Gibur
Gibur
Gibur
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan
masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi
lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan
dan program pembangunan kesehatan.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11bulan)
per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor
penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut
rendah.
AKB (Infant Mortality Rate) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB
adalah salah satu indikator derajad kesehatan selain AKI (Angka Kematian Ibu),
Angka Kesakitan dan Persentase Gizi Buruk. Dalam Millenium Development
Goal`s (MDG`s) tercantum dalam tujuan keempat yaitu Mengurangi Tingkat
Kematian Anak dan dalam target kelimanya menyebutkan : Mengurangi hingga
dua pertiga-nya, tingkat kematian anak dibawah usia 5 tahun. Hal ini merupakan
perwujudan UU no 23 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap
anak memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan keamanan sosial
menurut kebutuhan fisik, psikis dan sosial mereka. Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/ 2003 mendapatkan hasil AKB nasional
sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup, jauh lebih baik dan cenderung mengalami
penurunan dibandingkan hasil beberapa tahun kebelakang (tahun 1960 = 128,
1989 = 68, 1990 = 51, 1992 = 57, 1995 = 46). Walaupun pencapaian AKB di
Indonesia menggembirakan namun tingkat kematian bayi masih tergolong tinggi
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Capaian AKB 32 di tahun 2012
kurang menggembirakan dibandingkan target Renstra Kemenkes yang ingin
dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup di tahun 2015. Dari 33 provinsi di Indonesia, terdapat dua provinsi yang
telah mencapai target MDGs 2015 untuk AKB yaitu Kalimantan Timur dan DKI
Jakarta. Provinsi dengan AKB tertinggi terdapat di Papua Barat sebesar 74 per
1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Gorontalo sebesar 67 dan Maluku Utara
sebesar 62 per 1.000 kelahiran hidup.
Terdapat 27% provinsi (9 provinsi) menunjukkan peningkatan kematian bayi
antara tahun 2007-2012 yaitu Aceh, Jateng, Yogyakarta, Kalteng, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar
10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011
B. MASALAH
1. Berapa jumlah angka kematian bayi mulai bulan Januari sampai
Desember 2014 di wilayah Puskesmas Dharmarini?
2. Apa penyebab kematian bayi bayi mulai bulan Januari sampai Desember
2014 di wilayah Puskesmas Dharmarini?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mengetahui Angka Kematian Bayi dan penyebabnya di wilayah
Puskesmas
Dharmarini tahun 2014.
2. Tujuan khusus
Melakukan intervensi untuk menurunkan angka Kematian Bayi di
wilayah Puskesmas Dharmarini.
D. MANFAAT
Dengan mengetahui Angka Kematian Bayi dan penyebabnya diharapkan
dapat menemukan intervensi yang tepat untuk menurunkan Angka Kematian Bayi
di wilayah Puskesmas Dharmarini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
AKB
Puskesmas Bulu (19bayi) dan Puskesmas Ngadirejo (14 bayi) Sedangkan untuk
Indonesia pada tahun 2000 telah berhasil mencapai target yang telah
ditetapkan oleh World Summit for Children (WSC), yaitu 65 per 1.000
kelahiran hidup.
Indonesia juga sudah mengalami kemajuan yang signifikan dalam
upaya penurunan AKB dalam beberapa dekade terakhir. Namun
walaupun telah mencapai target namun, dibandingkan Negara-negara ASEAN
lainnya tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. AKB
Kabupaten Temanggung Tahun 2006 2011 terlihat pada grafik berikut ini :
adalah kematian bayi yang terjadi setelah satu bulan sampai menjelang
usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan
dengan pengaruh lingkungan sekitar (Badan Pusat Statistik).
2.1.2 Ukuran Kematian
1. Crude Death Rate (CDR=Angka Kematian Kasar)
Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun
tertentu dibagi dengan jumlah pendudukpada pertengehan tahun
tersebut, agar lebih jelas maka dapat dituliskan dengan rumus :
IMR =
2.1.4. Faktor faktor yang mempengaruhi kematian bayi
a. Sarana pelayanan kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan
faktor utama dalam menunjang kualitas hidup.
b. Tenaga medis
tenaga medis sangat berpengaruh pada kasus kematian bayi. Semakin
banyak tenaga medis yang dibutuhkan maka dapat menekan jumlah
kematian bayi di wilayah tersebut.
c. . Asupan gizi
Untuk memeiliki tubuh yang sehat maka seharusnya asupan gizi
dalam tubuh harus memadai. Mulai anak dalam kandungan
sampai dengan terlahir kedunia asupan gizinya haruslah
diperhatikan, karena salah satu faktor yang dapat mengakibatkan
kematian bayi adalah gizi buruk.
d. Lingkungan
Yang dimaksud dengan pencemaran adalah suatu proses yang
terjadi dalam lingkungan yang sifatnya membahayakan
kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan hal-hal yang
berhubungan dengan ini, yang dihasilkan oleh tingkah laku manusia
budayamempengaruhi
salah satu
faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Lingkungan fisik dan
biologis erat hubungannya dengan angka penyakit menular.
Kemudian lingkungan sosial budaya berhubungan dengan tingkat
pendidikan, penghasilan perkpita yang sangat renndah dan konsumsi
perkapita. Masa balita adalah masa dimana tumbuh kembang anak
harus sangat diperhatikan dan dibinana oleh karenanya lingkungan
dapat tentunya sangat perlu untuk diperhatikan. Karena pembinaan
tidak hanya dapat dilakukan dengan fisik dan kesehatan saja
melainkan perlu adanya pembinaan dari segi lainnya seperti
pembinaan mental, spiritual, intelektual, sosial prilaku dan yang
lainnya. Dalam hal ini lingkuka ngan tentunya mempunyai peranan
yang cukup penting dalam perkembangan anak tersebut.
Faktor sosio-ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi
dan anak. Namun faktor sosio ekonomi bersifat tidak langsung harus
melalui mekanisme biologi tertentu(variabel antar) yang kemudian baru
menimbulkan resiko morbiditas kemudian bayi akn sakit yang jika tidak
dapat disembuhkan maka akan berujung pada kematian.
Penangan terhadap masalah kematian bayi dan anak menurut adanya
kerangka konseptual pada gambar 2.5 tentang apa yang mengakibatkan
bayi meninggal. Diman mortalitas merupakan masalah pokok pada
kerangka tersebut dan hal hal yang mempengaruhinya adalah faktor
sosio-ekonomi.
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Angka
Angka
Penyebab
Kelahiran
Kematian
Kematian
5
6
3
4
2
4
5
4
3
4
4
Bayi
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1. IUFD
2. Asfiksia
Berat
3. Riw
Trauma
JUMLAH
44
Menurut MDGs Target Angka Kematian Bayi adalah 23 dari 1000 kelahiran hidup
sehingga perhitungan Angka Kematian bayi 2014 di Wilayah Puskesmas Dharmarini
adalah
AKB : jumlah kematian bayi kurang dari 1 tahun/ jumlah kelahiran 1 tahun X 1000
AKB 2014 wilayah kowangan Temanggung
AKB : 3/44x1000 : 0,068x1000 = 68
Jika dikonversikan dengan target MDGs 2015
23/1000 = 0,02 (23 kematian dari 1000 kelahiran hidup)
kehamilan.
Karena terjadi di pedesaan tidak menutup kemungkinan jika ibu
mengkonsumsi jamu jamuan atau melakukan pijat selama kehamilan yang
Dari beberapa kemungkinan penyebab kematian ketiga bayi diatas maka kami akan
melakukan beberapa kegiatan atau intervensi untuk menurunkan angka kematian bayi
di Desa Kowangan Temanggung.
3.2.Kegiatan
a. Penyuluhan kepada kader dan bidan
Penyuluhan kepada kader dan bidan Desa Kowangan Temanggung tentang kehamilan
beresiko tinggi dengan tujuan agar kader atau bidan bisa melaporkan kepada
Puskesmas jika di areanya terdapat ibu hamil yang masuk dalam kriteria kehamilan
resiko tinggi.
b. Penyuluhan kepada ibu hamil
Penyuluhan kepada ibu hamil yang ada di Desa Kowangan Temanggung tentang
kehamilan resiko tinggi. Hal ini bertujuan agar para ibu hamil mengerti tentang
bahayanya kehamilan resiko tinggi, cara mencegah dan mengatasi kehamilan resiko
tinggi.
c. Perawatan bayi baru lahir dan bayi dengan kebutuhan khusus
Penyuluhan ini dilakukan kepada ibu yang memiliki bayi agar ibu bayi mengerti
tentang perawatan bayi ( nutrisi, perkembangan, tanda tanda penyakit yang bisa
berpotensi kegawatan atau mengancam nyawa bayi ).
d. Tempat
1. Posyandu Balita yang dilakukan di RW 1, RW 2,RW 3, RW 4 dan RW 5 Desa
Kowangan (desa Kowangan memiliki 5 RW)
e. Pelaksana
dr. Internship Puskesmas Dharmarini periode 2015/2016