Anda di halaman 1dari 3

Bab I

Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang
Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat, yang terjadi secara global baik di Negara

maju ataupun di Negara berkembang. Anemia yang di sebabkan defisiensi besi ini lebih banyak
di temukan terutama mengenai anak yang sedang tumbuh yang keperluan zat besi lebih besar
dari pada orang dewasa normal. 1 Kekurangan zat besi mempunyai dampak yang merugikan bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, menurunkan daya tahan tubuh, menurunkan konsentrasi
belajar dan mengurangi aktifitas belajar.2
World Health Organization (WHO) 2008 dalam Worldwide Prevalence of Anemia
melaporkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar
orang dengan prevalensi pada anak sekolah dasar 25,4% dan 305 juta anak sekolah di seluruh
dunia menderita anemia.3 Secara global, prevalensi anemia pada anak usia sekolah menunjukkan
angka yang tinggi yaitu 37%, sedangkan di Thailand 13,4% dan di India 85,5%. Prevalensi
anemia di kalangan anak-anak di Asia mencapai 58,4%, angka ini lebih tinggi dari rata-rata di
Afrika (49,8%).4,5
Laporan Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa anemia gizi
besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia dengan prevalensi pada anak
usia 5 - 12 tahun sebesar 29%.6 Prevalensi anemia secara nasional setelah disesuaikan untuk
kelompok perempuan, laki-laki dan anak-anak adalah sebesar 14,8% dan 11,9% (menurut
acuan Riskesdas Tahun 2007). Terdapat 20 provinsi yang mempunyai prevalensi anemia
lebih besar dari 13 prevalensi nasional. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada tahun 2007 di DKI Jakarta sebesar 15%
melebihi rata-rata prevalensi nasional (11.9%) dan prevalensi anemia tertinggi di DKI Jakarta
pada tahun 2007 terdapat pada kelompok dewasa (59.1%) dan tertinggi kedua terdapat pada
kelompok remaja (14.2%).7
Berdasarkan hasil penelitian Saifuddin Sirajuddin dapat disimpulkan bahwa kebiasaan
sarapan pagi, pola konsumsi makanan sumber heme, dan pola konsumsi makanan penghambat
zat besi merupakan faktor determinan kejadian anemia.8

Suplementasi tablet besi (Fe) merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam
mengatasi anemia. Preparat besi ini harus terus diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada
penderita teratasi untuk mempertahankan keseimbangan zat besi selama masa anak.2
Penelitian ini akan di lakukan di SDN 08 JELAMBAR yang akan di teliti mengenai
pemberian tablet zat besi, konsumsi vitamin C, kebiasaan minum teh, menu makanan sehari-hari,
jenis kelamin , tingkat pengetahuan ibu, dan tingkat penghasilan keluarga terhadap kejadian
Anemia pada murid sekolah dasar.
1.2.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas ditemukan masalah-masalah sebagai berikut


1.2.1

Tingginya kejadian anemia di dunia menurut WHO 1,62 miliar orang dengan prevalensi
pada anak sekolah dasar 25,4% dan 305 juta anak sekolah di seluruh dunia menderita

1.2.2

anemia.
Tingginya prevalensi anemia secara nasional menurut Riskesdas 2007 laki-laki dan

1.2.3

anak-anak adalah sebesar 14,8% dan 11,9%.


Tingginya prevalensi anemia gizi besi pada anak usia 5 - 12 tahun sebesar 29% laporan

1.2.4

Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013.


Berdasarkan hasil penelitian Saifuddin Sirajuddin, Makassar 2014 dapat disimpulkan
bahwa, kebiasaan sarapan pagi, pola konsumsi makanan sumber heme, dan pola
konsumsi makanan penghambat zat besi merupakan faktor determinan kejadian anemia.

1.3.
1.3.1.

Tujuan Penelitian
Tujuan umum
1.3.1.1 Mengetahui hubungan gambaran hemoglobin terhadap Murid SDN 08 Jelambar
Februari 2016.

1.3.2.

Tujuan Khusus
1.3.1.2 Diketahui sebaran pemberian konsumsi vitamin A dan C, kebiasaan minum teh,
kebiasaan sarapan pagi, menu makanan sehari-hari, status gizi anak, jenis
kelamin, tingkat pengetahuan ibu, dan tingkat penghasilan keluarga terhadap

1.3.2.1

kejadian Anemia pada murid SDN 08 Jelambar Februari 2016.


Diketahuinya hubungan konsumsi vitamin A dan C, kebiasaan minum teh,

kebiasaan sarapan pagi, menu makanan sehari-hari, status gizi anak, jenis kelamin,

tingkat pengetahuan ibu, dan tingkat penghasilan keluarga terhadap kejadian Anemia
pada murid SDN 08 Jelambar Februari 2016
1.4.

Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti
1.1.4.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
1.1.4.2 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.
1.1.4.3 Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam bidang penelitian.
1.1.4.4 Mengetahui gambaran hemoglobin pada murid sekolah dasar dan faktor-faktor
yang berpengaruh.

1.4.2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1.
Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi
atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya

1.4.2.2.

di bidang kesehatan.
1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat
1.4.3.1 Memperoleh pengetahuan dan informasi tentang gambaran Hb pada anak
sekolah

dasar

dan

faktor-faktor

yang

berpengaruh,

sehingga

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, meningkatkan daya


tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan aktifitas belajar demi .
1.4.

Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian mengenai gambaran Hb pada murid sekolah dasar dan faktorfaktor yang mempengaruhi di SDN 08 Jelambar Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai