Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

Topik : Dengue Hemorrhagic Fever


Tanggal (kasus): 9 April 2016
Presenter : dr. Rieswadek Muhammad
Tanggal presentasi : April 2016
Pendamping: dr. Fallis Desita
Tempat presentasi : RSI Aisyiyah Nganjuk
Objektif presentasi :
Keilmuan
keterampilan
penyegaran
tinjauan pustaka
Diagnostic
manajemen
masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi :
Anak laki-laki berusia 2 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Demam
mendadak tinggi dan terus-menerus. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.
Sebelumnya pernah mimisan 1x. BAK sedikit dan berwarna agak kecoklatan. BAB cair 3x/hari,
tidak ada lendir maupun darah.
Tujuan : Diagnosis dan Tatalaksana Demam Berdarah Dengue
Bahan bahasan : Tinjauan pustaka Riset
Kasus
Audit
Cara membahas: diskusi
presentasi&diskusi email
Pos
Data pasien :
nama pasien: An. AW
usia: 2 tahun
no MR: 01.53.25
Nama Rumah Sakit:
telp : terdaftar sejak: RSI Aisyiyah Nganjuk
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/Gambaran klinik:
Demam sejak 4 hari yang lalu, demam tinggi, terus-menerus, tidak menggigil, tidak
berkeringat.
Keluar darah dari hidung (+) jumlah sedikit
BAB cair 3x/hari
BAK warna agak kecoklatan
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa disangkal
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga dengan keluhan serupa disangkal
4. Riwayat pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan
Pasien tinggal bersama kedua orang tua
5. Lain-lain: Daftar pustaka :

Harrison text-book of medicine, Edisi 1

Diagnosis dan terapi cairan Demam Berdarah Dengue, www.hospital-expo.com


Hasil pembelajaran:

1. Subjektif:
-

Demam 4 hari, mendadak tinggi, terus menerus

Penurunan nafsu makan

Mimisan 1x

BAK warna agak kecoklatan

- BAB cair 3x/hari, tidak ada lendir maupun darah


2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan umum : cukup
Tanda vital
:
Frekuensi Nadi : 134 x/menit
Frekuensi Pernapasan : 30 x/menit
Suhu : 39.2 C
Mata : Edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
THT : dalam batas normal
Thorax : Cor : S1,S2 regular, bising (-/-)
Pulmo : Suara dasar vesikular, suara tambahan (-/-)
Abdomen : peristaltik (+) normal, Supel, turgor baik, timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang:
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
NEUT%
LYM%
MXD%
NEUT#
LYM#
MXD#

4.7
4.1
10.6
30.00
142
73.3
26.0
35
14.0
14.1
10.8
30.9
59.1
30.9
10.0
2.7
1.5
0.5

10^9/L
10^12/L
g/L
%
10^9/L
fL
pg
g/L
%
fL
fL
%
%
%
%
10^9/L
10^9/L
10^9/L

6.0 17.5
3.9 5.5
11.8 -13.8
31 41
150 450
80 95
27 31
32 36
10.8 14.9
9.8 18.0
8.1 12.4
10.7 45
38.3 69.0
17.5 47.9
1.9 24.6
1.2 5.3
0.8 2.7
0.1 1.5

Serologi/Imunologi:
Widal A
Widal B
Widal H
Widal O
3. Assesment:

Slide
Slide
Slide
Slide

Positif 1/100
Negatif
Negatif
Positif 1/100

Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

Kriteri klinis demam dengue :

Suhu badan yang tiba-tiba meninggi

Demam yang berlangsung hanya beberapa hari

Kurva demam menyerupai pelana kuda

Nyeri tekan terutama pada otot dan persendian

Adanya ruam-ruam pada kulit

leukopeni
Berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD ditegakkan bila semua

hal ini terpenuhi:


1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.
Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang,
persendian dan kepala
2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji bendung positif; petekie, ekimosis,
atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesis dan melena.
3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml).
4. Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb:
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
umur dan jenis kelamin.
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia,
hiponatremia.
Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkat :
1. Derajat I : Demam diikuti gejala spesifik, satu-satunya manifestasi pendarahan adalah test
Terniquet yang positif atau mudah memar.

2. Derajat II : Gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan pendarahan spontan,
pendarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah,
hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab, dan penderita gelisah.
4. Derajat IV : Shock berat dengan nadi yang tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat di
periksa, fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis. Penatalaksanaan
ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi
substitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting
yang perlu dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris.
Terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada trombositopenia yang berat)
dan pemberian makanan dengan kandung-an gizi yang cukup, lunak dan tidak mengandung zat
atau bumbu yang mengiritasi saluaran cerna. Sebagai terapi simptomatis, dapat diberikan
antipiretik berupa parasetamol, serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia.
4. Plan:
-

IVFD KaEn 3B 1000cc/24jam

Injeksi Rycef 3x300 mg

Injeksi Gastridin 2x10 mg

Infus Sanmol 3x120 mg

Protexin 1x1

Cek Darah Lengkap serial

Planning :

IVFD RL 6jam/kolf

Paracetamol 3 x 1

Antacid 3 x 1

Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 12 jam

Balans Cairan

Anda mungkin juga menyukai