Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: Yeyen Nurulhidayati
: 133020356
: 6 (Enam)
:M
: 15 April 2016
: Pika Apriyance
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pembuatan ice cream adalah untuk diversifikasi produk
olahan pangan (susu). Salah satu untuk mengawetkan susu, meningkatkan nilai
ekonomis dan untuk mengetahui cara pembuatan es krim.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pembuatan ice cream adalah berdasarkan proses
homogenisasi lemak untuk memperkecil ukuran globula lemak dan proses
pembekuan sehingga terjadi over run yaitu terbentuknya kristal es dan
peningkatan volume ice cream
Susu
Whipping cream,
kuning telur,
maizena, skim, gula
Pencampuran I
Pendidihan T = 100oC,
t = 15 - 40'
Essen secukupnya
Pencampuran II
Pengukuran volume (Va)
Tempering
Homogenisasi
(Ice cream maker)
Pengukuran volume (Vb)
Ice cream
Homogenisasi
Ice cream
Tempering
HASIL PENGAMATAN
Hasil percobaan teknologi pengolahan susu pembuatan ice cream dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Ice Cream
Keterangan
Hasil
Basis
1000 gram
Bahan Utama
= 711,4 gram
Sukrosa 15,00%
= 150 gram
= 47,9 gram
Maizena 1,50%
= 15 gram
Essence 0,02%
= 0,2gram
Berat Produk
1110 gram
% Over Run
21,97%
Organoleptik:
1. Warna
Coklat
2. Rasa
Manis
3. Aroma
4. Tekstur
Lembut
5. Kenampakan
Menarik
Gambar Produk
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan ice cream didapatkan berat produk
ice cream 1110 gram serta persentasi produknya sebesar 21,97%. Secara
organoleptik, ice cream yang dihasilkan mempunyai warna coklat rasa manis,
aroma khas ice cream coklat, tekstur lembut, dan kenampakan yang menarik.
Ice cream atau es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak
teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada, berperanan untuk memberikan
tekstur lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut
akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak (Winata, 2012).
Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari
produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan
pemanis (sweetener) (Parlina, 2011).
Proses pengolahan es krim menggunakan bahan-bahan seperti susu
murni, krim, gula dan kuning telur memiliki fungsi masing-masing. Susu,
merupakan komponen utama dalam setiap resep es krim, produk susu
mempunyai peranan dan fungsi yang besar dalam pembuatannya, di antara
fungsi dairy produk tersebut antara lain membentuk body es krim, membentuk
rasa, membentuk tekstur, memperlambat proses pencairan es, dan untuk
mempertahankan mutu (Skwetiau, 2013).
Fungsi penggunaan susu skim dalam pembuatan es krim adalah untuk
mendapatkan tekstur halus, menyumbang rasa, melindungi ukuran kristal es,
menaikkan viskositas, serta membuat produk lebih tahan terhadap pelelehan.
Selain itu untuk beberapa produk digunakan juga butter milk yaitu susu yang
memiliki kandungan lebih tinggi dari susu skim yaitu sekitar 10-11 % (Sriyati,
2012).
Tidak semua produk susu dapat dijadikan bahan dasar pada setiap
pembuatan es krim. Hanya sebagian produk susu saja yang biasa digunakan
dalam pembuatan es krim. Produk susu yang bisa digunakan diantaranya susu
sterilisasi, susu pasteurisasi, susu bubuk (full cream, hal cream,wey powder,
dan skim), krim segar dan mentega (Skwetiau, 2013).
Penggunaan gula pada es krim berfungsi sebagai pemanis dan juga
pembentuk tekstur. Biasanya, gula yang digunakan adalah gula pasir dan gula
palem. Gula jenis lain jarang digunakan dalam pembuatan es krim ini
(Skwetiau, 2013).
Essence adalah flavour dari sari buah yang dapat dipisahkan dari bagian
sari buah. Penambahan essence pada pembuatan es krim ini berfungsi untuk
memperkuat flavour pada es krim (Sriyati, 2012).
Dalam hal ini kuning telur berfungsi sebagai stabilizer. Stabilizer juga
biasa digunakan dalam setiap pembuatan es krim. Stabilizer berfungsi untuk
menstabilkan pengadukan dan molekul udara pada adonan. Stabilizer juga
berfungsi sebagai penambah rasa, memperbaiki tekstur, dan penghambat
pengkristalan. terdapat dua macam stabilizer yang biasanya digunakan dalam
pembuatan es krim, yaitu : Telur (sebagai stabilizer alami) dan stabilizer es
krim buatan (Skwetiau, 2013).
Krim, atau lemak susu dalam campuran es krim memiliki fungsi
meningkatkan cita rasa pada es krim, menghasilkan tekstur lembut pada es
krim, membantu dalam memberikan bentuk pada es krim, membantu dalam
pemberian sifat leleh yang baik pada es krim, membantu dalam melumasi
freezer barrel pada saat produksi (campuran non-fat sangat kasar untuk
peralatan pendinginan) (Parlina, 2011).
Seperti halnya MSNF, penggunaan lemak susu juga harus dibatasi
karena dapat menghalangi kemampuan whipping dari campuran es krim.
Selain itu, lemak susu yang berlebihan dapat menghasilkan rasa gurih yang
berlebihan pada es krim sehingga dapat menurunkan konsumsi (Parlina,
2011).
Tepung maizena pada proses pembuatan ice cream selain berfungsi sebagai
pengental juga berfungsi sebagai stabilizer. Stabilizer ditambahkan dalam jumlah
sedikit dan menyebabkan krim jadi padat dan halus serta mencegah pembentukan
kristal-kristal es. Stabilizer biasanya ditambahkan dalam campuran kurang dari
0,5%. Jumlah yang berlebihan menyebabkan produk lebih viskos atau kental
(Anjarsari, 2010).
Berdasarkan pembuatan ice cream yang dilakukan menggunakan beberapa
proses, dimana masing-masing proses memiliki fungsi yaitu pencampuran ini
bertujuan untuk mencampurkan susu murni dengan whipping cream, gula,
maizena dan kuning telur. Tujuannya untuk mencampurkan semua bahan sehingga
dihasilkan adonan ice cream sehingga dihasilkan campuran yang homogen.
Lakukan pemanasan selama
ukur volumenya. Volume ini diukur sebagai Va. Bertujuan untuk mengetahui
volume awal adonan. Lakukan homogenisasi dengan menggunakan ice cream
maker sampai over run mencapai 2-3 kali volume semula. Lakukan pengukuran
ice cream. Volume ini diukur sebagai Vb. Bertujuan untuk mengetahui volume
akhir adonan.
Proses homogenisasi sangat penting dalam pembuatan es krim, karena
dengan homogenisasi bahan-bahan yang akan dicampurkan menjadi lebih
tercampur rata dan jika tidak tercampur dengan rata maka akan berpengaruh
terhadap hasil produk jadi atau over run yang diinginkan menjadi tidak maksimal
dikarenakan pencampuran itu dipasteurisasi seperti halnya pada susu tetapi
dengan menggunakan panas dan waktu yang lebih lama untuk mengatasi masalah
pengaruh perlindungan pada penghancuran bakteri yang disebabkan oleh lemak
dan gula yang ditambahkan. Sementara campuran masih panas, campuran itu
dibuat untuk mencegah tercampur aduknya susu selama pembuihan, untuk
mengurangi waktu yang diperlukan bagi pematangan campuran itu untuk
mempengaruhi kekentalan dan dengan demikian dapat memperbaiki tekstur es
krim (Buckle, 1987).
Dalam pembuatan ice cream, ditambahkan kuning telur sebagai emulsifier.
Emulsifier adalah suatu zat yang membantu terbentuknya emulsi. Emulsi adalah
campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair
lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran tersebut terdiri dari dua bahan
tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain.
Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing, maka
setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang
berbeda-beda. Salah satu dari zat cair tersebut tersebar berbentuk butiran-butiran
kecil ke dalam zat cair yang lain distabilkan dengan zat pengemulsi
(emulgator/emulsifier/surfactan) (Firman, 2011).
Stabilizer adalah bahan yang jika didispersikan dalam fase cair mengikat
molekul air dalam jumlah besar. Dalam hal ini disebut hidrasi dan berarti
stabilizer membentuk jaringan yang mencegah molekul air yang bergerak bebas.
Ada dua tipe stabilizer, protein dan karbohidrat. Golongan protein termasuk
gelatin, kasein, albumin, dan globulin. Golongan karbohidrat termasuk marine
colloids, hemiselulosa, dan senyawa selulosa yang terdispersi (Anonim, 2011).
Stabilizer digunakan untuk membentuk struktur kristal es yang besar dalam
es krim dan digunakan dalam jumlah yang kecil agar tidak berpengaruh terhadap
kandungan gizi dan aroma es krim. Ada 2 jenis stabilizer yang dapat digunakan
yaitu (1) Gelatin, berasal dari hewani seperti kulit babai, kulit anak sapi, tulang
dan lain-lain dan menyediakan berbagai asam amino yang diinginkan, (2)
Stabilizer yang berasal dari nabati seperti sodium alginat, agar-agar, CM, gum
seperti tragacanth, karaya, oat gum, dan lain-lain (Arbuckle, 1996).
Emulsi dibentuk dan distabilkan dengan bantuan bahan pengurang tegangan
yang sesuai, biasa disebut sebagai emulsifier. Dalam suatu sistem yang tidak dapat
bercampur seperti air atau minyak, emulsifier terletak pada antar muka, dimana
emulsifier mengurangi besarnya tegangan antar muka. Dengan demikian dalam
konsentrasi, emulsifier memfasilitasi distribusi yang baik dari suatu fase di dalam
fase yang lain. Emulsi biasanya digunakan bersamaan dengan stabilizer, tetapi
dan ripple ice cream yaitu standard ice cream yang dimasukkan ke dalam sirup
dan buah (Tim Dosen, 2015).
Special ice cream terdiri dari custard, parfait, bisque dan mousse. Custard
merupakan ice cream vanilla dengan penambahan kuning telur. Sedangkan parfait
adalah ice cream dengan kadar lemak tinggi dan mengandung telur, buah serta
kacang. Yang dimaksud dengan bisque adalah ice cream yang diperkaya dengan
macaroons, grape nuts dan cake. Sedangkan mousse adalah whipping cream yang
dibekukan dan diperkaya dengan flavor (Tim Dosen, 2015).
Pendapat lain menyatakan bahwa ice cream juga dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Modern ice cream (es krim modern)
Teknologi pembuatan es krim terbaru memungkinkan produksi es krim
dilakukan dengan mudah. Bahan dasar telur sebagai penstabil bisa digantikan
dengan emulsifer buatan. Emulsifer buatan ini dibuat dari bahan alami yang
diproses khusus menjadi bubuk. Tingkat kestabilannya pun lebih baik dari pada
menggunakan telur. Emulsifier adalah bahan tambahan yang berfungsi
melembutkan dan tidak mencairkan (Saputri, 2012).
b) Ice cream base (es krim)
Es krim berbahan dasar susu dan fresh cream, yang ditambah telur sebagai
bahan penstabil sebelum masuk proses pendinginan. Campuran bahan ini juga
bisa disebut dengan dasar cream custard (Saputri, 2012).
c) Soft ice cream
adonan, rasa ice cream yang tidak enak dapat disebabkan karena alat dan susu dari
peternakan atau bahan pembuat ice cream yang sudah lama, ice cream terasa asin
yang disebabkan terlalu tinggi persentase milk solids non fat (MSNF), ice cream
terlalu manis akibat kelebihan gula, timbul bau karena penyimpanan yang terlalu
lama, terjadi oxidized flavor dikarenakan adonan ice cream atau bahannya
bersentuhan langsung dengan aluminium teroksidasi seperti copper atau dengan
sinar matahari serta timbulnya bau akibat pemanasan yaitu bau gosong yang
dikarenakan terlalu lama dimasak atau kurang pengadukan selama pemanasan
(Saleh, 2007).
Kerusakan body dan tekstur atau body and texture defect, berhubungan
dengan ketahanan untuk mencair bila ice cream dikonsumsi. Hal ini
tergantung dari komposisi adonan dan jumlah udara selama pembekuan.
Tekstur dapat dijelaskan sebagai kehalusan pada lidah bila ice cream
dikonsumsi. Body defects dapat diklasifikasikan senagai berikut:
1. Encer (weak) atau ada benang halus (fluffy).
2. Lembek (soggy), tetapi ini bukan merupakan kerusakan yang serius
karena konsumen lebih suka body berat dengan overrun rendah.
3. Bergetah (gummy).
4. Rapuh/mudah hancur (crumbly), hal ini disebabkan kandungan gula
rendah (Saleh, 2004).
Tekstur kasar pada Ice cream merupakan kerusakan yang sangat serius, hal
ini disebabkan oleh:
1. Stabilisasi tidak benar.
2. Homogenisasi tidak benar.
digunakan, pengaturan kontrol terhadap ice cream maker juga harus diperhatikan
sehingga ice cream yang dihasilkan, aman untuk dikonsumsi.
Bila dibandingkan dengan SNI ice cream, dapat diketahui bahwa ice cream
yang dibuat di laboratorium sudah sesuai dengan SNI.
DAFTAR PUSTAKA
Afiah, Devy Nur. 2015. Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Susu, Ice
Cream. Bandung: Universitas Pasundan.
2013.
Es
Krim.
content/uploads/2013/04/
Tersedia
dalam
http://fapet.ub.ac.id/wp-
Tingkat-penambahan-bahan-pengembang-pada-
Latifah.
2012.
Es
Krim.
Tersedia
dalam
http://latifah-
Iin.
2011.
Proses
Pembuatan
Es
Krim.
Tersedia
dalam
Saleh, Eniza. 2007. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.
Tersedia dalam http://library.usu.ac.id/modules.php. Diakses tanggal 18
April 2016.
Saputri,
Fifi
Diana.
2012.
Jenis-Jenis
Es
Krim.
Tersedia
dalam
2013.
Macam-macam
Resep
Es
Krim.
Tersedia
dalam
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Basis
= 1000 gram
Berat produk
= 1110 gram
71,14
100
Whipping cream7,55% =
7,55
100
Sukrosa 15,00%
15,00
100
4,79
100
1,50
100
1000 = 15 gram
0,02
100
V akhir V awal
100
V awal
1110910
100
910
Maizena 1,50%
Essence 0,02%
% Over run
= 21,97%
LAMPIRAN SNI
No
.
1.
Kriteria
7.
Persyaratan
Normal
Normal
%b/b
%b/b
%b/b
%b/b
Normal
Min. 5,0
Min. 8,0
Min. 2,7
Min. 3,4
Keadaan :
1.1.
1.2.
1.3.
2.
3.
4.
5.
6.
Satuan
Penampakan
Bau
Rasa
Lemak
Gula dihitung sebagai sukrosa
Protein
Jumlah Padatan
Bahan Tambahan Makanan :
6.1. Pewarna Tambahan
Negatif
mg/kg
Maks. 1,0
mg/kg
mg/kg
Maks. 20,0
Maks. 0,5
Koloni/gr
Maks. 2 x 105
APM/g
<3
9.3. Salmonella
Koloni/25 gr
Negatif
Koloni/25 gr
Negatif
8.
9.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Gelatin
Gula
Whipping cream
Tepung maizena
Skim
Telur
Jawab :
a. Gelatin: berfungsi sebagai pengental atau stabilitator dari es krim. Selain itu
berfungsi juga dalam memperbaiki tekstur.
b. Gula : berfungsi sebagai pemanis dan juga pembentuk tekstur.
c. Whipping cream : berfungsi untuk meningkatkan cita rasa pada es krim,
menghasilkan tekstur lembut pada es krim, membantu dalam memberikan
bentuk pada es krim, membantu dalam pemberian sifat leleh yang baik pada es
krim, dan membantu dalam melumasi freezer barrel pada saat produksi
(campuran non-fat sangat kasar untuk peralatan pendinginan)
d. Tepung maizena
: berfungsi sebagai bahan pengisi pada es krim
e. Skim : berfungsi untuk meningkatkan tekstur es krim dan mampu
mempertahankan tektur es krim agar tidak snowy dan flaky pada over run
tinggi. Selain itu member bentuk dan membuat tidak kenyal pada produk akhir.
f. Telur : berfungsi sebagai pengemulsi, meningkatkan nilai gizi dan menambah
cita rasa..
2. Proses apa saja yang terjadi pada pembuatan es krim? Jelaskan !
Jawab :
a. Pencampuran I, mencampurkan whipping cream, skim, telur dan maizena.
b. Pendidihan, untuk menghilangkan mikroba yang bersifat patogen.
c. Homogenisasi, untuk meningkatkan kekentalan adonan dan sekaligus membuat
partikel adonan menjadi seragam molekulnya.
d. Pendinginan, untuk menghentikan pemanasan yang berlanjut.
3. Apa yang dimaksud dengan overrun? Jelaskan !
Jawab :
Overrun adalah peningkatan jumlah volume es krim yang disebabkan oleh
masuknya gelembung-gelembung udara selama proses pengadukan.
4. Bagaimana cara alternatif yang dapat memperbaiki penampilan dan
kualitas produk es krim ?
Jawab :
Cara alternatif yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kualitas dan
penampilan produk es krim adalah dengan cara :
a.
b.
c.
d.