BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Implementasi Kebijakan Pemerintah daerah
Implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul Sabatier
(1979) sebagaimana dikutip dalam Coleman M. & Bush T. (2006; 65),
mengatakan bahwa:
Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah
suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus
perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan
kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman
kebijaksanaan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak
nyata pada masyarakat atas kejadian-kejadian.
Implementasi secara sederhana diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Browne dan Wildavsky (dalam Diana A. & C. Tjipto, 2003:7)
mengemukakan bahwa:
implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.
Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk memengaruhi
apa yang oleh Lipsky disebut street level bureaucrats untuk memberikan
pelayanan atau mengatur prilaku kelompok sasaran (target group).
Berdasarkan uraian mengenai kedua pendapat tentang pengertian
implementasi, perlu kami memberikan batasan. Implementasi adalah
pelaksanaan dari apa yang telah ditetapkan dan menerima segala
akibat/dampak setelah dilaksanakan tersebut.
16
Proses implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur yang
penting dan mutlak, seperti dikemukakan oleh Adi, Tarwiyah (2005;11),
yaitu:
a. Adanya program atau kebijakan yang dilaksanakan;
b. Target groups, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran, dan
diharapkan dapat menerima manfaat dari program tersebut, perubahan
atau peningkatan;
c. Unsur pelaksana (implementor), baik organisasi atau perorangan, yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan, pelaksanaan, dan pengawasan
dari proses implementasi tersebut.
Budi Winarno (2002), menyatakan bahwa:
implementasi kebijakan dibatasi sebagai menjangkau tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh individu-individu pemerintah dan individu-individu
swasta (kelompok-kelompok) yang diarahkan untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijaksanaan
sebelumnya.
Teori-Teori Implementasi Kebijakan
17
4. apakah letak sebuah program sudah tepat.
5. apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya
dengan rinci, dan
6. apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
variabel lingkungan kebijakan mencakup:
1. seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki
oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan.
2. karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa.
3. tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
yakni:
A. Karakteristik dari masalah
(1) tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Di satu pihak
ada beberapa masalah sosial secara teknis mudah dipecahkan, dipihak
lain terdapat masalah-masalah sosial yang relatif sulit dipecahkan,
seperti kemiskinan, pengangguran, korupsi, dan sebagainya. Oleh
karena itu, sifat masalah itu sendiri akan memengaruhi mudah tidaknya
suatu program diimplementasikan.
(2) tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Ini berarti bahwa suatu
program akan relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok
sasarannya heterogen, maka implementasi program akan relatif lebih
18
sulit, karena tingkat pemahaman setiap anggota kelompok sasaran
terhadap program relatif berbeda.
(3) proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi.sebuah program
akan relatif sulit implementasikan apabila sasaranya mencakup semua
populasi. Sebaliknya sebuah program relatif mudah diimplementasikan
apabila jumlah kelompok sasarannya tidak terlalu besar.
(4) cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah program yang
bertujuan memberikan pengetahuan atau bersifat kognitif akan relatif
mudah diimplementasikan daripada program yang bertujuan untuk
mengubah sikap dan prilaku masyarakat.
B. Karakteristik kebijakan/undang-undang
(1) kejelasan isi kebijakan. Ini berarti semakin jelas dan rinci isi sebuah
kebijakan akan mudah diimplementasikan karena implementor mudah
memahami dan menterjemahkan dalam tindakan nyata.
(2) seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis.kebijakan
yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat lebih mantap karena sudah
teruji, walaupun untuk beberapa lingkungan sosial tertentu perlu ada
modifikasi.
(3) besarnya alokasi sumberdaya finansial terhadap kebijakan tersebut.
(4) seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai
institusi pelaksana.kegagalan program sering disebabkan kurangnya
koordinasi vertikal dan horizontal antarinstansi yang terlibat dalam
implementasi program.
19
(5) kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana.
(6) Tingkat komitmmen aparat terhadap tujuan kebijakan
(7) seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi
dalam implementasi kebijakan. Suatu program yang memberikan
peluang luas bagi masyarakat untuk terlibat akan relatif mendapat
dukungan daripada program yang tidak melibatkan masyarakat.
C. Variabel lingkungan
(1) kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tigkat kemajuan teknologi.
Masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relatif mudah
menerima
program-program
pembaruan
dibanding
dengan
20
kelompok
pemilih
dapat
melakukan
intervensi
terhadap
kelompok
pemilih
dapat
memiliki
kemampuan
untuk
maupun
sumberdaya
non-manusia
resourse).
3) Perlu dukungan dan koordinasi dengan intansi lain.
(non-human
21
4) Karakteristik agen pelaksana.
5) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi.
6) Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni:
respon implementor terhadap kebijakan, yang akan memengaruhi
kemauannya
untuk
melaksanakan
kebijakan.
dan
intensitas
22
2) Lingkungan sosial, politik, ekonomi, hankam, dan fisik atau geografis
tempat
kebijakan
tersebut
dioperasikan
akan
mempengaruhi
23
aba-aba/komando. Kata perintah juga mempunyai pengertian aturan dari pihak
atas yang harus dilakukan.
Definisi
Pemerintah
secara
KBBI
adalah
sebuah
sistem
yang
laporan
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
kepada
24
kepada
DPRD,
serta
menginformasikan
laporan
penyelenggaraan
dengan
Pemerintahan
Daerah
adalah
daerah
otonom
25
kepada pemerintah daerah sebagai urusan rumah tangga daerahnya, kecuali
yang bersifat nasional untuk menyangkut kepentingan umum yang lebih luas.
2.1.2 Pendidikan Gratis
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Mudyahardjo R.,
2001: 68)
26
Pendidikan gratis adalah pembebasan segala biaya penyelenggaraan
pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah (Syafaruddin,
2008: 34).
Manfaat Pendidikan Gratis
1.
2. Pendidikan,
tenaga
kependidikan,
dan
biaya
operasional
usia
sekolah
dan
mengantisipasi
kesenjangan
27
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
gratis untuk memenuhi mutu dan produktivitas sumber daya manusia
yang unggul.
Pendidikan Gratis di Kabupaten Mamuju
Program pendidikan gratis merupakan salah satu program unggulan
Pemerintah Kabupaten Mamuju dan bantuan diberikan langsung oleh
Pemerintah Daerah kepada satuan pendidikan untuk membiayai kegiatan
operasional satuan pendidikan menengah atas baik negeri maupun swasta.
Sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang: Pemberian
biaya subsidi pendidikan pra sekolah,
menengah.
Sesuai Surat Keputusan Bupati Mamuju 10 tahun 2008 dan Nomor 167
Tahun 2011, penggunaan biaya subsidi tersebut digunakan dalam hal :
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.
Digunakan untuk biaya pendaftaran,penggandaan formulir, administrasi
pendaftaran ulang, termasuk didalamnya penyaluran alat tulis, honor,
transport dan konsumsi panitia pendaftaran siswa baru.
2. Pengadaan buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di
perpustakaan. Dalam pengadaan buku teks pelajaran dan buku referensi
untuk di perpustakaan yang harus diperhatikan adalah kualitas buku yang
baik
dan
harga
yang
layak
dan
sistem
pembayarannya
dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Membeli bahan-bahan habis pakai. Digunakan untuk pembelian bahan
pendukung proses belajar mengajar seperti ATK, buku tulis, spidol, buku
kas BOSDA, kwitansi BOSDA.
28
4. Membiayai kegiatan kesiswaan yang meliputi: remedial, pengayaan,
olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja,
majalah dinding.
5. Membiayai ulangan harian, ulangan susulan, ujian sekolah, dan laporan
hasil belajar siswa. Dapat digunakan membiayai kegiatan pengelolaan
ulangan harian,ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar
siswa seperti pengeluaran untuk uang lelah pengawas, penulis soal ujian,
koreksi hasil ujian, panitia ujian, bahan dan penggandaan soal.
6. Pengembangan profesi guru digunakan untuk membiayai kegiatan
pelatihan MGMP dan MKKS.Pengeluaran untuk kegiatan tersebut seperti
honorarium narasumber, penulis naskah materi paparan, honor peserta,
pengadaan alat tulis, penggandaan materi, transpor dan konsumsi;
7. Membayar biaya perawatan sekolah;
8. Membiayai insentif honor guru.
Nilai subsidi yang diberikan per-siswa sesuai SK Bupati Mamuju Nomor
167 Tahun 2011 yakni sebesar Rp.50.000; - Rp.525.000; yang diberikan
sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Besarnya total subsidi
untuk siswa dalam satu sekolah sebesar Rp.560.000;-Rp.416.000.000; sesuai
kriteria sekolah dan jumlah muridnya.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi (Pasal 11 ayat 1 Sikdisnas). Oleh
karena itu, tidak ada alasan bagi pemerintah dan pemerintah daerah untuk
tidak menyelenggarakan pendidikan secara
29
(PKPS-BBM) Bidang pendidikan memberikan layanan pendidikan gratis bagi
seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar dalam bentuk Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOS). Khusus di Kabupaten Mamuju, bantuan
pendidikan gratis telah sampai pada tingkat SMA/MA dan SMK dalam bentuk
Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan DANA RUTIN yang
dianggarkan melalui APBD Kabupaten Mamuju.
Sesuai dengan yang termaktub pada Lembaran Daerah Kabupaten
Mamuju tahun 2008 nomor 10 mengenai Peraturan Daerah Kabupaten
Mamuju
tentang
Pemberian
Subsidi
Biaya
Pendidikan
Pra
Sekolah,
30
a. Program pemerataan pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan
menengah;
b. Program peningkatan mutu pendidikan dan relevansi pendidikan pra
sekolah, pendidikan dasar dan menengah; serta
c. Program peningkatan perluasan akses pendidikan efisiensi dan efektifitas
manajemen pra sekolah, pendidikan dasar dan menengah;
Adapun jenis subsidi biaya pendidikan yang diberikan untuk TK/RA,
SMA, MA dan SMK baik negeri maupun suasta antara lain: biaya operasional
manajemen sekolah, sumbangan penyelenggaraan pendidikkan (SPP), dan
buku
pelajaran,
yang
diperuntukkan
kegiatan
kurikuler,
kokurikuler,
juga
bahwa
pemberian
tiap-tiap
jenis subsidi
dihitung
berdasarkan jumlah siswa yang secara nyata terdaftar selaku peserta didik
sekolah, serta besarnya subsidi persiswa tiap-tiap jenis subsidi disesuaikan
dengan
kondisi
keuangan
daerah
yang
ditetapkan
dalam Anggaran
31
madrasah tsanawiyah/syalafiah, SMA, Madrasah Aliyah, serta sekolah
Menengah Kejuruan.
Sedangkan, syarat-syarat sekolah yang diberi subsidi biaya pendidikan
tersebut adalah:
a. Memiliki Surat Keputusaan Pendirian Sekolah bagi sekolah negeri dan Izin
Pendirian / Operasional bagi sekolah swasta,
b. Memiliki kepala sekolah yang sah,
c. Sanggup melaksanakan dan mengelola
dana
subsidi
sesuai
atau
faktor,
dan
masing-masing
faktor
tersebut
saling
a. Faktor Pendukung
32
Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang menyebabkan
implementasi itu dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat adalah segala sesuatu yang menyebabkan
implementasi itu tidak dapat berjalan dengan baik atau terhambat
dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Faktor ini menurut pendekatan yang dikemukakan oleh Edwards
III dalam bukunya Tilaar (2008:134-135), implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh empat variabel. Berdasarkan pendekatan Edwards III
dapat menjadi faktor pendukung apabila semua berjalan dengan lancar
tetapi apabila tidak maka akan menjadi faktor penghambat. Variabel
tersebut yakni: (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi, dan (4)
struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut juga saling berhubungan
satu sama lain dapat.
2.2 Kerangka Konseptual
Implementasi adalah realisasi dari rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Tindakan
33
Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten mamuju yakni Bupati mamuju
dalam bentuk PERDA nomor 10 tahun 2008 tentang pemberian biaya subsidi
pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
penyelenggaraan pendidikan gratis.
Pendidikan gratis adalah pembebasan segala biaya penyelenggaraan
pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah. Dalam hal ini
adalah bebas SPP dan biaya masuk sekolah.
Program subsidi biaya pendidikan merupakan salah satu program
unggulan Pemerintah Kabupaten Mamuju. Dalam program tersebut disalurkan
bantuan dana pendidikan secara langsung kepada satuan pendidikan untuk
membiayai kegiatan operasional satuan pendidikan mulai dari tingkat SD
sampai tingkat SMA. Alokasi penggunaan dan mekanisme pengelolaan dana
tersebut harus sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan dan standar
pengelolaan.
Khusus di Kabupaten Mamuju, bantuan subsidi biaya pendidikan telah
sampai pada tingkat SMA/MA dan SMK dalam bentuk Bantuan Operasional
Daerah (BOSDA) dan dana RUTIN yang dianggarkan melalui APBD
Kabupaten Mamuju dengan membebaskan segala jenis pembiayaan.
Implementasi
kebijakan
pemerintah
daerah
dalam
pelaksanaan
pendidikan gratis ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor
pendukung maupun faktor penghambat. Faktor pendukung adalah faktorfaktor yang menyebabkan kebijakan yang ditetapkan dapat terlaksana dengan
34
baik, sedangkan faktor penghambat adalah faktor-faktor yang menyebabkan
kebijakan mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan kerangka konsep tersebut di atas, maka dapat digambarkan
sebagai berikut :
Implementasi Program
pendidikan Gratis
Meringankan
beban Sekolah
dan orang
tua/wali peserta
didik
Faktor Yang
Mempengaruhi
1. Faktor Pendukung
2. Faktor
Penghambat
Pelaksanaan
Pendidikan dalam :
1. Proses belajarmengajar
2. Pemeliharaan/
Perbaikan Ringan
3. Insentif Tenaga
Pendidik dan
Tenaga