Kata kunci : Media Grafis, Kegiatan Guru, Aktivitas Siswa dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika.
I.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
untuk di pelajari oleh peserta didik dijenjang pendidikan manapun. Anak didik
memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dapat berhitung, dapat
menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan
menafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer. Selain itu, agar
mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami
bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan
sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta
bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Salah satu tujuan pembelajaran Matematika yaitu menekankan kepada
kemampuan pemecahan masalah dan menerapkan matematika (NCTM).
pemecahan masalah pada hakikatnya belajar berfikir (learning to think) atau
belajar bernalar (learning to reason) yaitu berpikir atau bernalar mengaplikasikan
pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan
masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai. Sobel dan Maletsky (2004:
78), berpendapat pemecahan masalah dimungkinkan akan terus mendominasi
diskusi tentang kurikulum matematika di abad 21.
Pendidikan matematika merupakan salah satu faktor yang sangat berperan
dalam menghadapi era globalisasi. Guru selaku pelaksana pendidikan memiliki
tanggung jawab yang amat besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
memiliki ilmu pengetahuan dan mampu menyerap teknologi yang saat ini maju
dengan pesatnya. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru matematika harus
memiliki
kemampuan
yang
cukup
memadai
dalam
mengelola
proses
dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini penting karena pada dasarnya pelajaran
matematika bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir, berkomunikasi,
menghitung, mengukur, dan memecahkan berbagai persoalan praktis dalam
kehidupan sehari-hari (Uno, 2011: 129).
Salah satu tujuan pembelajaran Matematika yaitu menekankan kepada
kemampuan pemecahan masalah dan menerapkan matematika (NCTM).
pemecahan masalah pada hakikatnya belajar berfikir (learning to think) atau
belajar bernalar (learning to reason) yaitu berpikir atau bernalar mengaplikasikan
pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan
masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai. Sobel dan Maletsky (2004:
78), berpendapat pemecahan masalah dimungkinkan akan terus mendominasi
diskusi tentang kurikulum matematika di abad 21.
Namun dari hasil studi pada tahun 2009 yang dilakukan oleh PISA
(Programme
for
International
Student
Assesment)
khususnya
pelajaran
seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih
lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian
terkini atas apa yang dilakukan seseorang.
Menurut Matlin (dalam Abdjul, 2010 : 18), berdasarkan strukturnya
masalah matematika dapat dibedakan menjadi masalah yang terdefinisi dengan
baik dan masalah (well-defined problem) yang tidak terdefinisi dengan baik (illdefined problem). Dengan perincian bahwa masalah yang terdefinisi dengan baik
adalah situasi masalah yang pernyataan asli atau asal, tujuan dan aturan-aturannya
terspesifikasi. Sebaliknya, masalah yang tidak terdefinisi dengan baik adalah
masalah yang pernyataan asal, tujuan dan aturan-aturannya tidak jelas sehingga
tidak memiliki cara sistematik untuk menemukan solusi.
Pemecahan masalah matematika merupakan salah satu aspek kemampuan
yang termasuk dalam kategori aspek berpikir matematik tingkat tinggi, yang
menurut Romberg (Abdjul, 2010 : 21) yaitu: pemecahan masalah matematik,
komunikasi matematik, penalaran matematik, dan koneksi matematik. Oleh sebab
itu sudah selayaknya jika pemecahan masalah mendapat perhatian yang sangat
khusus dalam pengembangan strategi pembelajaran.
Adapun tujuan spesifik dari pemecahan masalah matematika menurut
polya (dalam adbjul, 2010 : 21) adalah untuk : (1) Meningkatkan keinginan
peserta didik untuk mencoba memperbaiki masalah dan ketekunan mereka ketika
memecahkan masalah. (2) Meningkatkan konsep diri peserta didik dengan melihat
pada kemampuan untuk memecahkan maalah. (3) Membuat peserta didik sadar
akan strategi pemecahan masalah. (4) Membuat peserta didik menyadari nilai
mendekati masalah dengan cara yang sistematis. (5) Membuat peserta didik
menyadari bahwa masalah dapat diselesaikan lebih dari satu cara. (6)
Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memilih strategi solusi yang tepat.
(7) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan strategi solusi
akurat. (8) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mendapatkan lebih
banyak jawaban yang benar untuk masalah.
II.
METODE PENULISAN
Penelitian dilaksanakan di Kelas X yang ada di SMK Negeri 1 Gorontalo
pada pelajaran matematika semester genap tahun ajaran 2012/2013. Adapun yang
menjadi sampel penelitian adalah siswa Kelas X AK6 yang berjumlah 29 orang
dan kelas X UPW1 yang berjumlaah 30 orang. Di mana cara untuk penentuaan
sampelnya dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimen. Model penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model eksperimen dengan desain
penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design seoerti pada
table 2.1
Table 2.1
Design Penelitian Posttest Only Control Group Design
Kelas
Perlakuan
Post Test
Eksperimen
O1
Kontrol
O2
Dengan indikator
(1)
III.
Tabel 3.1
Daftar Distribusi Frekuensi Kemampuan pemecahan masalah
matematika Siswa Dengan Menggunakan Pembelajaran Konvensional
KELAS INTERVAL
35
39
40
44
45
49
50
54
55
59
60
64
Jumlah
fi
3
4
9
7
5
2
30
F.kum
10%
13%
30%
23%
17%
7%
100%
Chart Title
35%
30%
Axis Title
25%
20%
15%
10%
5%
0%
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Selang data
Gambar 1
Diagram batang skor kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa (Pretest) yang menggunakan pembelajaran konvensional
10
Tabel 3.2
Daftar Distribusi Frekuensi Kemampuan pemecahan masalah
matematika Siswa Dengan Menggunakan Media Grafis
KELAS INTERVAL
40
44
45
49
50
54
55
59
60
64
65
69
Jumlah
fi
1
3
11
8
3
3
29
F.kum
3%
10%
38%
28%
10%
10%
100%
Chart Title
40%
35%
Axis Title
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
Selang data
Gambar 2
Diagram batang skor kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa (Posttest) yang menggunakan media grafis
11
data
Skor
Skor
Min
Max
Mean
Median
Modus
St.
(Me)
(Mo)
Deviasi
Kontrol
30
35
62
49,167
44,045
45,214
6,908
Eksperimen
29
40
68
55,172
53,,136
50,454
6,184
Berdasarkan
analisis
inferensial
diperoleh
bahwa
ada
perbedaan
= 0,05, dk =
jika
<
ditolak dan
menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini dipilih uji t dengan prasyarat
data homogenitas serta berdistribusi normal. :
Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah
kedua sampel yang dipilih penulis memiliki kemampuan yang sama sehingga
tidak ada faktor lain yang mempengaruhi selain dari media yang diterapkan.
12
= 1.112 sedangkan
yang homogen.
Tabel 3.4
Hasil Uji Homogenitas
Data/ Sumber
Kesimpulan
Kelas Kontrol
1,166
1,85
Homogen
Kelas Eksperimen
nonparametris. Pengujian normalitas data ini menggunakan uji liliefors pada taraf
nyata
Kesimpulan
0,05
Kelas Kontrol
0,155
0,161
Normal
Kelas Eksperimen
0,123
0,161
Normal
Berdasarkan hasil pengujian data dari kedua data diperoleh hasil bahwa
kedua data berdistribusi Normal, sehingga untuk pengujian hipotesisnya
digunakan uji statistik parametrik.
13
maka diperoleh
didaerah penolakan
dengan demikian
>
. Artinya
berada
Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
1,671
3,142
= 0,05
=Penolak
an
14
terhadap hal-hal
dalam
siswa untuk
langkah-langkah
IV.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang pembelajarannya
menggunakan media grafis lebih tinggi dibandingkan dengan Kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional, pada pokok bahasan bangun datar. Hal ini sesuai dengan kriteria
pengujian terima H0 jika
dan
hitung
dimana
penolakan,dengan demikian
. Selanjutnya diperoleh
, sehingga
diterima.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Diharapkan kepada guru, pada pelajaran matematika menggunakan media
grafis
karena telah terbukti memberikan hasil yang lebih baik dari pada
pembelajaran konvensional
2. Diharapkan kepada pihak sekolah, hendaknya dapat memediasi atau
memfasilitasi pengadaan peralatan yang diperlukan guru pada setiap proses
pembelajaran sehingga dapat terlaksana dengan baik.
3. Perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai keefektifan pembelajaran media
grafis untuk materi-materi lain, khususnya materi yang memiliki karakteristik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abjul, Suriyati. 2010. Pengaruh Model Cooperatif Learning Dan Minat Belajar
Terhadap Kemampuan Peserta Didik Dalam Pemecahan Masalah. Tesis
(Tidak di publikasikan). Gorontalo : PPS UNG.
Anderson, Ronald. 2004. Pemilihan dan pengembangan
pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grefindo Persada.
media
untuk
Arniati,
Dewi.
2010.
Kemampuan
pemecahan
masalah.
http://rian.hilman.web.id/?p=52(diakses pada tanggal 8 april 2013)
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar, 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Donny, 2013. Penggunaan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar.
http://pendas2013.blogspot.com/2013/01/penggunaan-media-gambardalam-proses.html.(diakses tanggal 10 april 2013)
Hasan, Helmi, dkk. 2003. Buku Ajar Strategi Belajar Mengajar. Padang: UNP
www.mediabelajarplus.com (diakses pada tanggal 8 april 2013).
http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html
(diakses pada tanggal 11 april 2013)
Kasmina, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Sadiman, Arief. dkk, 2010. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sobel, . dkk, 2004. Mengajar Matematika. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alvabeta.
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Jakarta : JICA
Tirtahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineke Cipta.
Uno, Hamzah B, 2009. Model Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.