Tanaman yang mati dan melapuk secara bertahap membentuk lapisan yang kemudian
menjadi lapisan transisi antara lapisan gambut dengan substratum (lapisan di
bawahnya) berupa tanah mineral.
Pembentukan Gambut 1
Tanaman berikutnya tumbuh pada bagian yang lebih tengah dari danau dangkal ini
dan secara membentuk lapisan-lapisan gambut sehingga danau tersebut menjadi
penuh.
Pembentukan Gambut 2
Hasil pelapukannya membentuk lapisan gambut baru yang lama kelamaan
membentuk kubah (dome) gambut yang permukaannya cembung.
Pembentukan Gambut 3
2.4 Agroekosistem Lahan Gambut
Agroekosistem lahan gambut dapat dimaknai sebagai wilayah atau kawasan
pertanian yang usaha taninya berbasis komoditas lahan gambut. Pemanfaatan lahan
gambut dengan merubah ekosistemnya tidak menjamin keuntungan ekonomi, bahkan
seringkali mendatangkan kerugian bagi masyarakat. Untuk mendapatkan keuntungan
Kapur, tanah mineral, pupuk kandang dan abu sisa pembakaran dapat diberikan
sebagai bahan amelioran untuk meningkatkan pH dan basa-basa tanah. Pengaruh
buruk asam-asam organik beracun juga dapat dikurangi dengan menambahkan bahanbahan amelioran yang banyak mengandung kation polivalen seperti terak baja, tanah
mineral laterit atau lumpur sungai. Pemberian tanah mineral berkadar besi tinggi
dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem gambut adalah tatanan unsur gambut yang mempunyai
karakteristik yang unik serta merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh dalam
kesatuan hidrologis gambut yang saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktifitasnya. Gambut sebagai ekosistem berperan
untuk penyimpan karbon, penyimpan dan pelepas air, serta dapat dimanfaatkan
sebagai sumberdaya untuk pertanian.
Apabila dikelola dengan baik dan benar lahan gambut bisa mendatangkan
keuntungan ekonomi dan sekaligus mempertahankan karbon yang tersimpan serta
memelihara keanekaragaman hayati. Oleh karenanya, ekosistem ini harus dilindungi
agar fungsinya dapat dipertahankan sampai generasi mendatang.