Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id1

Artikel

Perbandingan Indikasi Persalinan Seksio Sesarea di RSUP


DR. M. DJAMIL pada Tahun 2012 dan 2013
Dhea Rizkika Ananta1, Defrin2, Lili Irawati3

Abstrak
Seksio sesarea adalah suatu persalinan secara pembedahan untuk melahirkan janin dengan kehamilan lebih
atau sama dengan 28 minggu dari dalam rongga rahim melalui insisi dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus
(histerektomi) yang dalam keadaan utuh. Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012
menemukan bahwa angka kematian bayi di Indonesia saat ini adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup. Data Dinas
Kesehatan Kota Padang tahun 2012 angka kematian ibu cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012.
Pada tahun 2009 angka kematian ibu 14 kasus/19.657 kelahiran hidup, tahun 2010 yaitu 15 kasus/16.492 kelahiran
hidup dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 16 kasus/16.608 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi
yaitu berdasaran Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat angka kematian bayi di Kota Padang masih tinggi
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sumatera Barat. Berdasarkan data yang didapat dari Rumah Sakit Umum Dr.
M. Djamil tahun 2010 kasus persalinan seksio sesarea sebanyak 465. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan yaitu
sebanyak 527 kasus persalinan seksio sesarea. Pada tahun 2013 kasus persalinan seksio sesarea lebih meningkat
lagi, sebanyak 732 kasus.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data
sekunder di RSUP DR.M.Djamil Padang dari tahun 2012 dan 2013. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang
melahirkan dengan seksio sesarea di RSUP. DR.M. Djamil Padang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik Total Sampling. Pengelohan data dilakukan secara komputerisasi. Dari hasil penelitian yang
dilaksananakan di Sub. Bagian Rekam Medik RS Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2012 dan 2013 mengenai
perbandingan indikasi persalinan seksio sesarea bahwa persalinan bukan seksio sesarea memiliki frekuensi lebih
tinggi di bandingkan persalinan dengan seksio sesarea yaitu : 52,30% dan 47,70%. Indikasi tersering dilakukannya
seksio sesearea pada tahun 2012 dan 2013 adalah komplikasi lain dari bedah dan prosedur obstetri (seperti sesar
atau prosedur obstetri lainnya) dan gagal jantung, henti jantung, anoksia serebral. frekuensi seksio riwayat pernah
seksio sesarea lebih tinggi pada tahun 2013 (28%). Indikasi persalinan seksio sesarea dengan indikasi faktor ibu
merupakan yang tertinggi yaitu 83,00%, sedangkan faktor janin adalah 12,32% dan faktor plasenta 4,68%.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kerjasama dan koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam obstetrik
lebih ditingkatkan dalam usaha menyusun strategi dan mengambil langkah yang tepat guna menurunkan angka seksio
sesarea. Perlu dilakukan perbaikan dalam sistem pencatatan, penyimpanan maupun penyusunan rekam medik di
RSUP Dr M. Djamil untuk memudahkan dalam pencarian rekam medis.
Kata Kunci :Seksio Sesarea, Obstetri, Indikasi Persalinan, Faktor Ibu, Faktor Janin, Faktor Plasenta, Rekam Medik

Abstract
Sectio Caesarean is a surgical childbirth for delivery of a fetus with gestational more or equal to 28 weeks of
the uterine cavity through the abdominal wall incision (laparotomy) and the wall of the uterus (hysterectomy) are in one
piece. Results IDHS (Indonesian Demographic and Health Survey) in 2012 found that the infant mortality rate in
Indonesia is 32 per 1,000 live births. Data Padang City Health Department in 2012 maternal mortality rate tends to
increase from 2010-2012. In 2009, the maternal mortality rate 14 cases / 19 657 live births, in 2010 that 15 cases / 16
492 live births and in 2011 increased to 16 cases / 16,608 live births. While the infant mortality rate based Profile of
West Sumatra Provincial Health Office of infant mortality in the city of Padang is still high compared to other districts /
cities in West Sumatra. Based on the data obtained from the General Hospital Dr. M. Jamil in 2010 cases of cesarean
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)

http://jurnal.fk.unand.ac.id2

section deliveries as much as 465. In 2011 there was an increase as many as 527 cases of cesarean section
deliveries. In 2013 cases of cesarean deliveries is rising again, as much as 732 kasus.This research is a retrospective
descriptive study using secondary data in Padang DR.M.Djamil Hospital from 2012 and 2013. The study population
was all women who gave birth by Caesarean section in Dr. DR.M. Djamil Padang. The sample in this study were taken
by using total sampling technique. Pengelohan the data is computerized. From the results of research in Sub
dilaksananakan. Medical Records Section dr M. Djamil Padang in 2012 and 2013 regarding the comparison of
cesarean delivery indication that labor is not Caesarean section have a higher frequency compared with cesarean
delivery, namely: 52.30% and 47.70%. The most common indication does sesearea section in 2012 and 2013 were
other complications of surgical and obstetrical procedures (such as faults or other obstetric procedures) and heart
failure, cardiac arrest, cerebral anoxia. the frequency of a history of cesarean section was higher in 2013 (28%).
Indications of cesarean section deliveries with indication maternal factors is the highest, 83.00%, while the fetus factor
is 12.32% and 4.68% placental factors. Based on the research results, it is suggested cooperation and coordination
between the various parties involved in obstetric further enhanced in an effort to develop strategies and take
appropriate steps to reduce the number of Caesarean section. There needs to be improvement in the system of
recording, storage and preparation of medical records in Dr M. Djamil to facilitate the search of medical records.
Keywords: Caesarean section, Obstetrics, Indications Maternity, Mother Factor, Factor fetus, placenta factor, Medical
Record

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)

Affiliasi penulis : 1. Pendidikan DokterFakultas Kedokteran


Unand, 2. Bagian Parasitologi FK Unand, 3Bagian Farmakologi FK
Unand

untuk kematian neonatal 34 per 1.000 kelahiran


hidup.
Data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun

Korespondensi : Dhea Rizkika Ananta, email :

2012 angka kematian ibu cenderung mengalami

dhearizkika90@gmail.com, Telp: 085274736288

peningkatan dari tahun 2010-2012. Pada tahun

Pendahuluan

2009 angka kematian ibu 14 kasus/19.657 kelahiran

Seksio sesarea adalah suatu persalinan

hidup, tahun 2010 yaitu 15 kasus/16.492 kelahiran

secara pembedahan untuk melahirkan janin dengan

hidup dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 16

kehamilan lebih atau sama dengan 28 minggu dari

kasus/16.608 kelahiran hidup. Sedangkan angka

dalam rongga rahim melalui insisi dinding perut

kematian

(laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi) yang

Kesehatan

bayi

yaitu

berdasaran

Provinsi

Sumatera

Profil
Barat

Dinas
angka

dalam keadaan utuh. Seksio sesarea merupakan

kematian bayi

tindakan persalinan perabdominal telah dikenal

dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sumatera

sejak zaman dahulu. Pada zaman Caesar, seksio

Barat. Pada tahun 2008 sebanyak 10 per 1000

sesarea berguna untuk mengeluarkan janin yang

kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada

telah mati pada ibu yang telah meninggal dunia

tahun 2009 menjadi 6,5 per 1000 kelahiran hidup.

sebelum dikuburkan.

Pada

Angka kematian ibu dan bayi merupakan

tahun

di Kota Padang masih tinggi

2010

angka

tersebut

kembali

mengalami penurunan menjadi 5,2 per 1000

pelayanan

kelahiran hidup dan 4,9 per 1000 kelahiran hidup

kesehatan di suatu negara. Berdasarkan Profil

pada tahun 2011. Meskipun terus mengalami

Kesehatan Indonesia tahun 2010 walaupun angka

penurunan tiap tahunnya akan tetapi masih terdapat

kematian ibu telah mengalami penurunan dari 307

kematian bayi yang seharusnya tidak perlu terjadi.

salah

satu

indikator

keberhasilan

per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007


menjadi sebesar 228/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2010, tapi masih sangat tinggi dibandingkan
target nasional 102/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 20153. Hasil SDKI (Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia) tahun 2012 menemukan
bahwa angka kematian bayi di Indonesia saat ini
adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup. Di antara
angka ini, 19 per 1.000 terjadi pada masa neonatus
sejak lahir sampai usia 28 hari. Hal ini belum
mencapai target Milenium Development Goals

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
retrospektif dengan menggunakan data sekunder di
RSUP DR.M.Djamil Padang dari tahun 2012 dan
2013. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang
melahirkan dengan seksio sesarea di RSUP. DR.M.
Djamil Padang. Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan

Berdasarkanhasil

penelitian

teknik

Total

Sampling.

Pengelohan data dilakukan secara komputerisasi.


Hasil dan Pembahasan

(MDG) di tahun 2015 nanti angkanya harus turun


menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup.

menggunakan

Dari hasil penelitian yang dilaksananakan


di Sub. Bagian Rekam Medik RS Dr. M. Djamil

Dinas

Padang pada tahun 2012 dan 2013 mengenai

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, diketahui

perbandingan indikasi persalinan seksio sesarea,

angka kematian ibu setelah melahirkan di Sumatera

Didapatkan bahwa dari total keseluruhan persalinan

Barat tahun 2007 pada 19 kabupaten/kota di

seksio sesarea tahun 2012 dan 2013 adalah 1.944.

Provinsi Sumatera Barat dengan hasil penelitian

Tabel 1. Frekuensi Persalinan di RSUP DR. M.

menunjukkan AKI Sumatera Barat tahun 2007


berkisar 211,9per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes

Djamil pada tahun 2012 dan 2013

Sumbar, 2008). Sedangkan angka kematian bayi

Persalinan
Bukan

tahun 2012 yaitu 47 per 1.000 kelahiran hidup dan

Seksio
sesarea

2012
605

2013
801

F
1406

%
52,30

Seksio

550

732

1282

47,70

sesarea
Jumlah

1155

1533

2688

100,00

pada

kelompok

primigravida

yaitu

sebanyak 44,4%. Tingginya frekuensi persalinan

Dari tabel1 diatas terlihat bahwa persalinan


bukan seksio sesarea memiliki frekuensi lebih tinggi
di bandingkan persalinan dengan seksio sesarea
yaitu : 52,30% dan 47,70%.
Pada tabel 2 dan grafik 1 diatas terlihat
bahwa

sesarea

indikasi

tersering

dilakukannya

seksio

sesearea pada tahun 2012 dan 2013 adalah


Komplikasi lain dari bedah dan prosedur obstetri
(seperti sesar atau prosedur obstetri lainnya) dan
gagal jantung, henti jantung, anoksia serebral.
Sedangkan indikasi yang paling sedikit adalah
perawatan ibu untuk disproporsi karena kontraksi
pintu atas panggul. Peningkatan terbesar pada
indikasi dilakukannya seksio sesarea adalah preeklampsia berat (388%), insersi alat kontrasepsi
intrauterine (252%), Komplikasi lain dari bedah dan
prosedur obstetri (seperti sesar atau prosedur
obstetri lainnya) dan gagal jantung, henti jantung,
anoksia serebral (144%).
Tabel 2 Frekuensi Riwayat Persalinan Seksio
Sesarea di RSUP DR.M. Djamil pada
tahun 2012 dan tahun 2013
Persalinan
seksio
sesarea(SC)
Pernah

2012
F

seserea sesuai dengan hasil penelitian yang


dilakukan oleh Sandi (2013) yang mendapatkan
hasil bahwa paritas nulipara cendrung melahirkan
seksio sesarea (9,00%). Jumlah ibu yang menjalani
seksio sesarea menurut penelitan tersebut menurun
seiring

peningkatan

status

paritas.

Hal

ini

disebabkan karena belum adanya pengalaman


melahirkan baik secara fisik maupun psikis dan
resistensi jalan lahir yang lebih besar pada wanita
nulipara dibandingkan wanita multipara.
Disproporsi sefalopelvik merupakan salah
satu penyebab terjadinya distosia. Penelitian yang
dilakukan oleh WHO di Amerika Latin dan Afrika
menunjukkan bahwa distosia merupakan indikasi
tersering dilakukannya seksio sesarea (masingmasing sebesar 26% dan 30,9%). Persalinan macet
yang

disebabkan

oleh

adanya

disproporsi

sefalopelvik dapat menimbulkan konsekuensi serius


bagi

ibu,

janin,

atau

keduanya

sekaligus.

Primigravida membutuhkan tenaga persalinan yang


lebih kuat untuk melampaui resistensi jalan lahir dan
uterus

cenderung

kurang

efektif

dalam

mempertahankan kontraksi rahim yang efisien.

2013
%

seksio sesarea pada ibu yang belum pernah seksio

Multipara memiliki resistensi jalan lahir yang lebih


rendah karena persalinan sebelumnya sehingga

142

25.8

205

28

tenaga persalinan yang dibutuhkan tidak sekuat


pada primigravida. Hal ini menyebabkan distosia

SC(>1)
Belum Pernah

408

74.2

527

72

SC
Jumlah

550

100

732

100

sering terjadi pada primigravida.


Tabel

Indikasi

persalinan

seksio

sesarea

Berdasarkan tabel 5.3 diatas frekuensi

berdasarkan faktor ibu, janin dan

seksio riwayat pernah seksio sesarea lebih tinggi

plasenta di RSUP DR.M.djamil pada

pada tahun 2013 (28%).

tahun 2012 dan 2013

Berdasarkan

hasil

penelitian

frekuensi

riwayat seksio sesarea di RSUP DR.M. DJAMIL


padang pada tahun 2012 dan 2013 di dapatkan
bahwa frekuensi seksio sesarea pada ibu yang
belum seksio sesarea adalah 72,94%, sedangkan
pada ibu yang pernah seksio sesarea adalah

Indikasi
Faktor ibu
Faktor

2012
434
91

2013
630
67

F
1064
158

%
83,00
12,32

janin
Faktor

25

35

60

4,68

plasenta
Jumlah

550

732

1282

100

27,06%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan hasil

Berdasarkan tabel diatas terlihat indikasi

penelitian Novita (2011) yang dilakukan di RSUD

persalinan seksio sesarea dengan indikasi faktor ibu

Sudarso Pontianak dimana didapatkan kasus seksio

merupakan yang tertinggi yaitu 83,00%, sedangkan

[3] Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan

faktor janin adalah 12,32% dan faktor plasenta

Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementrian

4,68%.

Kesehatan RI: 2011.


[4] Khusumawati, Yuli 2006. Faktor- faktor resiko
yang berpengaruh terhadap persalinan dengan

Daftar Pustaka
[1] Cunningham, F.G.et all, 2005. Obstetri Williams.
Edisi ke-21. Jakarta: EGC.pp: 685-688, 591,

Surakarta). Di akses dari: eprints.undip.ac.id.


[5] Prawirohardjo, S., dan Winkjoastro H., 2008.

592-604.
[2] De Cheney, AH., Nathaan, L, 2007. Current
obstetric

tindakan ( studi kasus di RS dr.moewardi

and

gynecologic

diagnosis

and

treatment. 10th edition. New York: Mc. Graw


Hill.pp: 336-338.

Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Indonesia.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai