yang terdapat pada
mRNA. Salah satu contoh
tRNA ditunjukkan pada
Gambar di samping ni.
rRNA (Ribosomal
RNA)
RNA ini disebut ribosomal
RNA karena merupakan
materi yang menyusun
ribosom bersama dengan
protein-protein
penyusun
lainnya. RNA ini terdiri atas
untai
tunggal
yang
berbentuk cukup kompleks
seperti
terlihat
pada
gambar di samping. RNA
ini menyediakan material
struktural
dan
pusat
katalitik untuk membentuk
ikatan
peptida
dalam
pembentukan protein.
Sintesis Asam
Nukleat
Amidophosph
oribosyltransf 5erase
PHOSPHORIBOSYLAM
INE
GLUTAMI
NE
5PHOSPHORIBOSYLAMIN
AT
E
P
GLYCINE
GAR
Synthetase
GAR
(GLYCINAMIDE
RIBONUCLEOTI
DE)
+ADP
PYROPHOSPHA
TE
GAR
(GLYCINAMIDE
RIBONUCLEOTI
DE)
FORMYLTETRAHYDROF
OLATE
PHOSPHORIBOSYL-NFORMYLGLYCINEAMIDE
(FGAR)
PRGA-Formyl
Transferase
TETRAHYDROFOLIC
ACID
PHOSPHORIBOSYL-NFORMYLGLYCINEAMIDE
(FGAR)
L-GLUTAMINE
+AT
P
fGAM
Synthase
+AD
P
5-PHOSPHORIBOSYL
FROMYLGLYCINAMIDE
(fGAM)
L-GLUTAMATE
5-PHOSPHORIBOSYL
5-AMINOIMIDAZOLE
FROMYLGLYCINAMIDE
RIBOTIDE (AIR)
(fGAM)
fGAM Cyclase
ATP
5-AMINOIMIDAZOLE
RIBOTIDE (AIR)
CO2
Phosphoribos
ylaminoimida
zole
carboxylase
5-PHOSPHORIBOSYL-4CARBOXY-5AMINOIMIDAZOLE (CAIR)
2H
PHOSPHORIBOSYL-NFORMYLGLYCINEAMIDE
(FGAR)
L-ASPARTATE
+AT
P
+AD
P
SAICAR
Synthase
PHOSPHORIBOSYLAMINO
IMIDAZOLESUCCINOCAR
BOXAMIDE (SAICAR)
5-AMINOIMIDAZOLE-4CARBOXAMIDE
Adenylosuccin
RIBONUCLEOTIDE (AICAR)
PHOSPHORIBOSYLAMINO
IMIDAZOLESUCCINOCAR
BOXAMIDE (SAICAR)
ate
lyase
FUMARATE
FORMAMINOIMIDAZOLE-4CARBOXAMIDE
5-AMINOIMIDAZOLE-4RIBONUCLEOTIDE (FAICAR)
CARBOXAMIDE
RIBONUCLEOTIDE (AICAR) Formyltransfer
ase
FORMYL
TETRAHYDROFUR
ANS (fTHF)
TETRAHYDROFUR
ANS (THF)
IMP Synthase
FORMAMINOIMIDAZOLE-4CARBOXAMIDE
RIBONUCLEOTIDE (FAICAR)
INOSINE MONOPHOSPHATE
(IMP)
GUANOSINE
MONOPHOSPHATE (GMP)
INOSINE MONOPHOSPHATE
(IMP)
ADENOSINE
MONOPHOSPHATE (AMP)
48
+AD
P
Carbamoyl
phosphate
synthase
CARBAMOYL
PHOSPHATE
(CMP)
GLUTAMI
NE
49
CARBAMOYL
PHOSPHATE
(CMP)
ASPARTATE
Aspartate
Transcarbamoyl
ase
CARBAMOYL
ASPARTIC ACID
CARBAMOYL
ASPARTIC ACID
Dihydroorotase
DIHYDROOROTIC
ACID
DIHYDROOROTIC
ACID
Dihydroorotate
dehydrogenase
OROTIC ACID
OROTIC
ACID
MONOPHOSPHATE
(OMP)
OROTIDINE
MONOPHOSPHATE
(OMP)
Decarboxylatio
n
URIDINE
MONOPHOSPHATE
(UMP)
THYMIDINE
MONOPHOSPHATE (TMP)
URIDINE
MONOPHOSPHATE
(UMP)
CYTIDINE
MONOPHOSPHATE (CMP)
Replikasi DNA
Replikasi DNA
Terdiri dari 3 tahap besar yaitu Inisiasi,
Elongasi, dan Terminasi
Pada saat Inisiasi, double helix DNA akan
diubah menjadi lurus oleh Topoisomerase lalu
dipecah oleh Helixase.
Fragmen nukleotida (dikenal juga sebagai
Fragmen Okazaki) bebas akan disusun menjadi
RNA Primer oleh DNA Primase/Primerase, lalu
direkatkan dengan RNA Ligase.
RNA primer akan disatukan dengan rantai DNA
awal oleh DNA Polymerase.
Transkripsi RNA
Terdiri dari 3 tahap besar yaitu Inisiasi,
Elongasi, dan Terminasi
Pada saat Inisiasi, double helix DNA akan
diubah menjadi lurus oleh Topoisomerase lalu
dipecah oleh Helixase.
Fragmen nukleotida (dikenal juga sebagai
Fragmen Okazaki) bebas akan disusun
menjadi RNA.
RNA yang terbentuk kemudian dapat
langsung dikirim keluar nukleus untuk
digunakan atau dimatangkan terlebih dahulu.
Fungsi Asam
Nukleat
Sumber:
campbell
Sumber:
pearson
Sumber:
campbell
Sumber:
pearson
Sumber:
passel.unl.edu
Sumber:
campbell
Sumber:
campbell
Sumber:
campbell
Aplikasi Asam
Nukleat
PENDAHULUAN
Asam Nukleat Membawa kode genetik
(pewarisan sifat) penyilangan hasilnya
organisme dengan sifat yang diinginkan
Tanaman Transgenik
Transfer gen
Untuk menyisipkan sebuah gen pada sel tumbuhan, kita
membutuhkan vektor tertentu karena tumbuhan tidak memiliki
plasmid seperti bakteri.
Tanaman Transgenik
Kultur Tanaman
Bakteri terintegrasi Ti-plasmid dimasukkan ke dalam potongan kecil dari sel tanaman/eksplan. dengan
metode transformasi yaitu memasukkan DNA plasmid sel bakteri ke sel tanaman
Selanjutnya, eksplan yang sudah memiliki gen tertentu tersebut akan dikulturkan/dibiakkan secara in
vitro(di luar tubuh tanaman, misalnya pada cawan petri). Eksplan dari tanaman tersebut akan tumbuh
menjadi kalus (kumpulan sel) yang dapat diinduksi untuk membentuk batang dan akar. Kalus ini akan
tumbuh menjadi plantlet (tanaman kecil). Plantlet kemudian akan tumbuh menjadi individu tanaman
transgenik yang bisa ditanam di tanah.
Hewan Transgenik
Di beberapa kasus, DNA diinduksi
(dimasukkan) secara langsung ke dalam
oosit yang sedang berkembang, telur,
atau embrio awal. Pada tikus mencit
(mice), biasanya memungkinkan juga
untuk menggunakan kultur sel stem dari
embrio yang berasal dari embrio
praimplantasi
dan
dapat
berguna
terhadap semua jaringan hewan yang
sedang berkembang (termasuk jaringan
germinal). DNA disisipkan ke dalam
embrio inang pada kondisi yang sangat
mungkin untuk mengalami rekombinasi
yang
homolog
yang
memungkinkan
mereka untuk digunakan sebagai target
gen. Kemudian, terjadi penggantian yang
akurat dari segmen endogen genom
dengan segmen eksogen DNA homolog.
Kedokteran
a) Diagnosis Penyakit
Kedokteran
b) Terapi Gen (Gene Therapeutics)
Terapi gen mengganti gen yang cacat membantu
jaringan maupun organ yang rusak untuk dapat
kembali bekerja dengan baik. Beberapa metode dapat
dilakukan:
1. Menggunakan virus untuk mengirimkan gen ke dalam
sel secara tepat karena memiliki kemampuan untuk
mengirimkan gen dengan cara menginfeksi sel
target
2. Metode in vivo, yakni menginjeksikan vektor secara
langsung ke dalam tubuh dengan menyasar pada sel
yang menjadi target.
3. Metode ex vivo, dengan cara menyelipkan gen ke
dalam sel yang telah dikeluarkan dari tubuhgen
teraktivasisel dikembalikan ke dalam tubuh si
pasien. Metode ini memungkinkan ilmuwan untuk
memastikan bahwa sel dapat berfungsi dengan baik
sebelum dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien.
Kedokteran
c) Xenotransplantasi (Xenotransplantation)
Transplantasi Organ dengan kemungkinan menggunakan binatang sebagai
sumber organ dan jaringan untuk ditransplantasikan. Teknik ini tetap memiliki
kendala yakni fenomena penolakan hiperakut tergantung pada antibodi yang
dihasilkan terhadap organ asing dan aktivasi sistem pelengkap.
Strategi transgenik telah diteliti untuk menghindari penolakan hiperakut,
termasuk ekspresi dari complement-inactivating protein pada sel permukaan.
Strategi sederhana seperti melumpuhkan gen oleh rekombinasi homolog.
Meskipun penolakan hiperakut telah diatasi, ada kemungkinan masalah yang lebih
lanjut, termasuk penolakan tubuh inang yang tertunda, melibatkan sel-sel
pembunuh alami dan makrofag dan kebutuhan untuk toleransi sel T. Jenis
transplantasi ini masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Farmasi
a) Vaksin
Secara umum, vaksin melindungi tubuh seseorang terhadap paparan
pathogen. Vaksin menstimulasi penyerangan infeksi agen. Sehingga
tubuh menghasilkan memori imunologis dan dapat mempertahankan
diri dari bahaya penyerangan agen virus.
Teknik DNA rekombinan dapat menghasilkan molekul protein spesifik
dalam jumlah besar yang secara normal dapat ditemukan pada
permukaan suatu patogen. Jika protein tersebut dianggap sebagai
subunit, salah satu protein yang memicu respon imun melawan
patogen utuh, maka protein itu dapat digunakan sebagi vaksin. Cara
lainnya, metode rekayasa genetik dapat digunakan untuk
memodifikasi genom patogen tersebut untuk memperlemahnya.
Vaksin
Vaksin
Vaksin
Vaksin
Bakteri Rekombinan
Virus Rekombinan
dari Tanaman
DNA
Farmasi
b) Pharming : Produksi Protein dari Hewan
Dengan asumsi bahwa gen mengkode protein yang
diinginkan dalam jumlah besar, hewan-hewan
transgenik bertindak sebagai Pabrik farmasi.
Sebagai contoh, sebuah protein transgen untuk darah
manusia seperti antitrombin dapat dimasukkan ke
dalam genom kambing dengan sedemikian rupa
sehingga produk transgen disekresikan dalam susu
hewan. Protein ini kemudian dimurnikan dari susu
(yang lebih mudah daripada pemurnian dari kultur
sel).
Forensik
Lingkungan
Rekayasa genetika dapat diaplikasikan untuk bioremidiasi lingkungan yang
sudah terlanjur rusak.
Mikroba digunakan dalam pabrik pengolahan air limbah atau digunakan oleh para
manufaktur sebelum senyawa-senyawa itu dilepas ke lingkungannya
(Chambellet al, 2000)
Keragaman metabolisme mikroba digunakan dalam menangani limbah. Pabrik
pengolahan air kotor mengandalkan kemampuan mikroba untuk mendegradasi
berbagai senyawa organik menjadi bentuk nontoksik. Akan tetapi, peningkatan
jumlah senyawa yang secara potensial berbahaya yang dilepas ke lingkungan
tidak lagi bisa didegradasi oleh mikroba yang tersedia secara alamiah,
hidrokarbon klorinasi merupakan contoh utamanya. Para ahli bioteknologi
sedang mencoba merekayasa mikroba untuk mendegradasi senyawa-senyawa ini.
Purifikasi DNA
Purifikasi RNA
Deproteinasi
Separasi protein
Pembuangan (lisis)
ribonuklease
Pembuangan (lisis)
protease
10
Pengendapan DNA
4 M guanidine
thiosianat
phenol
chloroform
Sumber: www.google.com
centrifuge
90
Elektroforesis Gel
91
Ultrasentrifugasi
92
Blotting
Southern Blot
Northern Blot
Target: DNA
Target: RNA
94
Langkah 1: 94oC
Langkah 2: 60oC
Langkah 3: 3760oC (enzimnya
tahan
hingga
72oC)
96
97
Metode Maxam-Gilbert
Memanfaatkan proses katalitik 2 langkah
yang melibatkan piperidin dan 2 zat kimia
yang secara selektif menyerang purin
(dimetil sulfat) dan pirimidin (hidrazin).
Langkah pertama, purin bereaksi dengan
dimetil
sulfat
sementara
pirimidin
bereaksi dengan hidrazin sedemian rupa
untuk memecah ikatan glikosida di antara
gula ribosa dan basa nitrogen sehingga
basa nitrogen tergantikan.
99
Metode Maxam-Gilbert
Langkah
kedua,
piperidin
akan
mengkatalisis
pembelahan
ikatan
fosfodiester (tempat basa tergantikan).
Kemudian dimetil sulfat dan piperidin akan
secara
selektif
membelah
nukleotida
guanine sementara jika dimetil sulfat dan
piperidin berada dalam asam format, maka
mereka akan membelah guanine dan
adenine. Demikian pula hidrazin dan
piperidin dalam 1,5 M NaCl hanya akan
membelah sitosin.
100
101
Metode Sanger
Memanfaatkan
reaksi
enzimatis
yang
melibatkan bentuk ketiga dari gula ribosa, yaitu
dideoksiribosa (gugus 3 OH diganti dengan
gugus 3 H)
Dideoksiribosa akan memutus rantai jika
digabung dengan polinukleotida, sehingga
ikatan difosfat tidak dapat terbentuk sehingga
menghambat (memutus) sintesis DNA pada
ujung 3 rantai DNA.
4 campuran reaksi yang berbeda digunakan
untuk mengurutkan fragmen DNA di mana
setiap campuran mengandung molekul DNA
template yang diurutkan, primer berlabel
radioaktif, 4 deoksinukleotida, DNA polymerase,
dan terminator dideoksi (ddATP, ddCTP, ddGTP,
102
atau ddTTP).
103
Microarray
Analisis profil ekspresi gen yang terdiri dari
urutan-urutan DNA untuk diuji pada
eksperimen hibridisasi secara paralel.
Memberikan
gambaran
pada
level
transkripsi yang dapat dimanfaatkan untuk
mengamati ekspresi gen
Digunakan untuk mempelajari perubahan
ekspresi gen yang timbul pada kejadian
biologis yang bervariasi seperti pembelahan
sel dan mempelajari keanekaragaman RNA
yang dihasilkan sel tumor.
104
Microarray
105
Microarray
106
Spektrofotometri
Digunakan untuk menentukan konsentrasi, yield dan
kemurnian RNA atau DNA melalui pengukuran absorbansi
(optical density).
Alat yang digunakan adalah spektrofotmeter UV-Vis, kuvet
transparan UV dan larutan berisi DNA atau RNA murni.
107
Spektrofotometri
Konsentrasi DNA (g/ml) =
(A260-A320) (faktor dilusi) (50 g DNA/ml)
Konsentrasi RNA (g/ml) =
(A260-A320) (faktor dilusi) (40 g RNA/ml)
Yield DNA/RNA (g) =
Konsentrasi DNA/RNA (g/ml) volume total
sampel (ml)
KemurnianDNA/RNA (A260/A280) =
(A260-A320) (A280-A320)
108
Spektrofotometri
Pengukuran absorbansi sampel dilakukan pada
panjang gelombang 230 nm, 260 nm, 280 nm dan 320
nm.
230 nm: senyawa organik atau garam chaotropic
(menurunkan kestabilan ikatan hidrogen, gaya van der
Waals dan interaksi hidrofobik).
260 nm: RNA/DNA.
280 nm: asam amino aromatik pada protein.
320 nm: turbiditas/kekeruhan dari kontaminan lainnya.
Sampel dengan kualitas baik rasio A260/A280
(kemurnian) sebesar 1.7-2.0 (jika di bawah itu maka
kontaminan semakin banyak) dan rasio A 260/A230
(tingkat salt carryover) di atas 1.5
109
Referensi
Anonim. How do I determine the concentration, yield and purity of DNA.
[Online] Dapat diakses pada:
<https://worldwide.promega.com/resources/pubhub/enotes/how-do-idetermine-the-concentration-yield-and-purity-of-a-dna-sample/> [Diakses 20
Februari 2016].
Anonim. UV Spectrophotometric Analysis of DNA and RNA. [Online] Dapat
diakses pada:
<https://people.hofstra.edu/Beverly_Clendening/Adv_Molecular_Biology/Prot
ocols/UV_Spec_Analysis_RNA&DNA.htm> [Diakses 20 Februari 2016].
Dnacenter.com, (2015). Recombinant DNA Technology - Uses and Applications.
[online] Tersedia di: http://www.dnacenter.com/science-technology/healthnutrition.html [diakses 20 Feb. 2016].
Fridovich-Keil, Judith L., 2014, Genetically Modified Organism (GMO), dilihat 20
Februari 2016,
<http://www.britannica.com/EBchecked/topic/897705/genetically-modifiedorganism-GMO>.
Genetic Home Reference, 2014. Handbook : Help Me Understand Genetics
Gene Therapy [pdf] Lister Hill National Center for Biomedical
Communications, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of
Health, Department of Health & Human Services. Terdapat pada: <
http://ghr.nlm.nih.gov/handbook/therapy.pdf> [diakses pada 20 Februari
2016]
110
Referensi
Howe, Christopher, 2007, Gene Cloning and Manipulation, 2nd edn,
Cambridge University Press, New York.
Integrated DNA Technologies. DNA Sequencing. [Online] Dapat diakses
pada: <https://www.idtdna.com/pages/docs/educational-resources/dnasequencing.pdf?sfvrsn=5> [Diakses 20 Februari 2016].
Karp, G. 2010. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiments.
Edisi Keenam. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc.
Reece, J.B., dkk. 2014. Campbell Biology. Edisi Kesepuluh. Amerika
Serikat: Pearson Education, Inc.
Reusch, W. 2013. Nucleic Acids. [Online] Dapat diakses pada:
<https://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/virttxtjml/nucacids.ht
m> [Diakses 20 Februari 2016].
Stansfield, W., dkk. 2003. Schaums Easy Outline Molecular and Cell
Biology. America Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc.
The RNA Society. What is RNA?. [Online] Dapat diakses pada: <
http://www.rnasociety.org/about/what-is-rna/> [Diakses 20 Februari
2016].
Watson, J.D., dkk. 2004. Molecular Biology of the Gene. Edisi Kelima.
Amerika Serikat: Pearson Education, Inc.
111